HIPOGLIKEMIA
3. Musa : P07220118050
A. Konsep Dasar
B. Etiologi
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis
obat yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu.
Celakanya, terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula
darahnya sebelum disuntik, sehingga dosis yang disuntikan tidak
sesuai dengan kadar gula darah saat itu. Memang sebaiknya bila
menggunakan insulin suntik, pasien harus memiliki monitor atau alat
pemeriksa gula darah sendiri.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip
dengan insulin. Saat anda berolah raga, anda akan menggunakan
glukosa darah yang banyak sehingga kadar glukosa darah akan
menurun.
4. Minum alkohol tanpa disertai makan.
9. Gangguan hormonal.
C. Patofisiologi Hipoglikemia
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan
kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula
darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar
glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian
besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan
koma.
1. Gula darah puasa Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa
(sebelum diberi glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70-
110 mg/dl.
2. Gula darah 2 jam post prandial Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa
dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam
G. Penatalaksanaan Hipoglikemia
1. Glukosa Oral
2. Glukosa Intramuskuler
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian
glukosa dengan konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20
menit sampai pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.
1. Airway
2) Suction
3) Guedel Airway
4) Instubasi Trakea
2. Breathing
1) Beri oksigen
3. Circulation
4. Disability
Pengkajian Fisik
1. History
2) A = allergics (alergi)
3) M = medication (pengobatan)
1) O Onset
2) P Provocation
3) Q Quality
4) S Severity
5) T Timing
2. Vital Sign; dilakukan pengkajian vital sign lebih detail dan lengkap
meliputi :
1) Pulse
2) Respiration rate
3) Blood preasure
4) Temperatur
Pertimbangkan :
K. Pysical Examination
M. Identifikasi Masalah
N. Intervensi Keperawatan
Di setting gawat darurat, proses keperawatan ditandai dengan kondisi
di mana intervensi keperawatan dan assesment keperawatan sifatnya
interaktif dan stimulan, sehingga pengkajian dan tindakan
keperawatan dapat dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan.
Intervensi keperawatan dapat dikategorikan sebagai beriku:
O. Evaluasi/Reasessment
1. Glukosa Oral
Setelah diagnosa hipoglikemia ditegakkan, 10-20 g glukosa oral harus
segera diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly, atau 150-250 mL
minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan
nondiet cola. Bila belum ada jadwal makan dalam 1-2 jam maka
ditambahkan 10-20 g karbohidrat kompleks.
2. Glukosa Intramuskular
3. Glukagon intravena
> 30-60 ml/dl Injeksi IV Dex. 40% (25 cc) bolus 2 flakon
> 60-100 ml/dl Injeksi IV Dex. 40% (25 cc) bolus 1 flakon
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC
Intervention and NOC Outcomes. Upper Saddle River: New Jersey