DISUSUN OLEH :
PRODI D3 TK II PARALEL
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Kesehatan Masyarakat, Kemaritiman dan Kelautan ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Dan tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Sri Anik Rustini, selaku dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat, Kemaritiman dan
Kelautan yang memberikan ilmu kepada kami sehingga kami dapat dengan lancar membuat
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah KMKK : Konsep Pencegahan
Penyakit ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat ataupun bagi pembaca.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
Pencegahan dalam arti luas tidak hanya terbatas ditujukan terhadap seseorang yang
sehat tetapi dapat pula ditujukan terhadap penderita yang sedang sakit. Sesuai dengan batasan
"pencegahan" ialah "the act of keeping from happening", yang maksudnya merupakan
tindakan yang menjaga jangan sampai terjadi sesuatu atau dengan kata lain jangan sampai
terlanjur parah. Aspek pencegahan penyakit merupakan salah satu cara pelayanan kesehatan
yang umumnya kurang menarik di kalangan medis dalam menjalankan profesinya sehari
-hari. Hal ini dapat dimengerti karena bentuk pelayanan kesehatan masih cenderung memberi
bobot pada tindakan kuratif dan hal ini pada umumnya juga merupakan permintaan
atau.tuntutan para penderita sendiri. Memang diakui bahwa pelayanan kuratif sering memberi
dampak langsung terhadap penyembuhan, sehingga penderita merasakan basil pengobatan
atas pelayanan tersebut daD m,erasa puas; Terutama pada pefiderita yang karena beratnya
penyakit telab putus harapannya, dengan pengobatan yang memadai dan terarah dapat
diselamatkan jiwanya. Namun pada hakekatnya seseorang yang telah jatuh sakit, telah sampai
pada suatu momentum dari proses yang sudah lanjut, yang sebenarnya sejak awal dapat
dihindari bila melakukan pencegahan. Tiap profesi medis perlu meningkatkan motivasi
bahwa "Prevention is better than cure".
- Pengertian Penyakit ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum
Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya, maupun
kepada para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan maupun pemahaman
mendalam mengenai Konsep Pencegahan Penyakit.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Penyakit
1. Pencegahan primer (primary prevention), ialah tingkat pencegahan awal dengan cara
menghindari atau mengatasi faktor -faktor fisiko, misalnya : melaksanakan imunisasi
terhadap penyakit menular, menganjurkan masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini
terhadap virus Hepatitis B, memakai helm bagi pengendara sepeda motor, dsb.
3. Pencegahan tersier (tertiary prevention) ialah tingkat pencegahan dengan cara melakukan
tindakan klinis yang bertujuan mencegah kerusakan lebih lanjut atau mengurangi komplikasi
setelah penyakit tersebut diketahui, contohnya : penggunaan obat - obat "beta -blocking"
untuk menurunkan risiko kematian pada penderita yang sembuh dari infark jantung.
Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang
diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu.
Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan
dari serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindungan khusus ini
juga dapat disebut kekebalan buatan.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama
ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh
sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan
pengobatan yang tepat.
Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakinya tidak tambah
parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang membuat seseorang dapat sembuh dari penyakit
yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh jenis obat yang diminum dan kemampuan si
tenaga medisnya. Tetapi juga dipengaruhi oleh kapan pengobatan itu diberikan. Semakin
cepat pengobatan diberikan kepada penderita, maka semakin besar pula kemungkinan untuk
sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat mengurangi biaya
pengobatan dan dapat mencegah kecacatan yang mungkin timbul jika suatu penyakit
dibiarkan tanpa tindakan kuratif.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat,
untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh
karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari
penyakit, kadang-kadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat
tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas
pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga
perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Sebagai contoh: pusat-pusat rehabilitasi bagi
korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
b. Rehabilitasi mental Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita
perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat.
c. Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan
kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya. Rehabilitasi aesthesis Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.
Saran
Tulisan yang sudah di buat oleh para penulis ini masih jauh dari kata sempurna semoga para
pembaca mendapatkan hal yang mereka cari dalam tulisan ini dan untuk peneliti selanjutnya
dapat menyempurnakan tulisan ini dengan menambah referensi dari tulisan peneliti lain
menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Daftar Pustaka
https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/konsep-sehat-dan-sakit
3. GILANG R. SABDHO WENING. MOOC 1-3: 5 LEVEL OF PREVENTION LEAVELL & CLARK