Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INSPEKSI

VISUAL ASAM ASETAT (IVA) TERHADAP PERUBAHAN


PENGETAHUAN WUS DALAM DETEKSI KANKER
SERVIKS DENGAN MEDIA LEAFLET
DI DESA LAKUTAN

Skripsi

Disusun Oleh :

Dwie Anggia Wulandari

NIM 1914201210131

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INSPEKSI
VISUAL ASAM ASETAT (IVA) TERHADAP PERUBAHAN
PENGETAHUAN WUS DALAM DETEKSI KANKER
SERVIKS DENGAN MEDIA LEAFLET
DI DESA LAKUTAN

Skripsi

Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Pada Program Studi S1 Keperawatan

Disusun Oleh :

Dwie Anggia Wulandari

NIM 1914201210131

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam Deteksi
Kanker Serviks dengan Media Leaflet di Desa Lakutan oleh Dwie Anggia
Wulandari, NIM : 1914201210131.Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
dan akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Seminar Hasill Skripsi
Program S1 Keperawatan Alih Jenis Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Banjarmasin, Januari 2021

Pembimbing 1

Hj. Ruslinawati, Ns.,M.Kep


NIDN: 1107097801

Pembimbing 2

Darmayanti, M.Kes
NIDN: 4002107301

Mengetahui,
Ketua Program Studi S.1 Keperawatan

Izma Daud, Ns.,M.Kep


NIDN: 111606840

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini oleh :


Nama : Dwie Anggia Wulandari
NPM : 1914201210131
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan
WUS dalam Deteksi Kanker Serviks dengan Media
Leaflet di Desa Lakutan
Telah melaksanakan ujian Skripsi pada tanggal 25 Januari 2021, dan dinyatakan
berhasil mempertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar Serjana Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
DEWAN PENGUJI :
Penguji 1 :

Hj.Ruslinawati,Ns.,M.Kep
NIDN: 1107097801 (Pimpinan Sidang)
Penguji 2 :

Darmayanti, M.Kes
NIDN: 4002107301 (Anggota)
Penguji 3 :

Yuliani Budiyarti,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat
NIDN : 1124077701 (Anggota)
Mengesahkan di : Banjarmasin
Tanggal : 25 Januari 2021

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Ketua Program Studi
Kesehatan S.1 Keperawatan

Solikin, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB Izma Daud, Ns., M.Kep


NIDN : 1129077901 NIDN : 1116068402

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

iv
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dwie Anggia Wulandari
NIM : 1914201210131
Program Studi : S1 Keperawatan Alih Jenis
Fakultas/Program : Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh


Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Terhadap
Perubahan Pengetahuan WUS dalam Deteksi Kanker Serviks dengan Media
Leaflet di Desa Lakutan ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan
merupakan pengambilan alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Pernyataan ini akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya, apabila dikemudian


hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya cipta saya atau flagiat atau
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanski atas perbuatan tersebut berdasarkan
UU No. 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 25 (2) dan pasal
70.

Banjarmasin, 25 Januari 2021


Saya yang membuat pernyataan,

Dwie Anggia Wulandari


NIM 1914201210131

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

v
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dwie Anggia Wulandari
NIM : 1914201210131
Program Studi : S1 Keperawatan

Jenis Karya : Skripsi

Sebagai civitas akedemika Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas


Keperawatan dan Ilmu Kesehatan yang turut serta mendukung pengembangan
ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Hak
Bebas Royalti atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam Deteksi Kanker Serviks di Desa
Lakutan”

Dengan adanya Hak Bebas Royalti ini maka, Universitas Muhammadiyah


Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan mempunyai kebebasan
secara penuh untuk menyimpan, melakukan editing, mengalihkan ke
format/media yang berbeda, melakukan kelolaan berupa database, serta
melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan dengan tetap
mencantumkan nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dengan
segala perangkat yang ada (bila diperlukan).
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Banjarmasin
Pada tanggal : Januari 2021
Saya yang menyatakan,

Dwie Anggia Wulandari


1914201210131

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN

vi
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

Skripsi, Januari 2021

Dwie Anggia Wulandari


1914201210131

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva)


Terhadap Perubahan Pengetahuan Wus Dalam Deteksi Kanker Serviks Di
Desa Lakutan

Abstrak

Kesadaran perempuan Indonesia dalam melakukan pemeriksaan IVA sebagai


skrining dini dari kanker serviks masih cukup rendah (5%). Banyak kasus kanker
serviks ditemukan dalam kondisi stadium lanjut, yang pada akhirnya tidak dapat
diselamatkan. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan diri
secara rutin sehingga setiap perubahan dapat diketahui dengan lebih dini melalui
upaya promotif (Promosi Kesehatan), preventif (Pencegahan), dan kuratif
(pengobatan) serta rehabilitatif (pemulihan). Salah satu upaya promotif dan
preventif pada wanita usia subur sebagai pencegahan primer dapat melalui
pemberian pendidikan kesehatan kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan
IVA. Untuk Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
IVA terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks di desa Lakutan.
Penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental Design dengan rancanagan One
Group Pre Test and Post Test Design dengan populasi WUS berjumlah 47 orang.
Sampel penelitian berjumlah 47 orang. Berdasarkan nilai p value dari uji wilcoxon
adalah 0,000, yang dimana pada penelitian ini nilai uji signifikansi p value α <
0,005, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan terhadap pengetahuan WUS di desa Lakutan tentang deteksi
dini kanker serviks menggunakan IVA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Dapat disimpulkan terdapat
pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA terhadapperilaku WUS
dalam deteksi dini kanker serviks di desa Lakutan.

Kata Kunci : Kanker Serviks, Pemeriksaan IVA, Pendidikan Kesehatan


Daftar Rujukan : 55 (2007-2020)

vii
The Effect Of Health Education On Visual Inspection Of Acetic Acid (Iva)
On Changes In Knowledge Of Wus In Cervical Cancer Detection In Lakutan
Village

Abstract
The awareness of Indonesian women in carrying out IVA examinations as an
early screening for cervical cancer is still quite low (5%) . B M any cases of
cervical cancer is found in an advanced stage of the condition, which in the end
can not be saved. Therefore it is recommended to carry out regular self-
examinations so that any changes can be detected early through promotive
(Health Promotion), preventive ( Prevention), curative (treatment) and
rehabilitative (recovery) efforts . One of the promotive and preventive efforts for
women of childbearing age as primary prevention can be through the provision of
cervical cancer health education by conducting IVA examinations. Knowing the
effect of health education on IVA examination on the behavior of WUS in early
detection of cervical cancer in Lakutan village . This study used Quasy
Experimental Design with One Group Pre Test and Post Test Design with a
population of 47 WUS people. The research sample consisted of 47 people.
Results : Based on the p value of the Wilcoxon test is 0.000, which in this study
the significance test value of p value α <0.005, then H0 is rejected and H1 is
accepted, it can be concluded that there is a significant difference to the
knowledge of WUS in Lakutan village about early detection of cervical cancer.
using IVA before and after being given health education using leaflet media. D
apat. concluded there Knowing the effect of health education on WUS
terhadapperilaku IVA examination in the early detection of cervical cancer in the
village Lakutan .
 
Keywords: Cervical Cancer , IVA Examination , Health Education
Reference List: 55 (2007-2020)

viii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang


Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada setiap hamba-Nya. Atas berkat
dan Rahmat-Nya jualah usaha penulis untuk menyelesaikan Skripsi dengan
judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam Deteksi Kanker Serviks
di Desa Lakutan ini ini berjalan lancar dan baik.

Penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang baik


dari berbagai pihak, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag., selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Banjarmasin.
2. Bapak Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
3. Ibu Izma Daud, Ns.,M. Kep., selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
4. Ibu Hj.Ruslinawati, Ns.M.,Kep, selaku pembimbing dan penguji 1 yang telah
banyak memberikan arahan, ilmu, bimbingan, dukungan, motivasi, dan
semangat kepada penulis.
5. Ibu Darmayanti, M.Kes, selaku pembimbing 2 dan penguji 2 yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan saran tentang metodelogi penelitian
yang baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar yang selama ini banyak memberikan bekal
pengetahuan kepada penulis dan telah membantu demi lancarnya segala
urusan dalam skripsi ini.
7. Kepala Desa Lakutan beserta seluruh staf yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh anggota keluarga yang telah menjadi spirit utama penulis, dengan
sepenuh hati memberikan dukungan, semangat, dan pengorbanan, baik moril
maupun materil dengan penuh keikhlasan, diiringi ketulusan do’a.

ix
9. Sahabat saya dan teman-teman yang sangat saya cintai, yang selalu memberi
inspirasi, motivasi, kekuatan, semangat, mendoakan serta mendukung dengan
sangat luar biasa sampai saat ini. Semoga kita selalu diberi kelancaran dan
kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberi bantuan
dan kemudahan bagi penulis.

Penulis hanya dapat memanjatkan do’a, semoga Allah SWT memberikan


limpahan berkat dan rahmat-Nya serta membalas amal baik kepada mereka
yang telah membantu penulis dengan tulus ikhlas dalam proses penyusunan
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.

Banjarmasin, Januari 2021

Penulis

Dwie Anggia Wulandari


1914201210131

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ vi
ABSTRAK....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................... 6
1.6 Penelitian Terkait........................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kanker Serviks................................................................. 11
2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan....................................................... 16
2.3 Konsep Pengetahuan...................................................................... 28
2.4 Konsep Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)................................. 30
2.5 Konsep Wanita Usia Subur (WUS)............................................... 35
2.6 Kerangka Teori.............................................................................. 37
2.7 Kerangka Konsep...........................................................................37
2.8 Hipotesis Penelitian....................................................................... 38
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian........................................................................... 39
3.2 Definisi Operasional...................................................................... 39
3.3 Populasi Sampel dan Sampling Penelitian..................................... 41
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 42
3.5 Instrumen Penelitian...................................................................... 42
3.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 43
3.7 Teknik Pengolahan Data................................................................ 45
3.8 Analisa Data................................................................................... 46
3.9 Etik Penelitian................................................................................ 47

xi
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian.......................................................... 49
4.2 Hasil Penelitian.............................................................................. 50
4.3 Pembahasan................................................................................... 51
4.4 Keterbatasan Penelitian.................................................................. 55
4.5 Implikasi Hasil Penelitian.............................................................. 60
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................... 61
5.2 Saran.............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... xvi

xii
DAFTAR TABEL

2.1 Stadium Kanker Serviks............................................................................ 15


2.2 Sasaran Promosi Kesehatan Menurut Tatanan.......................................... 19
2.3 Klasifikasi IVA Sesuai Temuan Klinis...................................................... 33
3.1 Definisi Operasional.................................................................................. 40
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan
Pemeriksaan IVA di Desa Lakutan tahun 2021
...................................................................................................................
51
4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan sebelum Pendidikan Kesehatan tanpa
media leaflet di Desa Lakutan tahun 2021................................................52

4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan sesudah intervensi tanpa media


leaflet di Desa Lakutan tahun 2021
...................................................................................................................
52

4.4 Distribusi Frekuensi pengetahuan sesudah pendidikan kesehatan dengan


menggunakan media leaflet di Desa Lakutan tahun 2021
...................................................................................................................
53

4.5 Pengaruh Pendidikan Kesehatan sebelum intervensi tanpa


menggunakan media leaflet dan sesudah intervensi tanpa menggunakan
media leaflet di Desa Lakutan tahun 2021
...................................................................................................................
53

4.6 Pengaruh pendidikan kesehatan sesudah intervensi tanpa menggunakan


media leaflet dan sesudah intervensi dengan menggunakan media leaflet
di Desa Lakutan tahun 2021
...................................................................................................................
54

4.7 Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA terhadap


perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker serviks dengan
menggunakan media leaflet di Desa Lakutan tahun 2021
...................................................................................................................
55

xiii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Klasifikasi Temuan IVA Sesuai Temuan Klinis.......................................34


2.2 Kerangka Teori..........................................................................................37
2.3 Kerangka Konsep.......................................................................................38
3.1 Rancangan One Group Pretest-Postest Design.........................................39

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Untuk Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Concent)
Lampiran 3 SPO Pendidikan Kesehatan (Penkes)
Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Pemeriksaan IVA
Lampiran 5 Lembar Kuesioner
Lampiran 6 Waktu Penelitian
Lampiran 7 Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 8 Surat ijin Penelitian
Lampiran 9 Sertifikat Etik
Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Proposal Skripsi
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Leaflet Pemeriksaan IVA

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak
bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau di hindari. Salah satu
penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita adalah
kanker serviks dan merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita
di seluruh dunia (Kessler, 2017)

Kanker serviks merupakan kanker mulut rahim yang disebabkan oleh Human
Papiloma Virus (HPV). Kanker serviks atau yang disebut juga dengan kanker
leher rahim merupakan penyakit ganas yang timbul pada alat reproduksi
perempuan tepatnya pada bagian serviks atau leher rahim. Proses munculnya
kanker serviks sebenarnya memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk
sampai dapat terjadinya kanker serviks dibutuhkan waktu 8-10 tahun sejak
infeksi kanker serviks terjadi.

Menurut Word Health Oganization (WHO) pada tahun 2018 kanker serviks di
dunia menduduki urutan ke empat setelah kanker payudara, kanker kolon dan
hati dengan prevelensi 168.411 (51,4%). Data penderita serviks terus
meningkat setiap tahunnya, lebih dari 270.000 wanita meninggal karena
kanker serviks, dan lebih dari 85% terjadi di negara berkembang. Data yang
didapat dari yayasan kanker indonesia (2018) menyebutkan bahwa setiap
tahunnya sekitar 500.000 perempuan di diagnosa menderita kanker serviks
dan lebih dari 250.000 meningga dunia. Angka kejadian kanker serviks di
indonesia tahun 2018 diperkirakan sekitar 150 (0,15%) – 180 (0,18%) per

1
2

100.000 penduduk. Tercatat kanker pada perempuan di Indonesia yang


tertinggi adalah kanker payudara tetapi yang menyebabkan kematian paling
banyak adalah kanker serviks. Estimasi jumlah penderita kanker serviks dan
kanker payudara di Indonesia tahun 2018 tertinggi adalah DI Yogyakarta,
Jawa Tengah dan Bali dimana setiap tahunnya terjadi peningkatan.
Sedangkan data cakupan yang didapatkan estimasi jumlah kasus kanker
serviks di Kalimantan Tengah tahun 2018 sebanyak 625 kasus yang
terdiagnosa positif kanker serviks yang di skrining 73 orang dengan jumlah
trainer 11 orang. Dapat diartikan bahwa partisipasi Wanita Usia Subur
(WUS) dalam deteksi dini kanker serviks masih sangat rendah dengan jumlah
trainer yang lumayan banyak. Berdasarkan data cakupan yang di dapat di
wilayah Desa Lakutan Kecamatan Laung Tuhup Kabupaten Murung Raya
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2020, di dapatkan data WUS sebanyak 39
orang yang belum pernah terpapar pengetahuan tentang apa itu kanker serviks
dan belum pernah melakukan pemeriksaan atau deteksi dini kanker serviks
baik menggunakan metode pap smear maupun Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA).

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV)


khususnya tipe 16,18, 31 dan 45, faktor risiko kanker serviks berhubungan
dengan aktivitas seksual pada usia muda (<16 tahun), hubungan seksual
dengan multi partner, menderita HIV yang bersamaan dengan HVP serta
perempuan perokok. Para ahli memperkirakan bahwa 40% kanker dapat di
cegah dengan mengurangi faktor resiko terjadinya kanker tersebut.
Permasalahan yang ditemukan pada pasien dengan kanker serviks diantaranya
pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan setelah masuk pada stadium
lanjut dan sudah mengalami metastase pada orang lain, hal ini disebabkan
pada stadium awal belum menunjukan gejala dan tanda yang spesifik
sehingga pasien tidak menyadari bahwa dirinya sudah terkena kanker serviks
(Sukmawati, 2020).
3

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktahuan seseorang antara lain adalah


perilaku yang merupakan tindakan suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dipelajari. Menurut Green bahwa faktor pencetus timbulnya perilaku
adalah pikiran dan motivasi untuk berperilaku. Faktor-faktor tersebut meliputi
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai, tersedianya sarana,
akses informasi dan dukungan sosial yang berhubungan dengan motivasi
individu untuk berperilaku. Konsep sakit dan penyakit dibentuk atas dasar
nilai budaya setempat. Salah satu hal yang mempengaruh nilai budaya dari
suatu daerah adalah tingkat pendidikan masyarakat di daerah tersebut.
Dengan demikian, akan terjadi berbagai variasi perilaku pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan nilai budaya dari
daerah tersebut. Pemeriksaan IVA merupakan bagian dari pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Menurut hasil penelitian,
rendahnya cakupan deteksi dini merupakan salah satu alasan makin
berkembangnya kanker serviks. Dalam penelitian ini pendidikan dan
pengetahuan berpengaruh terhadap niat perempuan untuk melaksanakan
deteksi dini kanker serviks. (Jumaida, Sunarsih, Rosmiyati. 2020).

Kesadaran perempuan Indonesia dalam melakukan pemeriksaan IVA sebagai


skrining dini dari kanker serviks masih cukup rendah (5%) (Jumaida,
Sunarsih, Rosmiyati, 2020). Banyak kasus kanker serviks ditemukan dalam
kondisi stadium lanjut, yang pada akhirnya tidak dapat diselamatkan. Oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan diri secara rutin sehingga
setiap perubahan dapat diketahui dengan lebih dini melalui upaya promotif
(Promosi Kesehatan), preventif (Pencegahan), dan kuratif (pengobatan) serta
rehabilitatif (pemulihan).

Salah satu upaya promotif dan preventif pada wanita usia subur sebagai
pencegahan primer dapat melalui pemberian pendidikan kesehatan kanker
serviks dengan melakukan pemeriksaan IVA. Melalui pendidikan kesehatan
ini harapannya wanita usia subur akan bertambah pengetahuannya sehingga
4

menimbulkan kepercayaan ibu serta termotivasi untuk melakukan deteksi dini


kanker serviks dengan cara mengikuti kegiatan tes IVA. Untuk itu diperlukan
upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor resiko
tersebut dan peningkatan program pencegahan dan penanggulangan yang
tepat. Peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap dapat di lakukan dengan
pendidikan kesehatan yang didukung dengan media pendidikan yang baik.
Media yang digunakan bisa menggunakan media leaflet, kelebihan media
leaflet dari media yang lain yaitu bermanfaat untuk membantu
menyampaikan pesan agar lebih mudah di pahami melalui variasi gambar
yang menarik sehingga meningkatkan minat baca, bisa dibawa kemana saja,
terkenal awet dan tahan lama. Penjelesan yang dibaca dapat dilihat dari
leaflet yang menarik yang dapat membawa perubahan, pembaca tertarik dan
dalam menerima perubahan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah
atau yang akan diadopsi dari sebuah leaflet itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat.

Menurut Hesty, Rahmah, Nurfitriani (2019), salah satu upaya penurunan


kanker serviks adalah dengan menjalani deteksi dini atau
penapisan. Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan cara pap
smear dan visual inspection with acetic acid (VIA) atau yang sering disebut
dengan inspeksi visual asam asetat (IVA). Menurut Jumaida, Sunarsih,
Rosmiyati (2020), menyatakan bahwa Kejadian kanker serviks dapat dicegah
dengan deteksi dini lesi prakanker. Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim
dilakukan dengan metode IVA, pemeriksaan IVA bertujuan untuk
menemukan lesi pra kanker leher rahim, sebelum menjadi kanker. Metode ini
sangat mudah dan lebih sederhana. Hal tersebut juga didukung menurut
Penelitian Kamariyah, Nurlinawati dan Yusnilawati (2019), menunjukan
bahwa pengetahuan tentang IVA adalah salah satunya variabel yang
mempengaruhi perempuan untuk melakukan pemeriksaan dini kanker serviks
denga n dibantu oleh dokter dan bidan terlatih serta koordinasi dan kerjasama
serta membina kader di wilayah tersebut agar dapat mencapai kesehatan
5

bersama. Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas maka peneliti


tertarik ingin mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
inspeksi visual asam asetat (IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS
dalam deteksi kanker serviks di desa Lakutan.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inspeksi visual asam
asetat (IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker
serviks di Desa Lakutan ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Diketahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang inspeksi
visual asam asetat (IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS
dalam deteksi kanker serviks di desa Lakutan.
.3.2 Tujuan Khusus
.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan WUS dalam mencegah
kanker serviks sebelum diberikan pendidikan kesehatan tanpa
menggunakan media leaflet di Desa Lakutan.
1.3.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan WUS dalam mencegah
kanker serviks sesudah diberikan pendidikan kesehatan tanpa
menggunakan media leaflet di Desa Lakutan.
1.3.2.3 Mengidentifikasi pengetahuan WUS dalam mencegah
kanker serviks sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media leaflet di Desa Lakutan
1.3.2.4 Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dengan
menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan WUS
dalam mencegah kanker serviks di Desa Lakutan.
6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup materi penelitian ini adalah pemanfaatan IPTEK di bidang
keperawatan : memformulasikan penyelesaian masalah keperawatan pada
tatanan klinis dan komunitas : analisis informasi data untuk pengambilan
keputusan yang tepat dalam asuhan keperawatan.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empiris ilmu
pengetahuan tentang deteksi kanker serviks.
1.5.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Meningkatkan peran dan tugas perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan sebagai edukator dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang deteksi kanker serviks dengan
menggunakan media yang lebih efektif sehingga dapat
menambah pengetahuan dan mengubah sikap serta perilaku
masyarakat ke arah yang lebih baik, dan dapat
meningkatkan kualitas kesehatan serta menekan angka
kejadian kanker serviks.
1.5.2.2 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi
dalam upaya promosi kesehatan dalam upaya deteksi kanker
serviks dengan melakukan pendidikan kesehatan
menggunakan leaflet sehingga dapat meningkatkan mutu
dan pelayanan kesehatan.
1.5.2.3 Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang
deteksi kanker serviks sehingga masyarakat mau dan
mampu mengubah sikap serta prilaku dalam mencegah
kanker serviks.
7

1.5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai
bahan informasi dan referensi tambahan dalam memperkuat
hasil-hasil studi yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA.

1.6 Penelitian Terkait


Berdasarkan penelusuran penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Terhadap Perubahan
Pengetahuan WUS Dalam Deteksi Kanker Serviks Di Desa Lakutan” belum
ada yang meneliti, namun ada penelitian yang terkait yaitu :
1.6.1 Penelitian oleh Hesty, Rahmah, Nurfitriani (2019) dengan judul
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Asam Asetat (IVA)
Terhadap Motivasi Wus dalam Deteksi Kanker Serviks di Puskesmas
Putri Ayu Jambi. Penelitian ini menggunakan desain Quasi
Experiment berupa rancangan non randomized pretest-postest with
control group pengaruh pengetahuan dan motivasi antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel penelitian adalah wanita
usia subur berusia 20-49 tahun dan aktif secara seksual, tidak
terdiagnosa kanker serviks dan tidak hamil saat penelitian dengan
tehnik pengambilan sampel secara Puposive sampling sebanyak 22
WUS dengan rincian 11 WUS di masing-masing kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan, yaitu
analisa univariat dan analisis bivariat dengan uji piared t-test. Menurut
peneliti bahwa terjadinya peningkatan motivasi tidak terlepas dari
keinginan maupun kemauan dari dalam diri ibu itu sendiri jugga tidak
terlepas dari peran perugas kesehatan dalam melaksanakan program
peyuluhan terutama tentang pemeriksaan IVA. Kesimpulan dari
penelitian ini rata-rata skor pengetahuan WUS pada pretest pada
kelompok eksperimen adalah 41,1818 dan kelompok kontrol 39,9091.
Rata-rata skor motivasi WUS pada postest kelompok eksperimen
adalah 42,9091 dan kelompok kontrol 39,7273. Ada pengaruh
8

pendidikan kesehatan tentang IVA terhadap motivasi WUS dalam


deteksi kanker serviks di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2018
dengan p-value 0,034.
Perbedaannya pada penelitian sebelumnya bahwa peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
inspeksi visual asam asetat (IVA) terhadap motivasi WUS dalam
deteksi kanker serviks di Puskesmas Putri Ayu Jambi, dengan
menggunakan desain Quasi Experiment berupa rancangan non
randomized pretest-postest with control group pengaruh pengetahuan
dan motivasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sedangkan pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang inspeksi visual asam asetat (IVA)
terhadap perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker seviks.
Dengan rencana metode penelitian Quasy Eksperimental Design
dengan rancanagan One Group Pre Test and Post Test Design.
Rencana populasi penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang
sudah menikah dan sampel yang akan digunakan adalah 39 responden
serta teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.

1.6.2 Penelitian oleh Jumaida, Sunarsih, Rosmiyati (2020) dengan judul


penelitian Penyuluhan tentang kanker serviks mempengaruhi
pengetahuan dan motivasi pemeriksaan iva pada wanita usia subur
(WUS). Jenis Penelitian yang digunakan dalam peneitian ini adalah
penelitian kuantitatif dan rancangan penelitian yang digunakan adalah
rancangan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan
one group pretestpostest dimana peneliti melakukan observasi pertama
(pretest) kemudian peneliti menguji perubahan yang terjadi setelah
adanya perlakuan. Populasi pada penelitian ini adalah wanita usia
subur yang ada di wilayah Puskesmas Tanjung Bintang Kecamatan
Tanjung Bintang bulan Januari 2019 sebanyak 11.361 orang. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling sebanyak 30
9

responden. Hasil rata-rata pengetahuan ibu sebelum penyuluhan


adalah 10.28 dengan standar deviasi 2,224. Rata-rata pengetahuan ibu
setelah penyuluan adalah 17,41 dengan standar deviasi 1,773. Rata-
rata motivasi ibu sebelum penyuluahan adalah 43,59 dengan standar
deviasi 7,556. Rata-rata motivasi ibu setelah penyuluhan adalah 62,26
dengan standar deviasi 6,142. Ada pengaruh pada WUS di wilayah
Puskesmas Tanjung Bintang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan tahun 2019.
Perbedaannya pada penelitian sebelumnya bahwa peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks
mempengaruhi pengetahuan dan motivasi pemeriksaan iva pada
wanita usia subur (WUS) dengan menggunakan penelitian kuantitatif
dan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan one group
pretestpostest dimana peneliti melakukan observasi pertama (pretest)
kemudian peneliti menguji perubahan yang terjadi setelah adanya
perlakuan. Sedangkan pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan tentang inspeksi visual asam asetat
(IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker
seviks. Dengan rencana metode penelitian Quasy Eksperimental
Design dengan rancanagan One Group Pre Test and Post Test Design.
Rencana populasi penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang
sudah menikah dan sampel yang akan digunakan adalah 39 responden
serta teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.

1.6.3 Penelitian oleh Kamariyah, Nurlinawati dan Yusnilawati 2019 dengan


judul penelitian Pendidikan kesehatan dan pemeriksaan IVA pada
ibu-ibu pus sebagai upaya deteksi dini ca serviks di wilayah kerja
puskesmas sungai duren kabupaten muaro jambi. Kegiatan
pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan melakukan
pendekatan melalui kader kesehatan, melakukan pemilihan peserta
10

yang sudah menikah atau berkisar antara usia 20-45 tahun, melakukan
pendidikan kesehatan tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan IVA,
jika pasien setuju dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA secara
langsung yang bertempat di Pustu Pijoan, memeriksaan dilakukan
oleh dokter dan bidan terlatih dari puskesmas sesuai dengan tata cara
yang sudah dijelaskan kepada pasien, dengan menggunakan alat yang
sudah disterilkan sebelumnya. Hasil pemeriksaan pada peserta 42
orang (16.67%), mengalami cervisitis dan di barikan rujuakan untuk
pemeriksaan lanjutan, namun tidak terdapat peserta yang memiliki
hasil positif.
Perbedaannya pada penelitian sebelumnya bahwa peneliti ingin
mengetahui apakah pendidikan kesehatan dan pemeriksaan IVA pada
ibu-ibu pus sebagai upaya deteksi dini ca serviks di wilayah kerja
puskesmas sungai duren kabupaten muaro jambi dapat mendorong
niat untuk melakukan pemeriksaan IVA dengan melakukan
pendekatan melalui kader kesehatan, melakukan pemilihan peserta
yang sudah menikah atau berkisar antara usia 20-45 tahun. Sedangkan
pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan tentang inspeksi visual asam asetat (IVA) terhadap
perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker seviks. Dengan
rencana metode penelitian Quasy Eksperimental Design dengan
rancanagan One Group Pre Test and Post Test Design. Rencana
populasi penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang sudah
menikah dan sampel yang akan digunakan adalah 39 responden serta
teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kanker Serviks


2.1.1 Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks menjadi suatu permasalahan kesehatan wanita yang
perlu mendapat perhatian serius. Kanker serviks adalah tumor ganas
yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks yaitu kanker yang
terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke rahim yang terletak antara
uterus dengan liang sanggama (vagina). (Zulianti, 2015). Kanker
serviks adalah kanker yang meneganai leher rahim (serviks). Kanker
secara umum merupakan sel-sel yang mengalami pembelahan diri
secara tidak terkendali. (Kumalasari, 2017).

Kanker serviks merupakan penyakit yang perkembangannya terjadi


secara lambat dan bertahap namun bersifat progresif. Pada tahap
awal perkembangannya, seringkali wanita tidak mengalami gejala
atau tanda yang khas. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan
wanita baru akan menyadari keadaan penyakit ketika penyakit sudah
memasuki stadium lanjut. Sesuai dengan perkembangan penyakitnya
yang bersifat lambat, jika wanita dapat mendeteksi kanker sejak dini,
maka perkembangan sel-sel kanker dapat di cegah. (Mayrita, 2015)
2.1.2 Faktor Penyebab Kanker Serviks
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV (Human
Papilloma Virus). HPV adalah anggota famili paporidae, yaitu
sekelompok virus heterogen yang memiliki untaian ganda DNA
tertutup. Gen virus ini mengkode 6 protein membaca kerangka
pembuka awal (early open reading fame proyein) yaitu E1, E2, E3,
E4, E5, E6, dan E7 yang berfungsi sebagai protein pengatur.

11
12

Selain itu, gen virus ini juga mengkode 2 protein pembaca kerangka
pembuka lambat (late open reading frame protein) L1 dan L2 yang
menyusun kapsid virus. Menurut risiko dalam menimbulkan kanker
serviks, HPV diklasifikasikan sebagai berikut (Samadi, 2011) :
2.1.2.1 Resiko rendah : tipe 6, 11, 42, 43, 44 disebut juga tipe non-
onkogenik. Jika terinfeksi hanya menimbulkan lesi jinak,
misalnya kutil dan jengger ayam
2.1.2.2 Resiko Tinggi : tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56,
58, 59, 68 disebut tipe onkogenik. Jika terinfeksi dan tidak
diketahui ataupun tidak diobati, bisa menjadi kanker. HPV
resiko tinggi diteukan pada hampir semua kasus kanker
serviks (99%).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks menurut
(Risadi, 2012 ) :
2.1.2.1 Multipartner seksual
Resiko terkena kanker serviks meningkat 10 kali lipat pada
wanita yang mempunyai teman seksual 6 orang atau lebih.
Bukan hanya ini saja, bila seorang suami juga berganti-ganti
pasangan seksual dengan wanita lain, maka suaminya
membawa virus HPV kepada istrinya.
2.1.2.2 Hubungan seks pada usia muda
Faktor ini merupakan salah satu faktor resiko terpenting
karena penelitian para pakar bahwa semakin muda wanita
melakukan hubungan sesksual semakin besar resiko terkena
kanker serviks. Wanita yang melakukan hubungan seksual
di usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih
besar daripada wanita yang berhubungan seksual pertama
kali pada usia lebih dari 20 tahun.
2.1.2.3 Riwayat merokok
Resiko kanker serviks tipe skuoamosa oleh tipe HPV tipe
16 atau tipe 18 meningkat pada perokok berat. Tembakau
13

mengandung bahan-bahan karsinogenik baik yang dihisap


sebagai rokok maupun dikunyah. Asap rokok menghasilkan
polycylic aromatic hydrocarbons heterocylic amine yang
sangat karsinogenik dan mutagenik, sedangkan bila
dikunyah akan menghasilkan nitrosamine. Bahan dari
tembakau yang dihisapterdapat pada getah serviks wanita
perokok dan dapat menjadi kokarsinogen infeksi HPV,
selain itu bahan-bahan pada tembakau menyebabkan
kerusakan DNA pada epitel serviks. Wanita yang merokok
lebih dari 10 batang per hari memiliki resiko tinggi
memperoleh lesi prakanker tingkat tinggi.
2.1.2.4 Jumlah Paritas
Paritas merupakan keadaan dimana seseorang wanita
pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viabel). Paritas
yang beresiko adalah dengan memiliki jumlah anak lebih
dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat. Hal ini
dikarenakan persalinan yang demikian dapat menyebabkan
timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.
Jika jumlah anak yang dilahirkan melalui jalan normal
banyak, maka dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim, dan dapat
berkembang menjadi keganasan.
2.1.2.5 Kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama dari 4 atau 5
tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-
2,5 kali, yang di maksud di sini adalah kontrasepsi yang
mengandung progestin.
2.1.2.6 Usia
Wanita yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka
yang berusia 35-50 tahun yang masih aktif berhubungan
seksual (prevelensi 5-10%).
14

2.1.3 Gejala Kanker Serviks


Tidak ada tanda dan gejala spesifik untuk kanker serviks. Karsinoma
servikal prainvasif tida memiliki gejala, namun karsinoma invasif
dini dapat menyebabkan sekret vigana atau perdarahan vagina.
Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perarahan tidak
selalu muncul pada saat di diagnosis.jenis perdarahan vagina yang
paling sering adalah pascakoitus atau bercak antara menstruasi.
Selain perdarahan abnormal, keputihan juga merupakan gejala yang
sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama
akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Warnanya
pun menjadi kekuningan, dalam hal demikian pertumbuhan tumor
menjadi ulseratif. Perdarahan spontan saat defekasi dapat pula
ditemukan. Hal ini terjadi akibat tegesernya tumor eksofitik dari
serviks oleh skibala.
Adanya perdarahan abnormal pervaginam saat defekasi perlu
dicurigai kemungkinan adanya kanker serviks tingkat lanjut. Gejala-
gejala hematuria atau perdarahan per rektal timbul bila tumor sudah
menginvasi vesikal urinaria atau rektum. Jika terjadi perdarahan
kronik, maka penderita akan mengalami anemia, kehilangan berat
badan, lelah dan gejala konstitusional lainnya. Penderita kanker
serviks dapat mengeluh nyeri yang berat. Nyeri dapat dirasakan saat
pemderita melakukan hubungan seksual. Nyeri di pelvis atau di
hipogastrium dapat disebabkan oleh tumor yang nekrotik atau radang
panggul. Bila muncul nyeri di daerah lumbosakral maka dapat di
curigai terjadinya hidronefrosis atau penyebaran ke kelenjar getah
bening yang meluas ke arah lumbosakral. Pada pemeriksaan fisik
dapat terlihat lesi pada daerah serviks. Beberapa lesi dapat
tersembunyi di kanal endoserviks, namun dapat diketahui melalui
pemeriksaan bimanual. Semakin lebar diameter lesi maka semakin
sempit jarak antara tumor dengan dinding pelvis.
15

2.1.4 Stadium Kanker Serviks


Setelah di diagnosis kanker serviks ditegakkan, pemeriksaan
histopatologi jarinan biopsi dapat dilakukan untuk penetuan stadium.
Stadium kanker serviks juga ditentukan melalui pemeriksaan klinis
dan sebaiknya dilakukan di bawah pengaruh anastesi umum.
Penentuan stadium kanker serviks menurut FIGO (Federation of
Gynecology and Obsetric) masih berdasarkan pemeriksaan klinis
praoperatif di tambah dengan foto toraks, sistokopi, serta rektoskopi.

Tabel 2.1 Stadium Kanker Serviks

Stadium Keterangan
Stadium 0 Karsinoma in situ, karsinoma intraephitelial
Stadium I K Karsinoma masih terbatas di serviks
(penyebaran ke korpus uteri diabaikan)
Stadium Ia Iii Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali
secara mikroskopik, lesi yang dapat dilihat
secara langsung walau dengan invasi yang
sangan superfisial dikoleompokkan sebagai
stadium Ib. Kedalaman invasi stroma tidak lebih
dari 5 mm dan lebarnya tidak lebih dar 7 mm.
Stadium Ia1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak
lebih dari 3 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm
Stadium Ia2 J Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari
3 mm tapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak
lebih dari 7 mm
Stadium Ib J Lesi terbatas di serviks atau secara
mikroskopis lebih dari Ia
Stadium Ib1 N Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm
Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm
Stadium II Telah melibatkan vagina, tetapi belum
melibatkan parametrium
Stadium Iib Jj Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum
mencapai dinding panggul
Stadium III N Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau
adanya perluasan sampai dinding panggul kasus
dengan hidronefrosis atau gangguan fungsi
ginjal dimasukkan dalam stadium ini, kecuali
kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa Keterlibatan 1/3 dibawah vagina dan
16

infiltrasi parametrium belum mencapai dinding


panggul
Stadium IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau
adanya hidronefrosis atau gangguan fungsi
ginjal
Stadium IV Perluasan keluar organ reproduksi
Stadium Iva Keterlibatan mukosa kandung kemih atau
mukosa rektum
Stadium Ivb Metastase jauh atau telah keluar dari rongga
panggul.
Sumber : Menurut FIGO tahun 2000 dalam (Jumaida, Sunarsih,
Rosmiyati. 2020).

2.2 Konsep Pendidikan Kesehatan


2.2.1 Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan tentang kesehatan kepada individu, kelompok,
atau masyarakat yang bertujuan dapat mengubah perilaku sasaran
menjadi lebih baik (Komala dkk, 2014). Secara
operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk
memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, baik individu,
kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk memampukan masyarakat


dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dikatakan bahwa
dalam mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental
dan sosial maka masyarakat harus mampu mengenal dan
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu merubah atau
mengatasi lingkunganya baik lingkungan fisik, dan sosial budaya,
dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kesehatam adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang
ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan
dan masyarakat (Ali, 2012).
17

2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan


Tujuan pendidikan kesehatan merupakan domain yang akan dituju
dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa
tujuan antara lain pertama, tercapainya perubahan perilaku individu,
keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku
sehat 9 dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut
WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku
perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Joesafira, 2012).
Pendidikan kesehatan masyarakat menurut Ali (2010), bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan aktif berperan serta
dalam upaya kesehatan. Tujuan tersebut dapat lebih di perinci
menjadi :
2.2.2.1 Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat.
2.2.2.2 Menolong individu agar mampu secara mandiri/
berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan
hidup sehat.
2.2.2.3 Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
2.2.2.4 Agar klien mempelajari apa yang dapat dilakukan sendiri
dan bagaimana caranya tanpa meminta pertolongan kepada
sarana pelayanan kesehatan secara formal.
18

2.2.2.5 Agar terciptanya suasana yang kondusif dimana individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat mengubah sikap dan
tingkah lakunya.
Pendidikan kesehatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Notoadmojo (2012), pendidikan kesehatan mempengaruhi 3
faktor penyebab terbentuknya perilaku yaitu:
2.2.2.1 Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi
Promosi kesehatan bertujuan untuk mengunggah kesadaran,
memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan bagi dirinya
sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Disamping
itu, dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan
pengertian tentang tradisi, kepercayaan masyarakat dan
sebagainya, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan
dengan penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-
iklan layanan kesehatan, billboard, dan sebagainya.
2.2.2.2 Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat)
Bentuk promosi kesehatan ini dilakukan agar masyarakat
dapat memberdayakan masyarakat agar mampu
mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cara
memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik,
memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk
pengadaan sarana dan prasarana.
2.2.2.3 Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)
Promosi kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk
mengadakan pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat,
dan petugas kesehatan sendiri dengan tujuan agar sikap dan
perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan
bagi masyarakat tentang hidup sehat.
19

2.2.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan


Sasaran pendidikan kesehatan menurut Susilo (2011), berdasarkan
kepada program pembangunan di Indonesia adalah :
2.2.3.1 Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat
pedesaan.
2.2.3.2 Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita,
pemuda, remaja, termasuk dalam kelompok khusus ini
adalah kelompok pendidikan TK sampai perguruan tinggi,
sekolah agama swasta maupun negeri.
2.2.3.3 Sasaran individu dengan tehnik pendidikan individu.
Menurut Kholid (2012) sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
2.2.3.1 Sasaran primer
Sasaran langsung pendidikan kesehatan adalah masyarakat
yang dikelompokkan menjadi kelompok kepala keluarga,
ibu hamil dan menyusui, anak sekolah, dan lain-lain.
2.2.3.2 Sasaran sekunder
Sasaran sekunder pendidikan kesehatan adalah tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat.
2.2.3.3 Sasaran tersier
Sasaran tersier dari pendidikan kesehatan yaitu para
pembuat keputusan atau penentu kebijakan ditingkat daerah
dan pusat.
Sasaran promosi kesehatan menurut Fitriani (2011) dibagi
berdasarkan tatanan yang dapat dilihat pada tabel, yaitu :
Tabel 2.2 Sasaran Promosi Kesehatan berdasarkan Tatanan

Tatanan Sasaran Sasaran Sasaran Tersier Program Prioritas


PHBS Primer Skunder
20

Rumah  Ibu  Kepala  Kader  KIA


tangga  Anggota keluarga  PKK  KB
keluarga  Keluarga  Tokoh  Kesehatan
yang masyarakat lingkungan
berpengar  Tokoh  Gaya Hidup
uh agama  JPKM
 LSM
Institusi Seluruh  Guru,  Kepala  Kesehatan
pendidikan siswa dan dosen sekolah, lingkungan
mahasiswa  Karyawan dekan  Gaya Hidup
 OSIS,  Pengelola  Gizi
Senat sekolah  JPKM
 BP3  Pemilik
 Pengelola sekolah
kantin
Tempat Seluruh Pengurus/  Pengelola  Kesehatan
kerja kariyawan serikat  Pemilik lingkungan
pekerja perusahaaan  Gaya Hidup
 JPKM

Tempat Pengunjung Karyawan Kepala daerah  Kesehatan


umum lingkungan
 Pengguna  Pengelola  Gaya Hidup
jasa
Sarana Petugas  Organisasi  Pimpinan/  Kesehatan
Kesehatan kesehatan profesi direktur lingkungan
kesehatan  Kepala  Gaya Hidup
 Kelompok daerah
peduli  BAPPEDA
kesehatan  DPRD
Sumber : (Menurut Fitriani 2011 dalam Jumaida, Sunarsih, Rosmiyati.
2020).
2.2.4 Metode Pendidikan Kesehatan
Metode Pendidikan kesehatan dapat digolongkan berdasarkan teknik
komunikasi, sasaran yang dicapai dan indera penerima dari sasaran
promosi (Khalid, 2012). Metode pendidikan kesehatan menurut
Subaris (2016), metode pendidikan kesehatan berdasarkan
sasarannya dibagi tiga yaitu :
2.2.4.1 Metode Pendidikan Kesehatan Individual
Metode ini digunakan apabila promotor kesehatan dan
sasaran dapat berkomunikasi langsung, baik tatap muka
21

maupun melalui sarana komunikasi lainnya misalnya


telpon. Cara ini plaing efektif karena antara petugas
kesehatan dan dengan klien saling berdialog, merespon
dalam waktu bersamaan. Metode dan tehnik pendidikan
kesehatan yang paling terkenal adalah councelling.
2.2.4.2 Metode Pendidikan Kesehatan Kelompok
Sasaran kelompok ini dibagi menjadi dua, yaitu kelompok
kecil terdiri dari 6 sampai 15 orang dan kelompok besar
terdiri antara 15 sampai dengan 50 orang. Pada kelompok
kecil metode dan tehnik yang dgunakan misalnya diskusi
kelompok, metode curah pendapat, bola salju, bermain
peran, metode permainan stimulasi dan sebagainya. Metode
dan tehnik pendidikan kesehatan untuk kelompok besar
misalnya metode ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti
tanya jawab, seminar loka karya, dan sebagainya. Untuk
memperkuat metode ini perlu dibantu dengan alat bantu
misalnya overhead projector, soudsystem dan flim.
2.2.4.3 Metode Pendidikan Kesehatan Masal
Apabila sasaran pendidikan kesehatan adalah masal atau
publik maka metode-metode dan tehnik pendidikan
kesehatan tersebut tidak akan efektif oleh karena itu harus
digunakan metode pendidikan kesehatan masal. Metode dan
teknik pendidikan kesehatan ysng sering digunakan adalah:
a. Ceramah umum
b. Penggunaan media masa elektronik seperti radio dan
televisi. Penyampaian pesan melalui media elektronik
dirancang dengan berbagai bentuk misalnya talkshow.
c. Penggunaan media cetak misalnya koran, majalah, buku,
leaflet atau selembaran.
d. Penggunaan media diluar ruang, misalnya: billboard,
spanduk dan umbul-umbul.
22

Metode pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo (2012), metode


pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
2.2.4.1 Metode Individual (Perorangan)
Metode ini dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling)
b. Wawancara (interview)
2.2.4.2 Metode Kelompok
Metode kelompok ini harus memperhatikan apakah
kelompok tersebut besar atau kecil, karena metodenya akan
lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah : Metode yang cocok untuk yang
berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar : Metode ini cocok digunakan untuk
kelompok besar dengan pendidikan menengah atas.
Seminar sendiri adalah presentasi dari seorang ahli
atau beberapa orang ahli dengan topik tertentu.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
Kelompok ini dibuat saling berhadapan, ketua
kelompok menempatkan diri diantara kelompok,
setiap kelompok punya kebebasan untuk
mengutarakan pendapat,biasanya pemimpin
mengarahkan agar tidak ada dominasi antar
kelompok.
2) Curah pendapat (Brin storming)
Merupakan hasil dari modifikasi kelompok, tiap
kelompok memberikan pendapatnya, pendapat
23

tersebut di tulis di papan tulis, saat memberikan


pendapat tidak ada yang boleh mengomentari
pendapat siapapun sebelum semuanya
mengemukakan pendapatnya, kemudian tiap anggota
berkomentar lalu terjadi diskusi.
3) Bola salju (Snow balling)
Setiap orang di bagi menjadi berpasangan, setiap
pasang ada 2 orang. Kemudian diberikan satu
pertanyaan, beri waktu kurang lebih 5 menit
kemudian setiap 2 pasang bergabung menjadi satu
dan mendiskuskan pertanyaan tersebut, kemudian 2
pasang yang beranggotakan 4 orang tadi bergabung
lagi dengan kelompok yang lain, demikian
seterusnya sampai membentuk kelompok satu kelas
dan timbulah diskusi.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok di bagi menjadi kelompok-kelompok
kecil kemudian dilontarkan satu pertanyaan
kemudian masing-masing kelompokmendiskusikan
masalah tersebut dan kemudian kesimpulan dari
kelompok tersebut dicari kesimpulannya.
5) Bermain peran (Role play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk untuk
memerankan suatu peranan misalnya menjadi
dokter, perawat atau bidan, sedangkan anggotayang
lain sebagai pasien atau masyarakat.
6) Permainan simulasi (Simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play
dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan
dsajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli, beberapa orang ditunjuk untuk
24

memainkan peranan dan yang lain sebagai


narasumber.
2.2.4.3 Metode Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara
tidak langsung atau menggunakan media massa.
Menurut Maryam (2014), secara garis besar, metode
promosi kesehatan dibagi menjadi dua, yakni :
a. Metode didaktif, adalah metode yang didasarkan atau
dilakukan secara satu arah atau one way method.
Tingkat keberhasilan metode dedaktif sulit dievaluasi
karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik
yang aktif. Ceramah, film dan siaran radio adalah
contoh dari metode ini.
b. Metode sokratif, adalah metode yang dilakukan secara
dua arah atau two way method. Dengan metode ini,
memungkinkan antara pendidik dan peserta didik
bersifat aktif dan kreatif seperti diskusi, debat panel,
bermain peran, sosiodrama, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus dan loka karya.
2.2.5 Media Pendidikan Kesehatan
Media pendidikan kesehatan merupakan suatu alat yang digunakan
untuk menyampaikan informasi kesehatan sehingga mempermudah
penerimaan pesan-pesan kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2011)
berdasarkan fungsinya media pendidikan kesehatan dibagi menjadi
tiga, yaitu :
2.2.5.1 Media cetak
Media cetak berfungsi sebagai alat bantu menyampaikan
pesan-pesan ksehatan yang sangat bervariasi, antara lain :
a. Booklet, merupakan suatu media untuk menyampaikan
pesanpesan kesehatan dalam bentuk buku, berupa
tulisan dan gambar.
25

b. Leaflet, merupakan media yang berfungsi


menyampaikan informasi atau pesan kesehatan dalam
bentuk lembaran yang dilipat, berupa tulisan, gambar,
atau kombinasi, kelebihan leaflet menurut peneliti
leaflet juga terkenal awet dan tahan lama, serta cukup
tebal sehingga meningkatkan peluang untuk terus
disimpan oleh pembaca, serta mudah dibawa dan juga
mudah untuk dibaca.
c. Flyer (selebaran), berbentuk seperti leaflet tetapi tidak
dilipat.
d. Flip chart (lembar balik), ialah suatu media
penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk lembar balik.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau
majalah yang membahas suatu masalah kesehatan.
f. Poster, merupakan media cetak yang berisi pesan atau
informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok,
di tempat umum, atau di kendaraan umum.
2.2.5.2 Media elektronik
Media elektronik yang berfungsi sebagai media pendidikan
kesehatan antara lain televisi, radio, video, slide, dan film
strip.
2.2.5.3 Media papan (billboard)
Papan (billboard) yang berisi informasi atau pesan-pesan
kesehatan dipasang di tempat-tempat umum.
Pembagian alat peraga atau media pendidikan kesehatan secara umum
menurut Maulana (2009), terbagi menjadi empat yaitu:
2.2.5.1 Alat bantu lihat (visual aids). Alat bantu ini untuk
menstimulasi indra pengelihatan pada saat proses
pendidikan. Terdapat dua bentuk alat bantu lihat
26

2.2.5.2 Alat yang di proyeksikan (misalnya, slide, overhead


projector OHP, dan flim strip).
2.2.5.3 Alat yang tidak di proyeksikan (misalnya gambar, peta,
bagan, leaflet, poster, lembar balik, boklet, boneka, dan bola
dunia).
2.2.5.4 Alat bantu dengar (audio) Alat ini digunakan untuk
menstimulasi indra pendengaran misalnya DVD, radio, CD,
tape, dan alat bantu dengar dan lihat misalnya TV, flim,
dan video.
Menurut Fitriani (2011), yang dimaksud dengan media pendidikan
kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA).
Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat
saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat
tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan
kesehatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai
penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini di bagi menjadi
tiga yakni :
2.2.5.1 Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyalurkan pesan-pesan
kesehatan sangat bervariasi antara lain:
a. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun
gambar.
b. Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-
pesan kesehatan melalui lembaran yang dapat dilipat. Isi
informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar,
atau kombinasi.
c. Flayer (selembaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak
dalam bentuk lipatan
d. Flip chart (lembar balik) iadalah media penyampaian
pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk
27

lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap


lembar (halaman) berisi kalimat sebagai pesan atau
informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah
mengenai bahasan suatu masalah kesehatan atau hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan.
f. Poster ialah media cetak berisi pesan-pesan atau
informasi kesehatan yang biasanya di temple di tembok-
tembok, di tempat-tempat umum atau dikendaraan
umum.
g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi
kesehatan.
2.2.5.2 Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk meyampaikan pesan-
pesan atau informasi kesehatan-informasi kesehatan, jenisnya
berbeda-beda antara lain :
a. Televisi
Penyampaian pean atau informasi-informasi kesehatan
melalui media televise,dapat dalam bentuk sandiwara,
sinetron, forum diskusi, atau tanya jawab masalah
kesehatan, pidato (ceramah), TV spot, quiz atau cerdas
cermat dan sebagainya.
b. Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam antara
lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah,
radio spot, dan sebagainya.
c. Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
dapat melalui video.
28

2.3 Konsep Pengetahuan


2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan berasaldari kata “tahu”, dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia (2020) kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah
melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal dan
mengerti. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui
berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan
bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya.
Sedangkan menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia yakni indera pendengaran, indera penglihatan, indera
penciuman, indera perasaan dan perabaan (Mubarak (2011).
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
2.3.2.1 Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pola daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.
2.3.2.2 Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu suatu cara memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh karena itu, pengalaman pun dapat
digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang di hadapi pada masa lalu. Hal ini ada
kaitannya dengan pengaruh pengalaman sendiri maupun
pengalaman orang lain.
29

2.3.2.3 Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompom ataupu masyarakat. Pendidikan juga merupakan
salah satu yang mempengaruhi persepsi atau sikap
seseorang untuk menerima ide-ide. Semakin tinggi
pemdidikan seseorang akan mempengaruhi tingginya
tingkat intelegensi. Pendidikan yang dimaksud adalah
jenjang pendidikan akademik yang pernah di tempuh
responden hingga penelitian dilakukan.
2.3.2.4 Satus Ekonomi
Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan.
Dimana dalam mempengaruhi kebutuhan primer maupun
sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih
mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini juga berpengaruh dalam memenuhi
kebutuhan sekunder. Status ekonomi adalah pendapatan per
bula seseorang atau keluarga di masyarakat.
2.3.3 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yakni (Notoatmodjo, 2014) :
2.3.3.1 Tahu (Know), diartikan hanya sebagai recall (memanggil)
memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati
sesuatu.
2.3.3.2 Memahami (comprehension), orang tersebut harus dapat
menginterprestasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut.
2.3.3.3 Aplikasi (aplication), aplikasi diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan atau mengaplikasikan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
30

2.3.3.4 Analisis (analysis). Kemampuan untuk menjabarkan materi


atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
2.3.3.5 Sintesi (synthesis), suatu kemampuan untuk menyusun
formula baru dari formulasi-formulasi yang ada.
2.3.3.6 Evaluasi (Evaluation), suatu kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.3.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pegukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner). Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Tingkat
pengetahuan dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu baik 76% - 100%,
cukup 56% - 75 %, kurang <55%. ( Arikunto, 2010).

2.4 Konsep Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)


2.4.1 Definisi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan oleh dokter/bidan atau
paramedik terhadap leher rahim yang diberi asam asetat 3-5% secara
inspekulo dengan mata telanjang. Lesi prakanker jaringan
ektoserviks rahim yang diolesi asam asetat (asam cuka) akan
berubah warna menjadi putih (acetowhite). Namun bila ditemukan
lesi makroskopis yang dicurigai kanker, pengolesan asam asetat
tidak dilakukan dan pasien segera dirujuk ke sarana yang lebih
lengkap (Sulistiowati,2014). Salah satu penyelenggaraan skrining
kanker serviks adalah metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA) yang memiliki keakuratan 90%. IVA adalah sebuah metode
yang mudah untuk dipelajari, murah dan membutuhkan peralatan
minimal daripada prasarana laboraturium dan memberikan hasil
yang sebentar, sehingga akurat untuk mendiagnosa. (Denny and
Rengaswany, 2011).
31

2.4.2 Syarat-syarat Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)


Syarat-syarat melakukan tes IVA diantaranya WUS sudah aktif
secara seksual, tidak sedang hamil atau datang bulan, dan dalam
waktu 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan intim. Tes
IVA ini juga tidak dianjurkan bagi wanita menopause. Hasil dari
pemeriksaan IVA jika dinyatakan positif, anjurannya dilakukan tes
IVA setiap tahun, namun jika hasil negatif dapat dilakukan setiap 5
tahun. IVA test yang dilakukan pada kondisi pasien stadium pra
kanker sudah dapat ditemukan sehingga pasien dapat segera di obati
sehingga tidak jatuh pada stadium lanjut. (Cholifah, Rusnoto, &
Hidayah, 2017). Sasaran IVA adalah wanita usia 30-50 tahun
walaupun wanita yang rentan terjadinya pra kanker adalah usia 20-
30 tahun akan tetapi seiring bertambahnya usia kejadian luka pra
kanker semakin meningkat karena resiko infeksi yang menetap dan
persisten.
2.4.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan IVA
menurut Kemenkes RI (2015) meliputi :
2.4.3.1 Meja periksa gynecologi dan kursi
2.4.3.2 Sumber cahaya yang memadai agar cukup menyinari vagina
dan serviks
2.4.3.3 Spekulum graves bivalved (cocor bebek)
2.4.3.4 Nampan atau wadah
2.4.3.5 Sarana pencegahan infeksi
2.4.3.6 Kapas lidi
2.4.3.7 Sarung tangan sekali pakai
2.4.3.8 Spatula kayu yang baru
2.4.3.9 Larutan asam asetat (3-5%) dan larutan clorin (0,5%)
2.4.4 Tindakan IVA
Tindakan IVA menurut Kemenkes RI (2015) meliputi :
32

2.4.4.1 Menanyakan riwayat singkat tentang kesehatan reproduksi


antara lain : paritas/jumlah kelahiran, usia, riwayat
pemakaian kontrasepsi, merokok, riwayat melakukan tes
sebelumnya, penggunaan obat-obatan.
2.4.4.2 Langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan IVA yaitu :
a. Inspeksi genetalia eksterna apakah terjadi discharge
pada mulut uretra
b. Masukkan speculum sepenuhnya secara perlahan untuk
melihat serviks. Atur speculum sehingga seluruh leher
rahim dapat terlihat
c. Pindahkan sumber cahaya agar serviks dapat terlihat
dengan jelas
d. Amati serviks apakah ada infeksi, keputihan, kista
naboti
e. Gunakan lidi kapas untuk membersihkan cairan yang
keluar. Buang kapas lidi yang telah digunakan dalam
wadah
f. Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan
oleskan pada serfviks sampai seluruh permukaan
serviks benar-benar telah teroles secara merata
g. Tunggu 1 menit agar terserap dan memunculkan reaksi
acetowhite
h. Periksa serviks dengan teliti, lihat apakah serviks
mudah berdara. Cari adanya bercak putih yang tebal
atau epithel actowhite yang menandakan IVA positif
i. Bila pemeriksaan IVA telah selesai, gunakan kapas lidi
yang baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat
dari serviks dan vagina.
j. Lepaskan speculum secara halus
k. Lakukan pemeriksaan bimanual dan rektrovaginal (bila
ada indikasi)
33

2.4.4.3 Setelah pemeriksaan IVA dilakukan


a. Celupkan sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%
b. Cuci tangan dengan air sabun sampai benar-benar
bersih dan di keringkan
c. Minta agar ibu berpakaian
d. Catat temuan hasil tes IVA bersama temuan lain
e. Diskusikan dengan ibu hasil pemeriksaan IVA
f. Jika hasil negatif, beritahu kapan harus kontrol, jika
hasil positif atau diduga kanker, beritahu pengobatan
yang dapat diberikan.
2.4.5 Interprestasi Hasil IVA
Adapun hasil temuan IVA dapat diklasifikasikan sesuai dengan
temuan klinis yang diperoleh menurut (Kemenkes RI, 2018) sebagai
berikut :

Tabel 2.3 Klasifikasi IVA sesuai temuan klinis

Klasifikasi IVA Temuan Klinis


Normal Licin, merah muda, bentuk
porsio normal
Servisitis (inflamasi, hiperemis)
Atipik banyak fluor ektropion polip atau
ada cervical wart
Abnormal Plak putih, epitel acetowhite
Kanker Serviks Masa seperti bunga kol, masa
mudah berdarah
Sumber : Kemenkes (20..) dalam Cholifah, Rusnoto, & Hidayah, 2017
34

Gambar 2.1 Klasifikasi temuan IVA sesuai temuan klinis


Pengolesan asam asetat pada epitel abnormal serviks dapat
memberikan gambaran bercak putih yang disebut acetowhite.
Gambaran ini muncul karena tingginya kepadatan inti dan
konsentrasi protein. Hal ini memungkinkan pengenalan bercak putih
pada serviks dengan mata telanjang (tanpa pembesaran). Membran
sel terdiri dari lipid bilayer dengan protein yang tersisip didalamnya
atau terikat pada permukaan sitoplasma. Protein integral membran
tertanam dalam lapisan luar atau lapisan ganda lipid protein perifer
dan terikat secara longgar pada permukaan internal membran. Pada
sel yang mengalami onkogenesis, protein yang awalnya normal
berubah menjadi onkoprotein. Pada onkoprotein, terjadi perubahan
susunann asam amino sehinggan sel mudah mengalami destruksi
oleh asam yang menyebabkan terjadinya koagulasi.
Pemberian asam asetat akan menyebabkan peningkatan osmolaritas
cairan ekstrasel sehingga cairan intraseltertarik keluar dan jarak
antarsel makin dekat. Akibatnya bila permukaan mendapat sinar,
maka sinar tidak diteruskan ke dalam stroma namun akan
dipantulkan keluar sel. Asam asetat juga mempunyai efek koagulasi
protein pada koagulasi (Hesty, 2020).
2.4.6 Keunggulan IVA
Menurut Amrantara (2019), keunggulan tes IVA antara lain :
2.4.6.1 Akurasi tes IVA pada beberapa penelitian terbukti cukup
baik
2.4.6.2 Sensitivitas setara dengan tes pap smear untuk mendeteksi
lesi derajat tinggi.
2.4.6.3 Pelatihan IVA untuk tenaga medis lebih cepat dan
sederhana dibandingkan sitoteknisi
2.4.6.4 Hasil pemeriksaan dapat segera diketahui
2.4.6.5 Murah dan sederhana
35

2.4.6.6 Dapat dikerjakan pada fasilitas kesehatan dengan sumber


daya terbatas.
2.4.7 Keterbatasan
Adapun keterbatasan IVA menurut (Amrantara, 2019) sebagai
berikut :
2.4.7.1 Spesifisitas lebih rendah dari ter pap smear (positif palsu
lebih tinggi)
2.4.7.2 Angka hasil tes positif tinggi (10-35%)
2.4.7.3 Nilai prediksi positif untuk hasil tes positif rendah (10-30%)
2.4.7.4 Terapi akan berlebihan bila dilakukan skrining dan terapi
sekaligus
2.4.7.5 Kemampuan yang amat terbatas untuk mendeteksi lesi pada
endoserviks
2.4.7.6 Petugas kesehatan yang memeriksa pun anatara lain harus
bidan, dokter, spesialis obsterti dan gynecologi yang sudah
terlatih mengikuti pelatihan IVA.

2.5 Konsep Wanita Usia Subur (WUS)


2.5.1 Definisi Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita Usia Subur (WUS) adalah perempuan yang ada pada rentang
usia 15-49 tahun. Perempuan yang ada di rentang usia ini masuk
kedalam katagori usia reproduktif. Statusnya juga beragam, ada yang
belum menikah, menikah atau janda. Wanita Usia Subur memiliki
organ reproduksi yang berfungsi dengan baik. Oleh karena itu wanita
disarankan untuk menikah di rentang usia ini karena dinilai bisa lebih
mudah mengalami kehamilan. Meskipun rentang wanita usia subur
adalah 15-49 tahun, namun puncaknya kesuburannya ada di usia 20-
29 tahun, dipuncak usia kesuburan ini skala kehamilan terbilang
sangat tinggi hingga 95%. Ketika seorang perempuan memasuki usia
30 tahun maka kemungkinan kehamilan akan menurun. Ketika
memasuki usia 40 tahun kehamilan menurun 40%.
36

2.5.2 Faktor yang mendorong WUS melakukan IVA


Faktor-faktor yang mendorong wanita usia subur melakukan IVA
menurut (Sumarno, 2014) meliputi :
2.5.2.1 Faktor besarnya jasa pelayanan terhadap IVA dan tempat
pelayanan IVA
2.5.2.2 Faktor kualitas pelayanan terhadap pemeriksaan IVA
2.5.2.3 Faktor eksesibilitas yang mendorong pemeriksaan IVA dan
tempat pelayanan IVA adalah faktor kemudahan sarana
transportasi
2.5.2.4 Faktor dari keunggulan IVA yang murah sehingga mudah di
jangkau oleh masyarakat
2.5.2.5 Hubungan interpersonal yang baik antara petugas dengan
WUS hanya dengan pelayanan swasta
37

2.6 Kerangka Teori


Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan diatas, maka kerangka teori
penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor internal pengetahuan Pengetahuan WUS

1. Umur
2. Intelegensi
3. kepribadian Pendidikan Kesehatan
tentang Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA)
Faktor Eksternal pengetahuan

1. Pendidikan
2. Lingkungan sosial Media Pendidikan Kesehatan
3. Budaya
1. Booklet
4. Motivasi
2. Flip Chart
5. Minat
3. Poster
6. Sumber Informasi
4. Rubik
7. Pekerjaan
8. Pengalaman 5. Leaflet

Perubahan Pengetahuan WUS


Deteksi
1. Kognitif
Kanker
2. Afektif
Serviks
3. Behavioral

Keterangan :

: Diteliti : Tidak Diteliti


38

Gambar 2.2 Kerangka Teori pengaruh pendidikan kesehatan tantang inspeksi


visual asam asetat (IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS
dalam deteksi kanker serviks. (Cholifah, Rusnoto, & Hidayah,
2017)

2.7 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo,
2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan Kesehatan Perubahan pengetahuan


tentang inspeksi visual WUS dalam deteksi kanker
asam asetat (IVA) serviks

Gambar 2.3 Kerangka konsep penelitian tentang pengaruh pendidikan


kesehatan tentang inspeksi visual asam asetat terhadap
perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker serviks di
Desa Lakutan

2.8 Hipotesis Penelitian


Menurut Sugiyono (2016), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori. Berdasarkan kerangka konsep
yang ada, maka disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara
dari pertanyaan penelitian yaitu :
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inspeksi visual asam asetat
(IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS dalam deteksi kanker serviks
di Desa Lakutan.
39
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental Design dengan rancanagan
One Group Pre Test and Post Test Design. Pada penelitian ini kelompok
intervensi akan mendapatkan pendidikan kesehatan dengan media leaflet.
Sebelum diberikan intervensi, pada kelompok dilakukan pretest, kemudian
diakhiri dengan posttest. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :

Pretest Perlakuan Posttest tanpa leaflet Posttest leaflet

01 X1 C 03
02

Gambar 3.1 Rancangan One Group Pretest – Postest Design

Keterangan :
01 : Nilai Pretest pada kelompok intervensi sebelum diberikan leaflet.
02 : Nilai Posttest pada kelompok kontrol sesudah di berikan penkes.
03 : Nilai Posttest pada kelompok kontrol sesudah di berikan leaflet
X1: Pemberian pendidikan kesehatan dengan media leaflet pada massa

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk
mengukur/memanipulasi variabel tersebut. Definisi operasional variabel harus
spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan
observable) (Saryono, 2011).

39
40

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil
Operasional Ukur Ukur

Variabel Kegiatan SAP - - -


independen : untuk pendidikan
pendidikan menyampaik kesehatan
kesehatan an informasi tentang inspeksi
tentang kesehatan visual asam
inspeksi tentang asetat (IVA)
visual asam pemeriksaan meliputi :
asetat (IVA) IVA berupa Pengertian IVA,
dengan tulisan, Cara
menggunaka gambar, atau pemeriksaan
n media kombinasi IVA,
leaflet yang keuntungan,
dikemas kerugian dan
sebagai tempat
lembaran dilakukannya
yang dilipat pemeriksaan
IVA
Variabel Kemampuan 1. Kemampuan Kuesioner Ordinal a. 1.
dependen : WUS kongnisi Baik =
Pengetahuan mengetahui 2. Emosional 76-100 %
WUS dalam dan mengerti 3. Behavioral
deteksi tentang b. 2.
kanker deteksi Cukup =
serviks kanker 56-75%
serviks c. 3.
berdasarkan Rendah =
pengalaman ≤55%
ataupun
setelahterjadi
prosespengin
deraan,
melihat, dan
mendengar
tentang
informasi
deteksi
kanker
serviks
41

3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua WUS yang berada di Desa
Lakutan dengan total 47 orang.
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini 47 orang WUS yang sesuai
dengan kriteria inklusi. Menurut Nursalam (2015), penentuan kriteria
sampel sangat membantu peneliti dalam mengurangi bias hasil
penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata
memiliki pengaruh terhadap variabel yang kita teliti.
3.3.3 Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random
sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi sehingga dapat menjawab permasalahan
penelitian. Sampel penelitian ini diambil dari populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
3.3.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam, 2015).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a. Responden yang tergolong dalam wanita usia subur
(WUS).
b. WUS yang berumur 15-49 tahun.
c. Responden bisa membaca, menulis dan mendengar
d. Responden bersedia menjadi peserta dalam pendidikan
kesehatan.
42

3.3.3.2 Kriteria Ekslusi


Kriteria Ekslusi pada penelitian ini adalah :
a. Responden yang mengalami gangguan pendengaran dan
penglihatan.
b. Responden tidak berada ditempat pada saat penelitian
dilakukan.
c. Responden yang mengalami gangguan jiwa

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


3.4.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Lakutan Kecamatan Laung Tuhup
Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dimulai dari persiapan penelitian hingga
pengumpulan data yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2020
dilanjutkan dengan analisis data dan pengumpulan data sampai bulan
Januari 2021.

3.5 Instrumen Penelitian


3.5.1 Instrumen penelitian
Instrument pada penelitian ini adalah :
3.5.1.1 Kuesioner
Kuesioner yang digunakan untuk menilai pengetahuan dalam
penelitian ini adalah pernyataan yang jawabannya Benar atau
Salah dengan jumlah pertanyaan 20 nomor. Kuesioner ini
mengadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan
Sumantri (2018), isi dari kuesioner atau angket adalah materi
tentang IVA.
3.5.2 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian
3.5.2.1 Uji Validitas
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas
43

untuk kuesioner pengetahuan. Peneliti menggunakan


kuesioner yang telah dilakukan Ni Wayan Sumantri (2018)
dengan hasil 20 butir soal kuesioner dinyatakan valid. Uji
validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan oleh
peneliti sebelumnya dengan sebenar-benarnya.
3.5.2.2 Uji Reabilitas
Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji reliabilitas
karena peneliti mengadopsi kuesioner dari peneliti Ni Wayan
Sumantri (2018) untuk mengetahui koefisien reliabilitas
penelitiannya menggunakan tekhnik analisis koefisien
reliabilitas alpha dari cronbach. Dari analisis Ni Wayan
Sumantri (2018) item yang di uji reliabilitas yang lolos dalam
uji konsistensi internal yaitu 20 item kuesioner pengetahuan.
Hasil uji reliabilitas tersebut yaitu dengan mengkolerasikan
skor tiap item total dengan hasil analisis reliabilias sebesar
0,747.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Jenis Data
3.6.1.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
subjek wanita usia subur yang sudah menikah dengan
memberikan pendidikan kesehatan secara langsung.
3.6.1.2 Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data
jumlah wanita usia subur di Desa Lakutan yang diperoleh
dari wawancara dengan bidan yang bertugas di desa Lakutan.
3.6.2 Prosedur Pengumpulan Data
3.6.2.1 Tahap persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini melalui prosedur
administrasi yang dilakukan peneliti antara lain :
44

a. Penelitian ini dilakukan setelah melalui prosedur ethical


clearance (kelayakan etik) dan mendapatkan surat
pernyataan telah melalui uji etik dari komisi etik
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
b. Peneliti meminta surat ijin dari Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin tentang rekomendasi tentang
rekomendasi melakukan penelitian di Desa Lakutan
c. Peneliti menyampaikan surat ijin penelitian melalui surat
yang ditunjukan kepada Kepala Desa Lakutan
d. Peneliti mendapatkan surat ijin dari Kepala Desa Lakutan
untuk melakukan penelitian.
3.6.2.2 Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini melalui berbagai
rangkaian kegiatan demi mendapatkan hasil sesuai tujuan
peneliti. Prosedur yang dilakukan meliputi :
a. Persiapan
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 47
WUS yang sesuai dengan kriteria inklusi. Seluruh
sampel dilakukan pretest dengan cara mengisi kuesioner
mengenai pemeriksaan IVA tanpa menggunakan media
leaflet untuk mengukur tingkat pengetahuan WUS
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.
b. Intervensi
Setelah dilakukan pretest, pada 47 WUS dilakukan
intervensi yaitu pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan IVA untuk mendeteksi adanya kanker
serviks.
c. Posttest_1
Kemudian langkah yang terakhir dilakukan post test pada
47 WUS dilakukan pengisian kuesioner kembali untuk
mengetahui perubahan pengetahuan WUS tentang
45

pemeriksaan IVA tanpa menggunakan media leaflet, dan


setelah WUS mengisi kuesioner, leaflet diberikan.
d. Posttest_2
Setelah 3 hari sesudah pemberian intervensi pendidikan
kesehatan, WUS mengisi kembali kuesioner dengan
menggunakan media leaflet agar mengetahui adanya
perubahan pengetahuan secara signifikan pada WUS.

3.7 Teknik Pengolahan Data


3.7.1 Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2010) dalam melakukan analisa data dipergunakan
untuk proses pengambilan keputusan, umumnya dalam pengujian
hipotesa, namun yang lebih penting adalah analisa data untuk
menyimpulkan agar data dapat diinformasikan/ diinterpretasikan.
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, diantaranya:
3.7.1.1 Editing
Hasil data dari 47 responden di Desa Lakutan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media
leaflet di lakukan pengecekan kembali apakah sudah lengkap
atau tidak, jika sudah lengkap peneliti melakukan coding.
3.7.1.2 Skor (scoring)
Data yang telah di kumpulkan kemudian diberi skor untuk
menggunakan skor satu dan nol sedangkan yang
menggunakan skor benar atau salah, apabila responden
menjawab Benar akan di berikan skor 1, dan yang salah akan
diberikan skor 0. Kemudian dilakukan persentase Uraian
mengenai pengetahuan WUS ialah Pengetahuan Baik (75-
100%), Cukup (56-75%), Rendah (≤ 55%).
3.7.1.3 Coding (membuat lembaran kode)
46

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik


(angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori.
Peneliti menentukan kode untuk karakteristik responden dan
membuat koding untuk masing-masing kuesioner guna
membedakan antara sebelum dan sesudah media leaflet
diberikan. Setelah mendapatkan hasil lalu diberikan kode
yaitu Pengetahuan baik diberikan kode 1, Pengetahuan
Cukup diberikan kode 2, pengetahuan rendah diberikan kode
3.
3.7.1.4 Data entry (memasukan data)
Dalam penelitian ini data yang di entri adalah pengetahuan
WUS sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan media leaflet masing-masing sebanyak 47 responden
yang kemudian dimasukkan kedalam program komputer.
3.7.1.5 Cleaning (pembersihan data)
Data sikap merespon WUS sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan dengan media leaflet yang dimasukkan
kedalam program komputer di cek kembali oleh peneliti
untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan dalam
memasukkan data awal, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembenaran.

3.8 Analisis Data


Menurut Notoatmodjo (2010), analisis data suatu penelitian biasanya melalui
prosedur bertahap antara lain:
3.8.1 Analisis Univariat (analisis deskriptif)
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan dari masing-
masing variabel yang diteliti untuk data numerik dengan menghitung
nilai perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan dengan media leaflet. Pengujian masing-masing
variabel dengan menggunakan tabel dan di interprestasikan
47

berdasarkan hasil yang di peroleh. Analisis deskriptif pada penelitian


ini menjelaskan karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia,
pendidikan dan pekerjaan
3.8.2 Analisis Bivariat (Analisis Inferensial)
Analisis bivariat dilakukan setelah analisis univariat. Analisis bivariat
merupakan analisis data yang digunakan untuk menganalisis
pengetahuan dengan pendidikan kesehatan media leaflet terhadap
perubahan pengetahuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh
tersebut dilakukan uji statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan
derajat kepercayaan 95%(α = 0,05) Dalam penelitian ini pengolahan
data statistik menggunakan program computer untuk memperoleh
nilai ρ. Nilai ρ akan dibandingkan dengan nilai α. Dasar penentu
adanya pengaruh penelitian penelitian berdasarkan pada signifikan
(nilai ρ) yaitu:
3.8.2.1 Jika nilai ρ > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
3.8.3.1 Jika nilai ρ ≤ 0,05 maka terdapat pengaruh

3.9 Etika Penelitian


Etika penelitian meliputi perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap
subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat.
Etika dalam penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan
dalam kegiatan penelitian, mulai dari proposal penelitian sampai dengan
publikai hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan
dengan menekankan prinsip etik dalam penelitian yang mengacu pada Komisi
Etika Penelitian Kesehatan (KNEPK) :
3.9.1 Menghormati seseorang (Respect for person)
Prinsip mengormati ini meliputi menghormati dan melindungi
otonomi responden. Peneliti menjelaskan secara detail hal-hal yang
terkait dengan pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang bagaimana
cara mencegah terjadinya kanker serviks dan media pendidikan yang
digunakan adalah media leaflet. Peneliti menggunakan informed
48

consent yang diberitahukan sebelum penelitian dilakukan kepada


responden. Responden bebas untuk menentukan secara sukarela
kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian. Responden tidak akan
mendapat sangsi jika menolak menjadi responden, bahkan ketika
proses penelitian sedang dilakukan responden dapat bebas
mengundurkan diri dari penelitian apabila merasa tidak nyaman.
Untuk prinsip hak pribadi yatu indentitas responden dijaga
kerahasiaannya (anonymity). Dalam hal ini peneliti menjaga
kerahasiaan responden dengan cara tidak memunculkan nama
responden dengan cara mengisi inisial saja.
3.9.2 Kemanfaatan (Beneficence)
Penelitian ini mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya dan
meminimalisir risiko/dampak yang merugikan bagi setiap subjek.
Adapun dalam penelitian ini diharapkan mampu merubah sikap
merespon WUS dalam mencegah kanker serviks dengan pendidikan
kesehatan menggunakan media leaflet.
3.9.3 Keadilan (Justice)
Dalam penelitian ini responden akan diperlakukan yang sama
berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak untuk
mendapatkan perlakuan yang adil seperti kesamaan waktu dan durasi
penelitian, kesamaan tempat yang nyaman. Prinsip keadilan juga bisa
dilihat dari tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling tetapi pada waktu pemberian pendidikan kesehatan dibagi
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berjumlah 47 responden
diberikan dengan media leaflet. Pada saat pengambilan sampel,
responden yang sudah mengikuti pendidikan kesehatan dengan media
leaflet .
3.9.4 Confidentiality (Kerahasiaan)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang juga
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang
49

lain. Pada pemaparan hasil penelitian hanya beberapa data yang


disajikan sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti tidak
mencantumkan nama responden (anonymity) pada lembar kuisioner
penelitian. Pada lembar kuisioner digunakan kode responden dan
mencantumkan tanda tangan responden pada lembar persetujuan
sebagai responden.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kecamatan Laung Tuhup merupakan salah satu kecamatan yang menjadi
bagian dari kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, dengan luas 1611
km2. Kecamatan Laung Tuhup sebelah utara berbatasan dengan kecamatan
Uut Murung dan kecamatan Tanah Siang, sebelah timur berbatasan dengan
kecamatan Barito Tuhup Raya, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan
Barito Tuhup Raya dan kabupaten Barito Utara, dan sebelah barat berbatasan
dengan kecamatan Murung dan kecamatan Tanah Siang.

Kecamatan Laung Tuhup terdapat dua sungai yang cukup besar, yaitu sungai
Barito dan sungai Laung. Sungai Barito dan sungai Laung inilah yang
menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat di kecamatan Laung Tuhup.
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Laung Tuhup menjadikan kedua
sungai ini sebagai sumber air utama disamping sungai-sungai kecil
disekitarnya. Selain itu, sungai ini juga dimanfaatkan masyarakat sebagai
lahan perikanan dan juga sarana transfortasi air yang masih efektif hingga
sekarang, terutama untuk menjangkau desa-desa yang tidak memiliki akses
melalui jalur darat, dengan wilayahnya yang tergolong luas, kecamatan Laung
Tuhup terbagi menjadi 3 kelurahan dan 23 desa, dengan Muara Laung I
sebagai ibukotanya. Letak dari 3 (tiga) Kelurahan dan 23 Desa yang ada di
kecamatan Laung Tuhup berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu
DAS Barito sebanyak 2 Kelurahan dan 4 Desa sedangkan DAS Laung
sebanyak 1 Kelurahan dan 19 Desa.
Berdasarkan beberapa desa di lokasi penelitian diatas, maka penulis memilih
desa Lakutan sebagai titik fokus penelitian. Desa Lakutan Merupakan Sebuah
desa yang terletak di kecamatan Laung Tuhup, kabupaten Murung Raya,
provinsi Kalimantan Tengah. Desa Biha tepatnya terletak di daerah aliran

50
51

sungai (DAS) Laung yang juga bermuara di daerah aliran sungai (DAS)
Barito. Dengan kata lain desa ini, terletak di dalam sungai Laung yang
merupakan anak dari sungai Barito. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Murung Raya dalam buku
“Kecamatan Laung Tuhup dalam Angka: 2017”, desa Lakutan memiliki luas
wilayah mencapai 101,44 km2, yaitu lebih-kurang 6,30% dari luas wilayah
kecamatan Laung Tuhup, dengan jarak tempuh dari Muara Laung I yang
merupakan pusat kecamatan (kecamatan Laung Tuhup) mencapai 13 km.
Jumlah penduduk desa Lakutan menurut sensus penduduk tahun 2016 adalah
434 jiwa, dengan kepadatan 4 jiwa/ km2.
Menurut golongan jenis kelamin, laki-laki berjumlah 226 jiwa, dan
perempuan sebanyak 208 jiwa dengan pertumbuhan mencapai 1,17 per-
tahunnya. Jumlah keluarga di desa Lakutan mencapai 108 keluarga dengan
rata-rata 4 jiwa menempati satu rumah . Desa Lakutan masuk kedalam
wilayah kerja Puskesmas Murung Raya. Puskesmas Murung Raya memiliki
beberapa orang tenaga medis dan tenaga kesehatan yang meliputi 3 orang
dokter umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang Perawat, 3 orang bidan, 1 orang
ahli gizi.
Jarak tempuh antara Desa Lakutan dan Puskesmas Murung Raya kurang lebih
5 km, hal ini yang menyebabkan WUS sangat malas untuk mengujungi
fasilitas layanan kesehatan, sehingga sebagian besar WUS kurang memahami
mengenai pemeriksaan IVA yang bertujuan untuk mendeteksi dini Ca serviks.

4.2 Karakteristik Responden


Karakteristik responden yang dibahas dalam penelitian ini meliputi umur,
pendidikan, pekerjaan, dan pemeriksaan IVA
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, dan Pemeriksaan IVA di Desa Lakutan tahun
2021
No. Umur Frekuensi (orang) Presentasi (%)
1. 15-29 tahun 27 57
2. 30-39 tahun 12 26
3 40-49 tahun 8 17
Jumlah 47 100
52

No Pendidikan Frekuensi (Orang) Presentase (%)


1 Dasar 28 60
2 Menengah 15 32
3 Tinggi 4 8
Jumlah 47 100
No Pekerjaan Frekuensi (Orang) Presentase (%)
1 Bekerja 31 66
2 Tidak bekerja 16 34
Jumlah 47 100
No Pemeriksaan IVA Frekuensi (Orang) Presentase (%)
1 Belum Pernah 37 79
2 Pernah 10 21
Jumlah 47 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 47 orang WUS didapatkan


sebagian besar WUS berusia 15-29 tahun yaitu sebanyak 27 orang
(57%), sebagian besar WUS berpendidikan dasar sebanyak 28 orang
(60%), sebagian besar tidak bekerja sebanyak 31 orang (66%), dan
sebagian besar WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA
sebanyak 37 orang (79%).

4.3 Analisa Univariat dan Bivariat


4.3.1 Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap variabel hasil penelitian
yaitu Pendidikan Kesehatan dan perubahan pengetahuan. Analisis ini
menunjukkan jumlah dan persentase dari tiap variabel.
4.3.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan WUS
sebelum dilakukan intervensi tanpa media leaflet
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pengetahuan sebelum
Pendidikan Kesehatan tanpa media leaflet di
desa Lakutan tahun 2021
No. Pengetahuan Frekuensi (orang) Presentasi (%)
1. Tinggi 3 6
2. Cukup 9 19
3 Rendah 35 75
Jumlah 47 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 47 orang WUS


sebagian besar Pengetahuan yang didapatkan sebelum
53

dilakukan intervensi tanpa media leaflet yaitu pengetahun


rendah sebanyak 35 orang (75%).
4.3.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan WUS
sesudah dilakukan intervensi tanpa media leaflet
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan sesudah
intervensi tanpa media leaflet di Desa
Lakutan tahun 2021
No. Pengetahuan Frekuensi (orang) Presentasi (%)
1. Tinggi 14 30
2. Cukup 15 32
3 Rendah 18 38
Jumlah 47 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 47 orang WUS


sebagian besar Pengetahuan yang didapatkan sesudah
dilakukan intervensi tanpa media leaflet sebagian besar
memiliki pengetahuan rendah yaitu 18 orang (38%),
4.3.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan WUS
sesudah dilakukan intervensi dengan menggunakan media
leaflet
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pengetahuan sesudah
Pendidikan Kesehatan dengan menggunakan
media leaflet di Desa Lakutan tahun 2021
No. Pengetahuan Frekuensi (orang) Presentasi (%)
1. Tinggi 25 53
2. Cukup 15 32
3 Rendah 7 15
Jumlah 47 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 47 orang WUS


sebagian besar Pengetahuan yang didapatkan sesudah
dilakukan intervensi dengan menggunakan media leaflet
sebagian besar dalam kategori pengetahuan tinggi yaitu 25
orang (53%).
4.3.2 Analisa Bivariat
54

Analisa Bivariat dilakukan terhadap dua variabel antara variabel


bebas yaitu pendidikan kesehatan, dan varibel terikat yaitu
perubahan pengetahuan WUS terhadap pemeriksaan IVA dengan
menggunakan uji wilcoxon . Analisis ini menunjukkan perbandingan
pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan IVA.
Tabel 4.5 Pengaruh pendidikan kesehatan sebelum intervensi
tanpa menggunakan leaflet dan sesudah intervensi
tanpa menggunakan leaflet di desa lakutan tahun
2021
Pendidikan Tinggi Cukup Rendah P Value
kesehatan Uji
Pretest dan Wilcoxo
posttest n
F % F % F % Median
(Minimal-
maksimal)
Sebelum 3 6 9 19 35 75 1,5 0,0465
(1-3)
Sesudah 14 30 15 32 18 38 2
(1-3)
Sumber : Data primer. 2021
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai p value
dari uji wilcoxon adalah 0,0465, yang dimana pada
penelitian ini nilai uji signifikansi p value α < 0,05, maka
H1 diterima dan H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan terhadap pengetahuan
WUS di desa Lakutan tentang deteksi dini kanker serviks
menggunakan IVA sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan tanpa menggunakan media leaflet
Tabel 4.6 Pengaruh pendidikan kesehatan sesudah intervensi
tanpa menggunakan leaflet dan sesudah intervensi
dengan menggunakan leaflet di desa lakutan tahun
2021
Pendidikan Tinggi Cukup Rendah P Value
kesehatan F % F % F % Median Uji
Pretest dan (minimum- Wilcoxon
55

posttest maksimum)
Sesudah_tanp 14 30 15 32 18 38 2 0,0001
a_ (1-3)
Leaflet
Sesudah_leafl 25 53 15 32 7 15 3
et (1-3)
Sumber : Data primer. 2021
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai p value
dari uji wilcoxon adalah 0,0001, yang dimana pada
penelitian ini nilai uji signifikansi p value α < 0,05, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan terhadap pengetahuan
WUS di desa Lakutan tentang deteksi kanker serviks
menggunakan IVA sesudah diberikan intervensi tanpa
menggunakan leaflet dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan media leaflet
Tabel 4.7 Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
IVA terhadap perubahan pengetahuan WUS dalam
deteksi kanker serviks dengan menggunakan media
leaflet di desa lakutan tahun 2021
Pendidikan Tinggi Cukup Rendah P Value
kesehatan Uji
Pretest dan Wilcoxon
posttest F % F % F % Median
(Minimal-
maksimal)
Sebelum 3 6 9 19 35 75 1 0,000
(1-3)
Sesudah 25 53 15 32 7 15 2
(1-3)
Sumber : Data primer. 2021

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai p value


dari uji wilcoxon adalah 0,000, yang dimana pada
penelitian ini nilai uji signifikansi p value α < 0,05, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan terhadap pengetahuan
WUS di desa Lakutan tentang deteksi dini kanker serviks
56

menggunakan IVA sebelum dan sesudah diberikan


pendidikan kesehatan dengan menggunakan media
leaflet.

Tabel 4.8. Perhitungan Untuk Uji Wilcoxon


Subjeck Pre Test Post Test Gain (d) Ranking sig
n
1 12 16 4 2.5 +
2 11 16 5 1.5 +
3 12 16 4 4 +
4 8 8 0 -1 -
5 9 9 0 -1.5 -
6 16 16 0 -2.5 -
7 17 17 0 -6 -
8 18 18 0 -5 -
9 11 16 5 1.5 +
10 12 16 4 1.5 +
11 12 17 5 4 +
12 12 16 4 3 +
13 9 17 8 2,5 +
14 12 18 6 3,5 +
15 9 12 3 1 +
16 12 12 0 -1 -
17 13 12 1 3 +
18 8 13 5 5 +
19 7 12 5 6 +
20 9 19 10 8 +
21 8 11 3 6 +
22 9 10 1 2,5 +
23 7 7 0 -3,5 -
24 9 12 3 3 +
25 9 11 2 2 +
26 9 10 1 1 +
27 12 11 1 1 +
28 9 10 1 5 +
29 6 11 5 6 +
30 7 11 4 6 +
31 7 7 0 -2 -
32 8 18 10 4.5 +
33 6 16 10 5.5 +
34 8 18 10 2.5 +
57

35 10 10 0 -4 -
36 3 5 2 3 +
37 5 8 3 2 +
38 6 9 3 5 +
39 8 8 0 3 +
40 10 14 4 2 +
41 11 16 5 4 +
42 9 17 8 3 +
43 7 19 12 2 +
44 8 18 10 6 +
45 7 19 12 4 +
46 11 12 1 1 +
47 8 12 4 2 +
ΣR+ = 129 ΣR- = 26,5

Dari tabel 2 tersebut didapatkan nilai ΣR+ = 129, ΣR- =


26,5 Thitung = 4. Kemudian pada α = 0,05 didapatkan Ttabel
= 8. Selanjutnya dilakukan perbandingan dan dapat
diketahui bahwa Thitung = 4 lebih kecil daripada Ttabel = 8,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima diketahui bahwa pre
tes dan post tes terdapat perbedaan.
58

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


Interpretasi hasil penelitian dijelaskan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA terhadap perubahan
pengethuan WUS mengenai deteksi dini kanker serviks di Desa Lakutan
4.4.1 Pengetahuan WUS sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan tentang
pemeriksaan IVA
Berdasarkan tabel 4.2 dari 47 WUS dapat diketahui bahwa sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar memeiliki
pengetahuan yang rendah yaitu 35 orang (74,47%).
Menurut Damailia (2018) rendahnya pengetahuan WUS mengenai
deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA menyebabkan
banyak wanita yang belum tertarik atau kurang berminat untuk
melakukan pemeriksaan IVa. Pendidikan kesehatan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2012),
apabila seseorang tersebut tidak memiliki pengetahuan yang baik
maka menyebabkan perilaku yang buruk. Menurut Ekanita (2019),
pengetahuan yang kurang menyebabkan seseorang tersebut tidak
pernah melakukan pemeriksaan IVA.
Sebagian besar dari WUS memiliki pengetahuan yang kurang tentang
deteksi dini kanker serviks dengan metode pemeriksaan IVA sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan. Hal ini bisa disebabkan karena,
pendidikan sebagian besar dari WUS yaitu berpendidikan SD/Dasar.
Rasa ingin tahu WUS mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan kesehatan yang kurang karena tidak akan mencari tahu
mengenai berbagai hal utamanya kesehatan bila mereka tidak ada
keluhan yang sangat mengganggu kesehatan badannya.
4.4.2 Pengetahuan WUS sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang
pemeriksaan IVA tanpa menggunakan media leaflet
59

Hasil yang didapatkan dari 47 WUS dapat diketahui bahwa sesudah


dilakukan pendidikan kesehatan tanpa menggunakan media leaflet
sebagian besar yaitu 14 orang (30%) memiliki pengetahuan yang baik,
15 orang (32%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 18 orang
(38%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang deteksi dini kanker
serviks melakui pemeriksaan IVA.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Islami (2018), bahwa ada
pengaruh penerapan promosi kesehatan bagi Ibu-Ibu PKK di kota
malang. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Budiman dan
Agus Riyanto, 2014). Pendidikan kesehatan adalah suatu proses
belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses perubahan
atau peningkatan pengetahuan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik
pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Susi (2015), pengetahuan tentang pendidikan kesehatan
sangat penting bagi seorang ibu, hal ini terjadi karena dengan
pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal maka ibu dapat mengerti
dan memahami tentang apa pun khususnya dalam menjaga kesehatan
diri. Pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks melalui
pemeriksaan IVA termasuk cara langkah awal yang sangat penting
untuk mengetahui secara dini adanya kanker serviks sehingga dapat
mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker.
Sesudah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar dari WUS
memiliki pengetahuan yang baik tentang deteksi dini kanker serviks
melalui pemeriksaan IVA. Perubahan tingkat pengetahuan pada
penelitian ini, dapat disebabkan oleh penyampaian materi pendidikan
kesehatan karena mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang ada
pada manusia diterima melalui penjelasan yang bisa diterima oleh
WUS
60

4.4.3 Pengetahuan WUS sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang


pemeriksaan IVA dengan menggunakan media leaflet
Berdasarkan tabel 4.4 dari 47 WUS dapat diketahui bahwa sesudah
dilakukan pendidikan dengan menggunakan media leaflet sebagian
besar yaitu 25 orang (53,19%) memiliki pengetahuan yang baik
tentang deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniawati (2015), bahwa ada
pengaruh penerapan promosi kesehatan dengan media leaflet.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan (Budiman, 2014).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses perubahan atau peningkatan pengetahuan
ke arah yang lebih dewasa, lebih baik pada diri individu, kelompok
atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Menurut Susi (2018),
pengetahuan tentang pendidikan kesehatan sangat penting bagi
seorang ibu, hal ini terjadi karena dengan pengetahuan yang baik
tentang sesuatu hal maka ibu dapat mengerti dan memahami tentang
apa pun khususnya dalam menjaga kesehatan diri. Pengetahuan
tentang deteksi dini kanker serviks melaluipemeriksaan IVA termasuk
cara langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini
adanya kanker serviks sehingga dapat menekan angka kematian yang
disebabkan oleh kanker serviks.
Sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media leaflet
sebagian besar dari WUS memiliki pengetahuan yang baik tentang
deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA. Perubahan
tingkat pengetahuan pada penelitian ini, dapat disebabkan oleh
penyampaian materi yang menggunakan media leaflet karena
mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang ada pada manusia
diterima atau ditangkap melalui panca indra sehingga semakin banyak
indra yang digunakan akan semakin jelas dan dapat meningkatkan
61

pengetahuan WUS karena lebih mudah memahami materi yang


diajarkan dan mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan
hanya dengan mendengarkan karena WUS mendapatkan gambaran
yang jelas dari hasil pengamatannya.
4.4.4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pemeriksaan IVA terhadap
perubahan pengetahuan WUS mengenai deteksi dini kanker serviks
dengan media leaflet di desa Lakutan
Hasil uji statistik variabel pengetahuan dengan menggunakan uji
wilcoxon nilai p value = 0,0001 karena nilai p value α < 0,05 maka
hasil uji bivariate variabel pengetahuan adalah terdapat perubahan
signifikan terhadap pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker
serviks melalui pemeriksaan IVA di desa Lakutan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet
Dari hasil uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA
terhadap perubahan pengetahuan WUS mengenai deteksi dini kanker
serviks dengan media leaflet di desa Lukutan.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu, mengubah
sikap individu, kelompok, dan masyarakat menuju hal-hal positif
secara terencana melalui proses belajar (Mubarak, 2011)
Menurut Kustiyati (2019), bahwa pendidikan kesehatan dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
masalah kesehatan serta dapat menetapkan keputusan untuk
mengubah sikap atas dasar kesehatan yang diberikan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Marlina Lumawo (2018), bahwa
pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks melalui
pemeriksaan IVA dapat meningkatkan pengetahuan ibu, dan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan terdapat kenaikan rata-rata. Selain itu,
penelitian suprapti (2017) juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan
minat mengikuti IVA test setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA. Dimana
62

sebelum diberikan pendidikan kesehatan minat ibu mengikuti Iva test


dalam kategori sedang sebanyak 17 responden (56,3%) dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan terjadi perubahan minat dalam
kategori tinggi sebanyak 26 responden (86,77%).
Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
Eliana Sari(2017) yang menyatakan bahwa terdapat perubahan tingkat
pengetahuan ibu hamil setelah 7 hari diberikan pendidikan kesehatan
di Puskesmas Karangdoro dengan nilai hasil uji wilcoxon Z = 5,518
dan p value = 0,000
Tingkatan pengetahuan WUS di desa Lakutan diklasifikan dalam
tingkatan memahami. Karena sudah memahami materi yang telah
diberikan, maka responden mampu menerjemahkan atau menjawab
pertanyaan tersebut meskipun diberi dengan kalimat yang berbeda.

4.5 Keterbatasan Penelitian


4.5.1 Pada penelitian ini peneliti hanya mengukur satu faktor yaitu
pengetahuan WUS dalam deteksi dini Ca serviks melalui pemeriksaan
IVA, dan tidak mengukur faktor lain seperti Minat WUS, dan Perilaku
WUS
4.5.2 Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan pendidikan kesehatan
menggunakan media leaflet, dan tidak menggunakan proyektor yang
bisa menampilkan keseluruhan materi, sehingga WUS merasakan
kebosanan dalam mengikuti pendidikan kesehatan yang diadakan
peneliti

4.6 Implikasi Hasil Penelitian Dalam Keperawatan


Hasil penelitian ini mempunyai implikasi yang menunjukkan dampak positif
terhadap petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan Wanita usia subur (WUS) dalam deteksi dini
kanker serviks, serta juga memberikan dampak positif bagi WUS dalam
63

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya deteksi dini kanker


serviks melalui pemeriksaan IVA.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang 47 orang responden tentang Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang pemeriksaan IVA terhadap perubahan
pengetahuan WUS dalam deteksi dini kanker serviks di desa Lakutan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1 5.1.2 Pengetahuan WUS sebelum diberikan pendidikan kesehatan di
desa Lakutan mayoritas dalam kategori pengetahuan rendah yaitu 35
orang (74,47%)
5.1.2 Pengetahuan WUS sesudah diberikan pendidikan kesehatan tanpa
media leaflet di desa Lakutan mengalami peningkatan pengetahuan
tinggi yaitu 14 orang (29,79%)
5.1.4 Pengetahuan WUS sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan media leaflet di desa Lakutan mengalami peningkatan
yang cukup signifikan yaitu 25 orang (53,19%)
5.1.5 Ada Pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan WUS dalam deteksi dini kanker serviks melalui
pemeriksaan IVA, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis dengan uji
wilcoxon di peroleh hasil p value 0,000 < 0,05.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Responden Hasil penelitian ini didapatkan untuk dapat
memperbaiki pengetahuan WUS mengenai deteksi dini kanker serviks
melalui pemeriksaan IVA

64
65

5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


5.2.2.1 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker leher
rahim dan pemeriksaan IVA serta memperluas sasaran
promosi kesehatan, tidak hanya pada ibu saja tetapi juga pada
suami dan keluarga agar dapat mendukung istri dan anak
wanita untuk melakukan pemeriksaan IVA.
5.2.2.2 Meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan tentang deteksi
dini kanker leher rahim dengan metode IVA oleh tenaga
kesehatan kepada WUS melalui penyuluhan di berbagai
kelompok dan mengajak untuk ikut melakukan pemeriksaan
IVA.
5.2.2.3 Mengembangkan teknik pendidikan kesehatan melalui media
leaflet tentang deteksi dini kanker leher rahim dengan metode
IVA oleh tenaga kesehatan kepada WUS.
5.2.2.3 Meningkatkan keterjangkauan WUS terhadap pelayanan
pemeriksaan IVA atau mendekatkan pelayanan pemeriksaan
IVA di fasilitas kesehatan disetiap desa dalam hal ini pustu
dan poskesdes.
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti dapat melakukan penelitian tentang pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan IVA terhadap perubahan pengetahuan
WUS mengenai deteksi dini kanker serviks sehingga diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan teori dimasa yang akan datang. Selain itu,
dalam penelitian selanjutnya untuk akses informasi dan perilaku
disarankan dengan cara observasi
5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan
sumber bacaan bagi mahasiswa/i untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA
DAFTAR PUSTAKA

Abiodun O.A1 et al. (2013). An assessment of women’s awareness and knowledge


about cervical cancer and screening and the barriers to cervical screening
in Ogun State, Nigeria.IOSR Journal of Dental and Medical Sciences
(IOSR-JDMS) www.iosrjournals.org
Ali, Z. (2010). Dasar - Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
American Cancer Society. 2018. Cancer Facts and statistickhttp//www.cancer.org
diakses tanggal 21 november 2020
Ann Mwangi, Thomas Inui. (2016). Factors Associated with Uptake of Visual
Inspection with Acetic Acid (VIA) for Cervical Cancer Screening in Western
Kenya.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4911084/pdf/pone.0
157217.p df
Damailia, H. T., dan Oktavia, T. R. 2018. Faktor-faktor Determinan Deteksi Dini
Kanker Serviks Melalui Metode Pap Smear Pada Pasangan Usia Subur
(PUS). GASTER, 12(2):224-230.
Dharma, Kusuma Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media.
Dinkes Provinsi Kalteng, 2018. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2018, diakses dari www.dinkesprovkalteng.go.id
Dwipoyono,B. 2009. Kebijakan Pengendalian Penyakit Kanker (Serviks)
diIndonesia.http://indonesianjournalofcancer.org/images/stories/2009/IJoC
_2009_3_109.pdf
Hazlina Irnisari. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur
di Dukuh Cambahan Yogyakarta
Hesty Widyasih. 2020. Buku Saku Kanker Serviks Untuk Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks pada WUS

xvi
Horo, A.G., Koffi, A., Coulibaly, J.D., dan Tchounga, B. 2015. Cervical Cancer
Screening Program by Visual Inspection: Acceptability and Feasibility in
Health Insurance Companie. Publishing Corporation Obstetrics and
Gynecology International, 2015(2): 145-148.
Islami, N., Fidiawati, W.A., dan Sofyan, A. 2018. Gambaran Pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat Sebagai Deteksi Dini Prakanker Serviks Pada
Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung di Hotspot X Kecamatan
Limapuluh Pekanbaru. Jurnal Fakultas Kedokteran, 3(1): 155-164.
Juanda, Desby dan Kesuma. (2015).Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, Volume 2
Junainah, N. 2017. Keikutsertaan Sosialisasi Dan Tingkat Ekonomi Terhadap
Keikutsertaan Inspeksi Visual Asam Asetat. HIGEIA Journal of Public
Health Research and Development, 1(3): 9-10.
Juanda, D., dan Kesuma, H. 2015. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, 2(2): 169-174.

Jumaida, Sunarsih, Rosmiyati. (2020). Penyuluhan Tentang Kanker Servik


Mempengaruhi Pengetahuan dan Motivasi Pemeriksaan Iva Pada Wanita
Usia Subur (Wus)

Kemenkes, RI. 2016. Profil kesehatan Indonesia 2015. Jakarta


Kemenkes, RI. 2017. Profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta
Kemenkes RI. 2020. Hari Kanker Sedunia 2019. Diakses dari www.depkes.go.id
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil kesehatan
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
Khosidah, A., dan Trisnawati, Y. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu
Rumah Tangga Dalam Melakukan Tes IVA Sebagai Upaya Deteksi Dini
Kanker Serviks. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(2) : 124-130.

xvii
Kurniawati, W., Aini, F., dan Maryanto, S. 2015. Faktor–Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker
Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. Jurnal Kebidanan,
14(2): 122- 130.
Kustiyati, S., dan Winarni. 2019. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan
Metode IVA Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta. GASTER,
8(1): 681-694.
Lindawati, Meta Rikandi. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva
Terhadap Pengetahuan Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2018
Nurlaila, Cokroaminoto, dan Pangesti, N. A. 2012. Gambaran Karakteristik
Wanita Usia Subur (WUS) yang Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) Di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 8(2) : 15-22.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
cipta; 2012
Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Media
Salemba.
Nurfitriani. 2019. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wus Dalam
Upaya Pencegahan Kanker Serviks Melalui Tes
Iva Di Puskesmas Putri Ayu
Nurhimah Apriyanti, Vida Wira Utami, Yuli Yantina, Dessy Hermawan. 2020.
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Ca Servik
Menggunakan Metode Visual Asam Asetat (Iva)
Orang’o, E.O., Wachira, J., dan Asirwa, F.C. 2016. Factors Associated with
Uptake of Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) for Cervical Cancer
Screening in Western Kenya. PLoS ONE Journal, 11(6): 10-17.
Pangesti, Nova Ari dan Cokroaminoto, Nurlaila. (2012). Gambaran Karakteristik
Wanita Usia Subur Yang Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam

xviii
Asetat (IVA) Di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan
Parapat, F. T., Setyawan, H., dan Saraswati, L. D. 2016. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Candiroto Kabupaten
Temanggung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4): 3346-3356.
Peirson, Leslea, D.F.Lewis, D.Ciliska, dan R.Warren. 2013.Screening for
Cervical Cancer: A Systematic Review and Meta Analysis. Systematic
Review 2:35.http://www.systematicreviewsjournal. com/content/2/1/35
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam (IVA), pada Wanita Usia Subur
Di Wilayah Puskesmas Bengkulu Tengah Tahun 2020.
Ririn Maharani. 2019. Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan
IVA oleh Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Sorek Satu Wilayah Kerja
Puskesmas Pangkalan Kuras Kabupaten Palalawan
Sherris, J., Wittet, S., Kleine, A., Sellors, J., Luciani, S., Sakaranarayana,
R.,Barone, M. (2018). Evidence-Based, Alternative Cervical Cancer
Screening, Approach In Low Resource Settings. International Perspectives
on Sexual and ReproductiveHealth, 35, 3.
Suarniti, Ni Wayan. 2013. Pengetahuan Dan Motivasi Wanita Pasangan Usia
Subur Tentang Tes Inspeksi Visual Asam Asetat Di Propinsi Bali
Indonesia. Bali. Artikel Ilmiah. Vol.24. No.2 Tahun 2013
Siti solekhah. 2012. Hubungan karakteristik wanita terhadap kesadaran inspeksi
Visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas jekulo kudus.
2012. E-journal akbid.
Sukmawati, Lilis Mamuroh, Furkon Nurhakim. 2020. Pendidikan Kesehatan dan
Pelaksanaan Iva Test pada Wanita Usia Subur
Wahyuni, Sri. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Deteksi Dini
Kanker Serviks Di Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Jurnal Keperawatan Maternitas. Artikel Kesehatan. Volume 1. No 1. 2013

xix
Wisulo Amalina. 2019. Eketifitas pendidikan kesehatan dengan media lembar
balik terhadap peningkatan pengetahuan dan motivasi wanita usia subur
dalam pemeriksaan IVA di Puskesmas Jimbaran.
Warman Alamsyah, Defriman Djafri, Khairul Andri. (2020). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Metode Audio Visual terhadap Perilaku
Saraswati, L, Karisma, 2011. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Tentang Kanker Serviks dan Partisipasi Wanita Dalam
Deteksi Dini Kanker Serviks. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

xx
xxi
Lampiran 1

PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang terhormat bapak/ibu


Assalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Peneliti : Dwie Anggia Wulandari
NIM : 1914201210131
Alamat : Jl. S Parman, gg purnama, Komplek Rs Islam, Rt 15 kos hijau
No.9
No Telp/HP : 085752719727

Peneliti adalah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Alih Jenis


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentanginspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Terhadap
Perubahan Pengetahuan Wus Dalam Deteksi Kanker Serviks Di Desa
Lukutan” adalah penelitian yang akan saya laksanakan kepada responden.
Sebelum anda memutuskan untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Saya akan menjelaskan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan untuk ikut
serta dalam penelitian ini. yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian ini untuk Mendeskripsikan Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentanginspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Terhadap Perubahan Pengetahuan
Wus Dalam Deteksi Kanker Serviks.
2. Selama penelitian berlangsung saya akan menjamin Kerahasiaan dari informasi
yang diberikan seperti merahasiakan nama, keluhan-keluhan fisik dari
responden, tidak mencantumkan identitas peserta penelitian tapi mengganti
dengan inisial, dan merahasiakan hasil yang didapatkan dari penelitian.
3. Responden akan mengisi kuesioner yang sudah dibuat oleh peneliti
4. Resiko yang akan muncul dalam penelitian adalah Kegiatan yang dilakukan
mungkin mengganggu waktu dan kenyamanan reponden karena waktunya
terganggu dipergunakan saat penelitian berlangsung untuk mengantisipasi nya
yaitu melakukan janji terlebih dahulu kepada responden.
5. Penelitian ini dapat memberi manfaat yaitu untuk menekan dan pengendalian
terhadap peningkatan kasus CA serviks
6. Hak responden untuk mengikuti penelitian ini adalah sukarela, dan berhak
mengundurkan diri kapanpun dan tidak menyebabkan kerugian yang berarti.
Untuk keperluan diatas, peneliti memohon kesediaan ibu melakukan pengisian
kuesioner (lembar pernyataan) yang diberikan peneliti sebagai bukti kesediaan
responden dalam penelitian ini. Informasi atau keterangan yang akan diberikan
nanti akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan diketahui oleh peneliti dan
pihak yang berkompeten. Apabila responden menyetujui permohonan ini
dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden
(terlampir). Jika responden tidak menyetujui permohonan ini maka responden
berhak menolak atau mengundurkan diri dan tidak akan berdampak buruk pada
pelayanannya.

Atas partisipasi ibu, Peneliti ucapkan terimakasih.


Peneliti

Dwie Anggia Wulandari


NIM. 1914201210131
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapatkan penjelasan rinci dan telah mengerti mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inspeksi
visual asam asetat (IVA) terhadap perubahan pengetahuan WUS dalam
deteksi kanker serviks di desa Lakutan”.
2. Tujuan dan manfaat ikut dalam penelitian
3. Perlakuan yang akan diterapkan kepada anda dan resikonya
4. Keuntungan terlibat dalam penelitian
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela dan tanpa paksaan. Bilamana selama penelitian ini saya menginginkan
saya mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu
tanpa sanksi apapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Banjarmasin,
Saksi Yang memberi persetujuan

Peneliti

Dwie Anggia Wulandari


NIM. 1914201210131
*) Pilih salah satu
Lampiran 3
SPO PENDIDIKAN KESEHATAN (PENKES)

Pengertian : Pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang berguna


untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap
dan praktek individu, kelompok atau masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Tujuan : Guna mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial pada aspek kesehatannya

NO TINDAKAN
1 PERSIAPAN ALAT
a. SAP
b. Media penyuluhan seperti leaflet, dll
c. Alat dokumentasi
2 PRA INTERAKSI
a. Verifikasi order
b. Persiapan lingkungan
c. Persiapan responden
3 ORIENTASI
a. Membaca basmallah sebelum melakukan penyuluhan
b. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
c. Memperkenalkan diri
d. Menjelaskan tujuan pertemuan
e. Menyampaikan kontrak waktu
f. Meminta persetujuan
4 TAHAP KERJA
a. Appersepsi materi penyuluhan
b. Menjelaskan materi penyuluhan kepada responden
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya kepada responden
d. Menanyakan kembali mengenai semua materi yang telah dipenkeskan
kepada responden (Feed Back)
e. Memberikan reward kepada responden atas jawaban yang benar
5 TAHAP TERMINASI
a. Mengucapkan terimakasih atas peran serta responden
b. Mengucapkan hamdallah dan mendoakan kesehatan klien
c. Mengucapkan salam penutup
6 DOKUMENTASI
a. Hari/Tanggal/Tahun & Jam pelaksanaan tindakan
b. Tindakan yang dilakukan
c. Hasil evaluasi tindakan
d. Nama lengkap perawat dan TTD
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEMERIKSAAN IVA

Pokok Bahasan : Kanker serviks dan cara pencegahannya.


Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks
Waktu : 8.30 – 9.00 WITA

Tanggal : 14 Januari 2021

Tempat : Desa Lakutan

Oleh : Dwie Anggia Wulandari

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan, ibu – ibu mampu
mengetahui tentang pemeriksaan IVA untuk deteksi dini
kanker serviks.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran
dapat : menjelaskan tentang materi yang telah
disampaikan.
III. Materi
1. Pengertian Kanker serviks
2. Faktor resiko terjadinya kanker serviks
3. Gejala Kanker serviks
4. Proses Terjadinya Kanker Serviks
5. Deteksi dini kanker serviks
6. Cara pencegahannya
7. Pemeriksaan IVA
KERANGKA PEMATERI

Waktu Kegiatan

10 menit 1. Pembukaan
 Salam
 Pengenalan
 Tujuan Agar materi yang disampaikan dapat
diterima oleha udiens
30 menit 2. Inti / materi
a. Penyuluhmenjelaskanmateri
 Pengertian Kanker serviks
 Faktor resiko terjadinya kanker serviks
 Gejala Kanker serviks
 Proses Terjadinya Kanker Serviks
 Deteksi dini kanker serviks
 Cara pencegahannya
 Pemeriksaan IVA
 Cara pemeriksaan
 Hasil pemeriksaan
 Keunggulan tes IVA
 Tempat dimana saja dilakukan pemeriksaan
IVA
b. Sasaran menyimak materi
20 menit 3. Penutup
a. Menyimpulkanmateri
b. Melakukan post test dengan pengisian kuesioner
c. Memberi salam

IV. Media &Sumber


1. Media : Ceramah
2. Sumber : Dari Materi Tesis Peneliti

V. Evaluasi
1. Prosedur : Pre-tes dan Pos-tes
2. Jenis tes : Tulis
3. Bentuk : Pertanyaan tertutup
MATERI PEMERIKSAAN IVA

1. Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat


dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel
(displasia) atau sebelum pra kanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan
lainnya. IVA salah satu cara melakukan tes kanker serviks yang
mempunyai kelebihan yaitu kesederhanaan teknik dan kemampuan
memeberikan hasil yang segera kepada ibu. Selain itu juga bisa dilakukan
oleh hampir semua tenaga kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan.
2. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang
telah di olesi dengan larutan asam asetat 3- 5 %. Setelah ditunggu 1- 2
menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada mulut rahim.
3. Hasil Pemeriksaan

a. Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas


tegas atau epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal
dibanding dengan sekitarnya, seperti leukoplasia, terdapat pada zona
transisional, menjorok ke arah endoserviks dan ektoserviks.
b. Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas,terdapat lesi bercak putih
yang ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk
sudut (angular), geograpic acetowhite lessions yang terletak jauh dari
sambungan skuamosa.
c. Positif 2 (++) : lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas
sampai kesambungan skumokolumnar. Lesi acetowhite yang luas
circumorificial, berbatas tegas, tebal, dan padat. Pertumbuhan pada
serviks menjadi acetowhite.
d. Hasil Tes-negatif: permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu.
Bila area bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area
bercak putih halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis
seperti bercak putih. Bercak putih berbentukgaris yang terlihat pada
batas endocerviks. Tak ada lesi bercak putih. Bercak putih pada polip
endoservikal atau kista nabothi. Garis putih mirip lesi acetowhite pada
sambungan skuamokolumnar.
e. Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks,
merupakan epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam
asetat. Licin,merah muda, bentuk porcio nomal.
f. Infeksi : servisitis (inflamasi, hiperemisis), banyak flour, ektropion,
polop.
g. Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.

4. Keunggulan Tes IVA

a. Mudah dan praktis dilakukan

b. Biaya murah

c. Alat- alat yang dibutuhkan sangat sederhana

d. Dapat segera diterapi

e. Hasil bisa langsung diketahui

f. Dapat dilakukan oleh dokter/bidan

5. Tempat Pemeriksaan IVA


a. Bidan desa
b. Puskesmas
c. Rumah sakit
Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER

A. Karakteristik Responden
1. Inisial Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah SD / Sederajat
SMP / Sederajat SMA / Sederajat
Akademi / Perguruan tinggi
5. Pekerjaan :
6. Perkawinan Ke :
7. Umur pada saat menikah (pertama kali) :
8. Jumlah Anak :
B. Petunjuk Pengisian
1. Baca dengan cermat setiap pernyataan.
2. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda.
3. Beri tanda ceklish (√) pada kolom B (jika pernyataan benar) dan S (jika
pernyataan salah )
4. Bila ada hal yang kurang jelas, harap ditanyakan.
No Pernyataan B S
1 Manfaat pemeriksaan IVA adalah untuk melihat tanda
awal adanya kanker leher rahim sehingga sangat
penting dilakukan
2 Penyakit kanker leher rahim dapat menyebabkan
kematian
3 Pemeriksaan untuk mengetahui adanya gejala kanker
leher rahim adalah dengan pemeriksaan IVA dan
Papsmear.
4 Pemeriksaan IVA merupakan nama lain dari
pemeriksaan kehamilan.

5 Manfaat pemeriksaan IVA adalah mencegah


kehamilan.

6 Pemeriksaan IVA dilakukan jika tidak menstruasi

7 Pemeriksaan IVA positif artinya iritasi pada leher


rahim
8 Seorang wanita mulai melakukan pemeriksaan IVA
segera setelah menikah/ melakukan hubungan seksual.

9 Sebaiknya seorang wanita melakukan pemeriksaan


IVA setiap 3 tahun sekali.

10 Pemeriksaan IVA biayanya lebih murah dibanding


jenis pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim yang
lain.
11 Pemeriksaan IVA dilakukan pada organ kewanitaan
bagian dalam.
12 Butuh beberapa hari untuk tahu hasil pemeriksaan IVA

13 Pemeriksaan IVA berbahaya.

14 Puskesmas Polopangale menyediakan pelayanan


deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA.

15 Pemeriksaan IVA memerlukan waktu yang lama

16 Salah satu syarat Pemeriksaan IVA adalah ibu tidak


sedang menstruasi
17 Pemeriksaan IVA tidak memerlukan biaya yang mahal

18 Pemeriksaan IVA hanya bisa dilakukan di RS


kabupaten
19 Pemeriksaan IVA bisa dilakukan oleh bidan
20 Pemeriksaan IVA dilakukan 1 kali seumur hidup
TABULASI PENGETAHUAN WUS TENTANG PEMRIKSAAN IVA
SEBELUM DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
SOAL Skor
Skor Maksi
% Kategori Koding
Nama Respon mal
den
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ny. S 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 12 20 60 Cukup 2

Ny. M 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 11 20 55 rendah 3

Ny. M 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12 20 60 Cukup 2

Ny.B 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8 20 40 rendah 3

Ny.K 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 9 20 45 rendah 3

Ny.I 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.I 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 90 tinggi 1

Ny.M 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11 20 55 remdah 3

Ny.N 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 12 20 60 Cukup 2

Ny.S 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 12 20 60 Cukup 2

Ny.M 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 20 60 Cukup 2

Ny.S 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 9 20 45 rendah 3

Ny.A 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 20 60 Cukup 2

Ny.U 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9 20 45 rendah 3

Ny.S 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 12 20 60 Cukup 2
Ny.E 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 20 65 Cukup 2

Ny.M 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 8 20 40 Rendah 3

Ny.A 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Rendah 3

Ny.I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.N 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Ny.I 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.Z 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 20 35 Rendah 3

Ny.J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.S 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.M 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny. S 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 12 20 60 Cukup 2

Ny. U 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny. T 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 20 30 rendah 3

Ny. P 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 20 35 Rendah 3

Ny. R 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Rendah 3

Ny. N 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Ny. L 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 20 30 Rendah 3
Ny. A 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 8 20 40 Rendah 3
Ny. N 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 20 50 Rendah 3
Ny. J 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 20 15 Rendah 3
Ny. G 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 20 25 Rendah 3
Ny. F 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 20 30 Rendah 3
Ny. T 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8 20 40 Rendah 3
Ny. D 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10 20 50 Rendah 3
Ny. M 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11 20 55 Rendah 3
Ny. N 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 9 20 45 Rendah 3
Ny. P 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7 20 35 Rendah 3
Ny. S 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Ny. R 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Rendah 3

Ny. K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 20 55 Rendah 3

Ny. M 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Keterangan :

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 3 6
Cukup 9 19
Kurang 35 75
Jumlah 47 100

TABULASI PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN IVA


PADAWUS SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET

SOAL Skor
Skor Mak
% Kategori Koding
Nama Respon sim
den al
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ny. S 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 20 80 Tinggi 1

Ny. M 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 20 80 Tinggi 1
Ny. M 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 20 85 Tinggi 1

Ny.B 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8 20 75 rendah 3

Ny.K 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 9 20 45 rendah 3

Ny.I 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.I 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 90 tinggi 1

Ny.M 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.N 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.M 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.A 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18 20 60 Cukup 2

Ny.U 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9 20 45 tinggi 1

Ny.S 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 12 20 60 tinggi 1

Ny.E 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 20 65 Cukup 2

Ny.M 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 8 20 40 tinggi 1

Ny.A 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 20 35 tinggi 1

Ny.I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20 45 tinggi 1

Ny.N 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3
Ny.I 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.Z 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 20 35 tinggi 1

Ny.J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9 20 45 tinggi 1

Ny.S 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20 45 tinggi 1

Ny.M 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny. S 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 12 20 60 Cukup 2

Ny. U 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20 45 tinggi 1

Ny. T 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 20 30 rendah 3

Ny. P 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 20 35 tinggi 1

Ny. R 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 20 35 tinggi 1

Ny. N 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Ny. L 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 20 30 Tinggi 1
Ny. A 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 8 20 40 Cukup 2
Ny. N 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 20 50 Cukup 2
Ny. J 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 20 15 Tinggi 1
Ny. G 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 20 25 Tinggi 1
Ny. F 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 20 30 Cukup 2
Ny. T 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8 20 40 Cukup 2
Ny. D 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10 20 50 Cukup 2
Ny. M 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11 20 55 Cukup 2
Ny. N 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 9 20 45 Cukup 2
Ny. P 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7 20 35 Cukup 2
Ny. S 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Cukup 2

Ny. R 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Cukup 2

Ny. K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 20 55 Cukup 2
Ny. M 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Cukup 2

Keterangan :

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 25 53
Cukup 15 32
Kurang 7 15
Jumlah 47 100

TABULASI PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN IVA PADAWUS


SESUDAH DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TANPA
MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET
SOAL Skor
Skor Maksi
Resp mal % Kategori Koding
Nama
onde
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ny. S 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 20 80 Tinggi 1

Ny. M 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 20 80 Tinggi 1

Ny. M 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 20 85 Tinggi 1

Ny.B 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8 20 75 rendah 3

Ny.K 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 9 20 45 rendah 3

Ny.I 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.I 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 90 tinggi 1
Ny.M 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.N 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.M 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 20 80 tinggi 1

Ny.S 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 17 20 85 tinggi 1

Ny.A 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18 20 60 Cukup 2

Ny.U 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9 20 45 tinggi 1

Ny.S 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 12 20 60 tinggi 1

Ny.E 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 20 65 Cukup 2

Ny.M 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 8 20 40 tinggi 1

Ny.A 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Cukup 1

Ny.I 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20 45 cukup 1

Ny.N 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Ny.I 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.Z 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 20 35 Rendah 3

Ny.J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9 20 45 rendah 3

Ny.S 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny.M 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 20 45 Rendah 3

Ny. S 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 12 20 60 Cukup 2

Ny. U 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20 45 Cukup 1
Ny. T 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 20 30 rendah 3

Ny. P 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 20 35 Cukup 1

Ny. R 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Cukup 1

Ny. N 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 8 20 40 Rendah 3

Ny. L 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 20 30 Rendah 3
Ny. A 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 8 20 40 Cukup 2
Ny. N 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 20 50 Cukup 2
Ny. J 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 20 15 Rendah 3
Ny. G 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 20 25 Rendah 3
Ny. F 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 20 30 Cukup 2
Ny. T 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 8 20 40 Cukup 2
Ny. D 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10 20 50 Cukup 2
Ny. M 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11 20 55 Cukup 2
Ny. N 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 9 20 45 Cukup 2
Ny. P 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7 20 35 Cukup 2
Ny. S 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8 20 40 Cukup 2

Ny. R 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 20 35 Cukup 2

Ny. K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 20 55 Rendah 3

Ny. M 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 20 40 rendah 3

Keterangan :

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 14 30
Cukup 15 32
Kurang 18 38
Jumlah 47 100
UJI NORMALITAS

Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest_pendkes 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%
7 7

Posttest_pendkes 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%


6 6

Skewness -.970 .393


Kurtosis -.090 .768

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.


Pretest_pendkes .301 47 .000 .755 47 .000
Posttest_pendkes .361 47 .000 .712 47 .000
a. Lilliefors Significance Correction
UJI WILCOXON

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_pendkes - Negative Ranks 0a .00 .00


Pretest_pendkes b
Positive Ranks 40 15.50 465.00
Ties 7 c

Total 47

a. Posttest_pendkes < Pretest_pendkes

b. Posttest_pendkes > Pretest_pendkes

c. Posttest_pendkes = Pretest_pendkes

Test Statisticsb
Posttest_pendke
s-
Pretest_pendkes
Z -5.324a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Posttest_pendkes_tanpa_leafle Negative 0a .00 .00
t - Pretest_pendkes Ranks
Positive Ranks 35b 12.70 405.00
Ties 12c

Total 47

a. Posttest_pendkes_tanpa_leaflet < Pretest_pendkes


b. Posttest_pendkes_tanpa_leaflet > Pretest_pendkes
Posttest_pendkes_tanpa_leaflet = Pretest_pendkes

Test Statisticsb
Posttest_pendke
s_tanpa_Leaflet
Pretest_pendkes
Z 15.500a
Asymp. Sig. (2-tailed) .0465
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Posttest_pendkes_tanpa_leafle Negative 0a .00 .00
t - Posttest_pendkes Ranks
Positive Ranks 41b 16.50 550.00
Ties 6c

Total 47

c. Posttest_pendkes_tanpa_leaflet < Posttest_pendkes

d. Posttest_pendkes_tanpa_leaflet > Posttest_pendkes


Posttest_pendkes_tanpa_leaflet = Posttest_pendkes

Test Statisticsb
Posttest_pendke
s_tanpa_Leaflet
Posttest_pendkes
Z -4.500a
Asymp. Sig. (2-tailed) .0001
c. Based on negative ranks.
d. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabulasi Silang
Usia dengan pengetahuan

Usia Pengetahuan Total


tinggi Cukup Rendah
15-29 tahun 5 9 13 27
30-39 tahun 1 4 7 12
40-49 tahun 0 3 5 8
total 6 16 25 47

Pendidikan dengan pengetahuan

Pendidikan Pengetahuan Total


tinggi Cukup Rendah
Dasar 2 9 17 28
Menengah 2 9 4 15
Tinggi 3 1 0 4
total 7 19 21 47
Lampiran 6

WAKTU PENELITIAN

3.2 Tabel Waktu Penelitian

No Kegiatan Tahun 2020-2021


Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
1 Memilih dan √ √
mengajukan
judul
2 Studi √
pendahuluan
3 Menyusun √ √ √ √ √ √ √
proposal
4 Seminar √
proposal
5 Revisi √
proposal
6 Pelaksanaan √
penelitian
7 Penyusunan √
8 Seminar √
skripsi
9 Revisi skripsi √
10 Pengumpulan √
naskah skripsi
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

LEMBAR KONSULTASI

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Dwie Anggia Wulandari

NPM : 1914201210131

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam


Asetat (IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam
Deteksi Kanker Serviks di Desa Lakutan

Pembimbing 1 : Hj. Ruslinawati, Ns.,M.Kep

No Hari/ Tanggal BAB Saran Paraf


1 Selasa, 24 September Bab 1  Latar belakang : 1
2020 paragraf atau 2
paragrafgambaran
prolog umum
tentang kasus secara
umum kemudian
pengertian penyakit
dan tentang
penyakitnya.
 Data yang sesuai
dengan variabel
penelitian kanker
serviks
 Data prevelensi 3
tahun terakhir WHO
, Negara, Provinsi,
Kabupaten/kota,
Desa atau tempat
penelitian.
 Urutkan isi latar
belakang sesuai
dengan masalah,
skala, kronologi
kejadian dan
solusinya.
2 Sabtu, 26 November Bab 1  Cari data dari tiga
2020 tahun terakhir
apakah angka
kejadian kanker
serviks menurun atau
meningkat.
 Mencari perbedaan
antara penelitian
orang dengan
penelitian yang ingin
kita teliti
 Perhatikan
sistematika penulisan
di Bab 1
 Tambahkan cover

Bab 2  Bab teori harus ada


sumber rujukan
 Jurnal yang tiga
tahun terakhir
 Menambahkan
materi di Bab 2
 Membuat kerangka
konsep
 Membuat hipotesis
penelitian
3 Selasa, 08 Desember Bab 1  Perhatikan
2020 sistematika penulisan
 Membuat halaman
 Perhatikan susunan
judul pada cover
menggunakan
metode piramida

Bab 2  Menambahkan
gambar interprestasi
pemeriksaan IVA
 Menambahkan
klasifikasi
interprestasi
pemeriksaan IVA
 Sertakan alasan
brdasarkan teori
mengapa mengambil
pendidikan
kesehatan
menggunakan
metode leaflet
 Membuat koesioner
penelitian
 Membuat SAP
(satuan acara
penyuluhan) tentang
pemeriksaan IVA
 Format konsul
pembimbing 1
 Daftar pustaka
 Lembar persetujuan
menjadi responden
(inform concent)
 Lembar permohonan
menjadi responden
 Lanjut Bab 3
4 Rabu, 16 Desember Bab 1  Konsulkan kembali
2020 revisi
Bab 2  Konsulkan kembali
revisi
Bab 3  Konsulkan kembali
revisi dan sertakan
lembar konsul

5 Kamis, 17 Desember Bab 1  Bab 1 2 3 acc


2020 Bab 2  Lanjutkan konsul ke
Bab 3 pembimbing 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

LEMBAR KONSULTASI

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Dwie Anggia Wulandari

NPM : 1914201210131

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam


Asetat (IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam
Deteksi Kanker Serviks di Desa Lakutan

Pembimbing 2 : Darmayanti, M.Kes

No Hari/ BAB Saran Paraf


Tanggal
1 Sabtu, 12 Bab 1  Perhatikan penulisan huruf kapital
Desember  Penulisan tabel harus diatas
2020  Mencari sumber pustaka yang
terbaru
 Perhatikan singkatan kata
 Penulisan tabel harus diatas
 Mencari referensi untuk tingkat
pengetahuan yang diukur

Bab 2
 Mencari referensi terbaru
 Bagian paragraft harus ada sumber
kutipan
 Judul penelitian harus disesuaikan /
benang merah (keterkaitan antara
latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat.

 Jelaskan mengapa memilih media


Bab 3 leaflet dan bandingkan dengan
media yang lain
 Uraikan yang dimuat dalam leaflet
 Pastikan jumlah populasinya
 Cari sumber yang bisa menjelaskan
berapa waktu seseorang bisa
mengingat isi pesan
 Uji yang dipakai
2 Kamis, 17 Bab 1  Acc
Desember Bab 2  Acc
2020 Bab 3  Jelaskan teknik sampling yang
digunakan
 Spesifikasi kriteria populasi yang
diambil
 Samakan dengan definisi
operasional terhadap informasi yang
disampaikan
 Tentukan uji yang dipakai untuk
menentukan apakah ada pengaruh
sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan

Lampiran 12

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

LEMBAR KONSULTASI

SKRIPSI

Nama : Dwie Anggia Wulandari

NPM : 1914201210131

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam


Asetat (IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam
Deteksi Kanker Serviks di Desa Lakutan

Pembimbing 1 : Hj. Ruslinawati, Ns.,M.Kep

No Hari/ Tanggal BAB Saran Paraf


1 Selasa, 22 Januari 2021 Bab  Beri alasan ilmiah
4 dan 5 kenapa memilih desa
Lakutan
 Sebagai peneliti
jangan hadir langsung
ke dalam tulisan,
jadilah orang ketiga
 Penulisan versi
indonesia saja
 Perhatikan margin
 Gambarkan
pengetahuan yang
kurang misal belum
tahu tentang
pertanyaan poin 1
 Pembahasan pada
hasil harus detail
 Perbaiki bagian
implikasi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LEMBAR KONSULTASI

SKRIPSI

Nama : Dwie Anggia Wulandari

NPM : 1914201210131

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Visual Asam


Asetat (IVA) Terhadap Perubahan Pengetahuan WUS dalam
Deteksi Kanker Serviks di Desa Lakutan

Pembimbing 1 : Darmayanti, M.Kes

No Hari/ Tanggal BAB Saran Paraf


1 Sabtu, 18 Januari Bab  Kata sambung tidak
2021 4 dan 5 boleh di awal kalimat
 Kata sambung tidak
boleh di awal kalimat
 Tidak usah pakai
numbering
 Lengkapi judul tabel
karakteristik
responden
 Konsisten dengan
satu desimal saja
 Sesaikan lagi data
tebel
 Judul tabel harus ada
tempat dan tahun
 Kaitakan dengan
responden boleh buat
data tabulasi silang
antara usia dengan
pengetahuan

2 Sabtu, 23 Januari Bab


2021 4 dan 5  Gambarkan lokasi
tentang pelayanan
IVA sesuai variabel
penelitian
 Mana jarak akses
antara puskesmas
atau kondisi akses
kesehatan petugas
kesehatan.
 Ubah redaksi jangan
menggambarkan
kelemahan penelitian
 Mengembangkan
teknik pendidikan
kesehatan melalui
media leaflet.

Lampiran 13

DOKUMENTASI
Lampiran 14

Leaflet Pemeriksaan IVA

Anda mungkin juga menyukai