Anda di halaman 1dari 38

HIPOGLIKEMIA DAN

HIPERGLIKEMIA
KELOMPOK 5
DEFINISI

Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa


darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar
tersebut maka penurunan kadar glukosa darah dibawah 60 %
disebut sebagai hipohlikemia,pada umumnya gejala-gejala
hiploglikemia baru timbul bila kadar glukosa darah lebih rendah
dari 45 mg %.
ADAPUN BATASAN HIPOGLIKEMIA :

Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah <


60 mg/dl

Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun


mendadak, misalnya dari 400 mg/dl
menjadi 150 mg/dl

Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl

Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 5 jam


sesudah makan.
ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA

1. Pada Diabetes:
- Overdose insulin
- Asupan makanan << (tertunda atau lupa, terlalu sedikit, output
yang ber>>an (muntah, diare), diit ber>>an)
- Aktivitas berlebihan
- Gagal ginjal
- Hipotiroid
2. Pada Non Diabetes
- Peningkatan produksi insulin
- Paska aktivitas
- Konsumsi makanan yang sedikit kalori
- Konsumsi alkohol
- Paska melahirkan
- Post gastrectomy
- Penggunaan obat-obatan dalam jumlah besar (co.: salisilat,
sulfonamide)
KARAKTERISTIK DIAGNOSTIK HIPOGLIKEMIA

Menurut Soemadji (2006) dan Cryer (2005), karakteristik


diagnostik
hipoglikemia ditentukan berdasarkan pada TRIAS WIPPLE
sebagai berikut
1. Terdapat tanda-tanda hipoglikemi
2. Kadar glukosa darah kurang dari 50 mg%
3. Gejala akan hilang seiring dengan peningkatan kadar
glukosa darah (paska koreksi)
KLASIFIKASI & MANIFESTASI KLINIS HIPOGLIKEMIA

JENIS SIGN & SYMPTOMS


HIPOGLIKEMI

Ringan Dapat diatasi sendiri dan tidak mengganggu aktivitas


sehari-hari
(glukosa Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf simpatis
sekresi adrenalin ke p.d: perspirasi, tremor,
darah 50-60 takikardia, palpitasi, gelisah
mg/dL) Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf
parasimpatis lapar, mual, tekanan darah turun

Sedang Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktivitas sehari-hari


Otak mulai kurang mendapat glukosa sebagai sumber
(glukosa energi timbul gangguan pada SSP: headache, vertigo,
gg. konsentrasi, penurunan daya ingat, perubahan
darah <50 emosi, perilaku irasional, penurunan fungsi rasa, gg.
mg/dL) koordinasi gerak, double vision

Berat Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa


Fs. SSP mengalami gg. berat: disorientasi, kejang,
(glukosa penurunan kesadaran

darah <35
mg /dL)
MANAJEMEN HIPOGLIKEMI MENURUT SOEMADJI (2006)

Tergantung derajat hipoglikemi:


Hipoglikemi ringan:
- Diberikan 150-200 ml teh manis atau jus buah atau 6-10 butir
permen atau 2-3 sendok teh sirup atau madu
- Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit ulangi
pemberiannya
- Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori
coklat, kue, donat, ice cream, cake
Hipoglikemi berat:
- tergantung pada tingkat kesadaran pasien
- Bila klien dalam keadaan tidak sadar jangan memberikan
makanan atau minuman ASPIRASI !!!
GEJALA GEJALA HIPOGLIKEMIA

Terdiri atas dua fase yaitu:


a. Fase I yaitu gejala-gejala yang timbul akibat aktivasi pusat
autonom di hipotalamus sehingga dilepaskannya
hormon epinefrin. Gejalanya berupa palpitasi, keluar
banyak keringat, tremor, ketakutan, rasa lapar, dan mual
(glukosa darah turun 50 mg %).
b. Fase II yaitu gejala-gejala yang terjadi akibat mulai
terjadinya gangguan fungsi otak gejalanya berupa
pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun,
hilangnya keterampilan motorik yang halus, penurunan
kesadaran, kejang-kejang dan koma (Glukosa darah 20
mg %).
LANJUTAN.....

Gejala-gejala hipoglikemia yang tidak khas:


- Perubahan tingkah laku
- Serangan sinkop yang mendadak.
- Pusing pagi hari yang hilang dengan makan pagi
- Keringat berlebihan waktu tidur malam
- Bangun tengah malam untuk makan
- Hemiplegia/afasia sepintas
- Angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria.
PENCEGAHAN

1) Ikuti pola makan sesuai dengan diet diabetes yang sudah


direncanakan sebelumnya
2) Konsumsi obat sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan
3) Konsultasikan pada dokter apabila terdapat peningkatan
aktivitas sehari-hari atau bepergian jauh
4) Hindari minum-minuman keras dengan perut kosong
5) Orang lanjut usia akan lebih mudah mengalami hipoglikemia
bila tidak makan atau bila fungsi hati dan ginjal terganggu. Bila
terjadi hipoglikemia, hentikan sementara pemakaian obat
ataupun insulin anda, dan selanjutnya konsultasikan ke dokter
anda.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Pemeriksaan gula darah sebelum dan sesudah


suntikan dekstrosa.
PENATALAKSANAAN MEDIS :

1. Bila pasien sadar, tindakan dapat dilakukan oleh pasien sendiri dengan
minum larutan gula 10 30 g
2. Bila pasien tidak sadar berikan suntikan dekstrosa 15 25 g. bila tindakan
tersebut tidak bisa dilakukan, dioleskan madu atau sirup ke mukosa pipi.
3. Bila koma hipoglikemi terjadi pada pasien dengan menggunakan terapi
insulin, maka selain dekstrosa dapat juga disuntikan glukagon 1 mg (IM),
terlebih bila suntikan dekstrose IV sulit dilakukan
4. Pemberian dekstrosa diteruskan dengan pemberian dekstrosa 10% 3
hari. Monitor gula darah tiap 3 4 jam dan kadar gula dipertahankan
antara 90 180 mg%. Hipoglikemia karena sulfonilurea ini tidak efektif
dengan pemberian glukagon.
5. Glukosa darah diarahkan kekadar glukosa puasa : 120 mg/dl (Dengan
rumus 3 2 1)
6. Koma hipoglikemi:
Injeksi glukosa 40% iv 25 ml , infus glukosa 10%, bila belum sadar dapat
diulang setiap jam sampai sadar (maksimum 6 x) bila gagal
Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung dll 25 50 mg atau
injeksi glukagon 1 mg/im, setelah gula darah stabil, infus glukosa 10%
dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN HIPOGLIKEMIA
Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita
mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah,
air gula atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama
penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat
timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun
bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung
karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan
berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita,
maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Seseorang
yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa
glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam
hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah
dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan.
Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor
(misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang sering mengalami hipoglikemia dapat
menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan dalam porsi kecil.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes


toleransi glukosa postpradial oral 5 jam
menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl setelah 5 jam.

b. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan


darah.

c. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl,


spesimen urin dua kali negatif terhadap glukosa.

d. EKG: Takikardia.
FAKTOR RESIKO

Gangguan kesadaran hipoglikemia merupakan faktor risiko


utama, ketidaksadaran tersebut berarti ada ketidakmampuan
untuk mendeteksi terjadinya hipoglikemia dan akibatnya, individu
cenderung kurang untuk memulai tindakan korektif cepat dan
lebih cenderung menderita episode parah.

Usia muda karena kesadaran tentang tanda-tanda dan gejala


yang lebih rendah.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang
berubah selalu dapat menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu
hipoglikemia juga dapat mengakibatkan kerusakan otak akut. Hipoglikemia
berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan gangguan
neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan neuropsikologis berat
karena efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat yang
biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon,
2010) dan menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa
menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian.
HIPERGLIKEMIA
DEFINISI

Hiperglikemia adalah Suatu keadaan abnormal dimana kadar

glukosa dalam darah < 200 mg/dl Standards of Medical Care in


Diabetes, 2009; Smeltzer & Bare, 2003.

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah


daripada rentang kadar puasa normal 80 90 mg / dl darah,
atau rentang non puasa sekitar 140 160 mg /100 ml darah (
Elizabeth J. Corwin, 2001 )
ETIOLOGI HIPERGLIKEMIA

Menurut Smeltzer & Bare (2003), hiperglikemia dapat terjadi


pada penderita
Diabetes dan Non Diabetes dengan etiologi sebagai berikut
- Dosis insulin tidak tepat
- Asupan makanan ber>>an
- Aktivitas <<
- Stres (fisik maupun emosional)
- Infeksi
MENIFESTASI KLINIK

Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa


darah):
Poliplagi, merasa lapar, ingin makan terus
Polidipsi, merasa haus terus
Poliuri, kencing yang sering dan banyak
Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
Rasa kesemutan, kram otot
Visus menurun
Penurunan berat badan
Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh
KOMPLIKASI HIPERGLIKEMIA

Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :


a) Komplikasi akut
1. Komplikasi metabolic
- Ketoasidosis diabetic
- Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
- Hipoglikemia
- Asidosis lactate
2. Infeksi berat
b) Komplikasi kronik
1. Komplikasi vaskuler
- Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
- Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati
- Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli - buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
3. Campuran vascular neuropati
- Ulkus kaki
4. Komplikasi pada kulit
TATALAKSANA HIPERGLIKEMIA

KADAR REGULASI CEPAT REGULASI CEPAT SUB


GULA DARAH INTRA VENA KUTAN (MAINTENANCE)
(sebelum RC) (RUMUS MINUS SATU) (RUMUS KALI 2)
200 - 300 1x 3 x 4 unit
(@ 4 unit/jam)
300 - 400 2x 3 x 6 unit
(@ 4 unit/jam)
400 - 500 3x 3 x 8 unit
(@ 4 unit/jam)
500 - 600 4x 3 x 10 unit
(@ 4 unit/jam)
600 - 700 5x 3 x 12 unit
(@ 4 unit/jam)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS >


200 mg% (Plasma vena). Bila GDS 100-200 mg% perlu
pemeriksaan test toleransi glukosa oral.
2. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA
menggunakan GDP > 126 mg/dl.
3. Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien
Diabetes Mellitus: Hb
a. Gas darah arteri
b. Insulin darah
c. Elektrolit darah
d. Urinalisis
e. Ultrasonografi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1) Tes toleransi glukosa


- puasa 12 jam
- darah diambil untuk mengetahui glukosa puasa
- kemudian diberi glukosa 1-1,5 g/kgBB atau suruh makan seperti
biasa
- 120 menit darah diambil untuk mengetahui glukosa 2 jam PP
2) Gula darah puasa 120 mg/dl, GDA 200 mg/dl
3) Gula darah 2 jam puasa 180 mg/dl
Parameter kadar glukosa darah:
Kategori baik, nilai gula darah puasa : 80-109 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : 80-144 (mg/dl)
Kategori sedang, nilai gula darah puasa : 100-125 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP: 145-179 (mg/dl)
Kategori buruk nilai gula darah puasa : 126 (mg/dl)
Gula darah 2 jam PP : 180 (mg/dl)
(Sumber: ADA, 2009)
PENATALAKSANAAN

Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :


1. Diet
a. Komposisi makanan :
- Karbohidrat = 60 % 70 %
- Protein = 10 % - 15 %
- Lemak = 20 % - 25 %
b. Jumlah kalori perhari
- Antara 1100 -2300 kkal
- Kebutuhan kalori basal : laki laki : 30 kkal / kg BB, Perempuan : 25 kkal / kg BB
c. Penilaian status gizi :
- BB
- BBR = x 100 %
- TB 100
- Kurus : BBR 110 %
- Obesitas bila BBRR > 110 %
- Obesitas ringan 120% - 130 %
- Obesitas sedang 130% - 140%
- Obesitas berat 140% - 200%
- Obesitas morbit > 200 %
- Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah :
- Kurus : BB x 40 60 kalori/hari
- Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
- Gemuk : BB x 20 kalori/hari
- Obesitas : BB x 10 15 kalori/hari
Komplikasi Hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
a) Komplikasi akut
1. Komplikasi metabolic
Ketoasidosis diabetic
Koma hiperlikemik hiperismoler non ketotik
Hipoglikemia
Asidosis lactate
2. Infeksi berat
b) Komplikasi kronik
1. Komplikasi vaskuler
Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
3. Campuran vascular neuropati
Ulkus kaki
4. Komplikasi pada kulit
PENGKAJIAN HIPOGLIKEMIA
DAN
HIPERGLIKEMIA
PENGKAJIAN
Primery Suvey
Komponen Data yang mungkin didapatkan
Airway Pada umumnya paten , namun harus diantisipasi bila pasien mengalami
kejang, penurunan kesadaran dengan pemasangan OPA bila pasien tidak
sadar / reflek muntah negatif
Breathing Napas cepat dan dalam, Bau Napas aseton pada pasien dengan KAD
berikan oksigen tambahan sehingga saturasi oksigen oksimetri
dipertahankan lebih dari 95%
Circulation Status dehidrasi berat sebagai akibat diuresis osmotik, Visikositas darah
juga akan mengalami peningkatan, yang berdampak pada resiko
terbentuknya trombus sehingga akan menyebabkan tidak adekuatnya
perfusi organ pasang IV line 2 jalur untuk resusitasi cairan agar pasien
tidak jatuh pada kondisi syok hipovolemik.

Disability Penurunan kesadaran dan resiko jatuh


Pemeriksaan Fisik a. Pulmonary : tachypnae, dyspnae, dapat ditemukan napas bau acetone pada KAD serta
nafas kussmaul.
b. Cardiovaskular : tachicardia, hipotensi postural, mungkin penyakit kardiovaskular (
hipertensi, CHF ), Capilary refill lebih dari 2 detik.
c. Neurologi : stupor, lemah, disorientasi, kejang, reflek normal,menurun atau tidak ada.
d. Renal : Poliuria pada tahap awal Oliguria pada tahap lanjut lalu bila jatuh pada syok
hipovolemik pasien akan mengalami anuria
e. Integumentary : membran mukosa dan kulit kering, turgor kulit tidak elastis, kemungkinan
ditemukan luka sulit sembuh.
f. Gastrointestinal : distensi abdomen dan penurunan bising usus
Pemeriksaan Kriteria diagnosis KAD
Diagnostik 1. Kadar gula glukosa > 250 - 300 mg/dl
2. pH <7,35
3. HCO3 rendah (< 15 meq/L)
4. Anion gap yang tinggi
5. Keton serum positif
Kriteria diagnosis KHONK
1. GDA > 600 900 mg/dl
2. Osmolaritas serum : 350 mOsm/Kg
3. Hiperkalemia & Hipernatremia
4. BUN
5. Perubahan status mental
6. Kejang
7. Tidak ada ketoasidosis
EKG mungkin aritmia karena penurunan potasium serum
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


hipoglikemia
Ditandai dengan:
- Keluar banyak keringat
- Mual
- Pusing
- Penurunan kesadaran
- Kelemahan
- Takikardia
- Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi klien akan:
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh
tanda vital stabil, keadaan dalam batas normal, tonus
otot baik
Intervensi Rasional

Mandiri Hipoglikemia dapat


Pantau tanda-tanda vital dimanifestasikan oleh takikardi
Ukur berat badan setiap hari Memberikan hasil pengkajian
Selimuti pasien dengan selimut terbaik dari status cairan yang
tipis. sedang berlangsung
Menghindari pemanasan yang
berlebihan terhadap pasien
Kolaborasi
Berikan terapi cairan sesuai Mengembalikan cairan yang
indikasi paling sedikit 2500 adekuat
ml/hari: Normal salin ltcv dekstrosa Memberikan pengukuran yang
Pasang/pertahankan kateter tepat/akurat terhadap
urine tetap terpasang pengukuran haluaran urine.
b. Perubahan sensori-perseptual berhubungan dengan glukosa
Ditandai dengan:
-Penurunan kesadaran
- Kejang dan koma
- Sinkop
- Ketajaman mental menurun
- Pandangan kabur
- Hilangnya keterampilan motorik halus
- Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi klien akan:
. Mempertahankan tingkat mental biasanya
. Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan
sensori
Intervensi Rasional

Mandiri Sebagai dasar mengetahui


Pantau tanda-tanda vital dan adanya abnormalitas.
status mental Membantu untuk
Panggil pasien dengan nama, mempertahankan kontak
orientasikan terhadap tempat, dengan realitas dan
orang, dan waktu menurunkan kebingungan
Lindungi pasien dari cedera Klien mengalami disorientasi
Berikan tempat tidur yang merupakan awal
lembut. Pelihara kehangatan kemungkinan timbulnya
kaki/tangan cedera
Pantau glukosa darah Meningkatkan rasa nyaman
dan
menurunkan kerusakan kulit
Ketidakseimbangan glukosa
darah dapat menurunkan
fungsi mental
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
- Mual
- Penurunan kesadaran
- Pelepasan hormon stress
Ditandai dengan:
- Kelemahan
- Tonus otot buruk
Kriteria hasil:
- Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
- Berat badan stabil
- Tonus otot baik
Intervensi Rasional

Mandiri Mengkaji pemasukan makanan


Timbang berat badan setiap yang adekuat
hari Pemberian makanan melalui
Berikan makanan cairan yang oral lebih baik jika pasien sadar
mengandung zat gizi dan Meningkatkan rasa keterlibatan
elektrolit
Libatkan keluarga pasien pada
perencanaan makan
Kolaborasi
Berikan larutan glukosa, seperti Untuk menghindari hipoglikemia
dekstrosa dan setengah salin Bermanfaat dalam perhitungan
normal dan penyesuaian diet klien
Konsultasi dengan ahli diet
d. Defisit volume cairan b.d diuresis osmotic akibat hiperglikemia
Batasan karakteristik
1) Peningkatan urin output
2) Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba
3) Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit buruk.
4) Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill.
Kriteria Hasil:
1) Tanda vital stabil (nadi 80-88 x/menit, tekanan datrah 100-140/80-90 MmHg,
suhu tubuh 36,5-37,40C, respiratory rate 20-22 x/menit)
2) Nadi perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakialis, arteri dorsalis pedis.
3) Turgor kulit dan capillary refill baik dibuktikan dengan capillary refill kurang
dari 2 detik
4) Keluaran urine dalam kategori aman (lebih dari 100cc/hari sampai batas
normal 1500cc-1700cc/hari)
5) Kadar elektrolit urin dalam batas normal dengan nilai natrium 130-220meq/24
jam, kalium 25-100 meq/24 jam, klorida 120-250 meq/liter, magnesium 1,2-2,5
mg/dl
Intervensi Rasional
Pertahankan untuk memberikan Mempertahankan komposisi cairan
cairan 1500-2500 ml atau dalam dalam tubuh, volume sirkulasi dan
batas yang dapat ditoleransi menghindari over load jantung
jantung jika pemasukan cairan Memberikan perkiraan kebutuhan
melalui oral sudah dapat diberikan akan cairan pengganti dan
Pantau masukan dan pengeluaran, membaiknya fungsi ginjal
catat berat jenis urin Penurunan volume cairan darah
Pantau tanda-tanda vital, catat (hipovolemi) akibat dieresis osmosis
adanya perubahan tekanan darah dapat dimanifestasikan oleh
Pantau suhu, warna, turgor kulit, dan hipotensi, takikardi, nadi teraba
kelembabannya lemah
Pantau nadi perifer, pengisian Dehidrasi yang disertai demam akan
kapiler, turgor kulit dan membrane teraba panas, kemerahan, dan
mukosa kering di kulit. Sedangkan
penurunan turgor kulit sebagai
indikasi penurunan volume cairan
pada sel
Nadi yang lemah, pengisian kapiler
yang lambat sebagai indikasi
penurunan cairan dalam tubuh.
Semakin lemah dan lambat dalam
pengisian, semakin tinggi derajat
kekurangan cairan

Anda mungkin juga menyukai