Disusun Oleh:
RIFAATUL MAHMUDAH (12345)
(TIM)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita,
yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya
untuk
mencari
nafkah
Jain,
B. Tujuan
3. Penelitian keperawatan
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh senam terhadap berbagai
penyakit pada lansia, misalnya; DM, asma, dan masalah-masalah lain yang biasa
diderita lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Model Dan Konsep Teori Menurut Callista Roy
Model konseptual yang diungkapkan oleh Sr. Callista Roy pada tahun 1979, yang
disebut juga dengan Teori Keperawatan Model Adaptasi merupakan filosofi yang
menyebutkan tentang bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan
cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Individu
atau manusia holistic adaptive sistem yang selalu beradaptasi secara menyeluruh
(Mubarak, 2005). Menurut Callista Roy, dikutip Athoenk (2010). Model Konsep
keperawatan ada Empat elemen yang penting yaitu: manusia, lingkungan, kesehatan
dan
keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting pada
konsep adaptasi.
1. Manusia
Menurut Callista Roy dikutip Athoenk (2010), model adaptasi adalah bagaimana
individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan
perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Konsep mayor yang
membangun kerangka konseptual model adaptasi Roy yaitu, sistem, derajat
adaptasi, problem adaptasi,
dari
proses adaptasi. Tingkat adaptasi ditentukan oleh besarnya rangsang baik fokal,
pelayanan
keperawatan
ditujukan
untuk
menekan
stressor
dan
masih menyediakan sarana tetap aktif secara fisik. Berolahraga dalam air, baik
berenang atau melakukan aerobik air, adalah pilihan yang baik, seperti bentukbentuk lembut yoga, pilates, tai chi, peregangan, dan latihan beban ringan. Banyak
latihan dapat
dimodifikasi
untuk
mengakomodasi
kebutuhan
low
impact
(Winderlich, 2012).
Low impact exercise adalah jenis latihan yang melibatkan setidaknya satu kaki di
tanah setiap saat. Low impact exercise berupa latihan aerobik yang dilakukan untuk
jangka waktu lebih lama dan bekerja untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular
lansia. Low impact exercise meminimalkan risiko cedera di bagian bawah tubuh. Ini
adalah pilihan yang aman yang dapat meningkatkan kepadatan tulang bagi individu
yang mungkin memiliki atau berisiko untuk osteoporosis atau patah tulang
(Hitchcock, 2011).
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan latihan olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi tubuh terutama
fungsi jantung. Jantung yang merupakan salah satu organ vital tubuh sudah
seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada jantung akan mempengaruhi semua
sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi, berawal dari hipertensi jika tidak
tertangani secara baik akan berakibat fatal salah satunya dapat menyebabkan
penyakit stroke yang dapat berakhir dengan kematian. Salah satu cara untuk menjaga
kesehatan jantung adalah dengan olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang mudah
dilakukan adalah senam. Senam memiliki banyak manfaat diantaranya adalah
melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah volume darah. Sehingga
dengan melakukan senam secara teratur dapat meminimalkan terjadinya penyakit
jantung terutama hipertensi.
C. Hasil Literatur Review Penurunan Tekanan Darah
(Senam
Lansia)
terhadap
penurunan
Melihat pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah. Design yang
digunakan eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest, penelitian
ini dilakukan pada lansia sebanyak 24 orang.
Hasil penelitian : perbedaan tekanan darah sistolik pre test dan post test dilakukan
dengan menggunakan non parametrik test Wilcoxon. hasil perhitungan stastistik
nilai p = 0,000 berarti terdapat perbedaan antara hasil pre test dan post test. Nilai
p < 0,05 yang berarti perbedaan tersebut signifikan. Analisis perbedaan tekanan
darah diastolik pre test dan post test dilakukan dengan menggunakan non
parametrik test Wilcoxon. Hasil perhitungan stastistik nilai p = 0,000 berarti
terdapat perbedaan antara hasil pre test dan post test. Nilai p < 0,05 yang berarti
perbedaan tersebut signifikan.
Intervensi diberikan sebanyak 6 kali, pada pertemuan pertama sebagai pretest
pertemuan keenam sebagai posttest. Dengan melakukan senam lansia yang dapat
menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah akan terjadi secara
signifikan dan menjadi normal apabila senam (exercise) dilakukan secara teratur
(continue).
3. I Made Widastra, Putu Dyah Astari, I Ketut Labir (2006). Key Word: Senam
Lansia, Hipertensi. Googlesholar.com
Melihat pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi
di Banjar Kaja Sesetan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian preeksperimental dengan rancangan one-group pretest-posttest design, yang
memungkinkan untuk membandingakan hasil intervensi yang diberikan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh lansia pada kelompok senam lansia di banjar
Kaja Sesetan Denpasar Selatan yang berjumlah 55 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan cara Non Probability Sampling dengan teknik
Purposive Sampling. Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar pengkajian. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan darah adalah spygmomanometer pegas dan stetoskop.
Hasil penelitian: Perbedaan perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
diberikan senam lansia terdapat penurunan rata-rata tekanan darah sistolik
sebanyak 21,67 mmHg dari 149,17 mmHg menjadi 127,50 mmHg dengan nilai p
= 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata tekanan
darah sistolik setelah dilakukan senam lansia. Pada tekanan darah diastolik
sebelum dan setelah diberikan latihan nafas dalam dan senam lansia terdapat
penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebanyak 12,50 mmHg dari 91,25
mmHg menjadi 78,75 mmHg dengan nilai p = 0,000. Hal ini mengindikasikan
bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata tekanan darah diastolik setelah dilakukan
latihan nafas dalam dan senam lansia.
Intervensi: senam lansia dapat menurunkan tekanan darah, maka para lansia yang
cenderung memiliki tekanan darah tinggi diharapkan dapat mengaplikasikan
senam lansia. Senam lansia cukup mudah dan efisien untuk dilakukan.
Melakukan senam lansia dapat dilakukan tiga kali seminggu.
No
Penulis &
Latar belakang
Design
Negara
1
Populasi &
Instrument
Intervensi
Sampel
Provinsi Bali
Penelitian ini
Populasi
Instrumen yang
Intervensi
Dyah., DR.dr.I
merupakan
merupakan
dalam
dipakai pada
diberikan
Putu Gede
peringkat ke
Design yang
penelitian ini
sebanyak 6 kali,
Adiatmika,
digunakan
adalah
dengan
pada pertemuan
(2012)
provinsi yang
eksperimental
seluruh
menggunakan lembar
pertama sebagai
Indonesia;
memiliki jumlah
dengan
lansia pada
pengkajian. Adapun
pretest pertemuan
Program Studi
lansia terbanyak
rancangan one
kelompok
keenam sebagai
Ilmu
di
group pretest-
senam lansia
untuk mengukur
posttest. Analisa
Keperawatan,
Indonesia yaitu
posttest,
di banjar
perbedaan
Fakultas
sekitar 8,77
Kaja Sesetan
spygnomanometer
tekanan darah
Kedokteran,
persen.
Denpasar
Diperkirakan pada
Selatan
Kekuatan &
Kelemahan
Astari, Putu
Universitas
Hasil
Sebelum alat-alat
Hasil perhitungan
stastistik nilai p =
Kekuatan :
Dengan latihan
nafas dalam dan
0,000 berarti
terdapat
perbedaan antara
senam lansia
cukup mudah
dan efisien.
yang dapat
dilakukan
tiga kali seminggu
dapat menurunkan
hipertensi.
perbedaan
Kelemahan :
Udayana
yang
tersebut digunakan,
dilakukan dengan
Denpasar.
mengalami
berjumlah 55
menggunakan
peningkatan
orang.
dikalibrasi terlebih
non parametrik
lipat dibandingkan
yang
menjadi
reliable.
Prosedur Pengumpulan
11,4 persen
Data
dari jumlah
penduduk
terpilih sebanyak
Tingginya angka
24 orang, sebelumnya
kejadian hipertensi
Peneliti melakukan
pada lansia
pendekatan dengan
menuntut peran
tenaga
kesehatan untuk
Kaja Sesetan
melakukan
Denpasar
pencegahan dan
serta menyampaikan
upaya promosi
kesehatan. Ada
penelitian kepada
beberapa
test Wilcoxon.
tersebut
signifikan.
Tidak diketahu
durasi waktu yang
efesien dalam
Analisis
perbedaan
tekanan darah
diastolik pre test
dan post test
dilakukan dengan
menggunakan non
parametrik test
Wilcoxon. Hasil
perhitungan
stastistik nilai p =
0,000 berarti
terdapat
perbedaan antara
hasil pre test dan
melakukan senam
lansia
cara pencegahan
kesediaannya secara
yang dapat
sukarela menjadi
dilakukan oleh
responden dalam
lansia agar
penelitian, kemudian
terhindar dari
memberikan informed
penyakit hipertensi
consent untuk
dengan semboyan
disetujui. Peneliti
Sehat yaitu
kemudian akan
Seimbangkan gizi,
melakukan
Enyahkan rokok,
wawancara dengan
Hindari
subjek penelitian
stres, Awasi
dengan
tekanan darah,
menggunakan daftar
dan Teratur
pengkajian. Peneliti
berolahraga.
melakukan pengkajian
dan pengukuran
tekanan darah pada
lansia di Banjar Kaja
Sesetan Denpasar 10
menit sebelum latihan
nafas dalam dan senam
lansia dan 30 menit
setelah dilakukan
mengetahui pengaruh
senam
lansia terhadap lansia
dengan hipertensi
dengan tingkat
kemaknaan/kesalahan
5
persen (0,05).
Sebelum dilakukan
uji beda,
dilakukan uji
normalitas data untuk
mengetahui
kenormalitasan data
dengan uji
Saphiro Wilk karena
jumlah sampel kurang
dari 50
2
Ilkafah,Udi
Latihan fisik
Dalam
Populasi
Intrument dengan
Intervensi yang
Hasil penelitian
Kekuatan :
Susatia,
adalah segala
penelitian ini
dalam
melakukan observasi
dilakukan dalam
dengan
Dengan
Bambang
upaya
peneliti
penelitian
penelitian ini
menggunakan uji
penelitian ini
Priyadi, (2004).
yang dilaksanakan
menggunakan
ini adalah
lansia dengan
dengan senam
t-test pada
dapat
Indonesia;
untuk
desain
seluruh lansia
Hipertensi Ringan
lansia yang
tingkat
memberikan
Rektorat
meningkatkan
Analitik
yang aktif
Sedang di dilakukan di
dilakukan
kepercayaan 0,05
implikasi besar
UNIBRAW
kebugaran jasmani
Observasional
mengikuti
Rektorat
sebelum dan
dan db = 14,
terhadap asuhan
Malang. Science
dengan
senam lansia
Unibraw Malang,
sesudah
didapatkan
keperawatan
Study Program
lansia.
pendekatan
di rektorat
Dimana
pelaksanaan
nilai t hitung
lansia dengan
of Brawijaya
Kebugaran
Cohort Study.
Unibraw
responden mengikuti
senam selama 8
untuk sistolik =
hipertensi
University.
jasmani adalah
Malang.
senam 2 kali/minggu,
minggu.
khususnya dalam
Dengan
t hitung diastolik
upaya mencegah
dari kebugaran
riwayat
= 8,191. Nilai
komplikasi lebih
menyeluruh Upaya
hipertensi
pendinginan.
kedua t
lanjut dari
penanggulangan
masih dalam
Observasi dan
hipertensi
hipertensi (salah
rentang
pengukuran
(2,145). Jadi
satunya adalah
antara 6
tekanan darah
hasil t hitung
Kelemahan:
latihan fisik
bulan sampai
dilakukan setiap
mempunyai beda
Dalam penelitian
yang teratur)
1 tahun dan
sebelum dan
yang signifikan
ini hanya
perlu dilakukan
responden
dengan ttabel,
penangganan
agar tidak
berjenis
yang berarti H
pada hipertensi
terjadi komplikasi
kelamin
yang
1 diterima dan Ho
pada tingkatan
wanita.
mempunyai BMI
ditolak.
sedang dan
dibawah normal.
ringan.
karena
itu peneliti
disimpulkan
Tidak diketahui
tertarik untuk
bahwa senam
durasi waktu
melakukan
lansia
yang efesien
penelitian tentang
berpengaruh
dalam
pengaruh latihan
dalam penurunan
melakukan
fisik
tekanan darah
senam lansia
(senam lansia)
pada lansia
dalam penurunan
dengan hipertensi
tekanan
ringan sedang.
Espen F. Bakke,
Diawalin
Design yang
Populasi
Melakukan
Dengan
Kekuatan :
Jonny Hisdal,
pengamatan
digunakan
dalam
pemeriksaan denyut
melakukan
signifikan
Dalam hasil
Andries J.
orang
eksperimental
penelitian ini
pemeriksaan
perbedaan antara
penelitian ini
Kroese, Jrgen J.
aktivitas
dengan
11 pasien
untuk Pasien
kelompok pasien
dapat
Jrgensen
terhadap terjadinya
rancangan one
berpartisipasi,
dengan PAD
Memberikan
and Einar
peningkatan
group pretest-
6 perempuan
akan
kontrol kelompok
pedoman untuk
Stranden. (2006).
tekanan
posttest,
menunjukkan
dalam
pengobatan pada
Norwegia
dengan
laki.
darah yang
peningkatan MAP
membandingkan
perekam tekanan
berbeda respon
atau di tingkat
lebih baik.
photoplethysmographic
tekanan untuk
kemiringan di
Kelemahan:
melakukan
(Finometer; FMS
kontrol yang
mana MAP
Dari hasil
olahraga
Finapres Medical
sehat selama
meningkat selama
penelitian tidak
dimana
latihan isometrik.
latihan isometrik.
ada perbedaan
aktivitas
yang
melalui
pada
melakukan
olahraga
darah
melihat
kejadian
pemeriksaan
Konsekuensinya
signifikan antara
adanya
selanjutnya melalui
adalah bahwa
tiga kelompok
peningkatan
dalam
peningkatan total
respon
latihan
untuk menyesuaikan
tua, dibandingkan
atau tingkat
pada
dengan anak
kemiringan untuk
muda kontrol,
remaja.
mencapai nilai SP
ada perbedaan
lebih tinggi
yang signifikan
selama latihan
antara kelompok
isometrik karena
dua kelompok
kontrol di TPR,
isometrik
Almiro Mendes
Penyebab utama
Dalam
Populasi
Instrumen dalam
Intervensi yang
Dengan
Kekuataan :
da Costa Neto,
kematian di
penelitian ini
dalam
digunakan untuk
Latihan aerobik
Dengan aktivitas
Carliane Maria
masyarakat Palpiri,
menggunakan
penelitian ini
mengupayakan
meningkatkan
Fisik untuk
de Arajo
Brazil penyebab
desain
adalah
perbaikan kualitas
dengan
sederhana dapat
pengguna dengan
Souza , Evaldo
utamanya adalah
kualitatif
kelompok
kesehatan primer
melakukan
peningkatan kadar
gerakan atau
Penjualan Leal,
usia, bagi
aktivitas fisik
HDL-C. latihan
keterampilan
Maria de Arajo
miokard. dengan
penderita
monitoring sampai
dalam perbaikan
adalah
motorik yang
Erinelda
munculnya
dengan
dengan evaluasi
kualitas hidup
terbatas, yang
Souza,Michell
program yang
penyakit
melalui latihan
mereka yang
mengambil bagian
Lucilane dos
dijalankan oleh
kronis, orang
senam aerobik
awalnya tinggi
dalam pendidikan
Santos Holanda,
Agen Community
tua, dan
untuk
tingkat tingkat
jasmani dan
dan Yluska
dengan
orang-dengan
pengurangan
MBI TC dan
terapi fisio-dan
Myrna Meneses
menggunakan
riwayat
tekanan darah
rendah.
pekerjaan, juga di
Brando e
program kesehatan
penyakit
pada lansia
Mendes. (2006).
keluarga, dengan
jantung.
Brazil
sistem kesehatan
Kesehatan
primer dengan
Keluarga.
mengarahkan dan
Meskipun data
mengkoordinasikan
kuantitatif tidak
tersedia,
memprioritaskan
diharapkan
kegiatan di tingkat
dengan
masyarakat,
meningkatkan
dengan
aktivitas fisik,
dilakukannya
penurunan
bawah bimbingan
Strategi
perawatan
penyakit akan
kesehatan dirumah.
diamati
Kelemahan:
Upaya sosial yang
belum diperluas
pada
masyarakat dalam
rangka
mendorong
aktivitas fisik
dalam masyarakat
untuk upaya
penanggulangan
permasalahan
penyakit kronis.
Jean-Paul
Proses penurunan
Penelitian ini
Populasi
Intrumen dalam
Intervensi dalam
Hasil dari
Kekuatan :
Schmid, Markus
menggunakan
dalam
penelitian ini
penelitian ini
penelitian: yang
Pengobatan Asb-
Noveanu, Cyrill
desain
penelitian ini
menggunakan lembar
menggunakan
dilakukan dengan
blocker
Morger,
di berikan dalam
eksperimental
adalah
protokol yang
padanya
direkomendasikan
Raymond
suatu bentuk
30 laki-laki:
menggunakan gas
dilakukan
prosesperendaman
Gaillet,
perubahan yang
10 pasien
fotoakustik inframerah
melalui
melalui
MauroCapoferri,
signifikan pada ke
dengan CHF
analyzer (Innocor,
peninjauan
peningkatan
Matthias
sirkulasi darah
stabil, 10
Innovision A / S,
dengan
indeks jantung
CAD, dan
Anderegg, Hugo
pasien dengan
menggunakan
memungkinkan
Waras. (2006).
adanya
CAD dan 10
pasien bernafas
etika komite.
kontrol, sebesar
untuk optimal
Swiss
peningkatan
kontrol sehat
Yang dilakukan
komparabilitas
tekanan volume
mengandung dua
di kolam renang
langkah-langkah
pada pembuluh
fisiologis.
dari Fasilitas
hemodinamik,
darah. Sehingga
physiotherapeutic
pasien dengan
kita hanya
berkurang
di Rumah Sakit
CHF. Meskipun
termasuk pasien
peningkatan pada
Universitas Bern,
beberapa pasien
yang
fungsi ventrikel
Bern, Swiss.
dengan CHF
menggunakan
menunjukkan
pengobatan b-
pergeseran volume
32 C
adecrease dari
blocker
yang hidrostatik
stroke volume
Kelemahan :
diinduksi yang
selama
memungkinkan
perendaman, dan
diefektifkan
terjadinya proses
peningkatan
dalam pengaturan
cepat kelelahan
indeks jantung
ruangan yang
sehingga pada
(sebesar 87%
terkontrol, dan di
mekanisme
pada subyek
air thermoneutral.
kardiovaskular
sehat, dengan
menyebabkan
77% di pasien
dekompensasi
diterjemahkan ke
jantung.
dalam kegiatan di
pasien dengan
kondisi
CHF). V O2
lingkungan yang
aktivitas renang
berbeda.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil literatur riview bertujuan untuk mengetahui apakah latihan senam
lansia dapat menurunkan tekanan darah yang merupakan sumber pengobatan
nonfarmakologi yang efektif pada lansia yang mengalami hipertensi. Oleh karena itu,
perlu mengetahui dari beberapa efek samping, instrumen dan intervensi yang digunakan
dalam penurunan tekanan darah (hipertensi) pada lansia, adalah sebagai berikut:
A. Efek dari penelitian
Penelitian terhadap pengaruh latihan fisik (senam lansia) terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hal ini dapat berpengaruh pada nilai tekanan darah
setelah latihan fisik (senam). Ini juga tergantung dari gaya hidup lansia itu sendiri.
Penelitian terhadap pengaruh latihan fisik (senam lansia) terhadap
penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hal ini dapat berpengaruh pada nilai tekanan darah
setelah latihan fisik (senam). Ini juga tergantung dari gaya hidup lansia itu sendiri.
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung
jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan
arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung
dan peningkatan tahanan perifer. Tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. Tekanan darah sistolik
meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan tekanan darah
diastolik meningkat sampai umur 50-60 tahun, dan kemudian cenderung menetap
1) Menggunakan
responden yang mengikuti senam 2 kali/minggu, yang terdiri dari pemanasan, inti,
dan pendinginan. Observasi
dan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi dibanding dengan
penderita yang lebih muda. Sebagia besar merupakan hipertensi primer dan
hipertensi sistolik terisolasi. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut usia, pada
prinsipnya tidak berbeda dengan hipertensi pada umumnya; yaitu terdiri dari
modifikasi pola hidup dan bila diperlukan dilanjutkan dengan pemberian
obat-obat antihipertensi. Dengan olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang
mudah dilakukan adalah senam. Senam memiliki banyak manfaat diantaranya
adalah melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah volume darah.
2. Pendidikan keperawatan
Dengan mengetahui
pengaruh efektifitas
senam lansia
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Almiro Mendes da Costa Neto, Carliane Maria de Arajo Souza , Evaldo Penjualan Leal,
Ikafah. (2004). Pengaruh latihan fisik (senam lansia) terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi ringan-sedang di Rektorat Unibraw
Malang, http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-content/uploads/jurnalsurya/noIV/0.
ISSN : : 1979-9128
Jean-Paul Schmid, Markus Noveanu, Cyrill Morger, Raymond Gaillet,
MauroCapoferri, Matthias Anderegg, Hugo Waras. (2007). Influence of
water immersion, water gymnastics and swimming on cardiac output in
patients with heart failure.
diakses tanggal 8 Juni 2014 pukul 21.15 WIB.
Kappagoda, T., & Amsterdam, E. (2012). Exercise and heart failure in the elderly.
Heart Failure Reviews, 17(4-5), 635-662. doi:10.1007/s10741-011-9297-4
Nugroho, Wahyudi, 2000. Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Pudjiastuti, Sri Surini dan Budi Utomo Fisioterapi pada Lansia,Jakarta: EGC,
2003.
Rossow, L., Fahs, C., Sherk, V., Seo, D., Bemben, D., & Bemben, M. (2011). The
effect of acute blood-flow-restricted resistance exercise on postexercise
blood pressure. Clinical Physiology And Functional Imaging, 31(6), 429434. doi:10.1111/j.1475-097X.2011.01038.x\
Sumintarsih. (2006). Kebugaran Jasmani Untuk Lansia. Olahraga , 147-160
Suroto. (2004). Buku Pegangan Kuliah Pengertian Senam, Manfaat Senam dan
Urutan Gerakan. Semarang: Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Olahraga
Undip.