Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

Dosen Pembimbing:
Ns.,Ayu Dewi Nastiti S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :
Adil Firdaus 192303102084

Program Studi DIII Keperawatan


Fakultas Keperawatan
Universitas Jember Kampus Pasuruan
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
Hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Sasaran
Keselamatan Pasien” tepat waktu

Makalah “Sasaran Keselamatan Pasien” disusun guna memenuhi tugas


Ns.,Ayu Dewi Nastiti S.Kep.,M.Kep pada mata kuliah Manajemen Patient
Safety di Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan. Selain itu kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Allah SWT


yang telah memberikan kemudahan dalam mengerjakan makalah ini dan kami
ucapkan terimakasih kepada Ns.,Ayu Dewi Nastiti S.Kep.,M.Kep selaku salah
satu dosen mata kuliah Manajemen Patient Safety. Karena tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
manajemen pelayanan kesehatan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Pasuruan, 17 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan ......................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1 Definisi ......................................................................................................5
2.2 Enam sasaran keselamatan pasien ........................................................6
BAB III ................................................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 12

3.2 Saran...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem yang diterapkan


untuk mencegah terjadinya cedera akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan melalui suatu sistem assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan faktor risiko, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dan tindak lanjut dari insident serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko (Dep Kes RI, 2006). Keselamatan pasien
merupakan suatu sistem untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (TKPRS RSUP Sanglah Denpasar,
2011). Taylor, et al. (1993) mengungkapkan bahwa keperawatan merupakan
profesi yang berfokus kepada pelayanan dan bertujuan membantu pasien
mencapai kesehatannya secara optimal.

Oleh karena itu pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada


pasien, perawat harus mampu memastikan bahwa pelayanan keperawatan
yang diberikan mengedepankan keselamatan. Perawat harus memiliki
kesadaran akan adanya potensi bahaya yang terdapat di lingkungan pasien
melalui pengidentifikasian bahaya yang mungkin terjadi selama berinteraksi
dengan pasien selama 24 jam penuh, karena keselamatan pasien dan
pencegahan terjadinya cedera merupakan salah satu tanggung jawab
perawat selama pemberian asuhan keperawatan berlangsung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan tentang pengertian SKP
2. Jelaskan tentang Pembagian SKP
3. Jelaskan tentang penerapan SKP

3
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan tentang pengertian SKP!
2. Dapat menjelaskan tentang pembagian SKP !
3. Dapat menjelaskan penerapan SKP!

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Sasaran Keselamatan Pasien adalah untuk mendorong rumah sakit agar
melakukan perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran ini
menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan rumah sakit dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus para ahli atas permasalahan ini.
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua
rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions dari WHO (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission
International (JCI). RSUP Sanglah Denpasar merupakan Rumah Sakit
pendidikan Tipe A dengan sumber manusia (dokter, perawat, dan lain-lain)
yang cukup dan telah mempunyai berbagai peralatan canggih yang memadai
dan telah terakreditasi Joint Commission International (JCI) (TKPRS RSUP
Sanglah Denpasar, 2011).
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan
spesifik untuk menunjang keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-
bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti
serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu 14 tinggi, sedapat
mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang
menyeluruh. Menurut Tim KP-RS RSUP Sanglah Denpasar (2011) terdapat
enam sasaran keselamatan pasien yang menjadi prioritas gerakan keselamatan
pasien.

5
2.2 Enam sasaran keselamatan pasien
a. Ketepatan identifikasi pasien

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki


atau meningkatkan ketelitian dalam mengidentifikasi pasien.
Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien bisa terjadi pada pasien
yang dalam keadaan yang terbius atau tersedasi, disorientasi, tidak
sadar, bertukar tempat tidur,kamar,lokasi di rumah sakit, adanya
kelainan sensori, atau akibat situasi yang lain. Adapun maksud dari
sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan dalam setiap
kegiatan pelayanan ke pasien. Pertama untuk identifikasi pasien
sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan dan
kedua untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu
tersebut.

Kebijakan atau prosedur yang dilakukan secara kolaboratif


dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi khususnya pada
proses pengidentifikasian pasien ketika pemberian obat, darah, atau
produk dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis atau pemberian
pengobatan serta tindakan lain, perlu dilakukan :

1. Untuk mengidentifikasi nama pasien dengan tepat, RSUD Dr. M.


Ashari memasang gelang pasien yang mencakup minimal 4
(empat) warna a.l :

▪ Gelang warna biru untuk pasien laki-laki


▪ Gelang warna merah muda untuk pasien perempuan
▪ Gelang warna merah untuk pasien dg alergi
▪ Gelang warna kuning untuk pasien dg risiko cidera

2. Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.


3. Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas,
yaitu nama dan nomor RM. Identitas tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.

6
4. Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama
pasien antara yang diucapkan pasien dg yang tertera pada gelang
pasien
5. Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:

- Sebelum memberikan obat


- Sebelum memberikan darah atau produk darah
- Sebelum mengambil specimen darah
- Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya

b. Peningkatan Komunikasi efektif

Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan


mencapai tujuan. Komunikasi dikatakan efektif jika, informasi, ide
atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan
baik sehingga terbentuk kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau
saling mendapatkan informasi atau menjadi paham. Komunikasi yang
paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara
lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah
terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis,
seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.

Komunikasi Efektif yang diterapkan di Rumah Sakit Krakatau


Medika adalah dengan menggunakan Strategi SBAR yang terdiri dari
:

• S : Situation; Yakni penjelasan situasi terkini yang terjadi


pada pasien.
▪ B : Background; Yakni informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi dan latar belakang pasien
terkini.
▪ A : Assessment; Yakni hasil pengkajian kondisi pasien
terkini/ terakhir.
▪ R : Recommendation; Yakni rekomendasi apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah terhadap pasien ybs.

Hal lain yang diterapkan dalam komunikasi efektif antara lain


penyampaian informasi tentang hal kritis. Jika diperoleh hasil atau
7
data pemeriksaan yang bersifat "kritis" (memenuhi kriteria kritis);
setiap profesi terkait harus segera menyampaikannya kepada yang
berkepentingan dan berwenang dalam bidangnya.

Beberapa aktifitas yang membutuhkan Komunikasi Efektif antar


profesi antara lain adalah : komunikasi/ instruksi dalam bentuk lisan
atau telepon, penyampaian data/ hasil periksaan kritis, sistem rujukan,
serta aktifitas serah terima pasien.

c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications)


adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan
serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome). Indikator
Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat yang perlu
Kewaspadan Tinggi :

1. Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%, NaCl


3%) tidak disimpan dalam unit pasien kecuali dibutuhkan secara
klinis, dan tindakan dilakukan untuk mencegah penggunaan yang
tidak seharusnya pada area yang diijinkan sesuai kebijakan.

2. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien


memiliki label yang jelas dan disimpan di tempat dengan akses
terbatas.

3. Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya :


Golongan opioid, anti koagulan, trombolitik, anti aritmia, insulin,
golongan agonis adrenergic, anestetik umum, kemoterapi, zat
kontras, pelemas otot dan larutan kardioplegia.

8
d. Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien
operasi

Indikator Keselamatan Operasi :

1. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi


operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.

2. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi


yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum
operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan
tersedia, benar dan berfungsi.

3. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur


time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.

Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :

1. Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.

2. Multiple structures (jari tangan, jari kaki)

3. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)

4. Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap

Anjuran Penandaan Lokasi Operasi

1. Gunakan tanda yang telah disepakati

2. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian


tanda

3. Tandai pada atau dekat daerah insisi

4. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda “X” merupakan


tanda yang ambigu)

5. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat


diperlukan

6. Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian


Violet)

9
e. Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan

Budayakan cuci tangan di RS pada saat :

1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien

2. Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik

3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien

4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive

5. Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan

Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :

- Buka kran dan basahi kedua telapak tangan

- Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan


dengan urutan TEPUNG SELACI PUPUT sbb :

1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan

2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar


tangan kiri dan sebaliknya.

3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam

4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya

6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak


tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam,
lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya.

- Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua


tangan

- Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di
tangan.

10
f. Pengurangan risiko pasien jatuh

1. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat,


sarana dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera
karena jatuh

2. Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat


menyebabkan pasien cidera

3. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan


skala (Skala Humpty Dumpty untuk pasien anak, Skala Risiko
Jatuh Morse (MSF) untuk pasien dewasa, danskala
geriatric pada pasien geriat

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keselamatan pasien adalah prioritas utama dalam dunia medis. Karena itu,
hal itu senantiasa di sosialisasikan di setiap lingkungan fasilitas kesehatan . Maksud
dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik untuk
menunjang keselamatan pasien. Dalam menjaga keamanan obat yang di waspadai
perawat dengan menandai obat dengan label merah, serta bagaimana
penyimpanannya di area yang aman. karena hal itu sangat berpengaruh dalam
proses penyembuhan pasien, dan menghindarkan pasien dari factor factor resiko.

3.2 SARAN
Seorang perawat harus memeperhatikan dan melaksanakan 6 sasaran
keselamatan pasien agar tidak salah dalam memeberikan terapi pada pasien dan
menghindarkan pasien dari faktor resiko jatuh juga faktor infeksi akibat perawat
tidak melakukan cuci tangan sebelum melaksankan terapi. dan juga aktif dalam
meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan sasaran keselamatan pasien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cokro,Sutoto Sasaran Keselamatan Pasien

https://www.scribd.com/doc/246793903/SASARAN-KESELAMATAN-PASIEN-
pdf

Fajar,Akbar. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

https://www.academia.edu/23305290/SASARAN_KESELAMATAN_PASIEN_S
KP

Raeyyo, Adam. 2017 SASARAN KESELAMATAN PASIEN (Pasien Safety)

https://www.slideshare.net/adamraeyoo?utm_campaign=profiletracking&utm_medium
=sssite&utm_source=ssslideview

13

Anda mungkin juga menyukai