Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF MENURUT LEAVEL DAN


CLARK

Disusun Oleh :
1.
2. Yunita Triandani ( NIM. 15616370 )

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT PENDIDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dahulu, pembicaraan tentang organ reproduksi selalu dianggap tabu.
Jangankan untuk konsultasi ke dokter, sekadar bertanya kepada orang terdekat
( orangtua ) saja merasa malu dan sungkan. Oleh karena itu, pengetahuan
masyarakat akan hal-hal yang berkaitan dengan system reproduksi tergolong
rendah. Hal ini bisa menjadi pemicu munculnya berbagai macam keluhan dan
permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Organ

reproduksi

adalah

salah

satu

bagian

terpenting

dalam

tubuh manusia yang memiliki peran besar dan tergantikan oleh organ yang lain.
Mengapa organ ini penting? Karena manusia memiliki naluri alamiah, yaitu ingin
memiliki keturunan, guna melestarikan jenisnya. Dampaknya, organ reproduksi
yang sehat dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya menjadi sebuah hal yang
dituju.
Pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi, sangat perlu dibahas dan
diketahui oleh kaum wanita, baik yang sudah menjadi ibu-ibu maupun bagi
remaja putri, agar dapat menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi
secara benar dan bertanggung jawab. Dengan upaya upaya penyebarluasan
pengetahuan kesehatan organ reproduksi, maka kita telah dapat disebut
melakukan pencegahan secara promotif dan preventif.
B.

TUJUAN PENULISAN

1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan
Clark.

2.

Tujuan khusus yaitu:

a.

Untuk mengetahui tentang upaya health promotion

b.

Untuk mengetahui tentang upaya general dan specific protection

c.

Untuk mengetahui tentang upaya early diagnosis dan prompt treatment

d.

Untuk mengetahui tentang upaya disability limitation

e.

Untuk mengetahui tentang upaya rehabilitation

C.

MANFAAT PENULISAN

a.

Manfaat teoritis

1.

Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya

ilmu
kebidanan.
2.

Dapat menjadi acuan bagi pengkajian selanjutnya.

b.

Manfaat praktis

1.

Bagi institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa akademi

kebidanan Universitas Kadiri


2.

Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan

topik upaya promotif dan


preventif menurut Leavel dan Clark

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.

PROMOSI KESEHATAN DALAM TEORI


Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu

health

promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau

tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan


ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in his community).
Menurut leavell dan clark (1965), dari sudut pandang kesehatan
masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :
1.promotion of healt
2.specifik protection
3.early diagnosis and prompt treatment
4.limitation of disability
5.rehabilitation.
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan.mengapa demikian? Tidak lain karena
makna

yang

terkandung

dalam

istilah promotion of healt disini adalah

meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga


teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang
penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi
dll, peningkatan kesehatan

juga dapat dilakukan

dengan

memberikan

pendidikan kesehatan (health education) kepada individu dan masyarakat.


Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan :

Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,
well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations,
to satisfy needs, and to change or cope with the environment . (Ottawa
Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan
adalah proses untuk

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat


kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan

sosial,

maka

masyarakat

harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan


mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya
dan sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai
perluasan dari health education atau pendidikan kesehatan.
B.

PENCEGAHAN PENYAKIT (USAHA PREVENTIF)

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalma 3 golongan,


yaitu :
1.

Usaha pencegahan (usaha preventif)

2.

Usaha pengobatan (usaha kuratif)

3.

Usaha rehabilitasi
Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat

yang utama,karena dengfan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih
baik, serta memrlukan biaya yang lebih murah
pengobatan maupun

dibandingkan dengan

usaha

rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar

kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun
merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.

C.

TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN


Leavell dan Clark dalam bukunya Preventive Medicine for

the Doctor in his Community , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5


tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

1.
2.

Masa sebelum sakit


Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit ( spesific

protection)

Pada masa sakit

3.

Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta

mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt
treatment)
4.

Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan

kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation)


5.

Rehabilitasi (rehabilitation)

1.

MEMPERTINGGI NILAI KESEHATAN (HEALTH PROMOTION)


Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan

pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya :

Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.


Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah

tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah
dan sebagainya.

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik

2.

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP SUATU

PENYAKIT (SPECIFIC PROTECTION)


Usaha

ini

merupakan

tindakan

pencegahan

terhadap

penyakit-

penyakit tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah :

Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu

Isolasi penderita mpenyakit menular

Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di

tempat kerja

3.

MENGENAL

DAN

MENGETAHUI

JENIS

PENYAKIT

PADA

TINGKAT AWAL
SERTA MENGADAKAN PENGOBATAN YANG TEPAT DAN SEGERA (early
diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a.

Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis

penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera


b.

Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular

c.

Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit

Beberapa usaha diantaranya :

Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya

pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit

menular (contact person)

untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat

diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi,


desinfeksi, dsb.

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal

gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat
perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya
tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya, melainkan

juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat
akan menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin
tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih
lama, biaya untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.

4.

PEMBATASAN

KECACATAN

MENGHILANGKAN GANGGUAN

DAN

KEMAPUAN

BERUSAHA
BEKERJA

UNTUK
YANG

DIAKIBATKAN SUATU PENYAKIT (disibility limitation)


Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan
dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat.
Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak
bertamabah berat

(dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini

dipertahankan semaksimal mungkin.

5.

REHABILITASI (REHABILITATION)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam

masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang


berguna untuk dirinya

dan

masyarakat,

semaksimalnya

sesuai

dengan

kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :


a.

Rehabilitasi fisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya. Misalnya,


seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi
dari kaki yang patah yaitu dengan mempergunakan kaki buatan yang fungsinya
sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b.

Rehabilitasi mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan
dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas

penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam


masyarakat.
c.

Rehabilitasi social vokasional

Yaitu

agar

bekas

masyarakat

penderita

menempati

suatu

pekerjaan/jabatan

dalam

dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan

kemampuan dan ketidak mampuannya.


d.

Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,


walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian
bekas penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari
segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keandaan
mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka
dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang
ini. Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang
Mereka

yang

masyarakat,

berdasarkan
direhabilitasi

bukan hanya

unsure

kemanusian dan

ini memerlukan bantuan

berdasarkan belas

juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

keadailan

social.

dari setiap warga

kasian semata-mata, melainkan

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


dalam memelihara
mampu

mengenal

dan

meningkatkan

kesehatannya.

Masyarakat

harus

serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu

mengubah atau mengatasi lingkungannya.


Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalma 3 golongan,
yaitu :
Usaha pencegahan (usaha preventif), Usaha pengobatan (usaha kuratif) dan Usaha
rehabilitasi Leavell dan Clark dalam bukunya Preventive Medicine for
the Doctor in his Community , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5
tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

Masa sebelum sakit :

1.

Health promotion

2.

Spesific protection

Pada masa sakit :

1.

Early diagnosis and prompt treatment

2.

Disibility limitation

3.

Rehabilitation

B.

SARAN

1.

Bagi Institusi

Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun tentang respon orang tua terhadap bayi baru lahir
2.

Bagi Mahasiswa DIV Kebidanan

Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang


respon orang tua terhadap bayi baru lahir
3.

Bagi Pembaca

Diharapkan dapat dijadikan pedoman dala mebuat sebuah makalah dengan tema
atau judul yang sama dengan lebih baik lagi

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://santibarlian.blogspot.com/2011/04/melaksanakan-upaya-promotif-dan.html
http://eniharyanti.com/tips-tips-kesehatan/5-tingkat-pencegahan-penyakit/#more334

Anda mungkin juga menyukai