Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA DI


RUANG IGD RSI MASYITHOH BANGIL

DISUSUN OLEH:
BAGUS PUJO SANTOSO
NIM: 192303102085

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Hipoglikemia DI


RUANG IGD RSI MASYITHOH BANGIL

Telah disahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

(Bagus Pujo Santoso)


NIM. 192303102085

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

_______________________________ (Mukhammad Toha. S.Kep.,Ns,M.Kep)


NIP. 197204281994031003

Mengetahui
Kepala Ruangan

_______________________________
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Bagus Pujo Santoso


NIM : 192303102085
Tempat Pengkajian : IGD RSI MASYITHOH

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Menurut (Rudi,2013) Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kondisi seseorang
mengalami penurunan pada kadar gula dalam darah dibawah normal. Dapat dikatakan
jumlah gula dalam darah mengalami penurunan saat dilakukannya cek GDS dimana
didapatkan jumlah dibawah 60 mg/dl atau dibawah 80 mg/dl dengan gejala klinis. Saat tubuh
mengalami penurunan gula darah, tubuh akan merespon yang dimana ditandai dengan gejala
klinis diantaranya klien akan merasakan pusing, tubuh lemas dan gemetaran, pandangan
menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan terkadang klien
bisa sampai hilang kesadaran. Keadaan seperti ini akan dapat terjadi apabila dalam
pemberian obat dan insulin diberikan dalam jumlah yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh, mengkonsumsi makanan yang terlalu sedikit ataupun karena sering
melalukan aktivitas yang berat. Pada keadaan hipoglikemi berat dimana jumlah kadar gula
dalam darah berada dibawah 10 mg/dl, akibat yang akan dialami oleh tubuh dapat
mengalami kejang hingga dapat terjadinya koma.

2. Etiologi
Penyebab terjadinya Hipoglikemi menurut (Kedia, 2011) :
a. Dosis pemberian insulin yang kurang tepat
Pengobatan diabetes di pergunakan untuk mengatur kadar gula darah tetap baik
sehingga membuat pasien akan merasa nyaman dan menghindari terjadinya Hipoglikemi,
di perlukan kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam menurunkan resiko
terjadinya komplikasi diabetes. Kombinasi yang di lakukan dalam pemberian penyediaan
insulin sangatlah penting untuk kita dapat lebih memperhatikan ketepatan dalam
pemberian insulin sesuai dengan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi gula darah yang
di alami.
b. Kurangnya asupan karbohidrat
karena menunda atau melewatkan makan Menunda sarapan bagi penderita diabetes
dalam jangka waktu yang lama di pagi hari dapat menyebabkan terjadinya Hipoglikemi
atau kadar glukosa darah menjadi terlalu rendah. Lupa atau membiarkan diri terlalu sibuk
hingga melewatkan waktu makan bisa berbahaya bagi penderita diabetes. Lupa makan
akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi terlalu rendah, jika di biarkan
tanpa penanganan lebih lanjut pada keadaan Hipoglikemi maka kondisi ini akan menjadi
parah, menyebabkan rasa linglung dan pingsan. Hipoglikemi yang semakin parah dapat
menimbulkan terjadinya kejang, koma, hingga kematian. Kadar insulin yang di dapatkan
untuk gula dalam darah haruslah seimbang dengan makanan yang akan di konsumsi,
namun jika makanan yang di konsumsi kurang dan tidak bisa menyeimbangi dosis insulin
yang di dapatkan maka akan terjadi keadaan dimana ke seimbangan di dalam tubuh akan
terganggu dan mengakibatkan kadar gula semakin rendah.
c. Konsumsi alkohol
Pada kondisi tubuh yang normal, lever merupakan bagian organ yang menyimpan
dan mensekresi glukosa ke dalam sel-sel tubuh sebagai penopang saat seseorang sedang
tidak makan. Lever juga berfungsi dalam membersihkan tubuh dari racun (detoksifikasi).
Lever tidak bisa mensekresi glukosa dan membersihkan racun secara bersamaan. Jadi
ketika keadaan lever melakukan detoksifikasi, organ tersebut akan berhenti mensekresi
glukosa. Organ lain seperti pankreas di dalam tubuh kita juga dapat memproduksi hormon
insulin, hormon yang dimana dapat mengendalikan kadar gula darah dan mengubahnya
menjadi sumber energi bagi tubuh. Jika fungsi kegunaan pada pankreas terganggu, maka
produksi insulin bisa tidak maksimal dan membuat kadar gula darah menjadi kacau.
d. Peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan
Aktivitas fisik dan olahraga sangat penting dalam mengontrol diabetes. Namun, jika
olahraga yang di lakukan terlalu berlebihan, olahraga juga dapat menurunkan kadar gula
darah hingga di bawah batas normal. Olahraga sedang hingga berat bisa menyebabkan
kadar gula darah turun selama 24 jam setelah olahraga. Tubuh menggunakan dua bahan
bakar, yaitu gula dan lemak dalam memperoleh energi, gula yang di gunakan berasal dari
darah, hati dan otot. Gula tersimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen.
Olahraga bisa menurunkan kadar gula darah dan glikogen yang tersimpan, tubuh memang
dapat mengisi kembali penyimpanan glikogen tersebut. Namun, prosesnya membutuhkan
waktu yang tidak singkat 4 - 6 jam, bahkan 12 - 24 jam jika aktivitas yang di lakukan
terlalu berat. Selama pengisian atau pengembalian penyimpanan glikogen tersebut klien
diabetes memiliki risiko tinggi mengalami penurunan kadar gula dalam darah.
3. Pathway
Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas

Sel Beta Pankreas rusak / terganggu

Produksi insulin

Glukosa

DIABETES MELITUS

Dosis insulin terlalu tinggi Puasa / intake kurang

Hipoglikemia
Glukagon Epinerin
Glikogenolisis

Deficit glikogen pada hepar
Ketidakstabilan Kadar 
Glukosa Darah Gula darah menurun < 60 mg/dl

Penurunan nutrisi jaringan otak Pengaktifan saraf simpatis

Respon SSP Pelepasan adrenalin

Glukosa darah dlm otak Respon Otak Respon Vegetatif


 
Penurunan kesadaran Kortek serebri Adrenalin
kurang suplai energi ( < 50mg/dl)
 
Timbul sekret dijln napas Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,
Sulit konsentrasi / berfikir 
Penurunan curah
Reflek batuk menurun Gemetar
Tidak sadar, stupor, kejang, koma. jantung

Bersihan jalan napas


tidak efektif Resiko perfusi
serebral tidak
efektif
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Price dan Wilson, 2012) pasien dengan diabetes tipe 2 sama sekali
tidak memperlihatkan gejala apapun dan diagnosis hanya di buat berdasarkan
pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa.
Gejala dan tanda-tanda DM dapat di golongkan menjadi yaitu :
a. Gejala akut penyakit DM Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap
penderita, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun sampai saat
tertentu. Permulaan gejala yang di tunjukkan meliputi serba banyak (poli)
yaitu:
- Banyak makan (poliphagi).
- Banyak minum (polidipsi) .
- Banyak kencing (poliuri). K

Keadaan tersebut, jika tidak segera di obati maka akan timbul gejala banyak
minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan
cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas
diobati, akan timbul rasa mual.

b. Gejala kronik penyakit DM Gejala kronik yang sering di alami oleh


penderita DM adalah :
- Kesemutan
- Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
- Rasa tebal di kulit
- Kram
- Mudah mengantuk
- Mata kabur
- Biasanya sering ganti kacamata
- Gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita
- Gigi mudah goyah dan mudah lepas
- Kemampuan seksual menurun
- Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
5. Penatalaksanaan Medis Menurut
(Kedia, 2011) pengobatan yang dapat di berikan pada pasien dengan penyakit
Hipoglikemi tergantung pada keparahan dari Hipoglikemi. Hipoglikemi ringan mudah
di obati dengan asupan karbohidrat seperti minuman yang mengandung glukosa,
tablet glukosa, atau dengan mengkonsumsi makanan ringan. Sedangkan pada
Hipoglikemi berat di butuhkannya bantuan eksternal, antara lain :
a. Dekstrosa
Pada keadaan pasien yang tidak mampu menelan glukosa karena pingsan, kejang,
atau adanya perubahan status mental, pada keadaan darurat dapat di berikannya
dekstrosa dalam air dengan konsentrasi 50% dimana dosis biasanya yang di
berikan kepada orang dewasa, sedangkan pemberian konsentrasi 25% yang
biasanya akan di berikan kepada anak-anak.
b. Glukogen
Tidak seperti dekstrosa, yang dalam pemberiannya harus di berikan melalui
intravena, glukogen dapat di berikan pada klien dengan melalui subkutan (SC) atau
intramuskular (IM) yang dimana akan di lakukan oleh perawat yang memang
sudah pengalaman dalam memberikan glokugen. Dalam hal ini tentunya akan
dapat mencegah terjadinya ke terlambatan dalam memulai pengobatan yang dapat
di lakukan secara darurat
6. Komplikasi
Menurut teori (Jevon,2010) Hipoglikemia merupakan gangguan tingkat
kesadaran yang dapat berubah kapan saja yang dimana dapat menyebabkan gangguan
pernafasan, selain itu Hipoglikemia juga dapat mengakibatkan kerusakan otak akut.
Hipoglikemia yang berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan gangguan
neuropsikologis, sampai dengan terjadinya gangguan neuropsikologis berat karena
efek Hipoglikemi berkaitan dengan system saraf pusat yang biasanya di tandai oleh
perilaku dan pola bicara yang abnormal dan menurut Hipoglikemi yang berlangsung
lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, Hipoglikemi juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut NANDA (2015), fase pengkajian merupakan sebuah
komponen utama untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data,
mengorganisasikan data, dan mendokumentasikan data. Pengumpulan data
antara lain meliputi:
a) Identitas pasien
1) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku, alamat, status, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnosa medis).
2) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan
dengan pasien).
b) Riwayat kesehatan pasien
1) Keluhan/ Alasan masuk Rumah Sakit Cemas, lemah, anoreksia, mual,
muntah, nyeri abdomen, nafas pasien mungkin berbau aseton,
pernapasan kussmaul, gangguan pada pola tidur, poliuri, polidipsi,
penglihatan yang kabur, kelemahan, dan sakit kepala.
2) Riwayat Penyakit Sekarang Berisi tentang kapan terjadinya penyakit,
penyebab terjadinya penyakit serta upaya yang telah dilakukan oleh
penderita untuk mengatasinya.
3) Riwayat Penyakit Dahulu Adanya riwayat penyakit diabetes melitus
atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung,
obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4) Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat
keluarga tentang penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik,
riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama
stres (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi
obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
2. Daftar Diagnosa
a. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah
b. (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif
c. (D.0017) Resiko perfui serebral tidak efektif
d. (D.0008) Penurunan curah jantung
3. Perencanaan Keperawatan

N SDKI SLKI SIKI


O
(D.0027) (L.030022) Kestabilan (I.03113) Manajemen Hipoglikemia
Observasi
Ketidakstabilan kadar glukosa darah  Identifkasi tanda dan gejala
kadar glukosa Definisi : kadar glukosa hipoglikemia
 Identifikasi kemungkinan penyebab
darah darah dalam rentang hipoglikemia
Terapeutik
normal  Berikan karbohidrat sederhana, jika
perlu
Kriteria hasil:  Batasi glucagon, jika perlu
- koordinasi meningkat  Berikan karbohidrat kompleks dan
protein sesuai diet
- kesadaran menigkat  Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Pertahankan akses IV, jika perlu
- mengantuk menurun  Hubungi layanan medis, jika perlu
- pusing menurun Edukasi
 Anjurkan membawa karbohidrat
- Lelah/lesu menurun sederhana setiap saat
 Anjurkan memakai identitas darurat
- keluhan lapar menurun yang tepat
 Anjurkan monitor kadar glukosa
- gemetar menurun darah
- berkeringat menurun  Anjurkan berdiskusi dengan tim
perawatan diabetes tentang penyesuaian program
- mulut kering menurun pengobatan
 Jelaskan interaksi antara diet,
- rasa haus menurun insulin/agen oral, dan olahraga
- perilaku aneh menurun  Anjurkan pengelolaan
hipoglikemia(tanda dan gejala, faktor risiko dan
- kesulitan bicara menurun pengobatan hipoglikemia)
 Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
- kadar glukosa dalam hipoglikemia (mis. mengurangi insulin atau agen
oral dan/atau meningkatkan asupan makanan
darah membaik
untuk berolahraga
- kadar glukosa dalam Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dextros, jika
urine membaik perlu
 Kolaborasi pemberian glucagon,
- palpitasi membaik
- perilaku membaik jika perlu

- jumlah urine membaik


(D.0017) Risiko (L.02014) Perfusi Serebral (D.0017) Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Perfusi Serebral
Defenisi : keadekutan
Tidak Efektif. Observasi
aliran darah serebral untuk
 Identifikasi penyebab peningkatan TIK
menunjang fungsi otak
(mis. Lesi, gangguan metabolisme, edema
Kriteria hasil : serebral)
 Monitor tanda/gejala
- tingkat keadaran
peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
meningkat meningkat, tekanan nadi melebar,
bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran
- kognitif meningkat
menurun)
- tekanan intracranial  Monitor MAP (Mean Arterial
Pressure)
menurun
 Monitor CVP (Central Venous
- sakit kepala menurun Pressure), jika perlu
 Monitor PAWP, jika perlu
- gelisah menurun
 Monitor PAP, jika perlu
- kecemasan menurun  Monitor ICP (Intra Cranial
Pressure), jika tersedia
- agitasi menurun
 Monitor CPP (Cerebral
- demam menurun Perfusion Pressure)
 Monitor gelombang ICP
- nilai rata rata tekanan
 Monitor status pernapasan
darah membaik  Monitor intake dan output
cairan
- kesadaran membaik
 Monitor cairan serebro-spinalis
- tekanan darah siastolik (mis. Warna, konsistensi)
Terapeutik
membaik
- tekanan darah diastolic  Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang
membaik
 Berikan posisi semi fowler
- reflek saraf membaik  Hindari maneuver Valsava
 Cegah terjadinya kejang
 Hindari penggunaan PEEP
 Hindari pemberian cairan IV
hipotonik
 Atur ventilator agar PaCO2
optimal
 Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian sedasi dan


antikonvulsan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis, jika perlu
 Kolaborasi pemberian pelunak
tinja, jika perlu

Daftar Pustaka
Rudi,H.,Sulis Setianingsih (2013) awas musuh – musuh anda setelah 40 tahun . Yogyakarta :
Gosyeng Publishing
Kedia, Nitil. 2011. Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon: an
Underutilized Therapeutic Approach. Dove Press Journal
Price, S. A., & Wilson, L.M., (2012).Patofisiologi: konsep klinis prosesprosespenyakit, 6 ed.
vol. 1. Alih bahasa : Pendit BU, et al. Editor : Hartanto, H., et al. Jakarta: EGC
Jevon. P. Dan Ewens. B. (2009).Pemantauan Pasien Kritis edisi kedua. Ciracas, Jakarta:EMS.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GADAR & KRITIS

Nama Mahasiswa : Bagus Pujo Santoso


NIM : 192303102085
Tempat Pengkajian : IGD RSI MASYITHOH

PENGKAJIAN NON TRAUMA IRD

A. IDENTITAS PASIEN
NAMA : Ny. S
NO REG : 0738XXX
UMUR : 63 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
SUKU : Jawa
AGAMA : Islam
PENDIDIKAN : SD Sederajat
ALAMAT : Pogar, Bangil
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama :
Pasien datang ke igd dengan tidak sadarkan diri akibat kekurangan glukosa pada
darah
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pada hari selasa tanggal 19 oktober 2021 pukul 17.32 pasien datang ke IGD RSI
MASYITOH dengan tidak sadar akibat kurangnya glukosa pada darah, paien
mengalami kehilangan kesadaran mulai sekitar pukul 14.00
c. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien memiliki Riwayat diabetes mellitus
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit turunan
C. PENGKAJIAN PERSISTEM
a. Keadaan umum : lemas
b. TTV:
TD : 103/65 mm/Hg S :36 oC
N : 100 x/menit RR :20 x/menit
GDS : 26 mg/dl

Breath Simetris
Pergerakan dada
(B1) Tidak Simetris
Pemakaian otot Ada, Jenis :
bantu nafas Tidak ada
Vesikuler
Wheezing
Suara nafas
Ronkhi
Lokasi :
Produktif
Batuk
Tidak produktif
Coklat
Kental
Sputum
Berdarah
Encer
Tidak ada
Alat bantu nafas
Ada, Jenis :
Lain-lain
S1 S2 S3 S4
Blood Tunggal
Suara jantung
(B2) Gallop
Murmur
Regular
Irama jantung
Iregullar
≤ 2 Detik
CRT
≥ 2 Detik
Normal
JVP
Meningkat
CVP Ada
Tidak ada
Nilai:
Ada
Edema Tidak ada
Tempat
Lain-lain
Kualitatif
Brain Tingkat
Kuantitatif (GCS)
(B3) Kesadaran
E……………V…………….M…………….
Reaksi Pupil
Kanan Ada, diameter
Tidak ada
Kiri Ada, diameter
Tidak ada
Ada
Reflek fisiologis
Tidak ada
Brudzinki
Reflek patologois
Babinski
Ada
Meningeal sign
Tidak ada
Lain-lain
Bladder Jumlah
Urin
(B4) Warna
Ada, hari ke
Kateter Jenis
Tidak ada
Ya
Kesulitas BAK
Tidak
Lain-lain
Bowel Kering
Mukosa bibir
(B5) Lembab
Kotor
Lidah
Bersih
Lengkap
Keadaan gigi
Gigi palsu
Ya
Nyeri telan
Tidak
Distensi
Abdomen
Tidak distensi
Peristaltic usus Normal
Menurun
Meningkat
Nilai:
Ya
Mual
Tidak
Ya
Muntah Tidak
Jumlah/frekuensi
Ya
Hematemesis Tidak
Jumlah/frekuensi
Ya
Melena
Tidak
Ya
Terpasang NGT
Tidak
Ya
Diare Tidak
Jumlah/frekuensi
Ya
Konstipasi Tidak
Sejak
Ya
Asites
Tidak
Lain-lain
Bone Baik
Turgor
(B6) Jelek
Ada
Perdarahan kulit Tidak ada
Jenis
Ya
Icterus
Tidak
Hangat
Kering
Merah
Akral
Dingin
Pucat
Basah
Pergerakan sendi Bebas
Terbatas
Skala
Ada
Tidak ada
Fraktur
Jenis
Lokasi
Ada
Tidak Ada
Luka
Jenis
Lokasi
Lain lain

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDS : 26 mg/dl
E. TERAPI
- Infusan D10 15 tetes/menit
- D40 5 Flas
- Injeksi pumpisel 40 mg
- Injeksi santagesik 2mg
ANALISA DATA

NO DATA PENUNJANG INTERPRESTASI DATA MASALAH


.
1. Ds : Hipoglikemia Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah b.d
- Pasien datang ke igd rsi gangguan metabolik
masyithoh dengan tidak Glukagon bawaan

sadarkan diri
- Pasien mengeluh Glikogenesis
kepalanya pusing saat
sudah sadarkan diri
Deficit glikogen pada hepar
Do :
- Akral dingin
Gula darah menurun < 60 mg/dl
- Ttv :
TD : 103/65 mm/Hg
S :36 oC Ketidakstabilan Kadar Glukosa
Darah
N : 100 x/menit
RR :20 x/menit
GDS : 26 mg/dl
Ds : Gula darah menurun < 60 mg/dl Resiko perfusi
serebral tidak efektif
- Pasien datang ke igd rsi
Penurunan nutrisi jaringan otak
masyithoh dengan tidak
sadarkan diri Respon SSP
- Pasien mengeluh
Kortek serebri kurang suplai
kepalanya pusing saat energi
sudah sadarkan diri
Do : Resiko perfusi serebral tidak
efektif
- Akral dingin
- Ttv :
TD : 103/65 mm/Hg
S :36 oC
N : 100 x/menit
RR :20 x/menit
GDS : 26 mg/dl

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien :
Umur :
No.Register :

NO TGL DIAGNOSA
TGL TERATASI TTD
. MUNCUL KEPERAWATAN
19 – 10 – 2021 (D.0027) Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah B.D Gangguan
Metabolik Bawaan
19 – 10 – 2021 (D.0017) Risiko Perfusi Serebral
Tidak Efektif.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
\

NO
TGL SDKI SLKI SIKI TT
.
19- 1. (D.0027) Ketidakstabilan (L.030022) Kestabilan kadar glukosa (I.03113) Manajemen Hipoglikemia
10- Kadar Glukosa Darah
B.D Gangguan
darah Observasi :
2021
Metabolik Bawaan
Setelah dilakukan tindakan - Identifkasi tanda dan gejala hipoglikemia
keperawatan selama 1jam di harapkan
kestabilan kadar glukosa darah Terapeutik
meningkat dengan kriteria hasil :
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- koordinasi meningkat - Berikan karbohidrat sederhana
- kesadaran menigkat
Edukasi
- pusing menurun
- kadar glukosa dalam darah - Anjurkan pengelolaan hipoglikemia
- Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
membaik hipoglikemia

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian dextros


NO
TGL SDKI SLKI SIKI TT
.
19- 2. (D.0017) Risiko (L.02014) Perfusi Serebral (D.0017) Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
10- Perfusi Serebral Tidak
2021 Efektif. Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1jam di harapkan
kestabilan kadar glukosa darah - Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis.
meningkat dengan kriteria hasil: Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran
- Tingkat keadaran meningkat menurun)
- Gelisah menurun
- Kesadaran membaik Terapeutik

- Minimalkan stimulus dengan menyediakan


lingkungan yang tenang
- Berikan posisi semi fowler
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.S
Umur : 63 Tahun
No.Register : xxxxxx

NO.DX.
NO TGL/JAM TINDAKAN TT
KEP
19 – 10 – 1. - Identifkasi tanda dan gejala hipoglikemia
2021 - Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Berikan karbohidrat sederhana
JAM 17.32 - Anjurkan pengelolaan hipoglikemia
- Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia
- Kolaborasi pemberian dextros

19 – 10 – 2. - Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis.


2021 Tekanan darah meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardia, pola napas ireguler,
JAM 17.32 kesadaran menurun)
- Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
- Berikan posisi semi fowler
EVALUASI KEPERAWATAN

NO.DX. TANGGAL :
TANGGAL
KEP 19 – 10 – 2021
1. S:
Pasien tiba tiba tidak sadarkan diri
pada jam 14.00
O:
K/U : lemah
TTV :
- TD : 103/65 mg/dl
- N : 100x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 36oc
- Spo2 : 97%
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai