merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Hipoglikemia = Hipoglikemia murni = True hypoglicemy = gejala hipoglikemia apabila gula darah < 60 mg/dl Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal- rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). KLASIFIKASI HIPOGLIKEMIA • Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL) Terjadi jika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar. • Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50 mg/dL) Penurunan kadar glukosa dapat menyebabkan sel- sel otak tidak memperoleh bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda- tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup keetidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. • Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35 mg /dL) Terjadi gangguan pada sistem saraf pusat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikeminya. Gejalanya mencakup disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan bahkan kehilangan kesadaran. ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA 1. Dosis suntikan insulin terlalu banyak 2. Lupa makan atau makan terlalu sedikit 3. Aktifitas terlalu berat 4. Minum alkohol tanpa disertai makan 5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari. 6. Penebalan di lokasi suntikan 7. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan. 8. Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa 9. Gangguan hormonal. 10. Pemakaian aspirin dosis tinggi 11. Riwayat hipoglikemia sebelumnya. Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonylurea: (Mansjoer A, 1999) 1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien a. pengurangan/keterlambatan makan b. kesalalahan dosis obat c. latihan jasmani yang berlebihan d. penurunan kebutuhan insulin o penyembuhan dari penyakit o nefropati diabetic o hipotiroidisme o penyakit Addison o hipopituitarisme
2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan dokter
a. pengendalian glukosa darah yang ketat b. pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hiperglikemik c. penggantian jenis insulin PATOFISIOLOGI • Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut. Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. • Diabetes ketoasidosis (KAD) disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, ada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes ketoasidosis. ▫ dehidrasi ▫ kehilangan elektrolit ▫ asidosis • Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang pula, di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali, kedua factor ini akan menimbulkan hipoglikemia. • Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium). Diuresis osmotic yang di tandai oleh urinaria berlebihan (poliuria) ini akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit TANDA DAN GEJALA HIPOGLIKEMIA Tanda dan gejala dari hipoglikemi terdiri dari dua fase antara lain: 1. Fase pertama yaitu gejala- gejala Di kutip dari Karen Bruke 2005 ada yang timbul akibat aktivasi beberapa tanda gejala ataupun pusat autonom di hipotalamus manifestasi klinis yang meliputi: sehingga dilepaskannya hormone ▫ Lapar epinefrin. Gejalanya berupa palpitasi, keluar banyak ▫ Mual-muntah keringat, tremor, ketakutan, rasa ▫ Pucat,kulit dingin lapar dan mual (glukosa turun ▫ Sakit kepala 50 mg%. ▫ Nadi cepat 2. Fase kedua yaitu gejala- gejala yang ▫ Hipotensi terjadi akibat mulai ▫ Irritabilitas terjadinya gangguan fungsi otak, gejalanya berupa pusing, ▫ Manifestasi sebab perubahan fungsi pandangan kabur, ketajaman serebral mental menurun, ▫ Sakit kepala hilangnya ketrampilan ▫ Koma motorik yang halus, penurunan ▫ Kesulitan dalam berfikir kesadaran, kejang- kejang dan ▫ Ketidakmampuan dalam koma (glukosa darah 20 berkonsentrasi mg%). ▫ Perubahan dalam sikap emosi • PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Gula darah puasa Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl 2. Gula darah 2 jam post prandial Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam 3. HBA1cPemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan. 4. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah terganggu 5. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi PENATALAKSANAAN HIPOGLIKEMIA 1. Glukosa Oral Idealnya dalam bentuk tablet, jelly atau 150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan nondiet cola 2. Glukosa Intramuskular Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam 10 menit 3. Glukosa Intravena Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa dengan konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam. Konsep Askep