Anda di halaman 1dari 11

Konsep Pencegahan Penyakit

DISUSUN OLEH :

- Bagus Aditya Purnawandika 1921003


- Bima Bintara 1921004

PRODI D3 TK II PARALEL

KESEHATAN MASYARAKAT, KEMAARITIMAN DAN KELAUTAN


STIKES HANGTUAH SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Kesehatan Masyarakat, Kemaritiman dan Kelautan ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Dan tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Sri Anik Rustini, selaku dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat, Kemaritiman dan
Kelautan yang memberikan ilmu kepada kami sehingga kami dapat dengan lancar membuat
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah KMKK : Konsep Pencegahan
Penyakit ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat ataupun bagi pembaca.

Surabaya, 5 Januari 2021

Penulis
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pencegahan dalam arti luas tidak hanya terbatas ditujukan terhadap seseorang yang
sehat tetapi dapat pula ditujukan terhadap penderita yang sedang sakit. Sesuai dengan batasan
"pencegahan" ialah "the act of keeping from happening", yang maksudnya merupakan
tindakan yang menjaga jangan sampai terjadi sesuatu atau dengan kata lain jangan sampai
terlanjur parah. Aspek pencegahan penyakit merupakan salah satu cara pelayanan kesehatan
yang umumnya kurang menarik di kalangan medis dalam menjalankan profesinya sehari
-hari. Hal ini dapat dimengerti karena bentuk pelayanan kesehatan masih cenderung memberi
bobot pada tindakan kuratif dan hal ini pada umumnya juga merupakan permintaan
atau.tuntutan para penderita sendiri. Memang diakui bahwa pelayanan kuratif sering memberi
dampak langsung terhadap penyembuhan, sehingga penderita merasakan basil pengobatan
atas pelayanan tersebut daD m,erasa puas; Terutama pada pefiderita yang karena beratnya
penyakit telab putus harapannya, dengan pengobatan yang memadai dan terarah dapat
diselamatkan jiwanya. Namun pada hakekatnya seseorang yang telah jatuh sakit, telah sampai
pada suatu momentum dari proses yang sudah lanjut, yang sebenarnya sejak awal dapat
dihindari bila melakukan pencegahan. Tiap profesi medis perlu meningkatkan motivasi
bahwa "Prevention is better than cure".

1.2 Rumusan Masalah

- Pengertian Penyakit ?

- Tingkat Pencegahan Penyakit ?

- Konsep Pencegahan Penyakit ?

1.3 Tujuan

Tujuan umum

Untuk mengetahui konsep pencegahan penyakit

Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui Pengertian Penyakit

- Untuk mengetahui Tingkat Pencegahan Penyakit


- Untuk mengetahui Konsep Pencegahan Penyakit

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya, maupun
kepada para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan maupun pemahaman
mendalam mengenai Konsep Pencegahan Penyakit.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Penyakit

Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam


penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah
istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan
berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat
dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat  seseorang tidak lagi berada dalam kondisi
sehat yang normal. Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu
beradaptasi dengan penyakitnya maka orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit.
Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan
bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan perluasan dari
proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan bahwa penyakit merupakan
sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.
2.2 Tingkat Pencegahan Penyakit

Tingkat pencegahan terdapat 3 tingkat pencegahan (level of PENCEGAHAN


prevention) yaitu: 1. Pencegahan primer, 2. Sekunder dan 3. Tersier

1. Pencegahan primer (primary prevention), ialah tingkat pencegahan awal dengan cara
menghindari atau mengatasi faktor -faktor fisiko, misalnya : melaksanakan imunisasi
terhadap penyakit menular, menganjurkan masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini
terhadap virus Hepatitis B, memakai helm bagi pengendara sepeda motor, dsb.

2. Pencegahan sekunder (secondary prevention), ialah tingkat pencegahan dengan cara


melakukan deteksi dini pcnyakit pada saat penyakit tersebut belum menampilkan gejala
-gejalanya yang khas, sehingga pengobatan dini masih mampu menghentikan perjalanan
penyakit lebih lanjut, misalnya : pemeriksaan "pap smears" dan tes lain untuk penyakit
keganasan yang masih terselubung.

3. Pencegahan tersier (tertiary prevention) ialah tingkat pencegahan dengan cara melakukan
tindakan klinis yang bertujuan mencegah kerusakan lebih lanjut atau mengurangi komplikasi
setelah penyakit tersebut diketahui, contohnya : penggunaan obat - obat "beta -blocking"
untuk menurunkan risiko kematian pada penderita yang sembuh dari infark jantung.

2.3 Konsep Pencegahan Penyakit


Menurut Leavel and Clark, pencegahan penyakit terbagi dalam 5 tahapan, yang sering disebut
5 level of prevention. Adapun five level of prevention tersebut adalah sebagai berikut:

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan, misalnya dalam


peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan dan sebagainya. seperti
penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air
limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra
nikah dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut

 Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.


 Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga yang
baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
 Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)

Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang
diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu.
Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan
dari serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindungan khusus ini
juga dapat disebut kekebalan buatan.

Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan


kesehatan sangat diperlukan terutama di Negara-negara berkembang. Hal ini karena
kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit
pada dirinya maupun anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan
sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja.
Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan
masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain

 Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.


 Isolasi penderitaan penyakit menular .
 Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
tempat kerja
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan
Tepat)

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama
ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh
sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan
pengobatan yang tepat.

Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakinya tidak tambah
parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang membuat seseorang dapat sembuh dari penyakit
yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh jenis obat yang diminum dan kemampuan si
tenaga medisnya. Tetapi juga dipengaruhi oleh kapan pengobatan itu diberikan. Semakin
cepat pengobatan diberikan kepada penderita, maka semakin besar pula kemungkinan untuk
sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat mengurangi biaya
pengobatan dan dapat mencegah kecacatan yang mungkin timbul jika suatu penyakit
dibiarkan tanpa tindakan kuratif.

Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan


penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan
kadangkadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini
dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh
sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini. Upaya yang dapat
dilakukan

 Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan : misalnya


pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera
memberikan pengobatan.
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk
diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan
tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala
penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu
menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya
tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga
kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.
4. . Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)

kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit,


maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan
cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada
tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah
terjadinya infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga Pengobatan yang Sempurna
(Perfect Treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan
kepada penderita tidak sempurna. Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan
penyakit menyerang dan membuat cacat si penderita baru kemudian diambil tindakan.
Banyak penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan yang
lebih sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum obat yang diberikan oleh dokter
sampai habis.

5. Rehabilitation (Rehabilitasi)

Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok


masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari
sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit
sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bisa dibilang
tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya.

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat,
untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh
karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari
penyakit, kadang-kadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat
tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas
pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga
perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Sebagai contoh: pusat-pusat rehabilitasi bagi
korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.

Rehabilitasi terdiri atas :


a. Rehabilitasi fisik Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya. Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.

b. Rehabilitasi mental Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita
perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat.

c. Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan
kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya. Rehabilitasi aesthesis Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.

D. Rehabilitasi aesthesis Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk


mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit
terjadi pada saat  seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Tingkatan
pencegahan penyakit terdiri dari 3, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tersier. Untuk pencegahan primer sendiri dapat dilakukan dengan melaksanakan
imunisasi terhadap penyakit menular, menganjurkan masyarakat berhenti merokok. Untuk
pencegahan sekunder pemeriksaan "pap smears" dan tes lain untuk penyakit keganasan yang
masih terselubung. Dan yang terakhir pencegahan tersier penggunaan obat - obat "beta
-blocking" untuk menurunkan risiko kematian pada penderita yang sembuh dari infark
jantung.

Saran

Tulisan yang sudah di buat oleh para penulis ini masih jauh dari kata sempurna semoga para
pembaca mendapatkan hal yang mereka cari dalam tulisan ini dan untuk peneliti selanjutnya
dapat menyempurnakan tulisan ini dengan menambah referensi dari tulisan peneliti lain
menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Daftar Pustaka

1. Suyitno, H. Peranan Pencegahan Penyaklt Dalam Peningkatan Tumbuh Kembang Anak.


http://eprints.undip.ac.id/307/1/Hariyono_Suyitno.pdf

2. Nadya. Konsep Sehat Sakit

https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/konsep-sehat-dan-sakit

3. GILANG R. SABDHO WENING. MOOC 1-3: 5 LEVEL OF PREVENTION LEAVELL & CLARK

Anda mungkin juga menyukai