DI SUSUN OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
Ns. Ni Nyoman Udiani, S.Kep., M. Kep Ns. Elifa Ihda Rahmawati, S.Kep., M.Kep
NIP. 197905312000032001 NIK. 20120901025
Hipoglikemia
Intoleransi Aktivitas
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kadar gula darah
b. Tes fungsi ginjal, hati dan kelenjar adrenlin
c. Jika dicurigai berasal dari tumor pankreas
CT Scan
MRI
8. Pemeriksaan Diagnostic
a. Gula darah puasa Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa
(sebelum diberi glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70-
110 mg/dl.
b. Gula darah 2 jam post prandial Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa
dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam
c. HBA1c Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk
memperoleh kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak
dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan. HBA1c menunjukkan
kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4- 6%.
Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut menderita
DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
d. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah
terganggu
e. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi. (Alsahli M,
Gerich JE. J Clin Med. 2018)
9. Penatalaksanaan
a. Hipoglikemia Ringan-Sedang
Pemberian karbohidrat sebanyak 15 gram dalam bentuk tablet
atau larutan glukosa maupun sukrosa diperlukan sebagai pertolongan
pertama hipoglikemia ringan hingga sedang pada orang dewasa. Terapi
awal ini cukup untuk memicu kenaikan glukosa darah hingga 38 mg/dL
dalam 20 menit dan perbaikan gejala pada sebagian besar individu
dengan hipoglikemia ringan-sedang. Pilihan rejimen terapi awal lainnya
seperti susu dan jus jeruk kurang cepat dalam menaikkan kadar glukosa
darah dan memperbaiki gejala.
Apabila pasien memiliki riwayat DM, pengukuran kadar glukosa
dilakukan dalam 15 menit sejak pemberian terapi glukosa awal. Jika
kadar glukosa darah masih di bawah 70 mg/dL, pemberian 15 gram
glukosa atau sukrosa dapat diulang. Apabila tablet glukosa tidak tersedia,
sediaan karbohidrat 15 gram oral lainnya yang ekivalen adalah 15 mL
gula pasir yang dilarutkan dalam air, 5 kubus kecil gula, dan 15 mL
madu.
b. Hipoglikemia Berat
Apabila pasien mengalami hipoglikemia berat namun masih sadar
penuh dan memiliki riwayat diabetes, pemberian karbohidrat oral 20
gram dilakukan dalam bentuk glukosa tablet dan sediaan lain yang
ekivalen. kadar glukosa darah kemudian diperiksa dalam kurun waktu 15
menit setelah pemberian terapi glukosa awal. Pemberian glukosa 15 gram
dapat diulang apabila kadar glukosa darah masih < 70 md/dL. Jika pasien
mengalami hipoglikemia berat dan tidak sadarkan diri, pemberian 10-25
gram glukosa atau 20-50 mL dekstrosa 50% dalam air (D50W) dapat
diberikan secara intravena selama 1-3 menit apabila pasien memiliki
akses intravena. Jika pasien tidak memiliki akses intravena, 1 mg
glukagon dapat diberikan secara subkutan atau intramuskular. Pedoman
klinis di Amerika Serikat dan Kanada menyarankan agar pasien dengan
DM dan keluarga yang merawat memiliki sediaan glukagon serta mampu
memberikan obat tersebut sesuai indikasi. Namun, sediaan glukagon saat
ini belum tersedia di Indonesia dan bahkan di negara maju harganya
masih sangat mahal.
c. Jika Hipoglikemia telah Teratasi
Apabila hipoglikemia telah teratasi, pasien harus mendapatkan
makanan atau kudapan yang semestinya dia dapatkan sesuai jadwal
makan harian guna mencegah hipoglikemia berulang. Apabila jadwal
makan lebih dari 1 jam sejak kejadian hipoglikemia, kudapan (termasuk
karbohidrat 15 gram dan protein) perlu diberikan bagi pasien. (Alsahli M,
Gerich JE. J Clin Med. 2018)
10. Komplikasi
a. Pusing dan hilang keseimbangan sehingga beresiko mengalami
kecelakaan
b. Kejang
c. Penurunan kesadaran
d. Cacat otak permanen
e. Kematian (Alsahli M, Gerich JE. J Clin Med. 2018)
B. Asuhan Keperawatan
1. Data dasar yang perlu dikaji adalah :
a. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan
lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang
menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
b. Riwayat :
ANC
Perinatal
Post nata
Imunisasi
Diabetes melitus pada orang tua/ keluarg
Pemakaian parenteral nutrition
Sepsis
Enteral feeding
Pemakaian Corticosteroid therapi
Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
c. Data fokus
Data Subyektif:
Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
Rasa lapar (bayi sering nangis)
Nyeri kepala
Sering menguap
Irritabel
Data obyektif:
Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas
cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak
makan dan koma
Plasma glukosa < 50 gr/dl
d. Pengkajian head to toe
Data subyektif :
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Status metabolik : intake makanan yang melebihi kebutuhan
kalori,infeksi atau penyakit-penyakit akut lain, stress yang
berhubungandengan faktorfaktor psikologis dan social, obat-obatan
atau terapi lainyang mempengaruhi glikosa darah, penghentian
insulin atau obat antihiperglikemik oral.
Data Obyektif
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus
ototmenurun, gangguan istrahat/tidur Tanda : Takikardia dan
takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitasLetargi/disorientasi,
koma
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas
dankesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan
yanglama, takikardia.Tanda : Perubahan tekanan darah postural,
hipertensi, nadi yangmenurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi
vena jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata
cekung
Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi Tanda : Ansietas, peka rangsang
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia,
rasanyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang,
nyeritekan abdomen, diare.Tanda : Urine encer, pucat, kuning,
poliuri ( dapat berkembangmenjadi oliguria/anuria, jika terjadi
hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen
keras, adanya asites, bising usus lemahdan menurun, hiperaktif
(diare)
Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat
badanlebih dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik
(Thiazid)Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek,
kekakuan/distensiabdomen, muntah, pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhanmetabolik dengan peningkatan gula darah),
bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan
pada otot, parestesi, gangguan penglihatanTanda : Disorientasi,
mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut),gangguan memori
(baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendondalam menurun
(koma), aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)Tanda : Wajah
meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/tidak)Tanda : Lapar udara,
batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan
meningkat
Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulitTanda : Demam,
diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnyakekuatan
umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)Masalah impoten pada
pria, kesulitan orgasme pada wanita
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke,
hipertensi.Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii
steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan :
Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diit, pengobatan,
perawatan diri, pemantauan terhadapglukosa dara
2. Diagnosa (Nanda Nic Noc, 2021-2023)
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan faktor fisiologis
3. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengn agen pencedera fisiologis
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
Masalah Kolaborasi Hasil
Nyeri akut NOC : NIC :
Immune Status Manajemen nyeri Mengetahui cara
Berhubungan dengan: Knowledge : Berikan terapi non manajemen nyeri
- agen pencedera Infection control farmakologis (inhalasi Memberikan terapi non
fisiologis Risk control aroma terapi, terapi farmakologis (inhalasi
(mis.inflamasi, iskemia, Setelah dilakukan relaksasi, terapi musik, dll) aroma terapi, terapi
neoplasma) tindakan keperawatan Latihan pernapasan relaksasi, terapi musik, dll)
- Agen pencedera selama…… pasien Kontrol lingkungan yang melatih pernapasan
kimiawi (mis. tidak mengalami infeksi dapat memperberat nyeri Kontrol lingkungan yang
Terbakar, bahan kimia dengan kriteria hasil: Kompres hangat/dingin dapat memperberat nyeri
iritan) Klien bebas dari Pengaturan posisi Kompres hangat/dingin
- Agen pencedera fisik tanda dan gejala Pengaturan posisi
Edukasi proses penyakit
(mis. Abses, amputasi, infeksi
Edukasi proses penyakit
terbakar, terpotong, Menunjukkan pemicu nyeri pemicu nyeri
mengangkat berat, kemampuan untuk Kolaborasi pemberian Kolaborasi pemberian
prosedur operasi, mencegah analgetik analgetik
trauma, latihan fisik timbulnya infeksi
berlebihan) Jumlah leukosit
dalam batas normal
DS/DO Menunjukkan
- Mengeluh nyeri perilaku hidup sehat
- Tampak meringis Status imun,
- Bersikap protektif gastrointestinal,
(mis. Waspada, posisi genitourinaria dalam
menghindari nyeri) batas normal
- Gelisah
- Frekuensi nadi
meningkat
- Sulit tidur
- Tekanan darah
meningkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir
terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri
sendiri
- Diaforesis
Carlson, A., et al. (2021). Hypoglycemia and Glycemic Control in Older Adults
With Type 1 Diabetes : Baseline Result From the WISDM Study. Journal
of Diabetes Science and Technology, 15 (3). 582-92.
ADA. Glycemic targets : Standards of medical care in diabetes. (2018). Diabetes
Care
Hoe FM. 2018. Hypoglycemia in Infants and Children. Adv Pediatr.
Alsahli M, Gerich JE. J Clin Med. (2018). Hypoglycemia in Patient with Diabetes
Renal Deases.
Amin HN & Hardhi K (2022). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC_NOC(2021-2023). Jilid 12. Jogjakarta: MediAction
Publishing
Della Vira Afriana, 2019. Laporan pendahuluan hipoglikemia.