Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DAN ASKEP

HIPOGLIKEMI
DEFENISI
 Hipoglikemia merupakan penyakit yang
disebabakan oleh kadar gula darah (glukosa)
yang rendah. Dalam keadaan normal, tubuh
mempertahankan kadar gula darah antara 70-
11- mg/dl. ( Aina Abata, 2014).
 Hipoglikemia merupakan salah satu
kegawatan diabetic yang mengancam,
sebagai akibat dari menurunnya kadar
glukosa darah < 60 mg/dl.
Adapun batasan hipoglikemia adalah:

 Hipoglikemia murni
 Reaksi hipoglikemia
 Koma hipoglikemi
 Hipoglikemi reaktif
KLASIFIKASI

 Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL)


 Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50 mg/dL)
 Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35 mg /dL
ETIOLOGI
 Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
 Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada
penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
 Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
 Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
 Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
 Aktifitas terlalu berat.
 Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.
 Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.
 Riwayat hipoglikemia sebelumnya
MANIFESTASI KLINIK
 Fase 1
 Gejala- gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom di
hipotalamus sehingga dilepaskannya hormone epinefrin.
Gejalanya berupa palpitasi, keluar banyak keringat, tremor,
ketakutan, rasa lapar dan mual (glukosa turun 50 mg%.
 Fase 2
 Gejala- gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan
fungsi otak,
Adapun gejala- gejala hipoglikemi yang tidak
khas adalah sebagai berikut:
 Perubahan tingkah laku
 Serangan sinkop yang mendadak
 Pusing pagi hari yang hilang dengan makan pagi
 Keringat berlebihan waktu tidur malam
 Bangun malam untuk makan
 Hemiplegi/ afasia sepintas
 Angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria
PATOFISIOLOGI
 Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak
terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai
bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat
memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit,
namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk
melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung
pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam
jaringan interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di
dalam system saraf tersebut.
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan Hipoglikemia
 Glukosa Oral
 Glukosa Intramuskular
 Glukosa Intravena
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Gula darah puasa
 Gula darah 2 jam post prandial
 HBA1c
 Elektrolit
 Leukosit,
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
A. Pengkajian
 Airway (jalan napas)
 Breathing (pernapasan)
 Circulation (sirkulasi)
 Disability (kesadaran)
 Exposure.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
 Diagnosa
1. Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa
plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan
perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma
hipoglikemi
2. Resiko Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat
3. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan
hipoglikemi pada otot
INTERVENSI
1. Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma
yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan
perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma
hipoglikemi

• Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan


• Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
• Monitor vital sign
• Monitor kesadaranMonitor tanda gugup, irritabilitas
• Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12
• Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
• Cek BB setiap hari
• Cek tanda-tanda infeksi
• Hindari terjadinya hipotermi
• Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV
• Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

Anda mungkin juga menyukai