OLEH:
DEVIA
NIM: 2019.B.20.0502
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Devia
NIM : 2019.B.20.0502
Program Studi : D-III Keperawatan
Judul Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Cedera
Otak Berat (COB) Di Ruang ROE RSUD Dr.
DORISSYLVANUS Palangka Raya.
Ditetapkan di : Palangka Raya
Tanggal : 21 November 2021
Pembimbing I Pembimbing II
2.1 Definisi
Trauma kepala atau head trauma di gambarkan sebagai trauma yang mengenai
otak yang dapat mengakibatkan perubahan fisik,intelektual,emosional,sosial,atau
vokasional (Fritzel et al,2016)
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu gangguan trauma dari otak
disertai/tanpa perdarahan intestinal dalam substansi otak, tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas dari otak. (Nugroho, 2016)
Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma
tumpul maupun trauma tajam. Defisit neurologis terjadi karena robekannya
subtansia alba, iskemia, dan pengaruh massa karena hemorogik, serta edema
serebral disekitar jaringan otak (Batticaca, 2017).
2.2 Penyebab
Penyebab cedera kepala adalah adanya trauma pada kepala meliputi trauma
oleh benda atau serpihan tulang yang menembus jaringan otak, efek dari
kekuatan/energi yang diteruskan ke otak dan efek percepatan dan perlambatan
(akselerasi-deselerasi) pada otak
a. Kecelakaan (bermotor, sepeda, atau mobil), jatuh
b. Kecelakaan saat olahraga
c. Cedera akibat kekerasan.
d. Jatuh
e. Perkelahian
2.3 Tanda dan Gejala
a. Pusing
b. Sakit kepala berat
c. Kaku pada leher
d. Sulit berbicara
e. Sulit bernafas
f. Sulit menggerakkan beberapa bagian tubuh
g. Memar dan bengkak di sekitar mata atau sekitar telinga
h. Kerusakan pada tulang tengkorak/wajah
2.4 Patofisiologi
Cedera kepala
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
2.6 Pemeriksaan Penunjang
2.9 Komplikasi
1. Pengkajian Primer
Airway
Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret,, darah/muntahan, hambatan jalan
napas.
Breathing
Pola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan, irama pernapasan,
tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping
hidung.
Circulation
Frekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler refill.
Disability
Tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri.
Exposure
Suhu, lokasi luka.
2. Pengkajian Sekunder
Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia muda), jenis
kelamin (banyak laki-laki, karena ngebut-ngebutan dengan motor tanpa
pengaman helm), pedidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan tergantung dari seberapa jauh dampak trauma kepala disertai
penurunan tingkat kesadaran.
Riwayat Penyakit Saat Ini
Tanyakan kapan cedera terjadi. Bagaimana mekanismenya. Apa penyebab
nyeri/cedera. Darimana arah dan kekuatan pukulan?
Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah mengalami kecelakaan/cedera sebelumnya, atau kejang/
tidak. Apakah ada penyakti sistemik seperti DM, penyakit jantung dan
pernapasan. Apakah klien dilahirkan secara forcep atau vakum. Apakah pernah
mengalami gangguan sensorik atau gangguan neurologis sebelumnya. Jika
pernah kecelakaan bagimana penyembuhannya. Bagaimana asupan nutrisi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Mengkaji adanya anggota terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes
melitus.
Riwayat Alergi
Apakah pasien mempunyai riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.
Pengkajian Psiko, Sosio, Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons
emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya. Apakah ada dampak yang
timbul pada klien, yaitu timbul ketautan akan kesadaran, rasa cemas. Adanya
perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri
didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan
tidak kooperatif. Karena klein harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan
ini memberi dampak pada status ekonomi kilen, karena biaya perawatan dan
pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Cedera otak memerlukan dana
pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan dapat mengacaukan keuangan
keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan
pikiran klein dan keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
1 Resiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Peningkatan Tekanan 1. Mengetahui status sirkulasi
jaringan serebral keperawatan selama 1 x 30 Intrakranial (I.06194) perifer dan adanya kondisi
berhubungan dengan menit diharapkan gangguan Observasi : abnormal pada tubuh
cedera kepala perfusi jaringan serebral tidak
1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
terjadi dengan 2. Monitor tanda dan gejala TIK 2. Mengetahui adanya
(mis.tekanan darah meningkat,tekanan perubahan akibat gangguan
Kriteria hasil: nadi melebar) sirkulasi perifer
1. Tingkat kesadaran 3. Monitor status pernafasan 3. Menghindari cedera untuk
meningkat (Skor 5) 4. Monitor intake dan cairan output meminimalkan luka
5. Monitor cairan serebropinalis 4. Mengurangi penekanan agar
2. Tekanan intrakranial (mis.warna dan konsistensi) perfusi tidak terganggu
menurun (skor 5) Terapeutik: 5. Obat-obatan untuk
1. Meminimalkan stimulus dengan meningkatkan sattus perfusi
3. Sakit kepala menurun (skor
menyediakan lingkungan yang tenang 6. Mengurangi kecemasan
5)
2. Berikan posisi semi fowler keluarga
4. Nilai rata-rata tekanan 3. Cegah terjadi nya kejang 7. Membantu mempercepat
darah membaik (skor 5) 4. Pertahankan suhu tubuh normal kesembuhan klien
Kolaborasi :
5. Tekanan darah diastolik 1. Kolaborasi pemberian deuretik
membaik (skor 5) osmosis,jika perlu
2. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
6. Gelisah menurun (skor 5)
konvulsan,jika perlu
3. Kolaborasi pemberian pelunak tinja,jika
perlu
2 Bersihan jalan nafas Setelah di lakukan tindakan Intervensi : Manajemen jalan nafas ( SIKI Observasi :
tidak efektif 1x30 menit di harpakan L.01011 ) 1. Mengetahui jumlah, warnaa,
berhubungan dengan bersihan jalan nafas tidak Observasi : dan aroma sputum
benda asing dalam efektif berkurang dengan 1.Monitor pola nafas ( frekuensi, 2. Agar mengetahui ada atau
jalan nafas kedalaman, usaha napas ) tidak nya bunyi nafas
Kriteria hasil : (SLKI tambahan
2.Monitor sputum ( jumlah, warna, aroma )
L.010001) 3. Istirahat yang ccukup akan
Terapeutik : membantu proses
1. Produksi 1.Posisikan pasien semi fowler/fowler penyembuhan
sputum,sekret,darah dan 2.Berikan minuman hangat Edukasi :
1. Ajarkan batuk efektif Kolaborasi :
muntahan berkurang (Skor 5)
Kolaborasi : 1.Membantu agar klien dapat
1. Pemberian bronkodilator beristirahat
3. Kerusakan integritas Setelah di lakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit : 1. Dengan memakai pakaian
kulit berhubungan 1x30 menit di harapkan longgar,memperkecil kemungkinan
dengan penurunan kerusakan integritas kulit Observasi : terjadi luka pada kulit
monilitas mulai membaik dengan 1. Identifikasi penyebab gangguan 2. Kulit bersih dan kering
kriteria hasil : integritas kulit mencegah adanya kuman yang
1. Nyeri berkurang (skor 5) dapat menyebabkan luka pada kulit
2. Pendarahan berkurang Terapeutik : 3. Mencegah terjadi nya decubitus
(skor 5) 4. Mencegah resiko kerusakan
1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
3. Hematoma berkurang (skor integritas kulit
5) 2. Gunakan produk berbahan petroleum 5. Mencegah kerusakan integritas
atau minyak pada kulit kering kulit makin parah
6. Mengetahui perkembangan
3. Hindari produk berbahan dasar alkohol kondisi pasien
pada kulit 7. Memastikan pasien
mengonsumsi nutrisi yang di
Edukasi :
anjurkan
1. Anjurkan menggunakan pelembab
Kolaborasi :
NIM : 2019.B.20.0502
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. C
Umur : 16 tahun
Suku/Bangsa : Dayak
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Klien mengalami penurunan kesadaran (Hematom di kepala dan luka robek pada
bibir atas)
Keluarga klien mengatakan bahwa klien Tn. C mengalami kecelakaan lalu lintas pada
hari rabu tgl 17-11-2021 dan klien di bawa ke rumah sakit doris sylvanus palangka raya
langsung dengan kondisi sudah tidak sadar dan di IGD pasien mengalami penurunan
kesadaran, hematoma pada mata sebelah kiri, hematoma di kepala, luka robek pada
bibir atas, terdapat luka robek 2 cm ditangan sebelah kiri, terdengar suara napas
tambahan, bedrest total, gerakan ekstremitas tidak terkoordinasi, kemudian Tn. C di
pindahkan ke ruang rawat inap ROE merah.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kelurga seperti Hipertensi,
Jantung, dan tidak ada riwayat operasi
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kelurga seperti Hipertensi,
Jantung
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan:
: Ayah
: Ibu
: Pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
2. Status Mental :
f. Suasana hati : -
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Pasien tidak sadar (tingkat kesadaran delirium)
Orientasi Orang : Pasien tidak sadar (tingkat kesadaran delirium)
Orientasi Tempat : Pasien tidak sadar (tingkat kesadaran delirium)
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Agresif (mengerang)
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh ideas
Kognitif
3. Tanda-tanda Vital :
b. Nadi/HR : 80 x/mnt
c. Pernapasan/RR : 25 x/mnt
d. Tekanan Darah/BP : 120/80 mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Lainnya
Bronchial Trakeal
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Ada kelainan
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 1(tidak membuka mata dengan rangsangan apapun)
V : 2 (Suara tidak jelas)
M : 5 (Melokalisisr nyeri)
Total Nilai GCS : 8
Kesadaran : Compos Menthis Somnolent Delirium
Midriasis Meiosis
Nervus Kranial II : Optikus, klien tidak dapat melihat dengan jelas (klien mengalami
penurunan kesadaran)
Nervus Kranial III : Okulomotoris, reaksi pupil isokor saat terkena cahaya
Nervus Kranial VIII : Akustikus, klien dapat mendengar suara perawat dan keluarga
Uji Koordinasi :
Refleks :
..........................................................................................
Keluhan lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Lidah : Simetris, tidak ada rasa sakit pada saat makan, minum, maupun menelan
Mukosa : Normal
Tonsil : Normal
Rectum : Normal
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Perlukaan, lokasi : Bibir bagian atas, luka robek pada kepala, dan luka robek
pada punggung tangan kiri.
Kifosis Lordosis
Kosmetik : -
Lainnya......................................................................
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
b. Telinga / Pendengaran :
c. Hidung / Penciuman:
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeri tekan sinus
Transluminasi
Cavum Nasal Warna………………….. Integritas……………..
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Perdarahan .................................................................
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kehamilan : ……………………………………
Keluhan lain......................................................................................................
...........................................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Keluhan lainnya.................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 175 Cm
BB sekarang : 68 Kg
BB Sebelum sakit : 71 Kg
Diet :
Diet Khusus :
Mual
Muntah…………….kali/hari
3. Pola istirahat dan tidur : Sebelum sakit pasien tidur malam dari jam 22.00-05.00 WIB,
tidur siang 30 menit, Setelah sakit pasien mengalami penurunan kesadaran (tingkat
kesadaran delirium)
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
Gambaran diri : Klien menyukai tubuhnya.
Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dari
sakitnya.
Identitas diri : Klien adalah seorang laki-laki
Harga diri : Klien merasa sedih dengan
kondisinya.
Peran diri : Klien adalah seorang pelajar SMA
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari : Pasien adalah seorang pelajar SMA, aktivitas nya sehari-hari
adalah belajar. Jika hari minggu pasien rutin mengikuti ibadah di gereja
7. Koping –Toleransi terhadap Stress : Klien adalah seorang siswa pelajar SMA, orang tua
pasien pekerjaan nya swasta. Biaya perawatan di RS di tanggung BPJS.
SOSIAL - SPIRITUAL
2. Bahasa sehari-hari : Pasien menggunakan Bahasa daerah dan Bahasa Indonesia dalam
keseharian nya.
3. Hubungan dengan keluarga : Hubungan dengan keluarganya baik, harmonis, terlihat ibu,
ayah dan tante pasien yang menjaga
7. Kegiatan beribadah : Setiap hari minggu klien rutin ke gereja untuk beribadah
DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM, PENUNJANG LAINNYA)
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Do :
Klien mengalami
penurunan kesadaran E= Cedera otak Resiko perfusi jaringan
1 V=2 M = 5 serebral
Nilai : 8 (Delirium)
Bedrest total
Hematom di dahi sebelah
kiri
Hematom pada mata
sebelah kiri
Klien tampak pucat
Tanda – tanda vital
Suhu : 36,4 0C
Nadi : 80 x/m
TD : 120/80 mmHg
RR : 25 x/m
SPO2 : 96 %
Dx 2 : Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas 1. Untuk mengetahui
b.d kerusakan neurovaskuler keperawatan selama 1 x 24 (frekuensi, kedalaman, frekuensi, kedalaman dan
ditandai dengan peningkatan jam, maka diharapkan pola usaha napas) usaha napas
frekuensi napas nafas efektif dengan 2. Monitor bunyi napas 2. Untuk mengetahui apakah
Kriteria hasil : tambahan terdapat bunyi napas
1. Frekuensi napas membaik 3. Monitor sputum jika ada tambahan
2. Dispnea menurun 4. Pertahankan kepatenan 3. Agar klien tidak sesak
jalan napas napas
5. Berikan oksigen 4. Agar jalan napas klien
Kolaborasi pemberian paten
bronkodilator ekspektoran jika 5. Agar klien tidak sesak
perlu Untuk mengurangi sesak nafas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN