Dosen Pembimbing :
Ayu Dewi Nastiti, S.Kep. Ns. M.Kep
Disusun oleh :
Adil Firdaus
192303102084
Mengetahui
Koordinator Program Studi Diploma III Keperawatan
Universitas Jember Kampus Pasuruan
trauma oleh benda/serpihan tulang yang menembus jaringan otak , efek dari
kekuatan atau energy yang diteruskan ke otak dan efek percepatan dan
4. Benda tumpul , Kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah dimana dapat
merobek otak.
5. Kerusakan menyebar karena kekuatan benturan , biasanya lebih berat sifatnya
6. Benda tajam . kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah dimana di dapat
a. Berdasarkan patologi
Adalah kelainan patologi otak yang timbul segera akibat langusng dari
trauma.
2) Cedera kepala tertutup dapat disamakan pada pasien dengtan gegar otak
menit
(b) Dapat terjadi kehilangan kesadaran , amnesia tetapi lebih dari 30 menit
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa
dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar
sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala-gejala
Perubahan autoregulasi
Perdarahan dan Hemastoma Gangguan Suplai Darah Resiko infeksi Oedema serebral
Nyeri Akut
Iskemia Kejang
Perubahan sirkulasi CSS Kerusakan
Resikomemori
Gangguan neurologis Bersihan jalan nafas
ketidakefektifan
vokal Obstruksi jalan nafas
Hipoksia perfusi jaringan otak
Peningkatan TIK Dispnea
Resiko kekurangan Defisit neurologi Henti nafas
volume cairan Perubahan pola nafas
Gilus Medialis lobus Mual muntah
temporalis tergeser Papilodema Gangguan persepsi
Resiko cedera Tonsil cerebrum
Kompresi bergeser
medulla
Pandangan kabur sensori
Penurunan fungsi
Imobilisasi oblongata Ketidakefektifan
Herniasi unkus Hambatan bersihan jalan nafas
pendengaran
mobilitas fisik 2. 2 Bagan Pathway Masalah Keperawatan Trauma Kepala
Nyeri Ansietas
kepala
Mesenfalon tertekan
Mesenfalon tertekan
E. Pemeriksaan Penunjang
tulang.
Pemeriksaan laboraturium : darah lenkap , urine , kimia darah , analisa gas darah.
2) Menilai pernafasan
3) Menilai sirkulasi
4) Obat kejang
Kejang komerulsif dapat terjadi setelah cidera kepala dan harus diobati mula-mula
diberikan diazepam 10 mg IV bolus dapat diulang 3x bila masih kejang , bila masalah
(a) Ringan
Skala GCS 14-1Tidak ada kehilangan kesadaran Pasien dapat mengeluh nyeri dan
pusing Pasien dapat menderita despresi , laserasi kulit kepala Tidak ada kriteria
(b) Sedang
GCS 9-13 ( konfusi , latergi , atau stupor ) Amnesia pasca trauma Muntah Kejang
(c)Berat
1) Buka mata ( E )
4 : Spontan
3 : Dengan perintah
2) Respon motoric ( M )
6 : Mengikuti perintah
5 : Melokalisir nyeri
4 : Menghindari nyeri
3 : Fleksi abnormal
2 : Ektensi abnormal
3) Respon verbal ( V )
5 : Orientasi baik
3 : Bicara kacau
2 : Menggerang
1. Pengkajian
A. Primary survey
a) Airway and Servical Control
Hal yang pertama di nilai pada pasien closed fraktur femur adalah
kelancaran airway , meliputi pemeriksaan tidak hanya obstruksi jalan
nafas yang dapat disebabkan benda asing , tidak ada penumpukan sekret
dan tidak mengalami kelemahan reflek batuk ( kartikawati , 2011 )
b) Breathing dan Ventilation
Pemeriksaan breathing pada pasien closed fraktur femur di dapatkan
pernafasan yang spontan dan irama yang teratur , tidak ada suara nafas
tambahan.
c) Circulation Hemorrhage Control
Pemeriksaan circulation pada pasien close fraktur femur di dapatkan
tanda -tanda seperti perubahan tekanan darah dan nadi , edema , sianosis ,
area ekstremitas bawah , ekstremitas bawah dingin.
d) Disability
Pemeriksaan disabilty pada pasien close fraktur fermur ditemukan
yang sama seperti kasus nyata yaitu kesadaran composmentis , GCS 4,5,6
dan reaksi pupil isokor.
e) Exposure and Environment Control
Pemeriksaan exposure dan environment pada pasien close fraktur
fermur didapatkan ada pembekakan , deformitas , luka memar , crepitasi ,
nyeri tekan di kaki kiri bawah.
f) Folley Catheter
Pemeriksaan folley catheter digunakan apabila dugaan rupture uretra
yang ditandai dengan adanya darah dilubang uretra , hematoma pada
skrotum atau pada colek dubur letak prostat tinggi atau tidak teraba.
g) Gastric tube
Kateter lambung dipakai untuk mengurangi distensi lambung dan
mencegah muntah . Isi lambung yang pekat akan mengakibatkan NGT
tidak berfungsi , lagi pula pemansangan sendiri dapat mengakibatkan
muntah . Darah dalam lambung dapat disebabkan darah tertelan ,
pemasangan NGT yang traumatik atau perlukaan lambung . Bila lamian
kribosa patah ( fraktur basis krani anterior ) atau diduga patah , kateter
lambung harus dipasang melalui mulut untuk mencegah masuknya NGT
dalam rongga otak .
h) Head monitor , Pulse Oxymeter , Pemeriksaan radiologi
Monitor hasil resusitasi di dasarkan pada ABC penderita menurut
kartikawati ( 2011 ) meliputi :
A : seharusnya sudah di atasi.
B : pemantauan laju infus ( sekaligus memantau airway ) dan kalau ada
Pulse oxymeter
C : tekanan darah , tekanan nadi , suhu tubuh dan jumlah urin setiap jam .
bila ada sebaiknya terpasang monitor ECG ( Electro Cardio Grafi ) .
Pemakaian foto rontgen harus selektif dan jangan menggangu proses
resusitasi . Pada penderita trauma tumpul harus dilakukan 3 foto rutin
yaitu servikal thoraks ( Ap ) . Foto servikal Ap harus terlihat ke 7 ruas
tulang servika , apabila tidak terlihat harus dengan menarik kedua bahu
ke arah kaudal , ataupun dengan smimmer’s view.
B. Secondary survey
Menurut Musliha ( 2010 ) , secondary survey meliputi :
a) Fokus assesment
Anamnesa harus lengkap karena akan memberi gambaran mengenai cedera
yang mungkin diderita.
A : Alergi
M : Medikasi atau obat-obatan
P : Penyakit sebelumnya yang diderita
L : Last meal ( terakhir makan jam berapa , bukan penyebab cedera )
E : Event , hal – hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
b) Head to Toe Asssesment
Meliputi pemeriksaan inspeksi , auskultasi , palpasi dan perkusi.
(1) Kulit kepala
Seluruh kulit kepala diperiksa . Cukup sering terjadi bahwa penderita
yang tampak cedera ringan , tiba – tiba ada darah di lantai yang berasal
dan tetesan luka di belakang kepala .
(2) Wajah
Ingat prinsip “ Look , Listen , Feel ’’ apabila ada cidera disekitar mata
jangan lupa untuk memeriksa mata , karena pembekakan mata akan
menyebabkan pemeriksaan mata selanjutnya sulit.
(a) Mata
Periksa mata kornea ada cidera atau tidak , pupil mengenai isocor
serta reflek cahaya , acies campus.
(b) Hidung
Apabila ada pembekakan lakukan palpasi akan kemungkinan
krepitasi dan suatu fraktur.
(c) Zygoma
Apabila ada pembekakan jangan lupa mencari krepitasi akan
terjadinya fraktur zygoma
(d) Telinga
Periksa dengan senter mengenai ke utuhan membran timpani
atauadanya hematimpanum.
(e) Rahang atas
Periksa stabilitas rahang atas
(f) Rahang bawah
Periksa adanya fraktur
(g) Perhatikan adanya fraktur basis crania
Brail hematom ( mata panda )
Bloody rinohea ( pendarahan hidung )
Bloody Oterhe ( Perdarahan telinga )
Battle sign ( Lebam di belakang telinga )
(3) Leher
Pada pemeriksaan leher , kolar terpaksa dilepas , jangan untuk seorang
tetap melakukan fiksasinpada kepala . Untuk leher daerah belakang
kalau akan dilakukan inspeksi penderita harus dimiringkan dengan Log
Roll .
Inspeksi-palpasi ( DCAP-BLS-TIC-JVD )
D : tidak terdapat deformitas
C : tidak terdapat contusio
A: tidak terdapat abrasi
P : tidak terdapat penetrasi
B : tidak terdapat burn
L : tidak terdapat laserasi
S : tidak terdapat sweling
T : tidak terdapat tenderness
I : tidak terdapat instability
C : tidak terdapat crepitasi
J : tidak terdapat juguler
V : tidak terdapat Vena
D : tidak terdapat distensi
(4) Thoraks
Pemeriksaan dilakukan dengan Look-Listen-Feel , Inspeksi-Palpasi
( DCAP-BLS ) :
D : tidak terdapat deformitas ( perubahan bentuk )
C : tidak terdapat contusio ( memar )
A : tidak terdapat abrasi ( babras )
P : tidak terdapat penetrasi ( tusukan/tembus )
B : tidak terdapat burn ( luka bakar )
L : tidak terdapat laserasi ( robek )
S : tidak terdapat sweling ( bengkak )
(5) Abdomen
Inspeksi ( DCAP-BLS ) :
D : tidak terdapat deformitas ( perubahan bentuk )
C : tidak terdapat contusio ( memar )
A : tidak terdapat abrasi ( babras )
P : tidak terdapat penetrasi ( tusukan/tembus )
B : tidak terdapat burn ( luka bakar )
L : tidak terdapat laserasi ( robek )
S : tidak terdapat sweling ( bengkak )
Palpasi pada 4 kuadran : apabila perut seperti papan , tanda adanya
perdarahan internal.
(6) Pelvis
Inspeksi – Palpasi ( DCAP-BLS-TIC ) :
D : tidak terdapat deformitas
C : tidak terdapat contusio
A: tidak terdapat abrasi
P : tidak terdapat penetrasi
B : tidak terdapat burn
L : tidak terdapat laserasi
S : tidak terdapat sweling
T : tidak terdapat tenderness
I : tidak terdapat instability
C : tidak terdapat crepitasi
Jika ada primary survey ditemukan nyeri pada pelvis maka ITC tidak
diperiksa lagi .
(7) Genetalia
Inspeksi pada daerah meatus uretra atau paling luar , adanya perdarahan
, pembekakan dan memar
(8) Ekstermitas bawah
Pemeriksaan dilakukan dengan fraktur femur , Inspeksi-Palpasii
( DCAP-BLS-TIC-PMS-ROM ) :
D : tidak terdapat deformitas
C : tidak terdapat contusio
A: tidak terdapat abrasi
P : tidak terdapat penetrasi
B : tidak terdapat burn
L : tidak terdapat laserasi
S : tidak terdapat sweling
T : tidak terdapat tenderness
I : tidak terdapat instability
C : tidak terdapat crepitasi
P : terdapat pulse
M : terdapat motorik
S : terdapat sensorik
ROM : terdapat rango of motion
Ekstermitas atas , pemeriksaan dimulai dari garis tengah tubuh
( klavikula , bahu lengan tangan ) Inspeksi-Palpasi ( DCAP-BLS-
TIC ) :
D : tidak terdapat deformitas
C : tidak terdapat contusio
A: tidak terdapat abrasi
P : tidak terdapat penetrasi
B : tidak terdapat burn
L : tidak terdapat laserasi
S : tidak terdapat sweling
T : tidak terdapat tenderness
I : tidak terdapat instability
C : tidak terdapat crepitasi
(9) Bagian punggung
Pemeriksaan punggung dilakukan dengan log roll atau memiringkan
penderita dengan tetap menjaga kesegarisan. Pada saat ini dapat
dilakukan pemeriksaan punggung dengan Inspeksi-Palpasi ( DCAP-
BLS-TIC ) :
D : tidak terdapat deformitas
C : tidak terdapat contusio
A: tidak terdapat abrasi
P : tidak terdapat penetrasi
B : tidak terdapat burn
L : tidak terdapat laserasi
S : tidak terdapat sweling
T : tidak terdapat tenderness
I : tidak terdapat instability
C : tidak terdapat crepitasi
Pengkajian fisik
a. Riwayat kesehatan meliputi : keluhan utama , kapan cedera terjadi , penyebab
cedera , riwayat tak sadar , amnesia , riwayat kesehatan yang lalu dan riwayat
kesehatan keluarga .
b. Pemeriksaan fisik head to toe
c. Keadaan umum ( tingkat kesadaran dan kondisi umum klien )
d. Pemeriksaan persistem dan pemeriksaan fungsional
e. Fraktur tengkorak : jenis fraktur , luka terbuka , perdarahan konjungtiva ,
rinorhea ,otorhea , ekimosis periorbital , gangguan pendengaran .
f. Tingkat kesadaran : adanya perubahan mental seperti lebih sensitive ,
gelisah , stupor , koma.
g. Saraf cranial : adanya anosmia , agnosea , kelemahan gerakan otot mata ,
vertigo.
h. Kognitif : amnesia postrauma , disorientasi , amnesia retrogat , gangguan
bahasa dan kemampuan matematika.
i. Rangsangan meningeal : kaku kuduk , kernig , brudzinskhi.
j. Jantung : disritmia jantung.
k. Respirasi : roles ronchi , napas cepat dan pendek , takipnea , gangguan pola
nafas .
l. Fungsi sensori : lapang pandang , diplopia , gangguan persepsi , gangguan
pendengaran , gangguan sensasi raba.
m. Test diagnostic
n. Radiologi : CT-Scan , MRI , ditemukan adanya edema serebri , hematoma
serebral , herniasi otak.
o. Pemeriksaan darah : HB , HT , Trombosit , dan Elektrolit.
p. Pemeriksaan urine : Penggunaan obat obatan
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
b. Resiko Infeksi berhubungan dengan Gangguan intergritas kulit
c. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
1. DEFINISI
Pengalaman sensori danemosional yang tidak menyenangkanyang muncul
akibat kerusakan jaringanyang aktual atau potensial ataudigambarkan dalam hal
kerusakansedemikian rupa (InternationalAssociation for the study of
Pain):awitan yang tiba-tiba atau lambat danintensitas ringan hingga berat
denganakhir yang dapat diantisipasi ataudiprediksi dan berlangsung 6 bulan
2. BATASAN KARAKTERISTIK
Bukti nyeri dengan mengunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat mengungkapkannya (mis., neonatal infant pain scale, pain
assessment check list for senior with limited abilitd to comunicate)
Diforesis
Dilatasi pupil
Ekspresi wajah nyeri (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
Fokus menyempit (mis., persepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan
orang dengan lingkungan)
Fokus pada diri sendiri
Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis., skala
Wong-Baker FACES skala analog visual, skala penilaian numerik)
Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen
nyeri (mis., McGill Paint Questionnaire, Brief Paint Infentory)
Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktifitas (mis., anggota keluarga,
pemberi asuhan)
Mengekspresikan perilaku (mis., gelisa, merengek, menangis, waspada)
Perilaku distraksi
Perubahan pada parameter fisiologis (mis., tekanan darah, frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, end/tidal karbondioksida (C02)
Perubahan sisi untuk menghindari nyeri
Perubahan selera makan
Purtus asa
Sikap melindungi area nyeri
Sikap tubuh melindungi
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Rejoso Kab.Pasuruan
No. registrasi : 10XXXX
Tgl. MRS : 10 November 2019
Tgl. pengkajian : 10 November 2019
Diagnosa medis : CKR
B. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama / alasan masuk rumah sakit
Pasien mengalami kecelakaan dengan sepedamotor dengan sepeda motor.
Pasien mengeluh pusing , kepala terasa berat , leher terasa sakit.
2. Keluhan saat pengkajian
Saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada kepala bagian belakang, nyeri
terasa ada lalu tidak ada . Skala nyeri 6, nyeri hilang timbul dan berlangsung
lama .
C. MEKANISME KEJADIAN
Keluarga Pasien mengatakan pada tanggal 10 November 2019 pukul 11.00 Tn.S
mengalami kecelakaan lalu lintas , pasien mengeluh pusing , nyeri kepala dan terasa
berat , nyeri pada leher , abrasi pada kaki kiri , lalu pasien dibawah ke IGD RSUD R
Soedarsono pada tanggal 10 November 2019 . P : Nyeri meningkat jika dibuat gerak ,
Q : terasa berat , R : dikepala bagian belakang , S : 6 , T : hilang timbul .
D. SAMPLE
Sign and symptom :
K/U lemah
Wajah Grimace
GCS 456
Kesadaran Composmentis
Alergi :
Pasien tidak memiliki alergi pada makanan/minuman dan obat-obatan
Medication :
Keluarga mengatakan pasien tidak sedang mengkonsumsi obat obatan
Pertinent medical history :
Klien tidak memiliki riwayat penyakit menular atau keturunan yang pernah
dideritanya.
Last meal and medication :
Pasien terakhir makan nasi sebelum kecelakaan pukul 08.00
Event surrounding this incident :
Pasien sebagai pengendara sepeda motor dan tertabrak pengendara motor lainya
kemudian pasien terjatuh dengan posisi kepala bagian belakang membentur aspal
terlebih dahulu.
E. DATA SUBYEKTIF
2. Airway
Pada jalan nafas pasien paten dan tidak ada sumbatan pada jalan napas
3. Breathing
RR 22x/mnt , tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak terdapa retraksi
intercostae, tidak ada otot bantu pernapasan, dan tidak ada suara tambahan
saat bernapas
4. Circulation
Tekanan darah 100/80mmHg, Crt > 3detik, akral hangat , gerakan dada
simetris , Nadi 79x/menit , TD : 100/80 mmHg
5. Disability
Kesadaran composmentis , GCS : E=4 V=5 M=6, pupil isokor
6. Eksposure and environment
Contusio pada kepala bagian belakang 2 cm , Abrasio pada jari kaki kiri 3 cm ,
Abrasio pada jari tangan kanan 2 cm , Abrasio pada jari tangan kiri 3 cm.
7. Full set of vital sign and five intervention
TTV :
-Kesadaran : Composmentis
-GCS : 4,5,6
-TD :100/80mmHg
-N : 79x/mnt
-RR : 22x/mnt
-S : 37,2
Intrepertasi EKG : Tidak ada
Pemasangan Ngt : Tidak ada
Nasal canul (+)
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 8,8g/dl 13-16 g/dl
Trombosit 200.000 150.000-450.000g/dl
Leukosit 12.000 5.000-10.000/ul
Hematokrit 30 40-48
Terapi Medis :
a. Infus NS 21 tetes/menit
b. Pemberian obat :
- Injeksi Santagesik 3x1 gr IV
- Injeksi Ceftriaxone 3x1 gr IV
- Injeksi Citicolin 2x250 mg IV
- Gentamicin salep
8. Give comfort measures (farmakologis, non farmakologis)
Skala nyeri : 6
P : Nyeri meningkat jika dibuat gerak
Q : terasa berat
R : dikepala bagian belakang
S:6
T : hilang timbul
Farmakologis : pemberian obat pereda nyeri
Non farmakologis : Memberikan lingkungan yang nyaman, relaksasi nafas
dalam
Perawat
NIM.
ANALISA DATA
DO :
- K/U Lemah
- GCS 4,5,6
- Kesadaran
Composmentis
TTV :
TD : 100/80 mmHg
N : 79x/menit
RR : 22x/menit
S : 37,2oC
- Skala nyeri : 6
- Abrasio pada jari
kaki kiri
- Abrasio pada jari
tangan kanan dan
kiri
- Wajah grimace
- Terpasang servikal
collar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn.S
Umur : 20th
No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Tgl Teratasi TTD
1 11 November 2019 Nyeri Akut berhubungan dengan 20 November 2019
11.00 Agen cedera fisik 08.50
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn.S
Umur : 20 Tahun
No TGL Dx Keperawatan NOC NIC TTD
1 11-11- Nyeri Akut berhubungan dengan 1. Kontrol Nyeri 1. Manajemen Nyeri
19 Agen cedera fisik (a) Mengendalikan nyeri dari sering (a) Lakukan pengkajian nyeri
menunjukkan menjadi jarang
menunjukkan secara komprehensif , termasuk
(b) Menggambarkan faktor penyebab lokasi , karakteristik , durasi ,
dari sering menunjukkan menuju
frekuensi , kualitas dan faktor
jarang ditunjukkan
(c) Menggunakan tindakan pengurangan predisposisi.
( nyeri ) tanpa analgesik dari sering (b) Dukung istirahat / tidur yang
menunjukkan menuju jarang
ditunjukkan. adekuat untuk membantu
(d) Melaporkan nyeri yang terkontrol penurunan nyeri
dari sering menunjukkan menuju
(c) Ajarkan teknik non
jarang ditunjukkan .
2. Tingkat Nyeri farmakologi
(a) Nyeri yang dilaporkan dari cukup (d) Monitor vital sign sebelum dan
berat menuju ringan
(b) Mengerinyit dari cukup berat menuju sesudah pemberian analgesik
ringan pertama kali .
3. Tingkat kecemasan
(e) Kolaborasi dengan dokter untuk
(a) Tidak dapat beristirahat dari cukup
berat menuju cukup ringan pemberian terapi analgesik
4. Keparahan cidera fisik
(a) Lecet pada kulit dari cukup berat
menuju ringan .
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Tn.S
Umur : 20 tahun
No.D Tgl/Jam Tindakan TTD
x Kep
1 11-11-19