Disusun Oleh:
Yeheskiel
NIM: 2019.B.20.0509
Disusun Oleh :
Yeheskiel
NIM : 2019.B.20.0509
Saya Bersumpah Bahwa Laporan Asuhan Keperawatan Ini Adalah Hasil Karya
Sendiri Dan Belum Pernah Dikumpulkan Oleh Orang Lain Untuk Memperoleh
Gelar Dari Berbagai Jenjang Pendidikan Di Perguruan Tinggi Manapun.
Yang Menyatakan,
(Yeheskiel)
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
1.2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor.
1.2.7 Komplikasi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
dalam tubuh. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa
menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti :
Aterosklerosis Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang
kemudian disertai dengan penimbunan lemak didinding pembuluh darah.
Kondisi ini di sebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan
serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
Kehilangan penglihatan
Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh darah dimata.
Terbentuk aneurisma
Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah dan melebar.
Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan menyebabkan
kematian.
Gagal ginjal
Gagal jantung
Tinggginya tekanan darah membuat jantung lebih keras untuk memompa darah
keseluruh tubuh.
Demensia vaskuler
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
Astari PD dan Putu GA. 2014. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah
Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia Di Banjar Kaja
Sesetan Denpasar Selatan. Bali: Universitas Udayana Denpasar.
Badan Pusat Statistik. 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Cooper K, dkk. 2017. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Orang Yang
Mudah Sakit. Bandung: Kuadran.
Dahlan M.S. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Darmojo B. 2016. Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi 3.
Jakarta: Bala Penerbit FKUI.
Giriwijoyo S dan Dikdik ZS. 2016. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).
Bandung: PT Remaja Rosdakartya.
5.2 Saran
Keluhan yang dirasakan 3 bulan terakhir : Ny. M mengeluh nyeri pada kepala jika stress
atau salah makan akan merasa pusing
Riwayat kesehatan sekarang : Saat pengkajian Ny. M mengatakan sering mengeluh nyeri
kepala bagian belakang jika stress atau salah makan akan merasa pusing
Upaya mengatasi keluhan : Ny. M minum obat hipertensi dan istirahat