Anda di halaman 1dari 37

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA


HIPERTENSI DI UPT PKM PAHANDUT PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:

Yeheskiel

NIM: 2019.B.20.0509

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI BLUD UPT PUSKESMAS
PAHANDUT PALANGKARAYA

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Praktik Kerja Lapangan


(PKL) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Disusun Oleh :
Yeheskiel
NIM : 2019.B.20.0509

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
SURAT PERNYATAAN

Saya Bersumpah Bahwa Laporan Asuhan Keperawatan Ini Adalah Hasil Karya
Sendiri Dan Belum Pernah Dikumpulkan Oleh Orang Lain Untuk Memperoleh
Gelar Dari Berbagai Jenjang Pendidikan Di Perguruan Tinggi Manapun.

Palangka Raya, 17 Januari 2022

Yang Menyatakan,

(Yeheskiel)
HALAMAN PENGESAHAN

Studi Kasus ini diajukan Oleh :


Nama : Yeheskiel
NIM : 2019.B.20.0509
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada TN.M dengan Diagnosa Medis
Hipertensi Di Puskesmas Pahandut Palangka Raya
Ditetapkan di : Palangka Raya
Tanggal : 17 Januari 2022

Penguji I Penguji II

(Amiyani Kritina,Ners.,M.Kep) (Syarifudin.,S.Kep)


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Studi Kasus yang
membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada TN.M dengan Diagnosa Medis
Hipertensi di Puskesmas Pahandut Palangkaraya.” dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari laporan studi kasus ini masih jauh dari harapan
pembaca yang mana di dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari
sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun sehingga dalam laporan studi kasus berikutnya
dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan studi kasus
ini. Semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangkaraya, 17 Januari 2022


DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………
BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Dasar Lansia……………………………………………………..
2.1.1 Definisi Lansia…………………………………………………….....
2.1.2 Batasan Umur Lansia……………………………………..........
2.1.3 Tugas Perkembangan pada Lansia……………………………………….....
2.1 4 Tipe – Tipe Lansia……………………………………………………........

2.2 Konsep Dasar Hipertensi pada Lansia……………………………………......


2.2.1 Definisi Hipertensi………………………………………………..............
2.2.2 Tanda dan gejala hipertensi ………………………………………..................
2.2.3 Klasifikasi…………………………………………………….................
2.2.4 Patofisiologi……………………………………………………...............
2.2.5 Manifestasi klinis……………………………………………………..............
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………
2.2.7 Penatalaksanaan Medis …………………………………………………
2.2.8 Komplikasi
2.3 Manajemen Keperawatan……………………………………………………
2.3.1 Pengkajian……………………………………………………...............
2.3.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………….
2.3.3 Intervensi……………………………………………………................
2.3.4 Implementasi……………………………………………………..........
2.3.5 Evaluasi…………………………………………………….................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian……………………………………………………………………..
3.2 Diagnosa………………………………………………………………………
3.3 Intervensi……………………………………………………………………..
3.4 Implementasi…………………………………………………………………
3.5 Evaluasi………………………………………………………………………
BAB 4 PEMBAHASAAN
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal.
Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg.
Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda
gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat
untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai
silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit
hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala,
pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan
kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan
hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan
garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu
R.B., 2015).
Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai negara.
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia
diatas 20 tahun yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5 jiwa dan hampir
90-95% tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah studi kasus ini
adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Diagnosa Medis
Hipertensi di Puskesmas Pahandut Palangka Raya ?
1.3 Tujuan Masalah
Diharapkan dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan
Diagnosa Medis Hipertensi di Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Dasar Lansia

2.1.1 Definisi Lansia

Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas


(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2017). Pada lanjut usia alan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
berhan terhadap infeksi dan meperbarbaakan kerusakan yang terjadi (Aster,
2017). Oleh karetan itu dalam tubuh akan menumpuk makin banayk distorsi
metabolik dan struktural yang disebut penyakit dengeneratif yang menyebabkan
lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Sunaryo, 2016).
Lansia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang, yaitu
suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu
(Peldian Olds, 2007). Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain (Sudaryanto, 2008). Lansia akan mengalami
perubahan yang terkait dengan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang
kecepatan perubahan tersebut berbeda untuk setiap individu. Jenis kelamin, rasa,
kelas sosial, dan keimanan menciptakan interaksi yang komplek yang
berkontribusi dalam proses penuaan setiap individu.

2.1.2 Batasan Umur Lanjut Usia


Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi dalam Sunaryo (2016), bata-
batas umur yang mencakup batas umur lansia sebagai berikut
1. Menurut undang-undangn Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mmencapai usia 60 tahun
ke atas”.
2. Menurut Wordl Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut
usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia
sangat tua (very old) ialah di batsu 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu: pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (Fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65
sampai tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setypnegoro masa lanjut usia (geriatric age)
> 65 tahun, atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75- 80 tahun),
dan very old (> 80 tahun) (Efendi & Makhfudli, 2019).

2.1.3 Tugas Perkembangan pada lanjut usia


Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam kehidupan suatu individu (Stanly & Gauntlett, 2017). Ada beberapa
tahapan perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu :
1. Penyesuaian diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
2. Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan.
3. Penyesuaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya.
4. Pembantukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai dengannya.
5. Pemenuhan kewajibab social dan kewarganegaran.
6. Pembentuk kepuasan pengaturan dalam kehidupan.

2.1.4 Tipe-Tipe Lansia


Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Maryam, 2018) tipe
tersebut di jabarkan sebagai berikut :

1. Tipe lansia bijaksana


Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memnuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja.
4. Tipe masrah
Menerima dan menunggu nasib baik,, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh.

1.2 Konsep Hipertensi pada Lansia


1.2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah


tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2019).
1.2.2 Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Menurut Kasron (2019), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
1.2.3 Klasifikasi
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena
tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi
bukan faktor penyebab.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori Sistolik Diastolik
mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 (Hipertensi Sangat 201 120
Beratatau Maligna) mmHg atau mmHg atau
lebih lebih
Sumber : Heniwati, 2017

1.2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor.

Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,


meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi. Pada
saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
1.2.5 Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala


meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut: Sakit kepala, Kelelahan, Mual, Muntah, Sesak nafas, Gelisah, Pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
1.3.6 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003: 64) dan Dosen Fakultas
kedokteran USU, Abdul Madjid (2017), meliputi:
a) Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa,
kolesterol total, HDL, LDL.
b) Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP
(dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan
pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
c) Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucosa
(DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat),
kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan
tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal),
asam urat (faktor penyebab hipertensi)
d) Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan
1.2.6 Penatalaksanaan

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2017:64) dan Dosen Fakultas


kedokteran USU, Abdul Madjid (2017), meliputi:
1) Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa,
kolesterol total, HDL, LDL.
2) Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP
(dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.

3) Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucosa


(DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat),
kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan
tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal),
asam urat (factor penyebab hipertensi)
4) Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan.

1.2.7 Komplikasi

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
dalam tubuh. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa
menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti :
 Aterosklerosis Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang
kemudian disertai dengan penimbunan lemak didinding pembuluh darah.
Kondisi ini di sebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan
serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
 Kehilangan penglihatan

Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh darah dimata.
 Terbentuk aneurisma

Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah dan melebar.
Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan menyebabkan
kematian.
 Gagal ginjal

Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal.

 Gagal jantung

Tinggginya tekanan darah membuat jantung lebih keras untuk memompa darah
keseluruh tubuh.
 Demensia vaskuler

Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.

1.2 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(WHO, 2017).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2018) :
1.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.
Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode
wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota
keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktifitas rekreasi keluarga


b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan


dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada.

6) Stres dan koping keluarga


a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik
di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan
harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

1.3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan
dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan
anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup
sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang
diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti)
yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.

e. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan


mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi
saat ini atau yang akan datang.
f. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang
muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang
meliputi 5 unsur sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi
1.3.3 Membuat Perencanaan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan


khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat
dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai
berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti
tentang penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala
penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit
hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih
lanjut dari penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga


dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi
dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan
perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi:

1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.


2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah
raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh
lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan
terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi
penyakit hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi
penyakit hipertensimisalnya :
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda
yang tajam.
b) Gunakan alat pelindung bila bekerja. Misalnya sarung tangan.

c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi


terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus
meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit
hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.
1.3.4 Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang
telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap
intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan intervensi keperawatan.
Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan (Wijayaningsih, 2019).
1.3.5 Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan. Evaluasi
terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada
hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu
kemunduran atau kemajuan dalam diagnose keperawatan (Wijayaningsih, 2019).
Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu:
S : Data subyektif merupakan masalah yang diutarakan klien
O : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa keperawatan.
A : Analisis dan diagnosa.

P : Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan datang dari


intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini AD, dkk. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Hipertensi pada Pasien yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang. Riau: Fakultas Kedokteran, Universitas Riau.

Astari PD dan Putu GA. 2014. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah
Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia Di Banjar Kaja
Sesetan Denpasar Selatan. Bali: Universitas Udayana Denpasar.

Badan Pusat Statistik. 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.

Cooper K, dkk. 2017. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Orang Yang
Mudah Sakit. Bandung: Kuadran.

Dahlan M.S. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Darmojo B. 2016. Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Edisi 3.
Jakarta: Bala Penerbit FKUI.

Djoko PI. 2014. Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset.

Donald A. 2013. What Is Quality Of Life?. Uk : Hayward Group Ltd. Diakses


Pada Tanggal 22 Januari 2015. Dalam
http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/whatisq
ol.pdf

Giriwijoyo S dan Dikdik ZS. 2016. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).
Bandung: PT Remaja Rosdakartya.

Habib GB. 2014. Hypertension. Levine GN (ed.). Cardiology Secrets. United


State of America: Elsevier Saunders
KEGIATAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Yeheskiel


Tingkat : III (Tiga)
Dosen/CI Pembimbing : Dosen, Amiyani Kristina,Ners.,M.Kep
CI Syariffudin S. Kep
Judul/ASKEP : Asuhan Keperawatan Pada TN.M Dengan diagnose
medis hipertensi Di Puskesmas Pahandut Palangka raya
Paraf
No Hari/Tgl/waktu Bukti
Pembimbing Mahasiswa
1. Jumat, 14 Januari
2022
13.00 – selesai
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa pada hari
rabu, 17/12/2021 pukul 11.00 WIB. Mengadakan pengamatan, observasi secara langsung,
pemeriksaan fisik, catatan medis dan keperawatan. Dari hasil peng kajian pada Ny.M,
umur 63 tahun, agama islam, Alamat Jl. Gg. 10 Muharam . Dengan riwayat penyakit
klien sekarang adalah pasien mengeluh nyeri pada kepala bagian belakang.
Menurut teori pengkajian hipertensi merupakan tahap awal dari proses
keperawatan yang dilakukan secara sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi,
2012). Data tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga (data sekunder), dan
catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis.
4.2 Diagnosa
Diagnosa yang muncul pada Ny.M, yaitu : Nyeri akut
Diagnosa di angkat karena ada nya pernyataan dan pengamatan dari penulis yaitu
pernyataan dari pasien adalah pasi en mengeluh nyeri pada kepala bagian belakang
dan dari pengamatan penulis rumah Ny.M tampak tidak bersih, sampah berserakan, tidak
ada tempat pembuangan sampah sementara dan tidak pernah cuci tangan dengan sabun.
4.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang di lakukan penulis pada diagnosa nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis : Identifikasi lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri.
4.4 Implementasi
Implementasi dari diagnosa keperawatan nyeri akut : Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, dan mengidentifikasi skala
nyeri.
4.5 Evaluasi
Berdasarkan teori menurut creaven daan Hirnle (2017) evaluasi di definisikan
sebagai keputusan efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien
yang telah di tetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil. Penilaian dalam
keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana tindakan yang telah di
tentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai penatalaksanaan hipertensi di Gg. 10 Muharam RT.001


RW.026 Pahandut Kota Palangka Raya.

1. Gambaran penatalaksanaan hipertensi pada lansia di Gg. 10 Muharam


RT.001 RW.026 Pahandut Kota Palangka Raya.
2. Gambaran status IMT pada lansia hipertensi di Gg. 10 Muharam RT.001
RW.026 Pahandut Kota Palangka Raya.
3. Gambaran aktivitas fisik pada lansia hipertensi di Gg. 10 Muharam RT.001
RW.026 Pahandut Kota Palangka Raya.
4. Gambaran penatalaksanaan diet pada lansia hipertensi di Gg. 10 Muharam
RT.001 RW.026 Pahandut Kota Palangka Raya.
5. Gambaran pengendalian stress pada lansia hipertensi di Gg. 10 Muharam
RT.001 RW.026 Pahandut Kota Palangka Raya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Lansia Penderita Hipertensi

Hendaknya melakukan penatalaksanaan hipertensi dengan baik yaitu berupa


penatalaksanaan farmakologi dengan kontrol kesehatan rutin minum obat
antihipertensi rutin, dan mendapatkan obat hipertensi dengan resep dokter
sehingga dapat meminimalkan terjadinya komplikasi akibat hipertensi. Selain itu,
diharapkan lansia dapat melakukan penatalaksanaan nonfarmakologi yang baik
dengan menghindari rokok dan asap rokok, melakukan aktivitas fisik sebanyak
minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit sehari, dan dapat mengurangi
makanan yang berminyak, makanan bersantan dan makanan yang asin serta dapat
mengelola stres dengan baik.

5.2.2 Bagi Keluarga Lansia

Hendaknya lebih peduli terhadap penatalaksanaan hipertensi pada lansia


hipertensi seperti mau mengantarkan lansia hipertensi untuk kontrol kesehatan
rutin, mengingatkan lansia untuk minum obat antihipertensi rutin, memberikan
lansia hipertensi makanan yang tidak berminyak, tidak bersantan dan rendah
garam, dan menemani dan mendampingi lansia untuk melakukan aktivitas fisik
per hari minimal 30 menit. Selain itu, hendaknya keluarga dapat tidak merokok di
sekitar lansia hipertensi karena menghirup asap rokok dapat meningkatkan
tekanan darah.

5.2.3 Bagi Puskesmas Pahandut Palangka Raya

Hendaknya melakukan kegiatan atau hal-hal yang dapat mendukung lansia


hipertensi memiliki penatalaksanaan hipertensi yang lebih baik, seperti dengan
penyuluhan tentang penatalaksanaan hipertensi terutama untuk kontrol rutin,
minum obat rutin dan mendapatkan obat anti hipertensi sesuai dengan resep
dokter, penyuluhan tentang tatalaksana nonfarmakologi hipertensi seperti diet
hipertensi, dan lain - lain. Selain itu, puskesmas hendaknya melakukan home care
dikarenakan beberapa lansia hipertensi tidak dapat periksa kesehatan di
puskesmas dengan alasan adanya keterbatasan seperti stroke dan tidak ada
keluarga yang mengantar ke pelayanan kesehatan.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya dapat meneliti hubungan antara variabel dalam penatalaksanaan


hipertensi atau hubungan penatalaksanaan hipertensi dengan karakteristik
responden. Selain itu, hendaknya penelitian tidak hanya dengan wawancara
namun juga dengan observasi untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA a) Sarana Sumber Air PDAM sumur sungai
Bersih Ada Tidak ada
Jl. Beliang No. 110 Kota Palangka Raya Telp. (0536) 3227707 Fax. (0536) 3227707
b) Sarana pembuangan sampah
c) Sarana pembuangan kotoran manusia  WC Sendiri WC umum
 Sungai
FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK d) Sarana mandi  KM sendiri 
KM umum Sungai
e) Sarana SPAL  Ada Tidak ada

Nama Mahasiswa : Yeheskiel 2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Nim : 2019.B.20.0509 a. Apakah ada posyandu lansia:
Tempat Praktek : UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya  Ada Tidak ada
Tanggal Pengkajian & Jam : Kamis, 17 Desember 2021 b. Jumlah kader : 20 Orang
c. Pengalaman mengikuti pelatihan kader :
A. DATA UMUM : Pernah  Belum Pernah
1. Identitas Lansia d. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan :
Nama : TN. M  Posyandu lansia : (hari, tanggal, tempat)
Alamat : Jl. Gg. 10 Muharam .................................................................................................
Jenis kelamin : Laki-laki  Kegiatan kelompok : (senam, pengajian, arisan, rekreasi, dll)
Umur : 61 tahun .................................................................................................
Status perkawinan : kawin 3. Transportasi, Keamanan dan Keselamatan
Pekerjaan : swasta a. Sarana jalan dan transportasi di lingkungan lansia :
Agama : Islam  Aman Tidak Aman
Pendidikan terakhir : Tamat SD/sederajat b. Keamanan lingkungan :
Tinggal di rumah : (sendiri, bersama anak/cucu, dll) : Bersama anak  Pos keamanan Pencegahan kebakaran
c. Keselamatan : pola penggunaan alat bantu jalan, lingkungan yang beresiko terjadinya
B. DATA SUB SISTEM kecelakaan pada lansia. Sebutkan : lansia tidak ada menggunakan alat bantu jalan
1. Lingkungan fisik
4. Politik dan pemerintahan
Konstruksi Tembok  Papan Gedek
  Struktur :  Organisasi Posyandu lansia/karang werda/panti werda
Luas rumah 5m 7m >10m
  Keikutsertaan kelompok lansia dalam program-program kesehatan ada/tidak ada.
Lantai Keramik Semen Papan
 Sebutkan : -
Penerangan Listrik Strongki Templek
Pencahayaan  Terang Cukup Kurang

Ventilasi Bersih Cukup Kurang

Kebersihan bersih Cukup Kurang

Jumlah ruangan 2 3 >3

Jenis ruangan Kamar Los Tanpa kamar

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


5. Pola Komunikasi lansia 2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
 Sarana komunikasi yang digunakan : Lansia dan keluarga di rumah menggunakan 1 Riwayat alergi: Obat
bahasa banjar Makanan Kosametik
 Pola komunikasi antar lansia / dengan anggota keluarga : Pola komunikasi lansia dan Tidak ada Riwayat alergi
keluarga terlihat baik 
Jika ada, reaksi : ................................................................................................................
 Penyebaran informasi kegiatan lansia : - 2 Riwayat kecelakaan :  Tidak ada Ada, sebutkan......................................
 Komunikasi dengan Puskesmas, RW, Kelurahan : Baik, jika sakit lansia datang ke 3. Riwayat di rumah sakit (bila pernah) : tidak pernah
puskesmas 4. Riwayat pemakaian obat (jenis,dosis,reaksi) : Ny. M sering mengkonsumsi obat hipertensi jika
6. Ekonomi pusing
a. Sumber pendanaan Posyandu lansia/karang werda/panti werda 5. Penyakit lain yang diderita saat ini : ...............................................................................
 Pemerintah ………………………… Sesak nafas Nyeri sendi/linu/rematik Jantung
Swadaya….………………………… Diare Penyakit kulit DM
b. Status pekerjaan lansia  Hipertensi Gastritis .
Pensiunan PNS Swasta Lama sakit :
 Lain-lain,sebutkan, Ibu Rumah Tangga
c. Tingkat pendapatan lansia 3. Riwayat Psikososial dan Spiritual
<1 Jt >1 Jt  tidak ada Orang terdekat dengan klien : Anak
Lain-lain................................. Masalah yang mempengaruhi klien : Tidak ada masalah yang mempengaruhi klien
Mekanisme koping terhadap stress : .Jika stress Ny. M ibadah dan istirahat
d. Saranaekonomi yang tersedia di masyarakat Pasar
 Pemecahan masalah  Minum obat  Tidur

Ya  Tidak
Makan  Cari pertolongan  Lainnya,sebutkan...............
Toko Ya Tidak Persepsi klien terhadap penyakitnya (bila ada) : Klien mengatakan sakit nya kambuh jika telat
 Warung  Ya Tidak makan
Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien ingin anak hidup rukun dan Bahagia.
C. Data Status Kesehatan Usia Lanjut : Sistem nilai kepercayaan : Tidak ada Tindakan medis yang melanggar agama dan kepercayaan
1. Riwayat Kesehatan yang di anut Ny. M
Keluhan yang dirasakan saat ini : Ny. M mengeluh nyeri pada kepala bagian belakang dan Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensinya) : Mengikuti pengajian,
sering merasa pusing yasinan di masjid

Nyeri dada  Pusing Batuk


Gatal Diare Jantung berdebar
Panas Nyeri sendi Penglihatan tidak kabur
 Lain-lain : Nyeri pada kepala bagian belakang

Keluhan yang dirasakan 3 bulan terakhir : Ny. M mengeluh nyeri pada kepala jika stress
atau salah makan akan merasa pusing
Riwayat kesehatan sekarang : Saat pengkajian Ny. M mengatakan sering mengeluh nyeri
kepala bagian belakang jika stress atau salah makan akan merasa pusing
Upaya mengatasi keluhan : Ny. M minum obat hipertensi dan istirahat

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


D. POLA KEBIASAAN SEHARI-
HARI Pola Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi :
Frekuensi makan :  1 x / hr  2 x / hr  3 x / hr  tidak
teratur Jumlah makanan yang dihabiskan :  1 porsi habis  ½
porsi  < 1/2 porsi
 lain-lain,jelaskan :.................................................................................................................
Jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari : Nasi, lauk dan sayuran
Kebiasaan sebelum makan : Cuci tangan sebelum makan dan berdo’a
Keluhan : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
1) Pola Pemenuhan Kebutuhan Cairan :
Frekunsi minum :  < 4 gelas/hr  4-8 gelas/hr > 8 gelas/hr
Alasan < 4 gelas/hr :  Takut kencing malam hr  Tidak merasa
haus
 Kebiasaan minum sedikit  Persediaan air minum terbatas
 lain-lain ........................................................................................

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


Jenis minuman :  Air putih  Teh  Kopi  Susu PENGETAHUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
Lainnya, ....................................................
Keluhan : Tidak ada 1. Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
Masalah : T i d a k a d a  Sudah mengerti dan jelas  sudah mengerti tetapi kurang jelas  belum mengerti
2) Pola Aktivitas Dan Istirahat : 2. Apakah anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita ?
Pengggunaan waktu luang ketika tidak tidur :  Sudah mengerti dan jelas  sudah mengerti tetapi kurang jelas belum mengerti
 Santai  Diam saja  Merawat cucu  Lainnya:................................. 3. Apaka anda mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada usia lanjut?
Kegiatan produktif yang sering dilakukan :  Keterampilan tangan  Berkebun  Sudah mengerti dan jelas  sudah mengerti tetapi kurang jelas  belum mengerti
 Melakukan pekerjaan rumah tangga 4. Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia lanjut?
 lainnya : ................................................  Sudah mengerti dan jelas  sudah mengerti tetapi kurang jelas  belum mengerti
Jumlah waktu tidur :  < 4 jam  4-6 jam  > 6 jam
Gangguan tidur berupa :  Insomnia  sering terbangun Sulit mengawali E. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
 Sering kencing  Tidak ada gangguan Kebiasaan merokok : 5> 3 Batang sehari 5< 3 Batang sehari 
 Lainnya:............................................... Tidak merokok
Keluhan : Tidak ada Kebiasaan minum alkohol :  Tidak pernah Kadang-kadang  Sering
Masalah : Tidak ada Kebiasaan minum kopi :  Ya  Tidak  1 gelas/hari
3) Pola Eliminasi BAB :  2 gelas /hari  > 3 gelas /hari
Frekuensi :  1 x/hr  2 x/hr  lainnya :
Konsistensi :  Encer  Lembek  Keras F. PEMERIKSAAN FISIK LANSIA
Gangguan BAB :  Inkontinensia alvi  Konstipasi  Tanda-tanda vital
Diare Tekanan darah : 180/100 mmhg Suhu : 36,5℃
 Tidak ada gangguan Nadi : 86 x/menit Respirasi : 26 x/menit
Pengalaman pengguanaan laksatif :  Ya Tidak Berat badan : 52 Kg Tinggi badan : tidak di kaji
Alasan jika ya : .......................................................................................................................
4) Keluhan : Tidak ada keluhan G. STATUS FISIOLOGIS
5) Masalah : Tidak ada masalah Penampilan :
4) Pola Eliminasi BAK : Postur tulang belakang lansia :  Tegap  Membungkuk  Kifosis
Frekuensi :  1-3 x/hr  4-6 x/hr  lainnya :........................................  Skoliosis  Lordosis
Warna urine :  kuning jernih putih jernih kuning keruh
Gangguan BAK :  inkontinensia urine  retensio urine H. PENGKAJIAN HEAD TO TOE
 lainnya : Tidak ada keluhan 1. Kepala
Keluhan :Tidak ada keluhan Kebersihan : terlihat rapi dan bersih
Masalah : Tidak ada masalah Kerontokanrambut : r a m b u t t i d a k r o n t o k
5) Pola Pemenuhan Kebersihan Diri : 2. Mata
Mandi :  1 x/hr  2 x/hr  3 x/hr  lainnya :....................... Konjungtiva : Merah muda
Sikat gigi :  1 x/hr  2 x/hr  tdk pernah, alasan Sklera : Bening
:......................... Strabismus : Tidak ada
Menggunakan pasta gigi :  ya  tidak Penglihatan : pasien rabun
Keramas :5 tidak pernah  1-2 x/minggu  5> 3 x/minggu Peradangan : Baik
Kebiasaan berganti pakaian :  1 x/hr  2 x/hr  lainnya, jelaskan :............ Riwayat katarak : Tidak ada Riwayat katarak
Keluhan : Tidak ada keluhan Penggunaan alat bantu penglihatan : pasien tidak menggunakan alat bantu
Masalah : T i d a k a d a m a s a l a h

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


3. Hidung 8. Integumen
Bentuk : Simetris Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak ada peradangan Warna : Sawo matang
Penciuman : Baik Kelembaban : Cukup lembab
Mulut dan tenggorokan : Simetris, tidak ada benjolan maupun pembengkakan Gangguan pada kulit : Tidak ada
Kebersihan : Terlihat bersih, tidak ada sekret 9. Ekstremitas
Gigi palsu : Pasien tidak memakai gigi palsu Kekuatan otot → skala 1-5 :3
Mukosa : Baik Rentang gerak : Maksimal/Terbatas
Peradangan/stomatitis : Tidak ada Deformitas : Ya/Tidak, Jelaskan.................................................................
Gigi geligi : Tidak ada Tremor :  Ya  Tidak
Radang gusi : Tidak ada peradangan pada gusi Edema kaki :  Ya  tidak
Kesulitan mengunyah : Pasien tidak sulit mengunyah Penggunaan alat bantu :  Ya, jenis..........................Tidak
Kesulitan menelan : Tidak ada Refleks :
4. Telinga Otot Kanan Kiri
Kebersihan : Simetris Biceps  Kanan +/- Skala +2
Peradangan : Tidak ada peradangan
Triceps  Kiri +/- Skala +2
Pendengaran : Baik
Knee
Alat bantu : Tidak ada
Daun telinga : Simetris Achiles
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
Kaku kuduk : Tidak ada I. MASALAH KESEHATAN KRONIS
5. Dada Tidak
Keluhan kesehatan/gejala yang dirasakan 3 Selalu Sering Jarang
Bentuk dada : .Simetris No Pernah
bulan terakhir berkaitan dengan fungsi Nilai :3 Nilai : 2 Nilai :1 Nilai : 0
Retraksi : Tidak ada
Wheezing : Tidak ada A Fungsi penglihatan
Ronchi : Tidak ada 1. Penglihatan kabur 3
6. Abdomen 2. Mata berair 1
Bentuk : Simetrsi 3. Nyeri pada mata 0
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan B Fungsi Pendengaran
Kembung : Tidak ada 1. Pendengaran berkurang 1
Bising usus : Normal, 15x/menit 2. Telinga berdenging 1
Massa : Tidak ada C Fungsi Pernafasan
7. Genetalia 1. Batuk lama disertai keringat malam 1
Kebersihan : Tidak di kaji 2. Sesak nafas 1
Haemorhoid : Tidak di kaji 3. Berdahak / sputum 1
Hernia : Tidak di kaji D Fungsi Jantung
Prolaput : Tidak di kaji 1. Jantung berdebar – debar 1
Lecet : Tidak di kaji 2. Cepat lelah 2
3. Nyeri Dada 1
E Fungsi Pencernaan
1. Mual/muntah 2
2. Nyeri ulu hati 2

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


J. PENGKAJIAN MASALAH INTELEKTUAL Tidak
Tingkat Keluhan kesehatan/gejala yang dirasakan 3 Selalu Sering Jarang
Nokerusakan intelektual (menggunakan SPMSQ) ajukan pertanyaan dibawah ini Pernah
bulan terakhir berkaitan dengan fungsi Nilai :3 Nilai : 2 Nilai :1 Nilai : 0 No Benar Salah Pertanyaan Jawaban klien
3. Makan dan minum banyak 1 1  Tanggal berapa hari ini ? 17
4. Perubahan kebiasaan BAB 2  Hari apa sekarang ? selasa
1
(mencret/sembelit) 3  Apa nama tempat ini? Rumah
G Fungsi Pergerakan 4 Dimana alamat ibu/bapak ? Jl. Rindang Banua Gg.
1. Nyeri kaki saat berjalan 2 
Rukun Jaya II
2. Nyeri pinggang / tulang belakang 1
5  Berapa umur ibu/bapak ? 63 tahun
3. Nyeri persendian/ bengkak 1
6  Kapan ibu/bapak lahir ? 1959
H Fungsi Persyarafan
1. Lumpuh/kelemahan pada kaki / tangan 0
7  Siapa presiden Indonesia ? Joko Widodo
2. Kehilangan rasa 0 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Susilo Bambang

3. Gemetar / tremor 2 Yudhoyono
4. Nyeri / pegal pada daerah tengkuk 9  Siapa nama ibu anda ? Aisyah
I Fungsi saluran perkemihan 1 10  Kurangi 3 dari 20 17
1. Sering BAK 1 Jumlah
2. Sering BAK pada malam hari 1
3. Tidak mampu mengontrol pengeluaran
0 Interpretasi :
urine (ngompol)
Salah 0 - 3 : Fungsi intelektual utuh
Jumlah Nilai
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan : 3 : Fungsi intelektual utuh.
Analisis hasil :
Skor : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kronis ringan
Skor: 26 – 50 : Masalah kesehatan kronis sedang
Skor: ≥ : Masalah kesehatan kronis berat

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


K. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF L. STATUS FUNGSIONAL
Dengan menggunakan MMSE ( Mini Mental Status Exam) Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
Aspek Nilai Nilai Jawaban Mandiri Tergantung
No Kriteria No Aktifitas
Kognitif Max Klien klien (Nilai : 1) ( Nilai : 0)
Menyebutkan dengan benar: 1 Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan
1 Orientasi 5 5 Tahun: 2021 Musim: hujan, Benar 1
mengeringkan badan)
tanggal : 16 Hari:Kamis, Bulan : Desember 2 Menyiapkan pakaian, membeuka dan mengenakan 1
2 Dimana kita sekarang berada ? 3 Memakan makanan yang telah disiapkan 1
Orientasi 5 5 Di Kec. Pahandut Kota Palangka Raya Benar
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir
1
rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)
Sebutkan 3 nama objek (mis: kursi, meja, 5 BAB di WC (membersihkan dan mengeringkan daerah bokong) 1
3 Registrasi 3 kertas), kemudian ditanyakan pada klien,
5 Benar 6 Dapat mengontrol pengeluaran faeces 1
klien menjawab:
Kursi; Meja; kertas 7 BAK di kamar mandi 1
Perhatian Meminta klien berhitung mulai dari 100 8 Dapat mengontrol pengeluaran urine 1
4. dan 5 5 kemudian kurangi 7 sampai lima tingkat, Benar. 9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke luar ruangan tanpa
1
kalkulasi Pasienmenjawab: 93; 86; 79; 72; 65 alat bantu seperti tongkat
Minta klien untuk mengulangi ketiga objek 10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut 1
5. Mengingat 3 3 Benar 11 Melakukan pekerjaan rumah seperti merapihkan tempat tidur,
pada poin ke 3 (tiap poin nilainya 1 1
6 Bahasa 9 Menanyakan kepada klien tentang benda mencuci pakaian, memasak dan membersihkan ruangan
(sambil menunjukkan benda tersebut) 12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau keluarga 0
1. Meja 13 Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang
1
2. Jilbab sendiri)
Minta klien untuk mengulangi kata berikut: 14 Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergiaan 0
Tidak ada; dan; jika; atau tetapi 15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan 0
Klien menjawab: 16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut keluarga dalam hal penggunaan uang, aktifitas sosial yang 0
9 yang terdiri dari 3 langkah : Benar dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
1. ambil kertas di tangan perawat 17 Melakukan aktifitas di waktu luang(kegiatan keagamaan, sosial,
1
2. lipat kertas tersebut rekreasi, olah raga dan menyalurkan hobi)
3. dan letakan di meja samping tempat tidur Jumlah Point Mandiri 13
Perintahkan kepada klien untuk hal berikut
(bila aktivitas sesuai perintah nilai satu poin Analisa Hasil :
“tutup mata anda” Nilai : 13 – 17 : Mandiri
Perintahkan kepada klien untuk menuliskan Nilai : 0 – 12 : Ketergantungan
kalimat dan menyalin gambar
TOTAL 30
Interpretasi hasil:
24 – 30 : Tidak ada gangguan koqnitif
18 – 23 : Gangguan koqnitif sedang
0 – 17 : Gangguan koqnitif berat

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


CATATAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA
M. STATUS PSIKOLOGIS (Scala Depresi Geriatrik Yesavage)
No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tidak
1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? √ - Masalah Kesehatan Tindakan yang Tanda
Tgl Evaluasi
2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktifitas anda? - √ Kelompok Lansia Dilakukan Tangan
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? - √ Petugas
4 Sering merasa bosan? - √ Nyeri akut D1 : S = Pasien
5 Penuh pengharapan akan masa depan? √ - 1. Mengiidentifikasi mengatakan kepala
Ds : Pasien mengeluh nyeri lokasi, karakteristik, pusing sudah
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? √ - pada kepala belakang dan
7 Di ganggu oleh pikiran yang tidak dapat diungkapkan? - √ durasi, frekuensi, berkurang
sering merasa pusing kualitas, imtensitas O = Pasien tampak
8 Merasa bahagia di sebagian waktu? √ -
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? - √ Do : nyeri. baik tidak terlihat
10 Sering kali merasa tidak berdaya? - √ 2. Mengidentifikasi gelisah dan tidak Yeheskiel
P : nyeri disebabkan karena skala nyeri meringis lagi
11 Sering merasa gelisah dan gugup? - √
gejala yang timbul dari 3. Mengontrol A = Masalah nyeri
12 Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu yang - √
penyakit lingkungan yang akut teratasi
bermanfaat?
13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan? - √ Q : nyeri yang dirasakan memperberat rasa P = Lakukan
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat - √ seperti gatal/nyut - nyut nyeri intevensi dengan
dibandingkan dengan orang lain? 4. Menjelaskan kunjungan ke
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? √ - R : nyeri dirasakan dikepala penyebab, periode, rumah
16 Seringg kali merasa merana? - √ 17 bagian belakang dan pemicu nyeri.
17 Merasa kurang bahaga? - √ desember
S : skala nyeri 1 (nyeri
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? - √ 2021
ringan)
19 Merasa hidup ini sangat menggairahkan? √ -
20 Merasa berat untk memulai sesuatu yang baru? - √ T : nyeri hilang timbul
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? √ -  Pasien tampak
22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? - √ gelisah
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? - √
 Pasien tampak lesu
24 Sering kali merasa kesal dengan hal sepele? - √
 Pasien tampak
25 Sering kali merasa ingin menangis? - √
meringis
26 Merasa sulit untuk konsentrasi? - √
27 Menikmati tidur? √ -  TTV TD 140/100
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? - √ mmHg, N 86x/mnt,
29 Mudah mengambil keputusan? √ - RR 26x/mnt, S
30 Mempunyai pikiran yang jernih? √ - 36,50C
Jumlah Nilai √ -  Kesadaran compos
menthis
Keterangan: - Terganggu, nilai 0
Catatan :
√ Normal , nilai 1 1. Format 1, 2 ,3 di atas dibawa saat kunjungan ke posyandu, karangw redha dan panti werda
Nilai 0-5 : Normal 2. Untuk kunjungan berikutnya cukup membawa format 3 (catatan keperawatan kelompok lansia)
Nilai 6-5 : Depresi Ringan-Sedang
Nilai 16-30 : Depresi berat

Format Pengkajian ASKEP Gerontik (STIkes Eka Harap Palangka Raya)

Anda mungkin juga menyukai