Anda di halaman 1dari 74

TERAPI MODALITAS

Nadirawati, S.Kp., M.Kep


Pendahuluan

• Istilah terapi modalitas di ilmu keperawatan lebih


dikenal dengan terapi komplementer.
• Terapi komplementer atau terapi modalitas
merupakan metode pemberian terapi yang
menggunakan kemampuan fisik atau elektrik.
• Terapi modalitas bertujuan untuk membantu
proses penyembuhan dan mengurangi keluhan
yang dialami oleh klien (Lundy & Jenes, 2009).
• Penggunan istilah komplementer karena disebabkan karena
pemakaian bersama dengan terapi lain.
• Ada beberapa istilah selain komplementer yaitu alternative,
tradisional, integrative (Kremlich,2014 dalam Sahar dkk, 2019).
• Nasional Center Complementary and Integratif Health (NCCIH,
2016) menjelaskan bahwa terapi alternative, merupakan cara utama
dalam pengobatan yang menggantikan obat konvensional misalnya
klien memilih terapi berbal dalam mengatasi penyakitnya.
Penggunan istilah komplementer lebih disukai karena diyakini terapi
tersebut digunakan sebagai pelengkap untuk terapi lain (modern,
konvensional).
• Terapi Komplementer adalah terapi yang digunakan selain
keperawatan kesehatan tradisional (Stanhope& Lancaster, 2016).
PENGERTIAN

• Terapi Modalitas adalah terapi dalam


keperawatan individu, keluarga, atau kelompok
dimana perawat mendasarkan potensi yang
dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik
tolak terapi atau penyembuhan.
• Jadi perawat dapat menggunakan modaliti dari
keluarga pasien, misal keluarga masih ada yang
bertanggungjawab, dan dengan ini perawat
melakukan terapi modalitas yaitu TERAPI
KELUARGA
05/28/21
• Terapi modalitas merupakan terapi dari
keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan individu, keluarga yang tepat sesuai
dengan kebutuhan kesehatan (Hitchcock, 1999).
• Terapi modalitas dalam keperawatan dapat berupa
coaching, counseling, compliance dan non
compliance, serta terapi fisik lainnya.

05/28/21
Tujuan Treatment

• Agar lansia dapat:


• Adaptasi terhadap situasi
• Lebih mampu merawat diri sendiri
• Lebih banyak aktivitas
• Lebih mandiri
• Menunda deteorination

Tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua


Dasar-dasar Pemilihan
Treatment

• Kemampuan klien (fisik, emosi, kognitif)


• Tuntutan masyarakat terhadap perilaku
lansia
• Harapan orang-orang terdekat
• Harapan lansia terhadap dirinya sendiri

Quality of Life
LANDASAN
• UU nomor 38 tahun 2014.
• Bab I (3) Pengertian Pelayanan Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik sehat maupun sakit.
• BAB V (Praktik Kep ) pasal ; 30 (m) melakukan
penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan
alternatif.
Tipe Terapi Komplementer menurut National Center of
complementary and alternative Medicine (NCCAM, 2012)
yaitu

• Terapi pikiran dan tubuh (yoga, akupunctur, guided


imagery, relaksasi progresif, hopnoterpi, latihan nafas
dalam,life review, terapi music dsb)
• Produk alami (Herbal dan minyak esensial)
• Praktik manipulasi dan system tubuh (Massase,
relaksasi, ergonomic dll)
• Terapi energy (Healing Tauch, Reiki dan magnet)
• Sistem pemeliharaan Kesehatan (terapi pengobatan
tradisional china, diet, nutrisi dll)
Contoh Terapi Modalitas

1. Senam Asma
2. Senam Kaki
3. Relaksasi Progresif
4. Pelvic Floor Exercise
5. Terapi Herbal
6. Senam ergonomi
7. Terapi musik
8. etc
05/28/21
TERAPI MODALITAS
PSIKOLOGIS
TERAPI MUSIK

Jenis :
• Main musik
• Menyanyi
• Mendengarkan  pasif, keuntungan:
• Energi yang dikeluarkan sedikit
• Tak terbatas ruang dan waktu
• Murah, mudah,
• Tidak membutuhkan keahlian.
Pengertian Terapi Musik

• Penggunaan musik secara terapeutik untuk


meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif,
perilaku dan fungsi sosial.
• Suatu bentuk terapi dengan menggunakan
rangsang musikal dalam rangka meningkatkan
hubungan yang terapeutik.
• Penggunaan musik secara terapeutik dalam
rangka memperbaiki, memelihara, meningkatkan
status fisik dan mental.
Jadi terapi musik adalah penggunaan
musik secara terapeutik dalam rangka
memperbaiki, memelihara dan
meningkatkan status fisik, psikologik,
kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta
hubungan yang terapeutik.
TUJUAN TERAPI MUSIK & MANFAAT
TERAPI MUSIK PADA LANSIA

• Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain.


Meningkatkan rasa kasih sayang terhadap seseorang
dan lingkungan.
• Memberikan rasa nyaman, mengurangi stres,
menurunkan depresi, menurunkan kecemasan, karena
musik memiliki efek sedativa (menenangkan).
• Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan
emosional yang dihadapi.
 dampak dan suasana hati
Rangsang bunyi  mempengaruhi system energi tubuh

terkait erat dengan emosi
Tujuan & Manfaat Terapi Musik (2)

• Meningkatkan kontrol diri & perasaan


berharga
Penyaluran hoby  merasa berharga
• Mengubah perilaku
interaksi kontinue  irama musik
berfungsi sugestif untuk berperilaku
sesuai dengan jenis musik
 Misal: musik lembut/tenang  perilaku
cenderung lembut/tenang
• Mengembangkan kreativitas
•  stimulasi  untuk meningkatkan
kreativitas 
• bermain musik, menyanyi, dsb.
• Hiburan / kegiatan yang menyenangkan
•  pada hakekatnya musik itu sumber
kesenangan yang dapat dinikmati.

Emosi Positif
• Yang Harus diperhatikan pada terapi
Musik
– Waktu pertemuan
– Fasilitas pendukung (tenaga kesehatan)
– Transportasi (berjalan/alat bantu)
– Akomodasi (Ruangan)
– Tempat duduk (kenyamanan)
– Gangguan (dari luar)
• Indikasi terapi musik :
– Defisit fungsional pada fisik, psikologis atau fungsi
sosial
– Pada lansia yang marah, gusar, kesepian.
– Gangguan emosi dan perilaku (hyperaktif, perilaku
kekerasan, gangguan hubungan sosial, menarik diri)
– Stres dan kecemasan
– Gangguan kepribadian (anti sosial)
– Perawat harus melihat  reaksi verbal dan non verbal
dari lansia.
– Hipertensi
– Insomnia dsb
Persiapan pasien
• Memberikan penjelasan kepada pasien tentang
terapi musik yang akan dilakukan meliputi
tujuan, manfaat, jenis musik yang akan
diberikan.
• Pastikan pasien dalam kondisi baik dan berikan
klien posisi senyaman mungkin dan siap untuk
melakukan intervensi yang akan diberikan.
• Cek tanda vital klien seperti tekanan darah,
nadi, nafas, dan suhu tubuh.
Alat

• MP3
• Head set
• Dengan menggunakan musik
instrumentalia sound healing, Murottal,
lagu yang disenangi oleh klien
Prosedur

• Memberikan kesempatan klien memilih musik


• Megaktifkan MP3 dan atur volume sesuai selera
klien
• Mempersilahkan klien mendengar musik selama
15-30 menit
• Arahkan klien untuk fokus dan rileks terhadap
lagu dan melepaskan beban yang ada
• Setelah selesai berikan kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaan yang terjadi
TERAPI MODALITAS FISIK
ERGONOMIC GYM/SENAM ERGONOMIS

PENGERTIAN :
Suatu teknik senam yang
mengoptimalkan posisi tubuh dengan
meniadakan atau meminimalkan
kelelahan sehingga diperoleh
kenyamanan dan produktivitas yang
tinggi.
TUJUAN
• Mengembalikan dan membetulkan posisi dan
kelenturan system syaraf dan aliran darah,
• Memaksimalkan suplai oksigen ke otak dan
memperbaiki system metabolisme tubuh, karena
senam ergomik merupakan senam yang sesuai
dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh, artinya
senam yang langsung membuka, membersihkan
dan mengaktifkan seluruh system tubuh (system
kardiovaskuler, kemih, reproduksi).

05/28/21
MANFAAT
• Senam ini bermanfaat bagi klien dengan
masalah gangguan kesehatan fisik maupun
Psikis, diantaranya :
– Menumpuknya pekerjaan atau persoalan psikologis,
hal ini dapat menyebabkan perlu energi ekstra untuk
menyelesaikan masalah.
– Terganggunya system peredaran darah
– Terganggunya metabolisme tubuh, sehingga terjadi
ketidaksimbangan pada proses
penyimpanan,pemecahan dan pembuangan material
dalam system tubuh
– Juga untuk mencagah dan mengobati berbagai
macam penyakit.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
PENYAKIT
21. Bronkitis Akut (Penyakit Paru)
1. AIDS (Acquired Imuuno Deficiency Syndrome) 22. Kanker Paru
2. Alergi 23. Tuberkulosis (TBC)
3. Campak (Measles) 24. Bulimia (Sindrom Banyak Makan)
4. Gondongan (Mumps) 25. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Penyakit Lou
5. Alkoholisme(Mood/ Psikis) Gehrig's (Penyakit Saraf)
6. Anoreksia Nevosa (Mood/ Psikis) 26. Ansietas (Gangguan Cemas/Penyakit Saraf)
7. Blefaritis (Penyakit Mata) 27. Autisme
8. Glaukoma (Penyakit Mata) 28. Bell's Palsy (Merot/Gangguan Saraf)
9. Hordeolum (Timbilan/Penyakit Mata) 29. Carpal Tunnel Syndrome(Jepitan Saraf di
Pergelangan Tangan)
10. Katarak (Penyakit Mata)
30. Demensia (Pikun)
11. Konjungtivitis (Belekan/Penyakit Mata)
31. Depresi
12. Miopia (Penyakit Mata/Tajam Penglihatan Turun)
32. Gangguan Belajar
13. Perdarahan Subkonjungtiva (Penyakit Mata)
33. Hiperaktif
14. Skleritis (Penyakit Mata)
34. Insomnia
15. Abses Paru
35. Iskialgia (Jepitan Saraf Iskiadikus), Sciatica
16. Asma Bronkiale (Penyaki Paru)
36. Klaudikasio Intermiten (Gangguan Saraf)
17. Atelektasis Paru (Penyakit Paru)
37. Klaudikasio Neurogenik (Gangguan Saraf)
18. Avian Influenza (Flu Burung)
38. Kesemutan (Parestesi)
19. Bronkiektasis (Penyakit Paru)
39. Mabuk Gerakan (Motion Sickness)
20. Bronkiolitis (Penyakit Paru)
40. Migren
Persiapan
Persiapan Klien
Klien tidak mengalami keterbatasan gerak akibat kelainan
struktur anatomis tubuh dan tidak dalam keadaan sakit kronis
maupun akut
Persiapan Lingkungan
Lingkungan tenang dan cukup kondusif untuk digunakan
sebagai sarana melakukan senam ergonomic, seperti kondisi
lantai yang bersih dan tidak licin serta jauh dari objek yang
dapat mengakibatkan cedera
Persiapan Alat
Matras (bila perlu)
Waktu Pelaksanaan
• 2/3 malam dan pagi hari adalah waktu yang paling baik
• Dilakukan 2-3 kali seminggu utk preventif
Gerakan ke-1 Putaran Energi Inti :

• Duduk Simpuh dengan punggung kaki sebagai alas (Duduk Pembakaran),


dua lengan lurus ke depan, lalu pergelangan tangan diputar, mulai dari
depan dada sampai atas kepala sebanyak 60 putaran (saat tangan berada
di atas kepala, wajah menengadah melihat putaran tangan);
• kemudian putaran pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran.
Saat putaran berakhir, menghirup napas (dada mengambang-napas dada)
dan ditahan. Dua lengan digerakkan ke belakang melewati dua pinggang
hingga dua lengan lurus dengan telapak tangan menghadap ke atas.
• Badan membungkuk ke depan, wajah ditengadahkan sampai terasa darah
(getaran energi) berjalan dari punggung ke wajah (wajah tampak
kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas dihembuskan perlahan
(rileks) tidak menghentak (mendadak).
Gerakan ke-2 Menyeimbangkan Otak Kanan-Kiri:

Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk pada ujung jarinya (sebagai
tumpuan) atau Duduk perkasa. Napas rileks. Pergelangan tangan diputar
ke dalam lalu putar ke luar (sejajar pinggang).
Tangan sejajar dengan mata, telapak tangan menghadap ke atas, dimulai
tangan kanan 5 kali lalu kiri 5 kali. Lakukan putaran sebaliknya, sampai ke
posisi awal. Setelah masing-masing 5 kali, lakukan bersama-sama kanan
dan kiri sebanyak 10 kali.
Gerakan ke-3 Lapang Dada:

• Berdiri Tegak, dua lengan diputar ke belakang


semaksimal mungkin, rasakan keluar dan
masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan
di atas kepala jari kaki jinjit.
• Dipercaya dapat menggerkan energi listrik
tubuh sehingga dapat mengembangkan
rongga data sehingga dapat memperbaiki
sirkulasi oksigen membuat tubuh segar dan
mendapatkan energi dan dapat
mengendalikan emosi
Gerakan ke-4 Tunduk Syukur:

• Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas


dalam secara rileks lalu tahan napas sambil
membungkukkan badan ke depan (napas
dada) semampunya.
• Tangan berpegangan pada pergelangan kaki
sampai punggung terasa tertarik/teregang.
Wajah menengadah sampai terasa
tegang/panas. Saat melepaskan napas,
lakukan secara rileks dan perlahan
• Gerakan ini dapat melatih otot2 punggung
bagian bawah ,memompa darah ke bagian
atas, melonggarkan otot otot pernafasan,
melonggarkan abdomen, mempermudah
persalinan, penyembuhan penyakit ruas tulang
belakang, leher, punggung dsb, sinusitis dan
astma
• sebaiknya dilakukan 5 kali
Gerakan ke-5 Duduk Pembakaran

• Posisi Duduk punggung kaki menjadi tumpuan, dengan dua tangan


diatas paha, menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk
ke depan sampai punggung terasa tertarik/ teregang, wajah
menengadah sampai terasa tegang/panas.
• Saat membungkuk, bokong jangan sampai menungging. Saat
melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.
• Gerakan utk memperkuat otot pinggang, ginjal, membakar lemak dan
racun dalam tubuh, bagi yang mempunyai asam urat, narkoba akan
merasa seperti terbakar
Gerakan ke-6 Duduk Perkasa:

• Posisi Duduk Perkasa (Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk
pada ujung jarinya sebagai tumpuan), dengan dua tangan menggenggam
pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk
ke depan sampai punggung terasa tertarik/ teregang, wajah menengadah
sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, bokong jangan sampai
menungging. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan
• Dapat Meningkatkan daya tahan tubuh, membuat otot dada menjadi kuat,
paru paru berkembang dengan baik, memepertahankan posisi yang bagus
pada janin, menurunkan HT, migren, vertigo, pusing dsb
Gerakan ke-7 Berbaring Pasrah:

Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung


menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan
dirasakan (napas dada), perut mengecil.
Gerakan Terakhir
BERDIRI SEMPURNA
TERAPI MODALITAS
KEMAMPUAN SOSIAL
TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

• DEFINISI TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah salah
satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang
sama (Keliat, 2005)
Wilson & Kneisl (1992)

TAK adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk


memfasilitasi pengalaman seseorang dan meningkat
respon sosial dan harga diri.

TAK adalah aktifitas yang digunakan sebagai terapi di


dalam kelompok yaitu membaca puisi, seni, musik,
menari dan literatur.
TAK

• 5-12 orang pasien

• Mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif

• Lama pelaksanaan TAK adalah 20-40 menit untuk


kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok
yang sudah kohesif, TAK dapat berlangsung
selama 60-120 menit.
PENGARUH KELOMPOK

• Kelompok: kumpulan orang yg saling berkaitan dan saling


ketergantungan, menyepakati norma ttt.
• Saling mempengaruhi satu dengan lain.
• Saling berkomunikasi/share satu dengan lainnya.
• Bisa memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku
• Bila didesain dapat sangat terapeutik untuk memfasilitasi perubahan
perilaku yang positif.
• Terjadi perubahan perilaku maladaptif menjadi adaptif.
KOMPONEN KELOMPOK

• Kekuatan: kemampuan anggota


mempengaruhi kelompok.
• Norma: standar perilaku,
• Kekohesifan: kekuatan anggota
kelompok bekerja sama mencapai
tujuan.
Macam macam TAK :

• TAK Sosialisasi (TAKS)


• TAK stimulasi kognisi/
persepsi
• TAK stimulasi sensori
• TAK orientasi realita
TAK Sosialisasi
• Adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien
dengan masalah hubungan sosial

• TAK ini bertujuan melatih kemampuan


sosialisasi. Klien dapat meningkatkan
hubungan interpersonal dan kelompok
secara bertahap.
• Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada di sekitar klien.
• Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal, kelompok, dan
massa.
• Aktifitas dapat berupa : latihan dalam
kelompok semua kegiatan sosialisasi
Sesi TAKS

• Terdiri dari 7 sesi, yaitu:


– memperkenalkan diri,
– berkenalan,
– bercakap-cakap,
– membicarakan topik,
– membicarakan masalah pribadi,
– bekerjasama dalam permainan,
– berpendapat tentang manfaat TAKS.
Indikasi

 TAKS ini diindikasikan untuk


klien dengan masalah
keperawatan isolasi sosial,
kerusakan interaksi sosial dan
harga diri rendah.
PROSES TAK

1. PERSIAPAN (Proposal, pra interaksi, dll)


2. ORIENTASI:
– Salam terapeutik
– Evaluasi/validasi
– Kontrak
3. TAHAP KERJA
4. TAHAP TERMINASI:
– Evaluasi perasaan dan isi materi
– Rencana Tindak Lanjut (RTL)
– Kontrak yang akan datang
5. EVALUASI
Persiapan

• Memilih klien sesuai dengan


indikasi
• Membuat kontrak dengan klien
• Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan
Orientasi

• Salam terapeutik: mengucapkan salam pembuka


• Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien
saat ini
• Kontrak:
– Menjelaskan tujuan (Topik)
– Menjelaskan aturan main: perkenalan, cara
meninggalkan kelompok, lama kegiatan (Waktu dan
Tempat)
– Doa
Tahap Kerja

• Daftar kegiatan dari satu awal sampai


akhir yang dilaksanakan
• Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
• Terinci berupa skenario kegiatan dari awal
sampai akhir
Terminasi

• Evaluasi:
– Menannyakan perasaan klien setelah kegiatan
– Memberikan pujian

• Rencana tindak lanjut: menganjurkan klien


melakukan kegiatan sesuai dengan TAK yang baru
diikuti

• Kontrak YAD: TAK yg akan dilaksanakan kemudian


Evaluasi

• Unsur yang dinilai:


– Kemampuan verbal
– Kemampuan non verbal

• Dokumentasi hasil evaluasi

• Dokumentasikan dalam dokumen rekam


medik
Terapi Meningkatkan Kemampuan
Kognitif

• Terapi kognitif perilaku umumnya


digunakan untuk menangani masalah
kesehatan mental, seperti kecemasan
,depresi.\ dan gangguan Kognitif
• Terapi kognitif perilaku juga bisa
digunakan untuk membantu Anda
menghadapi masalah yang ditemui
sehari-hari.
Pengertian

• Kognitif adalah sutau proses berpikir, yaitu


kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai dan
mempertimbangkan suatu kejadian
(Sujiono, 2008).
• Fungsi kognitif juga berkaitan dengan
aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik erat
kaitannya dengan sistem muskloskeletal.
• Kognitif adalah kegiatan-kegiatan mental
yang dibutuhkan dalam memperoleh,
menyimpan, mendapat kembali, dan
menggunakan pengetahuan suatu hal.
Kognitif meliputi prosesproses mental,
seperti mempersepsikan, belajar,
mengingat, menggunakan bahasa, dan
berpikir (Desiningrum & Indriana,2018)
Contoh terapi yang bisa
diberikan

• Terapi okupasi (Wahyu, 2012).


• Puzzle
• Senam Otak
• dll
Alat Yang diperlukan

– Musik, bisa melalui berbagai media seperti radio/tape atau


VCD.
– LCD multi-media, untuk menjelaskan mengenai
kemanfaatan senam otak dan penjelasan langkah-langkah
pelaksanaan senam otak dalam bentuk Panduan Gerakan
Praktis (lampiran 1).
– Gambar senam otak, ditempel dalam bentuk poster atau
pamflet yang diberikan pada peserta.
– Alat tulis digunakan peserta untuk mencatat hal-hal yang
diperlukan.
– Air mineral, untuk dikonsumsi dan dapat menstabilkan
cairan tubuh.
Gerakan Senam Otak
• Senam otak dilakukan semampunya, sehingga
pendekatannya adalah individual,karena
keterbatasan kemampuan lansia yang berbeda-
beda
• Dilakukan secara rutin dan konsisten, yaitu
kurang lebih 15 menit untuk keseluruhan gerakan
• Gerakan Senam Otak yang sesuai kemampuan
lansia yaitu sejumlah 12 gerakan, dengan
prosedur sebagai berikut
1) Cross/Gerakan Silang

• Menggerakkan secara
bergantian pasangan kaki
dan tangan yang
berlawanan, seperti pada
gerak jalan di tempat,
dilakukan lima kali bagian
tangan kanan ke kaki kiri
dan lima kali untuk
tangan kiri ke kaki kanan.
2. Hooks Up

• yaitu kedua tangan disilangkan


di depan dada dan kaki
disilangkan, kanan ke kiri dan
sebaliknya secara bergantian,
lakukan setiap bagian selama
Lansia yang memiliki
keterbatasan kekuatan fisik
dan pemahaman, posisi
tangan bisa hanya sekedar
dirapatkan dan digenggamkan.
3) Lazzy Eight

• Menggambar angka 8 tidur


atau simbol “tak terhingga”
di depan mata, dengan ibu
jari ditegakkan dan lengan
diluruskan ke depan.
• Gerakan dilakukan
bergantian tangan kanan
terlebih dahulu, setelah itu
tangan kiri masing- masing
sebanyak lima putaran
4) Putaran Leher

• Gerakan ini berpusat pada gerakan


kepala yang diputar di posisi depan
saja, setengah lingkaran dari kiri ke
kanan, dan sebaliknya dari kanan ke
kiri, masing-masing arah sebanyak
lima putaran.
• Tidak disarankan mernutar kepala
hingga ke belakang. Gerakan ini
dilakukan secara pelahan dan
disesuaikan dengan kemampuan
lansia.
5) Mengaktifkan Tangan

• salah satu tangan diluruskan ke atas di


samping telinga. Tangan kedua melewati
bagian belakang kepala dan diletakkan di
bawah siku tangan pertama.
• Tangan yang lurus digerakkan (diputar) ke
arah luar, ke dalam, ke belakang dan ke
muka sambil tangan kedua menahannya
dengan tekanan halus. Hembuskan napas
saat otot tegang atau diaktifkan.
• Gerakan dilakukan bergantian antara tangan
kanan dan kiri masing-masing tiga putaran.
6) Burung Manguni

• gerakan memijat bahu. Otot bahu


dipijat/diurut, bahu kiri oleh tangan
kanan dan kepala menoleh ke kiri,
demikian sebaliknya, bahu kanan
oleh tangan kiri dan kepala
menoleh ke kanan.
• Pijatan menyeluruh, mulai dari
pangkal bahu dekat leher hingga
ke arah lengan bagian bawah.
• Pijatan di bahu ini dilakukan masing-
masing selama 1 menit.
• Saat satu bahu selesai dipijat, tarik nafas
dengan kepala di posisi tengah, kemudian
buang nafas ke samping atau ke otot
yang tegang di bahu tersebut, baru mulai
pijat bahu satunya.
• Ulangi hal ini pada bahu yang lain
7) Luncuran Gravitasi

• kedua tangan meraih punggung


telapak kaki, dengan posisi kaki
disilangkan, dan kepala mencium
lutut.
• Untuk lansia gerakan ini
disederhanakan semampunya, seperti
hanya berusaha menyentuh lutut dan
menundukkan kepala, dengan kaki
tetap disilangkan.
• Gerakan ini dilakukan selama 1 menit.
8) Saklar Otak

• Gerakan menyentuh bagian dada


atas, tepatnya jaringan lunak di
bawah tulang clavicula di kiri dan
kanan sternum, lalu memijat dengan
satu tangan, sementara tangan yang
lain memegang pusar.
• Bisa sambil menundukan kepala dan
berdoa ketika memijat dada atas.
Dilakukan selama kurang lebih 2
menit dengan mengganti tangan
kanan dan kiri.
9) Tombol Bumi

• ujung jari (telunjuk)


salah satu tangan
menyentuh bawah
bibir dan sedikit
menekan, lalu
ujung jari lainnya
±15 cm di bawah
pusar.
10) Tombol Angkasa

• Ujung jari satu tangan


menyentuh dan sedikit
menekan atas bibir, dan jari
lainnya menekan lembut
garis belakang pada tulang
ekor.
• Dilakukan selama kurang
lebih 1 menit
11) Menguap Berenergi

• Perpaduan dari
menguap, dan
memijat tulang pipi
dan rahang.
• Dilakukan sebanyak 5
kali menguap, dan
pijatan perlahan. Bisa
selama 1 menit.
12) Pasang Telinga

• gerakan memijat secara lembut


daun telinga sambil menariknya ke
luar, mulai dan ujung atas, menurun
sampai sepanjang lengkungan dan
berakhir di cuping, menggunakan
ibu jari dan telunjuk.
• Ketika memijat bisa sambil
bernyanyi lagu-lagu pendek, atau
mendengarkan musik dan lagu.
Gerakan dilakukan selama 1 menit.
Daftar Pustaka

• Brain Gym International (2008). Diakses


22 Juni 2013, dari
http://braingym.org/studies
05/28/21

Anda mungkin juga menyukai