Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA MEDIS HIPOGLIKEMIA

DISUSUN OLEH :
CHANDRA MAHARDIKA
1490122067

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi penyakit
Hipoglikemia merupakan penyakit yang disebabakan oleh kadar gula darah
(glukosa) yangrendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula
darah antara 70-11- mg/dl (Aina Abata, 2014).Hipoglikemia merupakan salah satu
komplikasi akut yang dialami oleh penderita diabetesmellitus. Hipoglikemia disebut
juga sebagai penurunan kadar gula darah yang merupakankeadaan dimana kadar
glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan
antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang
digunakan.Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain penderita
merasa pusing, lemas,gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap, berkeringat
dingin, detak jantung meningkat danterkadang sampai hilang kesadaran (syok
hipoglikemia) (Nabyl, 2009).
Hipoglikemia =Hipoglikemia murni=True hypoglicemy=gejala hipoglikemia
apabila gula darah< 60 mg/dl.(Dr Soetomo ,1998).Definisi kimiawi dari hipoglokemia
adalah glukosa darah kurang dari 2,2 m mol/l, walaupungejala dapat timbul pada
tingkat gula darah yang lebih tinggi. (Petter Patresia A,1997).Hipoglikemia adalah
batas terendah kadar glukosa darah puasa(true glucose) adalah 60 mg%,dengan dasar
tersebut maka penurunan kadar glukosa darah di bawah 60 mg%. (Wiyono,1999).

2. Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh :
a. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada
penderitadiabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
c. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenald.
Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di
hati.Adapun penyebab Hipoglikemia yaitu :
1. Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis obat yang
anda suntik sesuaidengan kondisi gula darah saat itu. Celakanya, terkadang
pasien tidak dapat memantau kadargula darahnya sebelum disuntik, sehingga
dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar guladarah saat itu. Memang
sebaiknya bila menggunakan insulin suntik, pasien harus memilikimonitor atau
alat pemeriksa gula darah sendiri.
2. Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja
lambat dua kali sehari danobat yang kerja cepat sesaat sebelum makan. Kadar
insulin dalam darah harus seimbang denganmakanan yang dikonsumsi. Jika
makanan yang anda konsumsi kurang maka keseimbangan initerganggu dan
terjadilah hipoglikemia.
3. Aktifitas terlalu berat.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan
insulin. Saat anda berolahraga, anda akan menggunakan glukosa darah yang
banyak sehingga kadar glukosa darah akanmenurun. Maka dari itu, olah raga
merupakan cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosadarah tanpa
menggunakan insulin.
4. Minum alkohol tanpa disertai makan
Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar glukosa
darah akan menurun.
5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.
Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan anda
mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja secara
lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obatmisalnya anda meminum obat
insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi, andaakan mengalami
hipoglikemia.
6. Penebalan di lokasi suntikan.
Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan insulin agar
merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam waktu
lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan jaringan. Penebalan
ini akan menyebabkan penyerapan insulin menjadi lambat.
7. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan
Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang
dianjurkan. Anda harusmengetahui dan mempelajari dengan baik kapan obat
sebaiknya disuntik atau diminum sehinggakadar glukosa darah menjadi
seimbang.
8. Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.
Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan penyerapan
glukosa oleh usus. Halini menyebabkan insulin lebih dulu ada di aliran darah
dibandingan dengan glukosa. Insulin yangkadung beredar ini akan menyebabkan
kadar glukosa darah menurun sebelum glukosa yang barumenggantikannya.
9. Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon glukagon.
Hormon ini bergunauntuk meningkatkan kadar gula darah. Tanpa hormon ini
maka pengendalian kadar gula darahmenjadi terganggu.
10. Pemakaian aspirin dosis tinggi.
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi
dosis 80 mg.11. Riwayat hipoglikemia sebelumnya.Hipoglikemia yang terjadi
sebelumnya mempunyai efek yang masih terasa dalam beberapawaktu.
Meskipun saat ini anda sudah merasa baikan tetapi belum menjamin tidak
akanmengalami hipoglikemia lagi
3. Fisiologi
Hipoglikemi terjadi karena adanya kelebihan insulin dalam darah sehingga
menyebabkanrendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang dapat
menimbulkan gejala-gejalahipoglikemi, bervariasi antara satu dengan yang lain.Pada
awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah
denganmelepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung
saraf. Epinefrinmerangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi
jugamenyebabkan gejala yangmenyerupai serangan kecemasan (berkeringat,
kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar).
Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan
menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa,
tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma.Hipoglikemia
yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejalayang
menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan
maupunsecara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin
atau obathipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin,
gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula
darah habis karena melakukanolah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya
terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering
terjadi dan lebih berat.
4. Tanda dan gejala klinis
1. Fase pertama yaitu gejala- gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom di
hipotalamussehingga dilepaskannya hormone epinefrin. Gejalanya berupa
palpitasi, keluar banyak keringat,tremor, ketakutan, rasa lapar dan mual (glukosa
turun 50 mg%.)
2. Fase kedua yaitu gejala- gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan
fungsi otak,gejalanya berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental
menurun, hilangnya ketrampilanmotorik yang halus, penurunan kesadaran,
kejang- kejang dan koma (glukosa darah 20 mg%).
5. Clinical patways
6. Patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama bergantung
pada glukosauntuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak
dapat memperolehglukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai
dalam beberapa menit saja.Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat
tergantung pada suplai glukosa secaraterus menerus dari darah ke dalam jaringan
interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-sarafdi dalam system saraf
tersebut.Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun,
maka akanmempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental
seseorang telah dapatdilihat ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl
(3.6 mM). Saat kadar glukosadarah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM),
sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan
koma.Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya
jumlah insulinyang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, protein, lemak,ada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes
ketoasidosis.
1. dehidrasi
2. kehilangan elektrolit
3. asidosis
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang pula,di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali,
kedua factor ini akanmenimbulkan hipoglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan
glukosa yang berlebihan dalamtubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-
sama air dan elektrolit (seperti natrium dankalium). Diuresis osmotic yang di tandai
oleh urinaria berlebihan (poliuria) ini akanmenyebabkan dehidrasi dan kehilangan
elektrolit. penderita ketoasidosis diabetic yang beratdapat kehilangan kira-kira 6,5 liter
air dan sampai 400 hingga mEq natrium, kalium serta kloridaselama periode waktu 24
jam.Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (liposis) menjadi
asam-asamlemak bebas dan gliseral.asam lemak bebas akan di ubah menjadi badan
keton oleh hati, padaketon asidosis diabetic terjadi produksi badan keton yang
berlebihan sebagai akibat darikekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut, badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam
sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkanasidosis metabolic.Pada hipoglikemia
ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akanterangsang.
Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi,
tremor,takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.Pada hipoglikemia sedang,
penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidakmemperoleh cukup
bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi padasistem
saraf pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, pati rasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan
tidakterkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan
ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala
adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang
sangat berat,sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi
hipoglikemia yang dideritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku yang mengalami
disorientasi, serangan kejang,sulit di bangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan
kesadaran (Smeltzer. 2001).

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang awal yang dilakukan untuk menegakkan trias Whipple
pada diagnosis hipoglikemia adalah kadar glukosa darah.
Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah ≤ 70 mg/dL merupakan suatu nilai waspada hipoglikemia
sebagaimana direkomendasikan menurut klasifikasi hipoglikemia oleh International
Hypoglycemia Study Group (IHSG). Ini merupakan ambang batas perlunya
pemberian karbohidrat kerja cepat dan penyesuaian dosis terapi penurun glukosa
darah pada pasien dengan DM. Kemudian, kadar glukosa darah < 54 mg/dL
menggambarkan suatu hipoglikemia yang bermakna secara klinis. Apabila
hipoglikemia disertai dengan suatu gangguan kognitif berat yang memerlukan bantuan
orang lain untuk pemulihan gejala, maka ini dikenal dengan sebutan hipoglikemia
berat.
8. Komplikasi
Komplikasi dari pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu
dapat menyebabkangangguan pernafasan, selain itu hipoglikemia juga dapat
mengakibatkan kerusakan otak akut,hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan dapat
menyebabkan gangguan neuropsikologissedang sampai dengan gangguan
neuropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitandengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara abnormal (jevon,2010) dan
menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa
menyebabkankerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan
koma sampai kematian
9. Penatalaksanaan
1. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa
darah kapiler, 10- 20gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam
bentuk tablet, jelly atau 150- 200 mlminuman yang mengandung glukosa seperti
jus buah segar dan nondiet cola. Sebaiknya coklatmanis tidak diberikan karena
lemak dalam coklat dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan
dalam 1- 2 jam perlu diberikan tambahan 10- 20 gram karbohidrat
kompleks.Bila pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu
gawat, pemberian gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa
rongga hidung dapat dicoba.
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak
dalam 10menit.Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau
pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersediadalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15menit. Kecepatan kerja glucagon
tersebut sama dengan pemberian glukosa intravena. Bila pasiensudah sadar
pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4
sendokmakan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam
bentuk tepung seperticrakers dan biscuit untuk mempertahankan pemulihan,
mengingat kerja 1 mg glucagon yangsingkat (awitannya 8 hingga 10 menit
dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27menit). Reaksi insulin dapt
pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada keadaan puasa yang panjang atau
hipoglikemi yang diinduksi alcohol, pemberian glucagon mungkin tidak
efektif.Efektifitas glucagon tergantung dari stimulasi glikogenolisis yang terjadi.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa
dengan konsentrasi40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai
pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10% 6 kolf/jam.
10. Data focus pengkajian
PENGKAJIAN PADA HIPOGLIKEMIA
a. Pengkajian Primer
1. Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas,ataukah
ada secret yangmenghalangi jalan nafas. Jika ada obstruksi, lakukan :Chin lift/
Jaw thrustSuctionGuedel AirwayInstubasi Trakea
2. Breathing
Bila jalan nafas tidak memadai, lakukan :Beri oksigenPosisikan semi Flower
3. Circulation
Menilai sirkulasi / peredaran darahCek capillary refillAuskultasi adanya suara
nafas tambahanSegera Berikan Bronkodilator, mukolitik.Cek Frekuensi
PernafasanCek adanya tanda-tanda Sianosis, kegelisahanCek tekanan
darahPenilaian ulang ABC diperlukan bila kondisi pasien tidak stabil
4. DisabilityMenilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya
respon terhadap nyeri atausama sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat mobilisasi
pasien. Posisikan pasien posisi semi fowler,esktensikan kepala, untuk
memaksimalkan ventilasi. Segera berikan Oksigen sesuai dengankebutuhan, atau
instruksi dokter.
b. Pengkajian sekunder
Data dasar yang perlu dikaji adalah :
1. Keluhan utama
sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi
merupakan diagnosesekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti
asfiksia, kejang, sepsis.
2. Riwayat :o ANCo Perinatalo Post natalo Imunisasio Diabetes melitus pada orang
tua/ keluargao Pemakaian parenteral nutritiono Sepsiso Enteral feedingo
Pemakaian Corticosteroid therapio Ibu yang memakai atau ketergantungan
narkotikao Kanker
11. Diagnosa yang mungkin muncul
Berdasarkan semua data pengkajian,diagnosa keperawatan utama mencakup yang
berikut
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi, obstruksi jalan nafas
2. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d disfungsi system saraf pusat akibat
hipoglikemia
3. Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh yang b.d perubahan
metabolisme,dan kurang asupan makanan.
12. Intervensi keperawatan
DX. Kep TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
TUPAN TUPEN
Ketidakefektif Setelah Setelah a. Kaji warna, 
an bersihan mendapatkan mendapatkan kekentalan dan Karakteristik
jalan nafas b.d perawatan perawtan selama jumlah sputum sputrum dapat
inflamasi, selama 2 hari 48 jam, masalah b. Instruksikan menunjukkan
obstruksi masalah Ketidak klien pada berat
jalan nafas Ketidak efektifan metode yang ringannya
efektifan bersihan jalan tepat dalam obstruks
bersihan nafas dapat mengontrol  Batuk yang
jalan nafas teratasi dengan batuk. tidak
teratasi kriteria hasil : c. Ajarkan klien terkontrol
a. menentukan untuk melelahkan
posisi yang menurunkan dan inefektif
nyaman viskositas serta
sehingga sekresi menimbulkan
memudahkan d. Auskultasi frustasi
peningkatan paru sebelum  Sekresi
pertukaran gas. dan sesudah kental sulit
b.dapat tindakan untuyk
mendemontrasik e. Lakukan dikeluarkan
an batuk efektif fisioterapi dada dan dapat
c.dapat dengan tehnik menyebabkan
menyatakan drainage sumbatan
strategi untuk postural,perkusi mukus yang
menurunkan dan fibrasi dapat
kekentalan dada menimbulkan
sekresi f. Dorong dan atelektasis.
d. tidak ada atau berikan 
suara nafas perawatan mulut Berkurangnya
tambahan suara
tambahan
setelah
tindakan
menunjukan
keberhasilan
 Fisioterpi
dada
merupakan
strategi untuk
mengeluarkan
sekret.
 Hygiene
mulut yang
baik
meningkatkan
rasa sehat dan
mencegah bau
mulut.
Gangguan Setelah Setelah Intervensi 1. Agar pasien 
perfusi mendapatkan mendapatkan mandiri: lebihkooperati
jaringan perawatan perawtan selama 1.Jelaskan f
serebral b.d selama 2 hari 48 jam, masalah kepada pasien 2. Perubahan t
disfungsi masalah Gangguan tentangtindakan ekananCSS
system saraf Gangguan perfusi jaringan yang merupakan
pusat akibat perfusi serebral dapat akandilakukan potensiresiko
hipoglikemia jaringan teratasi dengan 2. Pertahankan herniasi
serebral dengankriteria posisi tirah batang otak
teratasi hasil : baringdengan 3. aktivitas sep
1.Tingkatkesadar posisi erti iniakan
ankomposmentis kepalahead up meningkatkan
2.Disorientasite 3. Bantu intrathorak
mpat, pasienuntuk dan abdomen
waktu,orang berkemih,memb yangdapat
secara tepat atasi meningkatkan
3. TTV dalam batuk,muntah, TIK
batas mengejan,anjurk 4.Pengkajiank
normal(suhu an pasiennapas ecenderungan
35,5ºC dalam selama adanya peruba
– pergerakan han tingkatkes
37,5ºC, nadi 60- 4. Pantau adaran dan
100 statusneurologis potensial peni
x/menit,tekanan denganteratur ngkatan TIK s
darah120/80 5. Pantau TTV angat berguna 
mmHg) dalammenentu
kan lokalisasi
5. Perubahan p
adafrekuensi
jantungmencer
minkantrauma/
tekanan
batangotak

Perubahan Setelah Setelah IntervensiMandi 1.Untuk


nutrisi mendapatkan mendapatkan ri: mengetahui
kurang atau perawatan perawtan selama 1.Kaji status status nutrisi
lebih dari selama 2 hari 48 jam, masalah Untuk pasien saat ini
kebutuhan masalah Perubahan mengetahui 2.Untuk
tubuh yang Perubahan nutrisi kurang status nutrisi memberikan
b.d perubahan nutrisi atau lebih dari nutrisi pasien rasa nyaman
metabolisme, kurang atau kebutuhan 2.Jaga klien dan
dan kurang lebih dari tubuh yang kebersihan meningkatkan
asupan kebutuhan dapat teratasi mulut,anjurkan nafsumakan.
makanan tubuh yang dengan kriteria untuk 3.Untuk
teratasi hasil : melakukan oral mengetahui
-Intake hygiene makanan yang
nutrisitercukupi2 3. Kaji makanan disukai klien
-Makan habis kesukaan dan agar klien
1 porsi3. makanan yg maumakan
-BB normal tidak disuka 4.Untuk
iklien mengetahui
4. Monitor adanya
berat badan penurunan
kliensecara dankenaikan
rutin. berat
Intervensikolab badanklien.
orasi : 5. Nutrisi yang 
5.Kolaborasi tepat sesuai
dengan ahli gizi anjuran ahli
untuk gizi dapat
menentukan jum memenuhi
lah kalori dan kebutuhan
nutrisi yang asupan yang
dibutuhkan  dibutuhkan
pasien tubuh

13. Daftar pustaka


Herdman, Heather. 2010.
Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisidan Klasifikasi 2009- 2011
. Jakarta: EGC
Jevon, Philip. 2010.Basic Guide To Medical Emergencies In The DentalPractice.
Inggris: Wiley Blackwell
Kedia, Nitil. 2011. Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon:
anUnderutilized Therapeutic Approach. Dove Press Journal McNaughton, Candace D.
2011.Diabetes in the Emergency Department: AcuteCare of Diabetes Patients.
Clinical Diabetes RA, Nabyl. 2009.
Cara mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Mellitus
.Yogyakarta : Aulia Publishing Setyohadi, Bambang. 2011.
Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta: PusatPenerbitan Ilmu Penyakit
DalamHadiatma, Mega. 2012.
NURSING CARE IN HYPOGLYCEMIA IN PATIENTS
WITH DIABETES MELLITUS IN THE INSTALLATION EMERGENCY
HOSPITAL
. Naskah publikasi UMS.pdf

Anda mungkin juga menyukai