Oleh :
Yulia Kristi
2021-01-14901-075
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Tn.T Dengan Diagnosa Medis Hipertensi
Stase Keperawatan Gerontik Di Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang
Tangkiling”.
Laporan ini dibuat sebagai syarat dalam menempuh ujian praktik lapangan
pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya. Penyusun
menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia,S.Pd., M.Kes sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Karmitasari Yanra K, Ners., M. Kep selaku pembimbing akademik yang
sangat banyak membantu dalam pembuatan laporan ini.
3. Kedua orang tua saya yang selalu memberi motivasi, doa dan dukungan
moril dan materil kepada penulis.
4. Tn.T serta keluarga yang telah terlibat langsung dan telah berpartisipasi
dengan baik, memberikan keterangan yang lengkap dan telah bersikap
kooperatif dalam kegiatan stusi kasus sehingga sangat mendukung dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu keperawatan. Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari
belum sempurna. Sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan di masa mendatang.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah2
1.3 Tujuan Penulis 2
1.3.1 Tujuan Umum 2
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat Penulisan3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Gerontik 4
2.1.1 Definisi Gerontik 4
2.1.2 Batasan Usia 4
2.1.3 Ciri-Ciri Lansia 4
2.1.4 Tipe-Tipe Lansia 6
2.2 Konsep Dasar Hipertensi 7
2.2.1 Definisi 7
2.2.2 Anatomi Fisiologi 7
2.2.3 Etiologi 8
2.2.4 Klasifikasi 9
2.2.5 Patofisiologi 10
2.2.6 Manifestasi Klinis 12
2.2.7 Komplikasi 12
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang 13
2.2.9 Penatalaksanaan Medis 14
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan 16
2.3.1 Pengkajian Keperawatan 16
2.3.2 Diagnosa Keperawatan 17
2.3.3 Intervensi Keperawatan 18
2.3.4 Implementasi Keperawatan 21
2.3.5 Evaluasi Keperawatan 21
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan 22
3.2 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan 36
3.3 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan 38
3.4 Catatan Perkembangan 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
2.2.2 Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer).
Disebut juga hipertensi idioptik karena penyebab tidak diketahui namun
banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas,
susunan saraf simpatik. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas,
merokok, alkohol, dan polisistemia.
2. Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain. Namun
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi menurut Jan
Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai berikut:
(1) Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
(2) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
(3) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
(4) Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
(5) Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens
hipertensi yang lebih tinggi.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memeompa darah menurun
menyebkan menurunya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke
sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono,
Slamet. 1996 ).
Genetik Obesitas Stress Nyeri arterisklerosis
HIPERTENSI
B1 B2 B3 B4 B5 B6
2.2.5 Komplikasi
Efek pada organ :
1) Otak
(1) Pemekaran pembuluh darah
(2) Perdarahan
(3) Kematian sel otak : stroke
2) Ginjal
(1) Malam banyak kencing
(2) Kerusakan sel ginjal
(3) Gagal ginjal
3) Jantung
(1) Membesar
(2) Sesak nafas (dyspnoe)
(3) Cepat lelah
(4) Gagal jantung
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasikan dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah (Nursalam, 2016).
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077 hal.172)
2. Defisit nutrisi berhuhungan dengan kurangnya asupan makanan (D.0019 hal
56)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056. hal 128)
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif (
2.3.3 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri (L.08066 Hal. 145) Manajemen nyeri (I.08238 Hal.201)
dengan agen pencedera Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi :
fisiologis 1x7 jam diharapkan nyeri pada pasien 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(D.0077 hal.172) berkurang dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun (Skor 5) 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun (Skor 5) 3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Gelisah menurun (Skor 5) 4. Identifikasi factor yang memperingan dan
4. Kesulitan tidur menurun (Skor 5) memperberat nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
6. Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
hidup pasien
8. Monitor efek samping penggunaan analgetik
9. Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Terapeutik :
1. Fasilitasi istirahat tidur
2. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
(missal: suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan).
3. Beri tekni non farmakologis untuk meredakan
nyeri (aromaterapi, terapi pijat, hypnosis,
biofeedback, teknik imajinasi terbimbimbing,
teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/
dingin)
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
4. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Defisit Nutrisi Status Nutrisi (L.03030 hal.121) Promosi Berat Badan (I.03136 hal.358) dan
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen Nutrisi (I.031119 hal.200)
kurangnya asupan 1x4 jam diharapkan status nutrisi adekuat Observasi :
makanan dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
(D.0019 hal.56) 1. Porsi makanan yang dihabiskan 2. Identifikasi status nutrisi
meningkat (Skor 5) 3. Monitor adanya mual dan muntah
4. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-
2. Kekuatan otot pengunyah meningkat
hari
(Skor 5)
5. Monitor berat badan
3. Kekuatan otot menelan meningkat 6. Monitor albumin, limfosit,dan elektrolit serum
(Skor 5) Terapeutik :
4. Serum albumin meningkat (Skor 5) 1. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
5. Verbalisasi keinginan untuk makan, jika perlu
meningkatkan nutrisi meningkat (Skor 2. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
5) pasien (mis.makanan dengan tekstur halus
6. Nyeri abdomen menurun (Skor 5) makanan yang diblender, makanan cair yang
7. Berat badan membaik (Skor 5) diberikan melalui NGT atau gastrostomy, total
8. Indeks massa tubuh (IMT) membaik perenteral nutrition sesuai indikasi
(Skor 5) 3. Hidangkan makanan secara menari
4. Berikan suplemen, jika perlu
9. Nafsu makan membaik (Skor 5)
5. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi :
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,antiemetic), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
jika perlu
3. Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas (L.05047, hal 149) Manajemen Energi (I.05178, halm 176)
berhubungan dengan Setelah diberi Asuhan Keperawatan selama 1x7 Observasi
kelemahan jam, diharapkan kecukupan energi melakukan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
(D.0056. hal 128) aktivitas, dengan kriteria hasil : membuat kelelahan
1. Frekuensi nadi meningkat (skor 5) 2. Pantau kelelahan fisik dan emosional
2. Saturasi oksigen meningkat (skor 5) 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 4. Monitor lokasi dan selama melakukan
sehari-hari meningkat (skor 5) aktivitas
4. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat Terapeutik
(skor 5) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
5. Keluhan lelah menurun (skor 5) stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan
6. Perasaan lemah menurun (skor 5) 2. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan gangguan aktivitas yang
menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
4. Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan (L.12111 Hal. 146) Edukasi Kesehatan (I.12383 halm 65)
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi :
gangguan fungsi 1x4 jam diharapkan tingkat pengetahuan diri 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kognitif teratasi dengan kriteria hasil : menerima informasi
(D.0111 hal.246) 1. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
5 meningkatkan dan menurunkan motivasi
2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan perilaku hidupan bersih dan sehat
suatu topik meningkat 5 Terapeutik :
3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan 1. Sediakan materi dan media pendidikan
meningkat 5 kesehatan
4. Pertanyaan masalah yang dihadapi menurun 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
5 kesepakatan
5. Persepsi yang keliru terhadap masalah 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
menurun 5 Edukasi :
6. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
menurun 5 mempengaruhi kesehatan
7. Perilaku membaik 5 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu perencanaan dimasukkan dalam tindakan,
selama fase implementasi ini merupakan fase kerja aktual dari proses
keperawatan. Rangkaian rencana yang telah disusun harus diwujudkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Pelaksanaan dapat dilakukan oleh perawat yang
bertugas merawat klien tersebut atau perawat lain dengan cara didelegasikan pada
saat pelaksanaan kegiatan maka perawat harus menyesuaikan rencana yang telah
dibuat sesuai dengan kondisi klien maka validasi kembali tentang keadaan klien
perlu dilakukan sebelumnya.
1.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada 05 Januari 2022, pukul 09.00
WIB di Panti Sosial Tresna Werda Sinta Rangkang, dengan teknik anamnesa
(wawancara), observasi, pemeriksaan fisik dan data dari buku status pasien
didapatkan data-data sebagai berikut:
1.2.1 Data Biografi
Nama: Tn. T, jenis kelamin Laki-laki. Tempat &Tanggal lahir pasien :
Tewah, 21 April 1958. Gol. Darah yaitu B. Pendidikan Terakhir yaitu SLTP,
Agama Islam, Status Perkawinan yaitu Kawin. TB/BB :158cm/ 60 kg. Penampilan
terlihat rapi dan bersih,rambut beruban dan memakai kacamata Ciri-ciri Tubuh
badan tegap. Alamat : Panti Sosial Tresna Werda Sinta Rangkang. Orang Dekat
yang dapat Dihubungi : Anak 082201707855, Hubungan dengan Lansia yaitu
anak. Alamat : Jl. Mayar Pinguin 4 No 285
1.2.2 Riwayat Keluarga
Susunan Anggota Keluarga
Jenis Hubungan
No Nama Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin Keluarga
1 Ny. S P Istri SLTP Petani Meninggal
2 Tn. A L Anak SMA Swasta Hidup
4 Tn. S L Anak SMP Swasta Hidup
1.2.3 Genogram
Genogram 3 generasi :
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
1.1.11 Psikologis
Persepsi klien : Tn.T mengatakan sudah mengetahui tentang penyakitnya,
Konsep Diri : Tn.T merasa bersyukur dengan bentuk tubuhnya, Emosi : Stabil,
Adaptasi : Baik, Mekanisme Pertahanan Diri : meluapkan emosi dengan
beraktivitas seperti berkebun.
1.1.12 Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran Tn.T Composmenthis, Glasglow Coma Skale : 15,
Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6. TTV: N = 90x/menit, S = 36,50C, RR = 21
x/menit, TD = 160/90 mmHg.
1.1.12.1 Sistem Kardiovaskuler
TD 160/90 mmHg, N=90x/menit (regular), bunyi jantung normal S1-Lup
S2-Dup, tidak ada iktus kordis, tidak ada pembesaran jantung, tidak ada nyeri
dada, tidak ada, merah, CRT : <2 detik
1.1.12.2 Sistem Pernafasan
Bentuk dada simetris, tidak ada sekresi dan batuk, pola nafas regular
RR=21x/menit, bunyi nafas vesicular, dan tidak ada bunyi nafas tambahan.
1.1.12.3 Sistem Integumen
Kulit tampak keriput, warna kulit coklat, turgor kembali kurang dari 2
detik, akral : hangat, warna kulit pucat.
1.1.12.4 Sistem Perkemihan
Tidak ada masalah pada kandung kemih, produksi urine/BAK ±1,5
ml/hari, frekuensi 2-3x/hari, warna kuning jernih dengan bau khas amoniak.
1.1.12.5 Sistem Muskuloskeletal
Kemampuan bergerak bebas, kemampuan kekuatan otot baik, dan tulang
belakang normal.
1.1.12.6 Sistem Endokrin
Tidak terdapat masalah pada sistem endokrin Tn. T
1.1.12.7 Sistem Gastrointestinal
Tidak ada riwayat gastritis, tidak ada mual ataupun muntah, BAB 1x/hari
dengan tidak adanya masalah.
1.1.12.8 Sistem Reproduksi
Pasien menolak dilakukan pengkajian/pemeriksaan
1.1.12.9 Sistem Persarafan
Provokative/Paliative : Saat beraktivitas, Quallty/Quantity : Seperti
ditusuk-tusuk, Region: Kepala bagian atas sampai leher, SeverityScale: Skala ,
Timming : Hilang datang.
Berdasarkan pemeriksaan dan pengkajian nilai GCS pasien, E (Eye) : 4
(Membuka mata dengan spontan), V (Verbal) : 5 (Dapat menjawab salam), M
(Motorik) : 6 (Dapat mengikuti perintah), Total Nilai GCS adalah 15 dengan
Kesadaran Ny. P yaitu Compos Menthis.
Pemeriksaan Uji Syaraf Kranial : Nervus Kranial I (Olfaktorius) Pasien
dapat membedakan aroma teh dan kopi. Nervus Kranial II (Optikus) Pasien dapat
membaca, Nervus Kranial III (Okulomotorus) Pasiendapat menggerakan bola
mata ke atas dan ke bawah, Nervus Kranial IV (Troklearis) Pasien dapat
menggerakan bola mata kekiri dan ke kanan, Nervus Kranial V (Trigeminus)
Pasien dapat mengunyah dengan baik, Nervus Kranial VI (Abdusen) Pasiendapat
membedakan rasa asam, manis, asin, pahit, Nervus Kranial VII : (Fasialis) Pasien
dapat tersenyum, Nervus Kranial VIII (Vestibuloakustikus) Pasien dapat
mendengar dengan baik, Nervus Kranial IX (Glosofaringus) Pasien dapat menelan
dengan baik, Nervus Kranial X (Vagus) Pasien dapat berbicara dengan baik,
Nervus Kranial XI (Aksesorius) Pasien dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke
kanan, Nervus Kranial XII (Hipoglosus) Pasien dapat menjulurkan lidah.
1.1.12.10 Sistem Penglihatan
Penglihatan kurang baik, karena sudah agak buram kalau melihat jauh,
ukur ketajaman penglihatan, pasien tampak memakai kacamata konjungtiva
anemis, sklera warna putih.
Masalah Keperawatan : Resiko Cedera
1.1.12.11 Sistem Pendengaran
Sistem pendengaran pasien tidak ada masalah karena pasien masih bisa
mendengar dengan jelas.
1.1.12.12 Sistem Pengecapan
Sistem pengecapan pasien tidak ada masalah karena pasien mampu merasakan
rasa manis, asam, asin atapun pahit.
1.1.12.13 Sistem Penciuman
Sistem penciuman pasien tidak ada masalah karena pasien mampu
mencium/membedakan bau-bauan.
1.1.13 Status Kognitif/Afektif/Sosial
Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ): 1 fungsi intelektual
utuh, Mini Mental State Exam (MMSE): 28, Inventaris Depresi Beck : 2 (Tidak
Ada Depresi/Minimal), APGAR Keluarga : 9
Data Penunjang
Tidak ada data penunjang sehingga tidak bisa di kaji
INDEKS KATZ
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 5 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang? Dimana kita :
5 5 (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing) tanyakan
klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan. Beri 1 point untuk
tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ke 3 nya jumlahkan percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 5 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti eja
kata belakang) (7 kata dipilih eja dari belakang).
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point untuk
kebenaran.
BAHASA
9 5 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1 point.
30 Nilai total : 24
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmenthis Apatis Somnolens Suporus Coma
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
Resiko Cedera
2. Rabu, 2 Gangguan pola 1. Mengidentifikasi pola S : Ny. P mengatakan masih tidak bias tidur
Desember 2020 tidur aktivitas dan tidur dengan nyaman karena nyeri dikepalanya
Jam 11.20 WIB berhubungan 2. Mengidentifikasi faktor (Istirahat pada malam hari 3-4 jam, Istirahat
dengan pengganggu tidur pada siang hari 1-2 jam)
kurangnya control 3. Memfasilitasi O:
tidur menghilangkan stres - Konjungtiva anemis
sebelum tidur - Pasien sering menguap Pipik
4. Menjelaskan pentingnya - Pasien tampak Lelah
tidur yang cukup selama - Pasien tampak gelisah
sakit - Pasien mengatakan sulit untuk tidur
5. Mengajarkan relaksasi - TTV : TD=160/100 mmHg; N = 95x/menit;
obat autogenik atau cara S = 37.00C; RR = 22x/menit
non farmakologi lainnya. A : Masalah Belum Teratasi
P : Intervensi di Lanjutkan 1-5
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
3. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
4. Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
selama sakit
5. Ajarkan relaksasi obat autogenik atau cara
non farmakologi lainnya.
A. Topik : Hipertensi
B. Sasaran
1. Program : Ny. P dan Keluarga Ny. P
2. Penyuluhan : Di Rumah Ny. P
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan ini peserta mampu mengerti tentang
“Hipertensi” dan agar peserta lebih mengetahui dan mengerti bagaimana
cara mencegah dan mengobati saat terkena hipertensi.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengetahui pengertian Hipertensi.
2. Untuk dapat mengetahui penyebab Hipertensi.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Hipertensi.
4. Untuk dapat mengetahui pencegahan Hipertensi.
5. Untuk dapat mengetahui pengobatan Hipertensi.
6. Untuk dapat mengetahui obat tradisonal Hipertensi
D. Materi : Hipertensi
E. Metode : Ceramah
F. Media : Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Rabu, 9 Desember 2020
2. Pukul : 09.00 WIB s/d Selesai
3. Alokasi Waktu : 25 Menit
No Waktu Kegiatan Metode
1 5 Menit Pembukaan : Ceramah
Membuka Kegiatan Dengan
Mengucap Salam
Memperkenalkan Diri
Menejelaskan Tujuan
Penyuluhan
2 10 Menit Pelaksanaan : Ceramah
Pengertian Hipertensi.
Penyebab Hipertensi.
Tanda dan gejala Hipertensi
Pencegahan Hipertensi.
Pengobatan Hipertensi.
4 5 Menit Penutup : Ceramah
Mengucapkan Terima Kasih
dan Salam Penutup
H. Tugas Pengorganisasian
Moderator : Pipik
Leader : Pipik
Fasilitator : Pipik
I. TEMPAT
Setting Tempat
1. Setting Tempat :
Keterangan:
: Peserta
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir di tempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan di Puskesmas Menteng
3. Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan tentang Hipertensi
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang Hipertensi
2. Peserta hadir dalam penyuluhan
1) Memeriksa
tekanan darah
secara teratur.
2) Menjaga berat
1) Tensi diatas badan ideal.
140/90 mmHg 3) Mengurangi 1) Selalu
2) Sakit pada konsumsi
mengontrol
bagian garam.
tekanan darah
belakang 4) Jangan
merokok. secara
kepala
3) Leher terasa 5) Berolahraga teratur
kaku. secara teratur. dengan
4) Kelelahan. 6) Mengurangi memeriksakan
5) Mual dan stress. diri ke
Muntah. 7) Menghindari
dokter.
6) Sesak napas. makanan
berlemak. 2) Selalu minum
7) Gelisah.
obat teratur
8) Mudah
tersinggung. meskipun
9) Sukar tidur. tanpa keluhan.
3) Mengurangi 3 helai yang
konsumsi sudah
garam. dibersihkan
2. k
4) Perbanyak
emudian
konsumsi
diparut/dible
sayur dan nder.
buah. 3. s
5) Mematuhi etelah itu
nasihat saring dan
dokter. ambil airnya,
lalu siap untuk
diminum
Buah Mengkudu:
Caranya :
1. Ambil 2 buah
mengkudu
masak yang
telah
Obat dibersihkan
Tradisional 2. Lalu diparut
dan diperas,
ambil airnya
Aturan
Penggunaan
Diminum 2X
sehari (pagi dan
sore)
Buah Dilakukan selama 2
Mentimun/Timun pek
:
Caranya :
1. A
mbil satu atau
dua buah
mentimun dan
dau seledri 1-