Anda di halaman 1dari 18

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TRAUMA KAPITIS
 Meilani Kurniati PL2321009
 Anita Pameria PL2321010
 Sudiyanto PL2321011
 Novi Ace Yulianti PL2321012
 Maria Feri Rina PL2321023
 Sari Astuti PL2321024
 Yunita PL2321028
Pengertian …

Cedera Kepala (trauma capitis) adalah cedera mekanik


yang secara langsung maupun tidak langsung mengenai
kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur
tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan
jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan
neurologis (Sjahrir, 2012).
Anatomi dan fisiologi

Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting


karena merupakan pusat komputer dari semua alat yang
ada di tubuh yang mengatur semua kegiatan dan aktivitas
tubuh. Otak merupakan bagian dari saraf sentral yang
terletak di dalam rongga tengkorak (kranium) yang
dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Berat otak dewasa
kira – kira 1400 gram mencapai 2 % dari keseluruhan
berat tubuh, mengonsumsi 25 % dan menerima 1,5 %
curah jantung (Setiadi, 2016).
Fungsi Otak
 Proses belajar dan mengingat
 Pikiran, kesadaran dan daya ingat
 Daya ingat dan jenis-enisnya
 Dasar fisiologi ingatan
Struktur Otak

a. Otak besar (Cerebrum)

b. Otak kecil (cerebellum)

c. Batang otak (brain stem : mesenchepalon, pons, dan medulla oblongata)

d. Otak tengah (mesencephalon)

e. Otak belakang (hindbrain : pons varolli, serebelum, medulla oblongata)


Etiologi Cedera Otak

Menurut Alam (2020), Penyebab cedera otak


antara lain :
1. Pukulan langsung
2. Rotasi/deserasi
3. Tabrakan
4. Peluru
Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala cedera kepala bisa berbeda tergantung jenis cedera
yang dialami. Berikut gejala umum cedera kepala:

 Hilangnya kesadaran selama beberapa waktu


 Sakit kepala dan pusing
 Masalah keseimbangan
 Kebingungan
 Penglihatan ganda atau kabur
Lanjut.......

 Merasa lesu atau Lelah


 Mual
 Kepekaan terhadap cahaya atau kebisingan
 Gangguan tidur
 Sulit berkonsentrasi
 Kesulitan mengingat dan hilang ingatan
Patofisiologi
Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan dapat
menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer adalah cedera otak yang terjadi segera setelah
trauma. Cedera kepala primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera kepala ini
dapat berlanjut menjadi cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan kerusakan sel otak
sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah ke otak menyebabkan
penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangguan metabolisme dan perfusi otak.
Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler sistematik dan
peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan pembuluh darah di daerah pulmonal
mengakibatkan peningkatan tekanan hidrolistik sehingga terjadi kebocoran cairan kapiler.
Trauma kepala dapat menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing
serta nyeri hebat pada daerah kepala (Padila, 2012).

Pathway
•,

Cedera Kepala

Tulang cranial Intra cranial

Ekstra cranial

Terputusnya kontunuitas Terputusnya kontunuitas jaringan Jaringan otak rusak,kontatio,


Jaringan otot, kulit tulang laserasi

Perubahan protoregulasi
Perdarahan dan hematoma Gangguan suplai darah Risiko Infeksi
Kejang

Peningakatan Iskemia
TIK
Hipoksia
Akumulasi cairan
Peregangan doramen dan Kompresi batang otak
pembuluh darah Risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Nyeri akut
Risiko gangguan integritas kulit Gangguan mobilitas fisik
Klasifikasi Cedera Otak

Menurut Basmatika (2013),


Cedera otak dibagi menjadi 3
yaitu :
1. Cedera Otak Ringan
2. Cedera Otak Sedang
3. Cedera Otak Berat
Penatalaksanaan

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan


penatalaksanaan pada pasien cedera otak (Aeni, 2020) :
1.Airways
2. Breathing
3.Circulation
Komplikasi
Menurut Aeni (2020), komplikasi yang dapat di timbulkan dari penyakit

cedera otak adalah :

• Gejala sisa cedera otak berat

• Kebocoran cairan serebrospinal

• Epilepsi pascatrauma

• Sindrom pascakonkusi

• Hematoma subdural kronik


Pengkajian
1. Pengkajian Primer (Primary Survey)
2. Pengkajian Sekunder (Secondary
Survey)
Diagnosa Keperawatan Cedera Otak Berat

1.Bersihan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya


jalan nafas buatan
2.Penurunan kapasitas adaptif tekanan intrakranial
berhubungan dengan edema serebral
3.Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan
4.Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
Implementasi

Dalam pelaksanaan rencana tindakan


terdapat 2 jenis tindakan :
Tindakan mandiri perawat
Tindakan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan terkait
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan
perawatan dengan cara mengidentifikasi hasil dari
rencana asuhan keperawatan telah tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi perawat harus memiliki
Evaluasi pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon
terhadap intervensi asuhan keperawatan, kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang telah
dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan asuhan keperawatan pada kriteria hasil yang
telah ditargetkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai