Anda di halaman 1dari 28

Terapi modalitas Diabetes

Melitus
KELOMPOK 1
Gabilla Putri Kasmaran 213118121
Nadya Ni’matul Maula 213118123
Annisa Latifah Azmi 213118125
Anisa Fauziah 213118127
Annamirah Zahra 213118129
Maeresqy Amalia 213118134
Yosrizal Martka 213118136
Yusepa Nur Saa’dah 213118137
Adam Sigit Septianto 213118143
Sauh Dewi Sunshine K 213118144
Tsaniya Hana afifah 213118147
Risca Apriliana 213118149
Sandi Fauzan adhima 213118154
Siti Nurjanah SR 213118157
Resky Mutiarawati 213118159
Bayu Dwijo Susilo 213118161
LATAR BELAKANG

Wisnatul & Nirmala (Meivy I. Derek, 2017) mengemukakan bahwa


diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang
ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia).

Diabetes melitus tidak hanya menyebabkan kematian prematur di


seluruh dunia. Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit
jantung, dan gagal ginjal. Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di
dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. (Kemenkes
RI. 2020).
Hampir semua provinsi menunjukkan
peningkatan prevalensi pada tahun 2013-2018,
kecuali provinsi Nusa Tenggara Timur. Terdapat
empat provinsi dengan prevalensi tertinggi pada
tahun 2013 dan 2018, yaitu DI Yogyakarta, DKI
Jakarta, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur.
Terdapat beberapa provinsi dengan peningkatan
prevalensi tertinggi sebesar 0,9%, yaitu Riau, DKI
Jakarta, Banten, Gorontalo, dan Papua Barat.

Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati


peringkat ke-3 dengan prevalensi sebesar 11,3 %.
DEFINISI

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan


ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh
manusia
Jenis-jenis diabetes
01
02
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 2
03
Diabetes tipe 31
04
Diabetes tipe lain
05
Diabetes dalam kehamilan
Gejala diabetes

Sering Sering merasa Sering buang air kecil, terutama di malam hari. Pandangan kabur Berkurangnya
merasa haus. sangat lapar. massa otot.

Luka yang Sering mengalami


Terdapat keton Lemas Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas. sulit sembuh infeksi
dalam urine.
Faktor risiko diabetes

Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 2


a. Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
b. Menderita infeksi virus. a. Kelebihan berat badan.
c. Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami b. Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain. c. Kurang aktif Aktivitas fisik
d. Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa d. Usia.
(ekuator). e. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
e. Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan f. Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal
10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul g. Khusus pada wanita
pada usia berapapun.
Metode Tes

Tes toleransi glukosa

Tes gula darah sewaktu

Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)


Tes gula darah puasa
PENGOBATAN DIABETES

Mengatur pola
berolahraga Terapi insulin
makan

operasi pencangkokan
Dengan obat-obatan mengontrol gula darah
(transplantasi) pankreas
Komplikasi DIabetes
Pada Diabetes Tipe 1 dan 2 Komplikasi pada Bayi
• Penyakit jantung
• Stroke • Kelebihan berat badan saat lahir.
• Gagal ginjal kronis
• Kelahiran prematur.
• Neuropati diabetic
• Gangguan penglihatan
• Gula darah rendah (hipoglikemia).
• Katarak • Keguguran.
• Depresi
• Demensia
• Gangguan pendengaran
• Luka dan infeksi pada kaki yang sulit
sembuh
• Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan
jamur
• Diabetes akibat kehamilan dapat
menimbulkan komplikasi pada ibu hamil
dan bayi.
Pohon Masalah
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (2015) dengan etiologi menurut
Friedman (2010), sebagai berikut :
● Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

● Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

● Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


merawat anggota keluarga yang sakit
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN
DIABETES MELITUS
● TERAPI AKUPRESURE
● TERAPI RELAKSASI BENSON
DEFINISI TERAPI AKUPRESURE

Akupresur disebut juga dengan terapi totok atau tusuk jari


adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan
pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu atau acupoint
pada tubuh. Akupresure juga diartikan sebagai menekan
titik-titik penyembuhan menggunakan jari secara bertahap
yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan
diri secara alami (Setyowati, 2018).
Teknik Manipulasi Pemijatan Akupresur
Teknik manipulasi atau sering disebut sebagai teknik rangsangan pada pemijatan akupresur merupakan teknik
pemijatan yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan penegakan diagnose.Adapun teknik
manipulasi atau perangsangan dibagi menjadi dua :

1)Teknik Penguatan (tonifikasi)


a)Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih maksimal 30 kali putaran atau tekanan
b)Arah putaran searah dengan jarum jam
c)Tekanan yang digunakan sedang
d)Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur
e)Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meridian, arah pemijatan harus searah dengan jalur perjalanan
meridian

2)Teknik Pelemahan (sedasi)


a)Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih antara 40-60 kali putaran atau tekanan
b)Arah putaran berlawanan dengan jarum jam
c)Tekanan yang digunakan sedang sampai kuat
d)Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan
e)Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meridian, arah pemijatan harus berlawanan arah dengan jalur
perjalanan meridian (Oka Sukanta, 2010).
CARA KERJA TERAPI AKUPRESURE

Akupresur bisa mengaktifkan glucose-6-phosphate (salah satu enzim metabolisme karbohidrat)


dan bisa berefek pada hipotalamus. Akupresur bekerja pada pankreas untuk meningkatkan
sintesis insulin, meningkatkan salah satu reseptor pada sel target, dan mempercepat
penggunaan glukosa didalam sel, sehingga hasilnya adalah menurunkan kadar gula yang ada di
darah.
Titik-Titik Akupresur
Zusanli (ST 36)
Titik-titik akupresur yang sering digunakan adalah Pishu
(BL 20), Feishu (BL 23), Shenshu (BL 23),
Sanyinjiao (SP 6) Hegu (LI 4)

(Ingle et al, 2011)


Prosedur Pemberian Terapi Akupresur
1)Persiapan Pasien 2) Persiapan Alat

a. Pastikan identitas pasien


b. Kaji kondisi pasien terakhir a. Alat bantu pemijatan
c. Beritahu dan jelaskan pada pasien b. Sarung tangan (bila perlu)
atau keluarga tentang tindakan c. Alkohol
yang akan dilakukan d. Krim lotion atau minyak
d. Jaga privasi pasien
e. Handuk kecil
e. Posisikan pasien senyaman
mungkin
f. Pasien sebaiknya dalam keadaan
berbaring, duduk atau dalam
posisi yang nyaman
3) Cara Bekerja
a)Tahap Orientasi
(a)Berikan salam, panggil pasien dengan nama kesukaannya
(b)Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
(c)Jelaskan tujuan, prosedur, dan lama tindakannya pada pasien dan keluarga
(d)Berikan kesempatan untuk pasien untuk bertanya sebelum terapi dilakukan

b)Tahap Kerja
(a)Jaga privasi pasien dengan menutup tirai
(b)Atur posisi pasien dengan posisi terlentang (supinasi), duduk, duduk dengan tangan bertumpu dimeja,
berbaring miring atau tengkurap, dan berikan alas
(c)Bantu melepaskan pakaian pasien atau aksesoris yang dapat menghambat tindakan akupresur
(d)Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
(e)Bersihkan kaki atau tangan pasien menggunakan alkohol, lalu keringkan dengan handuk
(f)Oleskan krim atau minyak, lakukan teknik pemanasan
(g)Cari titik-titik rangsanganakupresur untuknyeri gastritisyang ada ditubuh, menekannya hingga masuk ke
sistem saraf. Akupresur hanya memakai gerakan dan tekanan jari
(h)Kemudian lakukan penekananpada titik akupresur
 
Terapi Relaksasi Benson

Relaksasi Benson merupakan suatu teknik relaksasi yang merupakan penggabungan antara teknik
respon relaksasi dengan sistem keyakinan individu/faith factor (difokuskan pada ungkapan tertentu
berupa nama-nama tuhan atau kata-kata yang memiliki makna menenangkan bagi pasien itu sendiri)
diucapkan berulang-ulang dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah (Benson & Proctor, 2000).

Relaksasi Benson dapat menurunkan kadar gula darah pasien diabetes dengan menekan pengeluaran
hormon-hormon yang dapat meningkatkan kadar gula darah, yaitu epinefrin, kortisol, glucagon,
adrenocorticotropic hormone (ACTH), kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer & Bare, 2002; Smeltzer et
al., 2008).
Intervensi terapi relaksasi Benson termodifikasi
menggunakan

01 02
Paduan dari meditasi Relaksasi pernafasan dalam

03 04
Relaksasi progresif otot Musik

Hal ini didapat dari analisa data dengan membandingkan sebelum dan sesudah menggunakan
terapi Benson termodifikasi terhadap kadar gula darah dengan menggunakan uji statistik paired
t-test dan Mann Whitney.
Akibat buruk dari DM dapat dicegah dan diatasi dengan pengelolaan yang
baik. Penelitian Kuswandi (2008) menunjukkan bahwa Relaksasi Benson
dilakukan dua kali sehari selama tujuh hari, pada saat perut kosong
berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe
2. Penelitian Purwasih (2017) menunjukkan bahwa Relaksasi Benson dan
terapi murottal surat Ar-Rahmaan menurunkan kadar glukosa darah puasa
pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2
• Teknik relaksasi akan menjaga suasana hati dari stressor sehingga stres dapat
diatasi oleh diri sendiri, hal ini akan membuat glukosa dalam tubuh lebih
terkontrol atau bahkan berada pada keadaan normal.
• Teknik relaksasi yang akan diuji yaitu teknik relaksasi benson dan murottal
Al-Qur'an diamana pada penelitian sebelumnya pernah diteliti juga oleh
purwasih tentang pengaruh terapi relaksasi benson dan murottal Al-Qur'an
surah Ar-Rahman terhadap kadar glukosa darah puasa dan skor stres pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2, hasilnya ada perbedaan selisih kadar glukosa darah
dan skor stres antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi
(Purwasih,E.,et.all.2017)
Mekanisme penurunan kadar glukosa darah melalui relaksasi, yaitu dengan cara
menekan pengeluaran epinefrin sehingga menghambat konversi glikogen menjadi
glukosa, menekan pengeluaran kortisol dan menghambat metabolisme glukosa
sehingga asam amino, laktat, dan pirufat tetap disimpan di hati dalam bentuk
glikogen sebagai energi cadangan; menekan pengeluaran glukagon sehingga dapat
mengkonversi glikogen dalam hati menjadi glukosa, menekan ACTH dan
glukokortikoid pada korteks adrenal sehingga dapat menekan pembentukan glukosa
baru oleh hati, di samping itu lipolysis dan katabolisme karbohidrat dapat ditekan,
yang dapat menurunkan kadar glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2002; Smeltzer et
al., 2008).
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa Relaksasi Benson dapat membantu penderita DM
dalam mengontrol kadar gula darah. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
professional perannya sangat diperlukan dalam membantu penderita DM untuk dapat
meningkatkan kualitas hidupnya. Peran perawat dapat dilakukan dengan upaya promotif
dan preventif dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang Diabetes Melitus dan
Relaksasi Benson untuk membantu penderita DM mengontrol kadar gula darahnya dan
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
TERIMAKASIH
Ada pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai