Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pendahuluan

Diabetes Melitus

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan
karena hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal.
(Arief,Mansjoer,2000)
Diabetes mellitus adalah merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam
darah atau hiperglikemia .
(Suzanne C ,Smeltzer.2002)
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang secara
genetik dan klinis dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat .
(Silvia,A .Price,2002 )
B. Patofisiologi
Berdasarkan klasifikasinya Diabetes mellitus terdiri dari dua tipe :
1.Etiologi
a. Diabetes mellitus tipe 1 (IDDM)
Disebabkan oleh factor genetic ,imunologi,lingkungan.
b. Diabetes mellitus tipe 2 (NIDDM)
Disebabkan oleh obesitas,riwayat keluarga,usia ,kurang
aktivitas.

c. Diabetes mellitus Gestasional.


Yaitu :Diabetes yang terkontrol pada saat melahirkan akan
disertai dengan makrosomia janin (bayi yang sangat besar
lebih dari 4 kg ) di samping itu bayi yang dilahirkan dengan ibu
hiperglikemia

dapat

mengalami

hipoglikemia

pada

saat

lahir.Hiperglikemia terjadi pada selama kehamilan akibat


sekresi hormone-hormon plasenta pada usia kehamilan 24-27
minggu trimedter kedua atau ketiga dilakukan screening untuk
mendeteksi kemungkinan diabetes mellitus. Tujuan yang akan
dicapai adalah kadar glukosa selama kehamilan yang berkisar
selama 70 hingga 100 mg/dl sebelum makan dan kurang dari
165 mg/dl pada 2 jam setelah makan . (Brunner & Suddart ,
2000)
Diabetes yang tidak terkontrol pada saat melahirkan akan
disertai dengan peningkatan insiden makrosomia janin (bayi
yang sangat besar lebih dari 4 kg) disamping itu bayi yang
dilahirkan

dengan

ibu

Hiperglikemia

dapat

mengalami

Hipoglikemia pada saat lahir .Hiperglikemia terjadi selama


kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta pada usia
kehamilan 24 sampai 27 minggu trimester kedua dan ketiga
dilakukan screening untuk mendeteksi kemungkinan Diabetes
Mellitus.tujuan yang akan dicapai adalah kadar glukosa selama
kehamilan yang berkisar 70 hingga 100 mg/dl sebelum makan
dan kurang dari 165 mg/dl pada 2 iam setelah makan.
2. Manifestasi klinis
a. Poliuria adalah
mengalami

suatu

kondisi

peningkatan

dimana

frekuensi

adanya kompensasi tubuh .


b. Polidipsi adalah suatu kondisi

Bak

dimana

klien

sering

diakibatkan
klien

sering

mengalami atau merasakan haus karena banyaknya


pengeluaran

sehingga

terjadi

dehidrasi

yang

menimbulkan banyak minum.


c. Poliphagia adalah suatu kondisi dimana klien sering
merasakan lapar hingga terjadi peningkatan frekuensi
makan,hal ini disebabkan Karena adanya gangguan
metabolik karbohidrai,protein dan lemak.
3. Proses penyakit

Hiperglikemia terjadi karena produksi hormone insulin yang


kurang disebabkan rusaknya pangkreas (sel B lagerhans)
dengan kurangnya produksi insulin maka terjadi perubahan
metabolic yaitu:
1. Tranfor glukosa yng melintasi membran sel berkurang.
2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan
glukosa dalam darah.
3. Glikolisis meningkat dengan cadangan glikongen berkurang
dan glukosa hati di curahkan kedalam darah secara terus
menerus

melebihi

kebutuhan.rusaknya

pangkreas

menyebabakan berkurangnya produksi hormone insulin


sehingga insulin tidak lagi memedai untuk tranfor glukosa
dan

aktifnya

terjadi

penumpukan

gula

dalam

darah(hiperglikemi) sehingga meningkat osmolalitas darah


dan peningkatan konsentrasi gula dalam darah.dalam upaya
menghilangkan glukosa yang berlebihan dalam tubuh, ginjal
akan

mengekpresikan

glukosa

yang

berlebihan

dalam

tubuh, ginjal akan mengekpresikan glukosa bersama air dan


eletrolit.dioresis

osmotic

ditandai dengan urinaria

yng

berlebihan (poliuria)menyebabkan dehidrasi dan kehilangan

eletrolit dan rasa haus terstimulasi menyebabkan klien akan


minum banyak (polidipsi )karena adanya kehilangan kalori
selera makan menjadi meningkat dan akan sering makan
(poliphagia)

Rusaknya pangkreas(sel B pulau lagerhans)


Berkurangnya produksi insulin
Insulin tidak lagi memadai untuk tranfor glukosa
Hiperglikemia
Osmotic dioresis

Poliuria

polidipsi

poliphagia
4. Komplikasi
Hipoglikemia
Ketoasidosis metabolik
Makrovaskuler suatu perubahan ateros klerotik dalam
pembuluh darah diakibatkan adanya peningkatan kadar
glukosa darah yang terjepit dalam pembuluh darah
serebral sehingga dapat menimbulkan serangan iskemia
sepintas (TIA) yaitu transient ischemic attack.Tanda dan
gejala penyakit vaskuler perifer lemahnya denyut nadi
perifer

(Nyeri

Mirkovaskuler

pada
ditandai

ekstremitas
dengan

bagian

penebalan

bawah)
membran

basalis pembuluh kapiler,hal ini disebabkan karena


peningkatan kadar glukosa darah yang menimbulkan
respons reaksi biokimia yang membuat membran basalis
lebih tebal daripada keadaan normalnya.
Gangren adalah suatu luka yang tidak kunjung sembuh
dalam waktu lama pada penyakit Diabetes mellitus
diakibatkan

karena

adanya

pertumbuhan

,biasanya terjadi pada bagian ekstremitas bawah.

kuman

C. Penatalaksanaan
1. Terapi
Aktivitas yang bersifat menyangga beban berat atau
mengejan
Diet rendah kalori
Nutrisi enteral melalui selang NGT
Mengandung karbohidrat,protein dan lemak sederhana
Nutrisi parentra total (TPN) diberikan berinfus.
2. Tindakan medis
Obat-obatan (misalnya glukokortikoid untuk inflamasi ,biquanid
untuk menurunkan kadar glukosa darah )
Cek glukosa darah puasa (GDN)
Insulin
Actrafid
Pemariksaan laboratorium
(HB,BT,Leukosit,Trombosit,Ureum,Kreatinin,gula darah )
Perencanaan diet karbohidrat 60-70% ,kolesterol < 300
mg/hr ,protein 10-15% ,lemak 20-25% ,serat larut 25 gr/hr.
D.

Asuhan keperawatan
1. Dasar data pengkajian klien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, sulit bergerak atau berjalan.
Tanda : Kaki kardia, penurunan kekuatan otot.
b. Sirkulasi
Gejala : Rasa kesemutan pada ektremitas, ulkus pada kaki
dengan penyembuhan yang lama.
Tanda : Kulit panas kering dan kemerahan.
c. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola kemih(poliuria), rasa
nyeri/terbakar,kesulitan berkemih (infeksi).
Tanda : Urin berkabut,bau busuk.
d. Makanan/cairan
Gejala : Hilangnya/meningkat nafsu makan, mual, muntah,
penurunan BB, berlebihan.
Tanda : Kulit kering, bersisik.

e. Neurosensori
Gejala : Pusing, kesemutan, gangguan penglihatan.
Tanda : Mengantuk,gangguan memori (baru,masa lalu).
f.

Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus pada kulit.
Tanda : Kulit rusak, lesi.

2. pemeriksaan diagnostic
a. Gula darah :meningkat 200-100 mg/dl atau lebih.
b. Eletrolit :natrium, kalium,phosphor.
c. Gas darah arteri:biasanya menunjukan PH rendah dan
penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik.
d. Ureum/keratin:58 mg/dl,2,8 mg/dl
e. Kultur dan sensifitas:kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih/infeksi pada luka.
E.

Diagnosa keparawatan
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
dieresis osmotic (dari hiperglikemia) kehilangan gastric
berlebihan : dari diare,muntah.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak cukupan insulin.
3. Resiko tinggi perluasan infeksi berhubungan dengan luka
terinfeksi kuman berhubungan dengan luka terinvasi kuman.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

F. Perencanaan.
1. Dx 1: Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan dieresis osmotic(dari

hiperglikemi) kehilangan

gastric berlebihan diare, muntah.


Tujuan

: Tidak terjadi kekurangan volume cairan.

Kriteria hasil

: Tanda dehidrasi tidak ditemukan.

Rencana tindakan
Mandiri:

a. Dapatkan riwayan klien / orang terdekat sehubungan dengan


lamanya / intensitas dari gejala seperti muntah , pengeluaran
urin yang sangat berlebihan.
Rasional : Membantu dalam

memperkirakan

kekurangan

volume cairan total.


b. Pantau tanda tanda vital, catat adanya perubahan TD
ortostatik
Rasional

: Sebagai dasar untuk membandingkan temuan

abnormal.
c. Observasi intake dan output klien
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
penganti, fungsi ginjal dan keefektifan terapi yang
diberikan.
d. Observasi hasil laboratorium
Rasional
: Mengkaji tingkat dehidrasi.
e. Pantau suhu tubuh, warna kulit, atau kelembaban.
Rasional
: Untuk menghindari terjadinya proses infeksi.
f. Catat berat jenis urin,ukur berat badan tiap hari
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari
status cairan yang sedang berlagsung.
Kolaborasi:
a. Kolaborasi dengan docter dalam pemberian terapi cairan.
2. Dx ll : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak cukupan insulin, penuruna
masukan per oral, status hipermetabolisme.
Tujuan

: Masukan makanan adekuat.

Kriteria hasil

: Tidak terjadi kekurangan nutrisi, klien makan

dalam jumlah dan waktu yang sama setiap hari


Rencana tindakan
Mandiri:
a. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional

: Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat.

b. Beri makanan cair yang mengandung zat makanan dan


eletrolit.

Rasional : Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika


klien sadar dan fungsi gastro intestinal klien baik.
c. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan klien.
Rasional

: Mengidentifikasi penyimpangan dari

kebutuhan terapeutik.
d. Libatkan keluarga dalam perencanaan makanan sesuai
indikasi.
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya,memberikan
informasi pada keluarga untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi klien.
e. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan
tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat,
cemas, sakit kepala, sempoyongan.
Rasional : Meperliatkan perubahan tingkat kesadara.
Kolaborasi:
a. Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan laboratorium,
pemberian obat insulin, terapi cairan dan konsultasi dengan
ahli gizi.
3. Dx lll : Resiko tinggi terjadinya infeksi sepsis berhubungan
dengan glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit.
Tujuan

: Infeksi tidak terjadi.

Criteria hasil

: Tidak terjadi tanda tanda infeksi.

Rencana tindakan
Mandiri:
a. Observasi tanda tanda infeksi dan peradangan.
Rasional
: Mencengah terjadinya peradangan dan infeksi.
b. Tingkatkan upaya dalam pencengahan dengan melakukan
cuci tangan yang baik padasemua orang yang berhubungan
dengan klien termasuk klien sendiri.
Rasional
: Mencengan timbulnya infeksi silang(infeksi
nosokomial)
c. Berikan perawatan klien secara teratur dan antiseptic

Rasional

: Mengurangi peningkatan resiko terjadinya

kerusakan pada kulit.


d. Bantu klien untuk melakukan oral hygiene
Rasional
: Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut
dan gusi.
e. Berikan tisu dan tempat sputum pada tempat yang mudah di

f.

jangkau.
Rasional
: Mengurangi penyebaran infeksi.
Posisikan klien pada posisi semi fowler
Rasional :Memberikan kemudahan bagi paru untuk
berkembang, menurunkan resiko terjadinya aspirasi.
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan docter dalam pemberian antibiotic.

4. Dx IV : Kurang
dan

pengetahuan

kebutuhan

tentang penyakitnya, prognosis

pengobatan

berhubungan

dengan

kurangnya informasi
Tujuan

: Klien mengetahu tentang penyakitnya.

Kriteria hasil :

Klien

mampu

mengungkapkan

pemahaman

tentang penyakitnya, klen mampu untuk merubah


gaya

hidup

dan

berpartisipasi

dalam

program

pengobatan.
Rencana tindakan
Mandiri:
a. Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan
penuh perhatian dan selalu ada untuk klien.
Rasional : Menangapi dan memperhatikan perlu diciptakan
sebelum klien bersedia mengambil bagia dalam
proses belajar.
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit, prognosis,
dan pengobatan.

Rasional : Memberikan

pengetahuan

dasar

dimana klien

dapat memenuhi tentang penyakit, progn osis, dan


pengobatan.
c. Lakukan evaluasi kepada klien dan keluarga.
Rasional : Membantu/mengontrol proses penyakit dengan
lebih dan mencengah serbasi diabetes mellitus.

G. Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat
dank lien yang diperhatikan dalam melakukan adalah intervensi
dilaksanakan sesuai dengan rencana dilakukan validasi, penguasaan
keterampilan, intelektual, intervensi dilakukan dengan cermat dan
efesian pada situasi yang tepat,keamanan fisik, psikologi serta
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.
Adapun komponen pelaksanaan diproses keperawatan mempunyai
tahap tahap sebagai berikut:
1. Mengkaji ulang klien
Fase pengkajian ulang
memberikan

terhadap

mekanisme

bagi

komponen

perawat

untuk

pelaksanaan
menentukan

apakah tindakan keperawatan yang direncanakan masih sesuai


atau dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
2. Menelaah dan memodofikasi rencana asuhan keperawatan yang
ada sebelum melalui keperawatan dan membandngkan dengan
data

pengkajian

keperawatan.rencana

untuk
asuhan

memvalidassi
keperawatan

yang

diagnose
telah

ada

mencakup beberapa langkah di antaranya:


a. Dalam kolom pengkajian direvisi sehingga mencerminkan
status kesembuhan terbaru klien.data baru yang dimasukan
dalam rencana asuhan keperawatan harus diberi tanggal,
waktu dimana terjadi.
b. Diagnosa keperawatan ditambahkan diberi tanggal karena

status klien dan kebutuhan keperawaatn kesehatan berubah.


c. Pelaksanaan spesifik di revisi untuk menghubungkan dengan
diagnose keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru.
d. Tahap akhir perawatan evaluasi respon klien terhadap
tindakan keperawatan.

H. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah umpan balik untuk mengetahui
nilaimkeberhasilan pada pencapaian tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan pada evaluasi ini terbagi menjadi dua yaitu evaluasi
proses yang berupa respon klien dan setelah akhir tindakan
keperawatan

yang

pendokumentasiannya

pada

catatan

keperawatan sedangkan evaluasi hasil merupakan evaluasi tahap


akhir.
Evaluasi ada 2:
1. Evaluasi

proses

keperawatan

(formatif)

dan

hasil

adalah

aktivitas

kualitas

dari

pelayanan

proses
tindakan

keperawatan.evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah


rencana keperawatan untuk membantu ke aktivan terhadap
tindakan.
2. Evaluasi hasil (sumatif)adalah perubahan perilaku dan status
kesehatan

klien

pada

akhir

tindakan

keperawatan

secara

sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.(2001).Buku Keperawatan Medikal Bedah.Edisi

8.vol.2.Jakarta :

EGC
Doenges,Marilynn E.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan:pedoman untuk perencanaan
& pendokumentasian keperawatan Px.Edisi 3 Jakarta : EGC
Mansjoer,Arif dkk.(2001).Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 8.jilid 1.Jakarta : Media
Aescuylarius FKUI.
Price,Sylvia Anderson.(2005).Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi
6.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai