DISUSUN OLEH:
213210096
Disetujui Pada :
Hari / Tanggal :
Mahasiswa
(…………………)
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
(…………………..)
(…………………..)
Kepala Ruang
(…………………)
A.Konsep Teori Penyakit
1. Definisi
Menurut Andriessen, Jacobs, & Vos,2010;Atci et al.,2015 pada (Sinurya & dkk,
2020) cedera kepala adalah suatu cedera pada jaringan scalp, tulang tengkorak, atau
jaringan otak. Trauma kepala dapat dibagi menjadi trauma kepala ringan, sedang dan
berat
2. Etiologi
Trauma akibat benda tajam dapat mengakibatkan cedera setempat atau cedera
lokal. Kerusakan lokal yaitu hemtom serebral, kontusio serebral dan kerusakan
otak sekunder yang diakibatkan perluasan masa lesi,pergeseran otak atau hernia.
b. Trauma Tumpul
3. Patofisiologi
Trauma yang diakibatkan oleh benda tajam dan benda tumpul atau kecelakaan
dapat menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer merupakan cedera otak
yang terjadi cepat setelah trauma. Cedera kepala primer dapat mengakibatkan
kontusio dan laserasi. Cedera kepala ini dapat berlanjut dan menjadi cedera
kepala sekunder.
Akibat trauma terjadi peningkatan kerusakan sel otak sehingga
menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah ke otak
mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi perfusi dan
gangguan metabolisme otak. Peningkatan rangsangan simpatis mengakibatkan
peningkatan teknan darah dan peningkatan tekanan
vaskuler sistematik.
Pathway
Trauma kepala
Terputusnya
Terputusnya Jaringan otak
kontunitas
kontunitas jaringan rusak, kontatio
jaringan tulang
otot kulit laserasi
Perubahan
Perdarahan dan Gangguan Resiko proteregulasi
hematoma suplai darah infeksi
kejang
4. Manifestasi Klinis
Pada (Sinurya & dkk, 2020) cedera kepala dapat mengakibatkan gejala jangka
panjang ditandai oleh gangguan kognitif, emosional, dan fisik. Gejala ini
disebut dengan gangguan pasca gegar otak
a. Peningkatan TIK , manifestasi sebagai berikut
2) Retrograde amnesia.
1) Peningkatan TIK.
5. Pemeriksaan Laboratorium
b. Serum glukosa.
f. Analisa urin
6. Pemeriksaan Penunjang
2020) :
a. CT Scan
Kelainan yang tidak terlihat pada CT Scan dapat dilihat dengan MRI.
c. Electroencephalogram (EEG)
EEG adalah peran yang paling berguna pada cedera kepala untuk
membantu dalam diagnosis status epileptikus non konvlusif.
7. Penatalaksanaa Medis
2021) meliputi :
a. Non pembedahan
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang di alami baik yang
berlangsung actual maupun potensial. (PPNI, 2016)
Menurut (Muttaqin, 2008) diagnosa keperawatan yang sering muncul pada cedera
kepala adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis.
2. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan cedera kepala.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi.
5. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tertahan.
2. Rencana Keperawatan
Tahapan dalam perencanaan keperawatan merupakan perawat merumuskan
rencana keperawatan, serta perawat menggunakan pengetahuan dan alasan dalam
mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan
yang diberikan (Suarni &
Apriyani, 2017). Table 2.2
5. Lakukan penghisapan
lendir.
6. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan.
3. Implementasi
b. Implementasi interdependent
c. Implementasi independent
Price, SA. & Wilson, LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Price, SA. & Wilson, LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2.
Jakarta : EGC.