Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh
SURABAYA
2020
A. DEFINISI HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia merupakan penyakit yang disebabakan oleh kadar gula darah (glukosa)
yang rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara
70-11- mg/dl ( Aina Abata, 2014).
Gejala hipoglikemia terjadi apabila gula darah < 60 mg/dl.(Dr Soetomo ,1998).
Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari 2,2 m mol/l,
walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih tinggi. (Petter
Patresia A,1997).
Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa(true glucose) adalah
60 mg %,dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah di bawah 60 mg
% disebut hipoglikemi . (Wiyono ,1999).
Tipe hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
1. Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar
terjadi hiperinsulin.
glikogen.
3. Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi
metabolisme
Terjadi jika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan
pingsan.
kehilangan kesadaran.
B. ETIOLOGI
b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis obat yang
anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu. Celakanya, terkadang
pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum disuntik, sehingga
dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula darah saat itu. Memang
lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat sebelum makan.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan
insulin. Saat anda berolah raga, anda akan menggunakan glukosa darah yang
banyak sehingga kadar glukosa darah akan menurun. Maka dari itu, olah raga
menggunakan insulin.
mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja secara
lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya anda meminum obat
insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi, anda akan
mengalami hipoglikemia.
f. Penebalan di lokasi suntikan.
lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam waktu lama
pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan jaringan. Penebalan ini
Tiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang dianjurkan.
Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan obat sebaiknya
glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih dulu ada di aliran darah
menggantikannya.
i. Gangguan hormonal.
Hormon ini berguna untuk meningkatkan kadar gula darah. Tanpa hormon ini
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi dosis
80 mg.
k. Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa baikan tetapi
C. PATOFISIOLOGI
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah
di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan
kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara
terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun,
menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah
pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, ada tiga gambaran klinis yang
2. kehilangan elektrolit
3. asidosis
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang pula, di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
penderita ketoasidosis diabetic yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter
air dan sampai 400 hingga mEq natrium, kalium serta klorida selama periode
waktu 24 jam.
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak bebas akan di ubah
menjadi badan keton oleh hati, pada keton asidosis diabetic terjadi produksi
badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang
bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan
Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf
sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.
ingat, pati rasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak
ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang
menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang dapat
Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan
melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf.
pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih
bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu
berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang
menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan
maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai
insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil
insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika
cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada
Tanda dan gejala dari hipoglikemi terdiri dari dua fase antara lain:
1. Fase pertama yaitu gejala- gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom di
%.)
2. Fase kedua yaitu gejala- gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan
fungsi otak, gejalanya berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun,
hilangnya ketrampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang- kejang dan
ADRENERGIC NEUROGLIKOPENIA
pucat Bingung
Gemetar Lemah
Lapar Disorientasi
Cemas Kejang
Gelisah
Sakit kepala
Mengantuk
E. PENATALAKSANAAN
1. Glukosa Oral
2. Glukosa Intramuskular
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa dengan
konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai pasien sadar
disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi dari pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu dapat
menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu hipoglikemia juga dapat
mengakibatkan kerusakan otak akut, hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan
dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan
neuropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara abnormal (jevon, 2010) dan
menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai
kematian.
G. PENGKAJIAN PADA HIPOGLIKEMIA
Pengkajian Primer
1. Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas,ataukah ada
Suction
Guedel Airway
Instubasi Trakea
2. Breathing
Beri oksigen
3. Circulation
Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respon terhadap
nyeri atau sama sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat mobilisasi pasien. Posisikan
Pengkajian sekunder
Data dasar yang perlu dikaji adalah :
1. Keluhan utama :
sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan
diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang,
sepsis.
2. Riwayat :
ANC
Perinatal
Post natal
Imunisasi
Sepsis
Enteral feeding
Data Subyektif:
Nyeri kepala
Sering menguap
Irritabel
Data obyektif:
Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
Data Obyektif
a. Aktivitas / Istirahat
gangguan istrahat/tidur Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau
aktifitasLetargi/disorientasi, koma.
b. Sirkulasi
distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
c. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
d. Eliminasi
hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites,
e. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan
(napas aseton)
f. Neurosensori
(tahap lanjut),gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendondalam
g. Nyeri/kenyamanan
h. Pernapasan
i. Keamana
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit denga Tanda : Demam, diaphoresis, kulit
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
j. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi) Masalah impoten pada pria, kesulitan
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.Penyembuhan yang
lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat
diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam
pengaturan diit, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram
oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam
3. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah
yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3
bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal
antara 4- 6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut
menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
2. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d disfungsi system saraf pusat akibat
hipoglikemia
3. Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh yang b.d perubahan
metabolisme, dan kurang asupan makanan.
I. PERENCANAAN
kolaborasi : sendiri.
6. kolaborasi 4. Mengoptimalkan
keluarkan.
5. Fisioterapi
dada/back
massage dapat
membantu
menjatuhkan
di jalan nafas.
6. Meringankan
memenuhi
kebutuhan
oksigen serta
memenuhi
kebutuhan
oksigen dalam
tubuh.
7. Broncodilator
meningkatkan
ukuran lumen
percabangan
trakeobronkial
sehingga
menurunkan
tahanan terhadap
aliran udara.
2 Gangguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan mandiri: 1. Agar pasien lebih
serebral b.d disfungsi system keperawatan selama 3x24 jam kooperatif
saraf pusat akibat hipoglikemia diharapkan gangguan perfusi 1.Jelaskan kepada
jaringan cerebral normal pasien tentang 2. Perubahan tekanan
dengan kriteria hasil : tindakan yang akan CSS merupakan potensi
dilakukan resiko herniasi batang
1.Tingkat kesadaran otak
komposmentis 2.Pertahankan posisi
tirah baring dengan 3. aktivitas seperti ini
2. Disorientasi tempat, posisi kepala head up akan meningkatkan
waktu, orang secara tepat intra thorak dan
3. Bantu pasien untuk abdomen yang dapat
3.TTV dalam batas normal berkemih, membatasi meningkatkan TIK
(suhu 35,5ºC – 37,5ºC, nadi batuk, muntah,
60-100 x/menit, tekanan darah mengejan, anjurkan 4. Pengkajian
120/80 mmHg) pasien napas dalam kecenderungan adanya
selama pergerakan perubahan tingkat
kesadaran dan potensial
4.Pantau status peningkatan TIK sangat
neurologis dengan berguna dalam
teratur menentukan lokalisasi
3 Perubahan nutrisi kurang dari Selama 3 x24jam diharapkan Mandiri: 1.Untuk mengetahui
kebutuhan tubuh yang b.d perubahan nutrisi kurang dari status nutrisi pasien saat
perubahan metabolism, dan kebutuhan tubuh dapat teratasi 1.Kaji status nutrisi ini
kurang asupan makanan dengan krireria hasil : pasien
2.Untuk memberikan
1.Intake nutrisi tercukupi 2.Jaga kebersihan rasa nyaman klien dan
mulut, anjurkan meningkatkan nafsu
2.Makan habis 1 porsi untukmelakukan oral makan.
hygiene
3. BB normal 3.Untuk mengetahui
3.Kaji makanan makanan yang disukai
kesukaan dan makanan klien agar klien mau
yg tidak disukai klien makan
Pada tanggal 02 november 2020 ,ditemukan kasus hipoglikemi pada diabetes mellitus
pada seorang pasien laki-laki yang dirawat di ruang instalasi gawat darurat di suatu
RS di daerah Palembang.klien bernama TN.P umur 59 tahun pendidikan terahir SLTP
dengan pekerjaan sebagai buruh,agama islam,alamat pakjo,jebres Palembang,jam
masuk 08.12,sumber informasi didapatkan dari keluarga klien dan rekam medisnya.
Alasan klien masuk instalasi gawat darurat karena 15 menit sebelum dibawa ke
rumah sakit,client tiba-tiba pingsan dan keluarga klien mengatakan sejak kemarin
sore client belum makan,keluarga pasien mengatakan sejak 17.45 client sudah terlihat
lemas dan pucat. Pengkajian didapatkan GCS : 13 (apatis) TD: 129/80 mmHg, RR:
26x/menit dan akral teraba dingin. Auklustasi bising ususu hiperaktif, GDS: 55mg/dl.
BB: 49kg, TB: 168cm dengan IMT: 17,36 (kurus).