Disusun Oleh:
A. DEFINISI
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak
dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel
terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Mellitus Tipe II adalah keadaan dimana kadar glukosa tinggi, kadar insulin
tinggi atau normal namun kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa
masuk dalam sel, akibatnya terjadi gangguan transport glukosa yang dijadikan sebagai
bahan bakar metabolisme energi. (FKUI, 2011)
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal
dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula
maupun karbohidrat lainnya.
B. PAHTWAY
3. Klasifikasi 6. Penatalaksaan
a. Perencaan makanan
a. Tipe 1 : insulin dependent diabetes
b. Latihan jasmani
melitus (iddm)/ diabetes melitus
c. Obat berkhasiat
tergantung insulin (dmti)
hipoglikemik
b. Tipe 2 : non insulin dependent diabetes
mellitus (niddm)/ diabetes mellitus tak
tergantung insulin (dmtti), Dm tipe lain
c. Diabetes kehamilan: gestasional diabetes
melitus (gdm)
Dx Kep : Dx Kep :
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik 2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d Asupan diet kurang
NOC :Pain Level, Pain control, Comfort
NOC :
level
Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan
NIC :
cairan, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
Pain Management
berikut: (sebutkan 1-5: tidak adekuat, sedikit
a. Lakukan pengkajian nyeri secara
adekuat, cukup adekuat, sangat adekuat).
komprehensif termasuk lokasi,
a. Makanan oral atau pemberian makanan lewat
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
selang
dan faktor presipitasi
b. Asupan cairan oral atau IV
b. Observasi reaksi nonverbal dari
c. Mempertahankan massa tubuh dan berat badan
ketidaknyamanan
dalam batas normal
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
NIC :
untuk mengetahui pengalaman nyeri
a. Kaji faktor yang mungkin menjadi penyebab
pasien
kekurangan nutrisi
d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
b. Tanyakan kebiasaan makan, pantangan makan,
nyeri
alergi dan jenis makanan yang disukai
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
c. Timbang berat badan pasien
f. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
d. Jaga kebersihan badan dan mulut pasien
dan menemukan dukungan
e. Anjurkan pasien makan dengan porsi yang kecil
g. Kurangi faktor presipitasi nyeri
tetapi sering sesuai dengan diet yang diberikan
h. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
f. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
(farmakologi, non farmakologi dan inter
diet yang sesuai
personal)
Dx Kep :
D. PENATALAKSANAAN
Kerangka utama penatalaksanan Diabetes Melitus yaitu perencanan makan, latihan
jasmani, obat hipoglikemia dan penyuluhan.
1) Perencanaan makan.
Standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa
karbohidrat (69 – 70 %), protein (10 – 15 %) dan lemak (20 – 25 %). Jumlah kalori
disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan kegiatan
jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol < 300
mg/hari, jumlah kandungan serta kurang lebih 25 gr/hari, diutamakan jenis serat
larut.
2) Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3 – 4 kali setiap minggu selama kurang lebih 0,5
jam, latihan dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti, otot – otot berkontraksi
dan berelaksasi secara teratur, selang – seling antara gerak cepat dan lambat,
berangsur – angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan
bertahan dalam waktu tertentu. Contoh latihan tersebut adalah jalan kaki, jogging,
renang, bersepeda dan mendayung. Dalam latihan jasmani ini jangan memulai
olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi oleh orang
yang tahu, dan memeriksa kaki secara cermat setelah olahraga.
3) Obat berkhasiat hipoglikemik.
Jika klien sudah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur
tetapi kadar glukosa darah belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat
hipoglikemik.
- Sulfonilurea.
- Biguanid.
- Inhibitor glukosidose.
- Insulin sentizing agent.
Indikasi pemakaian insulin pada NIDDM adalah :
- DM dengan berat badan menurun cepat.
- Ketoasidosis, asidosis, laktat dan koma hiperosmolar.
- Dm yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat dan lainnya)
- DM dengan kehamilan.
- DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis
maksimal.
Tujuan utama pengobatan Diabetes Melitus adalah :
1. Mengembalikan metabolisme glukosa darah menjadi senormal mungkin.
mungkin agar penderita merasa nyaman dan sehat.
2. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi
3. Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat
sendiri penyakitnya sehingga mampu mandiri.
E. DAFTAR PUSTAKA
( Siti Hapsah )