Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS ANEMIA DI RUANG INTERNA I RSUD Dr. R.
SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

DISUSUN OLEH :
SITI SHARLYA WARTINI
NPM : 016.02.0387

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2016
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGAN DIAGNOSA


MEDIS ANEMIA DI RUANG INTERNA I RSUD Dr. R.
SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

DI SUSUN OLEH :
SITI SHARLYA WARTINI
NPM : 016.02.0387

LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN PADA:


HARI :
TANGGAL :

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

()()

KEPALA RUANGAN

()
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah
merah dan kadar penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh (Price, 2006). Anemia berarti kekurangan
sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah
terlalu cepat atau karena terlalu lambat produksi sel
darah merah (Qyuiton, 1997).
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Pengertian Anemia terdapat beberapa pendapat tentang
definisi dari anemia, antara lain yaitu:
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin dalam
sirkulasi darah. Ada tiga kelompok besar anemia:
1. Perdarahan secara berlebihan. Misalnya perdarahan
saluran cerna, keluarnya darah haid secara
berlebihan, hemoroid (wasir) dan sebagainya.
2. Penurunan atau gangguan produksi sel darah merah.
Ini dapat terjadi akibat kurangnya zat besi,
vitamin B 12, dan folat.
3. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan,
misalnya akibat penyakit talassemia dan penyakit
autoimun.

B. Penyebab Anemia
Penyebab umum dari Anemia terjadi akibat
berkurangnya hemoglobin, komponen yang dibutuhkan
untuk membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Karena
kekurangan oksigen maka muncul gejala kelelahan,
pusing dan lain-lain. Salah satu faktor penyebab
anemia adalah gaya hidup yang kurang sehat, kurang
asupan zat yang dibutuhkan untuk pembentukan
hemoglobin seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.

C. Tanda dan Gejala


Tergantung jenis anemia, penyakit yang
mendasarinya, serta kondisi tiap-tiap orang. Jika
anemia terjadi dalam waktu lama, maka gejalanya: mudah
lelah, jantung sering berdebar-debar (terutama saat
berolahraga), napas pendek dan kepala sakit (terutama
saat berolahraga), sulit berkonsentrasi dan kepala
pusing, kulit menjadi pucat, kram kaki, insomnia.

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah lengkap : retikulosit
(jumlahdarah bervariasi dari 30% - 50%), leukositos
(khususnya pada krisis vaso-oklusit) penurunan
Hb/Ht dan total SDM.
2. Pemeriksaan pewarnaan SDM : menunjukkan sabit
sebagian atau lengkap, sel bentuk bulan sabit.
3. Elektroforesis hemoglobin : mengidentifikasi adanya
tipe hemoglobin abnormal dan membedakan antara
anemia sel sabit dan anemia sel trait
E. Clinical Nursing Pathway

Kegagalan
Definisi B12 Asam Destruksi SDM Perdarahan/
produksi SDM o/
folat, besi berlebih hemofilia
sumsum tulang

Gangguan Penurunan SDM


pertukaran gas
O2
HB berkurang
Sesak
Anemia

Suplai O2 dan nutrisi Kurang asupan zat gizi


ke jaringan berkurang
Cadangan zat besi
tidak mencukupi
Gastro Intestinal Hipoksia
Gangguan
Menurunnya
Perfusi
Penurunan kerja GI Mekanisme an aerob defisiensi zat besi
jaringan
perifer
Aplasia
Peristaltic Kerja lambung ATP berkurang granulopresi
menurun menurun s
Asam laktat Nyeri Infeksi
meningkat granulositopenia
Makanan susah As. Lambung
dicerna Kelelahan
meningkat Energy u/
Demam
membentuk
Mual muntah Intoleransi antibody
Konstipasi & Anoreksia Aktivitas berkurang
Hipertermi
Perubahan
nutrisi kurang Resiko
dari kebutuhan infeksi
F. Penatalaksanaan Medis
Pada anemia defisiensi zat besi, folat, atau
vitamin B12, maka cara yang dapat dilakukan adalah
mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut.
Untuk diperhatikan:
1. Sumber zat besi adalah daging berwarna merah (sapi,
kambing, domba), buncis, sayuran hijau, telur,
kacang-kacangan, sea food. Sumber folat adalah buah
segar, sayuran hijau, kembang kol, hati, ginjal,
produk olahan susu. Sebaiknya sayuran dikonsumsi
mentah atau setengah matang. Sumber vitamin B12
adalah daging dan produk olahan susu, daging, hati,
ginjal, tiram, keju, dan telur.
2. Mengonsumsi suplemen zat besi mungkin diperlukan
dalam beberapa tahun dengan mewaspadai efek
sampingnya. Kelebihan zat besi mengakibatkan
kelelahan, muntah, diare, sakit kepala, mudah
tersinggung, dan muncul masalah pada persendian.
3. Vitamin C diperlukan untuk membantu penyerapan besu
di dalam saluran pencernaan, kecuali penderita
gangguan pencernaan. Sebab vitamin C bisa
memperparah penderita gangguan pencernaan.
4. Hindari kafein, misalnya kopi atau teh dalam jumlah
banyak, karena kafein dapat mengganggu penyerapan
besi di saluran pencernaan.
5. Hindari alkohol dan obat-obatan tertentu yang dapat
mengakibatkan defisiensi asam folat.
6. Jika Anda seorang vegetarian, konsultasikan kepada
dokter atau ahli nutrisi tentang diet untuk
mencukupi kebutuhan vitamin B12. Mungkin diperlukan
suplemen untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
7. Kekurangan vitamin B12 juga dapat disebabkan oleh
infeksi parasit, konsultasikan ke dokter untuk
mengatasi infeksi tersebut.
Hubungi dokter bila:
a) Penderita merasakan kelelahan menetap, kesulitan
bernapas, denyut nadi cepat (di atas 100
kali/menit), kulit menjadi pucat atau terdapat
tanda lain terjadinya anemia.
b) Periode menstruasi sangat mengganggu, atau
terdapat penyakit perlukaan saluran cerna
(ulkus), hemoroid (wasir), atau kanker kolon
(usus besar).

G. Komplikasi
Merasa cepat lelah saat bekerja sehingga
produktivitas juga menurun. Karena jantung harus
bekerja lebih keras untuk mengkompensasi kekurangan
oksigen di dalam darah akibat anemia, pada akhirnya
dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke. Jika
anemia yang terjadi akibat defisiensi B12, secara
bersamaan juga bisa terjadi kerusakan saraf dan
gangguan fungsi otak. Karena Vitamin B12 juga
dibutuhkan untuk kesehatan saraf dan fungsi otak.

H. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Identifikasi klien : nama klien, jenis kelamin,
agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.
2. Identitas penanggung
3. Keluhan utama dan riwayat kesehatan masa lalu
Keluhan utama : pada keluhan utama akan nampak
semua apa yang dirasakan klien pada saat itu
seperti kelemahan, nafsu makan menurun dan pucat.
4. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat kesehatan
masa lalu akan memberikan informasi kesehatan atau
penyakit masa lalu yang pernah diderita.
Pemerisaan fisik
5. Aktivitas/ istirahat
Gejala: Keletihan/ kelemahan terus-menerus
sepanjang hari.
Kebutuhan tidur lebih besar dan istirahat.
Tanda : Gangguan gaya berjalan
6. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi atau nyeri.
Tanda : Tekanan darah menurun, nadi lemah,
pernafasan lambat, warna kulit pucat atau sianosis,
konjungtiva pucat.
7. Eliminasi
Gejala : Sering berkemih, nokturia (berkemih malam
hari.
8. Integritas ego
Gejala : Kuatir, takut.
Tanda : Ansietas, gelisah.
9. Makanan / cairan
Gejala : Nafsu makan menurun.
Tanda : Penurunan berat badan, turgor kulit buruk,
tampak kulit dan membran mukosa kering.
10. Hygiene
Gejala : Keletihan / kelemahan
Tanda : Penampilan tidak rapi.
11. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala /pusing, gangguan
penglihatan.
Tanda : Kelemahan otot, penurunan kekuatan otot.
12. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri pada punggung, sakit kepala.
Tanda : Penurunan rentang gerak, gelisah.
13. Pernafasan
Gejala : Dispnea saat bekerja.
Tanda : Mengi
14. Keamanan
Gejala : Riwayat transfusi.
Tanda : Demam ringan, gangguan penglihatan.
15. Seksualitas
Gejala : Kehilangan libido.

I. Diagnosa Keperawatan
Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada
klien anemia sel sabit baik aktual maupun potensial
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (Hb
menurun).
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan penurunan fungsi / gangguan pada sum-sum
tulang.
3. Aktifitas intolerance berhubungan dengan kelemahan
otot.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
porsi makan tidak dihabiskan.
5. Integritas kulit berhubungan dengan menurunnya
aliran darah ke jaringan.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan
integritas kulit.
7. Kecemasan / kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang penyakitnya.

J. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (HB
rendah)
Tujuan : Tidak merasakan nyeri,
Tindakan keperawatan
a. Kaji tingkat nyeri
Rasional: Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat
mempermudah dalam menentukan intervensi
selanjutnya.
b. Anjurkan klien teknik nafas dalam.
Rasional : Dengan menarik nafas dalam
memungkinkan sirkulasi O2 ke jaringan terpenuhi.
c. Bantu klien dalam posisi yang nyaman.
Rasional : Mengurangi ketegangan sehingga nyeri
berkurang.
d. Kolaborasi pemberian penambah darah
Rasional : Membantu klien dalam menaikkan tekanan
darah dan proses penyembuhan.

2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan


dengan penurunan fungsi/ gangguan sumsum tulang.
Tujuan : Perfusi jaringan adekuat
Tindakan keperawatan :
a. Ukur tanda-tanda vital:
Rasional : Untuk mengetahui derajat/ adekuatnya
perfusi jaringan dan menentukan intevensi
selanjutnya.
b. Tinggikan kepala tempat tidur klien
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler
c. Pertahankan suatu lingkungan yang nyaman.
Rasional : Vasekonstriksi menurunkan sirkulasi
perifer dan menghindari panas berlebihan penyebab
vasodilatasi.
d. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila
terjadi kelemahan.
Rasional : Stres kardiopulmonal dapat menyebabkan
kompensasi.
3. Aktivitas intolerance berhubungan dengan kelemahan
otot
Tujuan : aktifitas toleransi,
Dengan kriteria : klien bisa melakukan gerakan
motorik halus.
Tindakan keperawatan
a. Kaji tingkat aktifitas klien
Rasional : Untuk mengetahui aktivitas yang
dilakukan klien dan untuk menetukan intervensi
selanjutnya.
b. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien
Rasional : Untuk membantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya.
c. Bantu pasien dalam melakukan latihan aktif dan
pasif
Rasional : Untuk meningkatkan sirkulasi jaringan
d. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya.
Rasional : Dengan bantuan perawat dan keluarga
klien dapat memenuhi kebutuhannya.
e. Berikan lingkungan tenang
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk
menurunkan regangan jantung dan paru.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


porsi makan tidak dihabiskan.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Dengan kriteria : nafsu makan meningkat, porsi
makan dihabiskan.
Tindakan keperawatan :
a. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang
disukai
Rasional : Mengidentifikasi efisiensi, menduga
kemungkinan intervensi.
b. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering
dan bervariasi
Rasional : Pemasukan makanan atau menambah
kekuatan dan diberikan sedikit-sedikit agar
pasien tidak merasa bosan.
c. Beri HE tentang pentingnya makanan atau gizi
Rasional : Makanan yang bergizi dapat mempercepat
penyembuhan penyakitnya.
d. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Mengawasi penurunan BB atau
efektivitas intervensi nutrisi.
e. Penatalaksanaan pemberian vitamin B1.
Rasional : Vitamin bisa menambah nafsu makan.
f. Konsul pada ahli gizi
Rasional : Membantu dalam membuat rencana diit
untuk memenuhi kebutuhan individu.

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan


menurunnya aliran darah ke jaringan.
Tujuan : Mempertahankan integritas kulit
Dengan kriteria : kulit segar, sirkulasi darah
lancar
Tindakan keperawatan.
a. Kaji integritas kulit,catat pada perubahan
turgor,gangguanwarna
Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh
sirkulasi, nutrisi dan imobilitas
b. Anjurkan permukaan kulit kering dan bersih
Rasional : Area lembab, terkontamiansi memberikan
media yang sangat baik untuk pertumbuhan
organisme patogenik
c. Ubah posisi secara periodik
Rasional : Meningkatkan sirkulasi ke semua area
kulit membatasi iskemia jaringan / mempengaruhi
hipoksia selular.
d. Tinggikan ekstremitas bawah bila duduk
Rasional : Meningkatkan aliran balik vena
menurunkan statis vena / pembentukan edema.

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan


integritas kulit.
Tujuan : Mencegah / menurunkan resiko infeksi
Tindakan keperawatan
a) Berikan perawatan kulit
Rasional : Menurunkan resiko kerusakan kulit /
jaringan dan infeksi
b) Dorong perubahan posisi / ambulasi yang sering
Rasional : Meningkatkan ventilasi semua segmen
paru dan membantu mobilisasi sekresi
c) Tingkatkan masukan cairan adekuat
Rasional : Membantu dalam mengencerkan sekret
pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan
mencegah statis cairan tubuh
d) Pantau suhu, catat adanya menggigil dan
takikardia.
Rasional : Adanya proses inflamasi / infeksi
membutuhkan evaluasi / pengobatan.

7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya


informasi tentang penyakitnya
Tujuan : Memahami tentang penyakitnya, mau menerima
keadaan penyakitnya, klien
tidak bertanya tentang penyakitnya
Tindakan keperawatan
a) Berikan informasi tentang penyakitnya
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan sehingga
pasien dapat membuat pilihan yang tepat,
menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan
kerjasama dalam program terapi
b) Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : Memberi pengetahuan berdasarkan pola
kemampuan klien untuk memilih informasi
c) Dorong mengkonsumsi sedikitnya 4 6 liter cairan
perhari
Rasional : Mencegah dehidrasi dan konsekuensi
hiperviskositas yang dapat membuat sabit /
krisis.
d) Dorong latihan rentang gerak dan aktivitas fisik
teratur dengan keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat.
Rasional : Mencegah demineralisasi tulang dan
dapat menurunkan resiko fraktur.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G, (2002), Rencana Asuhan


Keperawatan, EGC, Jakarta.
Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, (2002), Keperawatan
Medikal Bedah, vol. 3, Jakarta, EGC:
Hall and Guyton, (1997), Fisiologi Kedokteran, EGC :
Jakarta.
Noer Sjaifullah H. M, (1999), Ilmu Penyakit Dalam, jilid II,
FKUI, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.Y DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ANEMIA DI RUANG INTERNA I RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
LOMBOK TIMUR

NAMA: SITI SHARLYA WARTINI


NPM : 016.02.0387
TANGGAL PENGKAJIAN : Senin, 18 Juli 2016
TANGGAL MRS : Selasa, 19 Juli 2016
RUANGAN : Interna I
JAM : 10.00 WITA
DIAGNOSA MEDIS : Anemia

I. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn.M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur :37 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/ Indonesia
Alamat : Pringgabaya, Lombok Timur
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/ Indonesia
Alamat : Pringgabaya, Lombok Timur
Hubungan dengan klien : Istri

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


A. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh buang air besar darah, lemas, dan
wajah terlihat pucat.

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien datang ke rumah sakit BAB darah sejak 3 hari
yang lalu dengan frekuensi lebih dari 5x
perhari.Klien juga mengeluh lemas badan dan terlihat
pucat, serta aktifitasnya sebagian dibantu oleh
keluarga. Sebelumnya klien dirawat di Puskesmas
selama 2 hari tetapi karena tidak ada perubahan
klien dirujuk ke RS. Saat pengkajian di IGD vital
sign klien yaitu TD:100/60 mmHg, N:80x/mnt,
RR:24x/mnt,S:37C. Klien dipindahkan ka ruang
perawatan interna. Saat pengkajian klien mengatakan
BAB hanya 2x dan sudah tidak merah lagi. Vital sign
klien yaitu TD:100/60 mmHg, N:84x/mnt, RR:24x/mnt,
S:37C.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami
penyakit serupa dan hanya mengalami sakit ringan saja
seperti panas, batuk, pilek.

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita
penyakit serupa.

E. GENOGRAM

Keterangan :
: Perempuan --- : Tinggal serumah
: Laki-laki : Pasien
: Garis Pernikahan
: Garis keturunan

F. DATA PSIKOLOGIS
a. Status Emosi
Emosi klien saat dikaji stabil
b. Konsep Diri
1. Body image
Klien mengatakan tidak ada masalah tentang
gambaran dirinya

2. Self ideal
Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa
bekerja seperti biasanya.
3. Self ekstrem
Klien menyadari bahwa penyakit yang
dideritanya ini akan membutuhkan perawatan
yang baik agar kondisinya cepat membaik.
4. Role
Klien mengatakan kondisi kesehatannya saat ini
mennyebabkan perannya sebagai suami dan ayah
agak terganggu.
5. Identity
Klien menyadari dirinya adalah seorang laki-
laki dengan peran sebagai suami dan ayah
(kepala keluarga).

G. DATA SOSIAL
a. Pendidikan
Klien mengatakan pendidikannya hanya sampai
sekolah menengah atas (SMA)
b. Sumber penghasilan
Klien mengatakan sumber penghasilannya didapat
dari usaha wiraswasta yaitu berdagang di pasar.
c. Pola komunikasi
Klien mengatakan pola komunikasinya dengan seluruh
anggota keluarga di rumah terjalin dengan baik
dengan menggunakan bahasa sasak tetapi klien
kedang memakai bahasa Indonesia ketika menemani
anak-anaknya belajar di rumah.
d. Peran sosial
Klien mengatakan hubungan dengan tetangga dan
masyarakat disekitarnya terjalin dengan baik.
Klien selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan
masyarakat.

H. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan sebelum sakit selalu ke masjid untuk
menjalankan shalat 5 waktu dan beribadah yang lainnya
namun saat sakit ini lebih sering beribadah di rumah
saja.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum : Sedang
B. Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E:4, M:5, V:6

C. Vital sign
Suhu : 37C
Nadi : 84x/m
RR : 24x/m
TD : 100/60 mmHg

D. Pemeriksaan Head to toe


1. Kepala
Wajah : simetris, tidak ada benjolan, bersih,
tetapi klien tampak meringis dan sesak.
Rambut : rambut bersih, warna hitam, dan tidak
tampak ketombe.
Mata : simetris antara kanan dan kiri, bersih,
konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, serta
penglihatan normal.
Hidung : simetris, tidak ada sekret, penciuman
normal, tetapi ada pernapasan cuping hidung.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada
benjolan, serta pendengaran baik.
Mulut : simetris, mokusa bibir lembab.
Leher : simetris, bersih, tidak ada benjolan.
2. Dada dan Thoraks
Inspeksi : bentuk dada simetris, napas normal,
dan tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : tidak ada nyeri dada
Perkusi : terdengar bunyi sinus, adanya bunyi
lup dup, tidak ada ronchi maupun wheezing.
Auskultasi : irama jantung I & II vesikuler
3. Abdomen
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada asites
maupun benjolan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : pekak timpani
Timpani pekak

Auskultasi : bising usus normal 20x/menit


4. Ekstremitas
Atas : simetris, kekuatan otot bagus, tidak ada
kelumpuhan. Namun, klien mengeluh lemah.
Bawah : simetris, kekuatan otot bagus, tidak ada
kelumpuhan. Namun, klien mengeluh lemah.
5. Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium tgl 18 Juli 2016:

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


WBC 8,1 4,30-11,30
RBC 3,53 4,00-5,50
HGB 8,7 11,4-17,7
HCT 26,7 38,0-47,0
MCV 75,6 80,0-100,0
MCH 24,6 26,0-32,0
MCHC 32,6 32,0-36,0
PLT 431 150-450

Hitung Jenis
Leukosit 19 0,0-4,0
LYM 11 0,0-22,0
MXD 70 50,0-70,0
NEUT

6. Terapi
Infus RL 20 tetes permenit
Injeksi Cefotaxime 2x1 gr
Injeksi Ranitidine 2x1 ampul
Injeksi Omeprazole 1x1 vial
Sulfas Ferosus 2x1 tablet

7. Data senjang
Data Subyektif
- Klien mengatakan badannya lemas,
- Klien mengatakan BAB darah 2x.
Data Obyektif
- Keadaan umum lemah,
- Klien tampak pucat,
- Konjungtiva klien tampak anemis,
- Klien tampak kelelahan,
- Pada hasil Laboratorium kadar Hb:8,7 gr/dl,
- TTV :Suhu : 37C
Nadi : 84x/m
RR : 24x/m
TD : 100/60 mmHg

IV. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Klien Penurunan kadar Penurunan
mengatakan BAB hemoglobin perfusi
darah 2x jaringan
DO :
Konjungtiva
klien tampak
anemis
Klien tampak
pucat
Pada hasil
Laboratorium
kadar Hb:8,7
gr/dl.

2. DS : Klien Kelemahan Intoleransi


mengatakan aktifitas
badannya
lemas.
DO :
Keadaan umum
klien lemah,
Klien tampak
lemah dan
aktifitasnya
dibantu
keluarga.

DS : Klien
3. Penurunan aliran Gangguan
mengatakan darah ke jaringan integritas
badannya lemah kulit
dan ingin tiduran
saja.

DO :

Keadaan umum
klien lamah
Klien tampak
tiduran di bed
dan jarang
beraktifitas
mandiri
V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan hasil Keperawatan
1. Dx. 1. Setelah dilakukan 1. Monitor 5. Untuk mengetahui
tindakan perawatan tanda-tanda derajat perfusi
selam 3x24 jam vital jaringan dan
diharapkan perfusi menentukan
jaringan menjadi intervensi
efektif dengan selanjutnya
kriteria hasil: 6. Meningkatkan
Klien tidak pucat 2. Tinggikan ekspansi paru dan
lagi kepala meningkatkan
Konjungtiva klien tempat tidur kebutuhan oksigen
tidak anemis klien untuk kebutuhan
Kadar Hb dalam seluler
batas normal
7. Vasokonstriksi
menurunkan
sirkulasi perifer dan
3. Ciptakan menghindari panas
lingkungan berlebihan
yang penyebab
nyaman vasodilatasi
8. Stres
kardiopulmonal
dapat
menyebabkan
kompensasi

4. Anjurkan 9. Membantu
klien untuk meningkatkan
menghentika kadar haemoglobin
n aktifitas dalam darah klien
bila terjadi
kelemahan
5. Kolaborasi
pemberian
transfusi
darah
2. Dx. 2. Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
tindakan aktifitas jenis aktifitas yang
perawatan selama klien dilakukan oleh klien
3x24 jam
diharapkan 2. Dekatkan 2. Untuk membantu
aktifitas klien alat-alat klien dalam
dapat terpenuhi yang memenuhi
yang ditandai dibutuhkan kebutuhannya
dengan: klien
KU : baik 3. Bantu klien 3. Untuk meningkatkan
Klien tampak melakukan sirkulasi jaringan
lebih segar latihan aktif-
Klien dapat pasif
beraktifitas 4. Bantu klien 4. Dengan bantuan
dengan memenuhi perawat dan
mandiri kebutuhan keluarga klien dapat
ADLnya memenuhi
kebutuhannya
5. Berikan 5. Meningkatkan
lingkungan istirahat untuk
yang tenang menurunkan
regangan jantung
dan paru

3. Dx. 3. Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Kondisi kulit dapat


tindakan perawatan integritas dipengaruhi oleh
selama3x24 kulit, catat sirkulasi, nutrisi,
jamdiharapkan tidak bila turgor imobilitas
terjadi gannguan kulit buruk
integritas kulit yang ataupun ada
ditandai dengan: gangguan
Klien tampak lebih warna
segar 2. Anjurkan 2. Area lembab,
Klien beraktifitas klien untuk terkontaminasi
Tidal terjadi luka tetap memberikan media
dekubitus mengeringka yang sangat baik
n kulit untuk pertumbuhan
tubuhnya mikroorganisme
patogenik
3. Ubah posisi 3. Meningkatkan
tidur klien sirkulasi ke semua
secara area kulit,
periodik membatasi iskemia
jaringan/mempenga
ruhi hipoksia seluler

4. Tinggikan 4. Meningkatkan aliran


ekstremitas balik vena dan
bawah bila menurunkan statis
klien dalam vena/pembentukan
posisi duduk udema

VI. IMPLEMENTASI KEPERWATAN

NO. TANGGAL/JAM DX. KEP. IMPLEMENTASI RESPON HASIL


1. 19 Juli 2016 1. 1. Mengukur vital sign. 3. TD:100/60
JAM 12.00 mmHg.
Wita N:80x/mnt,
S:37C,
RR:20x/mnt
2. Menciptakan lingkungan 4. Klien
yang nyaman mengatakan
lingkungan
sekitrnya
lumayan nyaman
3. Meninggikan posisi 5. Posisi kepala
kepala tempat tidur klien tempat tidur
klien dalam
posisi semi
fowler
4. Memonitor tetesan infus 6. Darah kolf
transfusi darah kolf pertama
pertama terpasang lancar

2. 1. Menanyakan aktifitas 1. Klien


klien mengatakan
aktifitasnya
terbats karena
kelemahanya
2. Mendekatkan alat-alat 2. Peralatan klien
yang dibutuhkan oleh berada dekat
klien dengan tempat
tidur klien
3. Membantu aktifitas klien 3. Klien
mengatakan
bersedia bila
aktifitasnya
dibantu oleh
keluarga dan
perawat
4. Menciptakan lingkungan 4. Klien
yang tenang mengatakan
lingkungan
sekitarnya
lumayan tenang

3. 1. Mengkaji warna dan 1. Turgor kulit


turgor kulit klien klien masih
lumayan baik
dan warna
kulitnya
kemerahan
namun kulit
pada pinggang
bagian belakang
agak memerah
2. Menganjurkan klien 2. Klien
untuk tetap mengatakan
mengeringkan tubuhnya akan berusaha
bila berkeringat ataupun selalu dalam
terkena air keadaan kering
3. Mengubah posisi klien 3. Klien
secara periodik mengatakan
malas berubah
posisi tidur
4. Meninggikan 4. Klien
ekstremitas bawah nila mengatakan
klien dalam posisi duduk agak malas
untuk bergerak
karena lemah.

2. 20 Juli 2016/ 1. 1. Mengukur vital sign klien 1. TD: 110/70


Jam 16.00 mmHg, N:
Wita 88x/mnt, S:
36,5C,
RR:24x/mnt
2. Menganjurkan untuk 2. Klien
tetap dalam posisi semi mengatakan
fowler selalu dalam
posisi semi
fowler
3. Memonitor tetesan infus 3. Darah kolf kedua
transfusi darah kolf ke 2 terpasang lancar
2. 1. Mengkaji tingkat 1. Klien
kemandirian klien mengatakan
sudah bisa
beraktifitas
mandiri
meskipun
sebagian saja
misalnya makan
dan minum
2. Menganjurkan keluarga 2. Keluarga klien
membantu aktifitas klien mengatakan
selalu
membantu klien
beraktifitasmisal
nya ke kamar
mandi

3. 1. Mengkaji turgor dan 1. Turgor kulit klien


warna kulit baik, warna
kemerahan, kulit
sekitar pinggang
belakang sudah
tidak memerah
2. Menganjurkan untuk 2. Klien
selalu merubah posisi mengatakan
tidur secara berkala merubah posisi
tidurnya setiap 4
jam sekali

3. 21 Juli 2016/ 1. 1. Mengukur vital sign 1. TD: 110/60


Jam 11.30 klien mmHg, N:
Wita 86x/mnt, S: 36C,
RR: 24x/mnt.
2. Memonitor hasil 2. Hasil cek ulang
pemeriksaan ulang Hb Hb adalah 12,3
klien gr/dl

2. 1. Menanyakan tingkat 1. Klien


kemandirian klien dalam mengatakan
beraktifitas sudah bisa
melakukan
aktifitasnya
secara mandiri
2. Mengkaji aktifitas klien 2. Klien dapat
beraktifitas
mandiri

3. 1. Mengkaji kulit klien 1. Kulit klien


tampak bersih
dan lembab
2. Mengkaji turgor kulit 2. Turgor kulit klien
klien baik.

VII. EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi keperawatan Paraf


keperawatan
1. 21 Juli 2016/ 1. S : klien mengatakan BAB sudah
Jam 13.00 tidak ada darahnya lagi.
Wita
O :
Klien tidak pucat lagi
Klien tidak anemis lagi
Hasil laboratorium tanggal
21 Juli 2016 adalah 12,3 gr/dl
TTV : TD ; 110/60 mmHg, N:
86x/mnt, S: 36C, RR:
24x/mnt

A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi

2. S : Klien mengatakan badannya


tidak lemas lagi
O:
Keadaan umum klien
baik
Klien tampak lebih segar
Klien mampu
beraktifitas mandiri

A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
3. S : Klien mengatakan badannya
sudah tidak lemah lagi
O:
Keadaan umum klien baik
Klien tampak lebih segar
Klien tampak duduk bersama
keluarganya
Klien tidak mengalami luka
dekubitus

A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai