Oleh :
Bagus Aditya Purnawandika
1921003
Oleh :
Bagus Aditya Purnawandika
1921003
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(.....................................................)
LAPORAN PENDAHULUAN
POST OPERASI KRANIOTOMI
A. Definisi Kraniotomi
Kraniotomi adalah salah satu bentuk dari operasi pada otak. Operasi ini
paling banyak digunakan dalam operasi untuk mengangkat tumor pada otak
(Hastuti, 2019). Kraniotomi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengeluarkan hematom di dalam ruangan intrakranial (Satyanegara, 2010).
B. Tujuan Kraniotomi
3. Mengambil hematoma
Tindakan Kraniotomi
Post Op Kraniotomi
Tanda dan gejala dari post operasi kraniotomi adalah sebagai berikut:
1. Mengalami pusing
3. Muntah
E. Komplikasi Kraniotomi
1. Syok
G. Penatalaksanaan Kraniotomi
Menurut Hudak & Gallo (2000):
5) Minimal satu kali per shift lakukan suction atau sesuaikan dengan
kebutuhan
6) Tali endotracheal harus di rawat dan di posisikan di atas telinga atau
posisi yang tinggi
1. Pengkajian Keperawatan
1) Keluhan Utama
a) B1 (Breathing)
d) B4 (Bladder)
2 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (SIKI, 1.08238, hal Manajemen Nyeri (SIKI, 1.08238,
berhubungan dengan intervensi selama 3 x 201) hal 201)
agen pencedera fisik: 24 jam, maka nyeri Observasi Observasi
prosedur operasi menurun dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Identifikasi karakteristik nyeri
(SDKI, D.0077, hal kriteria hasil (SLKI, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas merupakan suatu hal yang penting
172) hal 145): nyeri, skala nyeri untuk memilih intervensi yang tepat
1. Keluhan nyeri Terapeutik dan untuk mengevaluasi keefektifan
menurun 2. Berikan teknik nonfarmakologis dari terapi yang diberikan
2. Meringis untuk mengurangi rasa nyeri (seperti Terapeutik
menurun terapi musik, kompres 2. pemberian teknik non farmakologis
3. Sikap protektif hangat/dingin) dapat membantu klien dalam
menurun 3. Fasilitasi istirahat dan tidur mengurangi rasa nyeri
4. Gelisah Edukasi 3. Agar pasien merasa nyaman
menurun 4. Jelaskan penyebab nyeri dan strategi Edukasi
5. Kesulitan tidur meredakan nyeri 4. Dengan menjelaskan hal tersebut
menurun Kolaborasi dapat membantu klien bahwa
6. Frekuensi nadi 5. Kolaborasi pemberian analgetik, jika informasi tentang mengontrol nyeri
membaik perlu adalah hal yang penting
Kolaborasi
5. Pemberian analgetik dapat memblok
nyeri pada susunan saraf pusat
3 Resiko perfusi Setelah dilakukan Manajemen Peningkatan Tekanan Manajemen Peningkatan Tekanan
serebral tidak efektif intervensi selama 3 x Intrakranial (SIKI, 1.06194, hal 205): Intrakranial (SIKI, 1.06194, hal
dibuktikan dengan 24 jam, maka perfusi Observasi 205): Observasi
faktor risiko: efek serebral meningkat 1. Identifikasi penyebab peningkatan 1. Untuk mengetahui penyebab TIK
samping tindakan dengan kriteria hasil TIK dan segera melakukan tindakan
(tindakan operasi) (SLKI, hal 86; hal 2. Monitor intake dan output cairan yang tepat.
(SDKI, D.0017, hal 120): Terapeutik 2. Mengetahui status cairan klien.
51) 1. Tingkat kesadaran 3. Menyediakan lingkungan yangTerapeutik
meningkat tenang 3. Meminimalkan adanya stimulus.
2. Nilai rata-rata 4. Cegah terjadinya valsava manuver 4. Mengurangi tekanan intrathorakal
tekanan darah dan dan intraabdominal sehingga
frekuensi nadi Edukasi menghindari peningkatan TIK.
membaik. 5. Anjurkan mengkonsumsi obat Edukasi
sesuai indikasi. 5. Untuk mencegah komplikasi yang
Kolaborasi lebih parah.
6. Kolaborasi pemberian anti Kobalorasi
konvulsan jika perlu. 6. Pemberian anti konvulsan
dapat membantu mengobati kejang.
Daftar Pustaka
Hastuti, Duwi Sri. 2019. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada An. AZ
dengan Post Operasi Craniotomy atas Indikasi Space Occupying Lesion
(SOL) dengan Intervensi Inovasi Penggunaan 2% Chlorhexidine
Gluconate (CHG) sebagai Perawatan Menyeka Harian untuk Mengurangi
Bakteremia pada Anak yang Dirawat Di Ruang PICU RSUD A. Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2019. Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur: Karya Ilmiah Akhir Ners
Satyanegara. 2010. Buku Ajar Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jogjakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jogjakarta :Dewan Pengurus
Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jogjakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI.