Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI

KETERAMPILAN KEPERAWATAN GERONTIK


DI DUSUN PASIR TENGAH DESA PASIR
KECAMATAN MEMPAWAH HILIR
KABUPATEN MEMPAWAH

MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK

Oleh :
RINI KUSMIATI
NIM. 221133074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PROFESI NERS PONTIANAK
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Mendapatkan Persetujuan dari Pembimbing Akademik (Clinical Teacher) dan


Pembimbing Lahan (Clinical Instructure)
Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Maret 2023
Semester : Semester dua (Genap)
Program Studi : Profesi Ners Pontianak

Mahasiswa,

Rini Kusmiati
NIM. 221133074

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns.Ruri Virdiyanti,S.Kep,M.Kep,Sp.Kep.K Ns. Emma Ardiana, S. ST


NIP. 19810907 200903 2 004 NIP. 19811220 200212 2 001
LAPORAN PENDAHULUAN
SUPERVISI KETERAMPILAN KEPERAWATAN GERONTIK
KUNJUNGAN KEDUA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas.
Seiring bertambahnya usia, kondisi kesehatan seseorang bisa semakin
menurun, sehingga membuatnya jadi rentan mengalami berbagai macam
penyakit. Hal ini yang membuat para lansia berisiko mengalami penyakit
degeneratif, yakni kondisi kesehatan yang terjadi akibat memburuknya suatu
jaringan atau organ seiring waktu. Proses penuaan pada lansia akan
menghasilkan perubahan dari fisik, mental, sosial, ekonomi, dan fisiologi.
Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan pada struktur vena besar
yang dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi (Kristiawan and Adiputra,
2019).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana meningkatnya darah
sistolik berada diatas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Kondisi tersebut menyebabkan
pembuluh darah terus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan darah
normal sendiri berada pada nilai 120 mmHg sistolik yaitu pada saat jantung
berdetak dan 80 mmHg diastolik yaitu pada saat jantung berelaksasi. Jika
nilai tekanan melewati batas tersebut, maka bisa dikatakan bahwa tekanan
darah seseorang tinggi. Seperti yang diketahui bahwa darah dibawa ke
seluruh tubuh dari jantung melewati pembuluh darah. Setiap kali jantung
berdetak untuk memompa darah, maka tekanan darah akan tercipta dan
mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Menurut American Heart
Association atau AHA dalam Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent
killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan
hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala
atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah,
penglihatan kabur, telinga berdenging dan mimisan (Thei, dkk 2018).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan
sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, yang berarti 1 dari
3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah ini akan terus meningkat
setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang
yang terkena hipertensi, dan menurut perkiraan ada 10,44 juta orang akan
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya di setiap tahun.
Kementerian Kesehatan RI (2018) mengungkapkan bahwa prevalensi
penyakit tidak menular seperti hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan
pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013. Pada
tahun 2013 didapatkan prevalensi hipertensi dari 25,8 % naik menjadi 34,1
% di tahun 2018. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85 %)
lebih tinggi dibanding dengan laki-laki (31,34 %). Riskesdas 2018
menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1 %, tertinggi di Kalimantan Selatan
(44,1 %), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2 %). Estimasi jumlah
kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 jiwa, sedangkan angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian (RI,
2021).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31 – 44 tahun (31,6 %), umur
45 – 54 tahun (45,3 %), umur 55 – 64 tahun (55,2 %). Dari prevalensi
hipertensi sebesar 34,1 % diketahui bahwa sebesar 8,8 % terdiagnosis
hipertensi dan 13,3 % orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat
serta 32,3 % tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami
hipertensi sehingga tidak melakukan pengobatan secara teratur (RI, 2021).
Menurut Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, jumlah kasus hipertensi
selama tahun 2022 107.400 kasus, yang rata-rata diderita oleh mereka yang
berusia 30 tahun. Menurut data Puskesmas Rawat Jalan Mempawah tahun
2022 jumlah penderita hipertensi sebanyak 144 orang.
Berdasarkan pengkajian pada Ny. R dengan riwayat Hipertensi sejak
tahun 2021 (data di buku Posyandu Lansia) tetapi tidak rutin minum obat.
Klien minum obat jika ada keluhan atau tekanan darahnya tinggi saja. Klien
tidak sekolah sehingga tidak bisa membaca dan menulis. Klien juga tinggal
bersama dengan anaknya yang tidak sekolah.
Menurut penelitian Fredy Akbar dkk pada bulan April 2020 tentang
Karakteristik Hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Buku, Kecamatan Mapili,
Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Total responden
sebanyak 50 orang yakni lanjut usia yang berumur 60 – 74 tahun (Elderly)
sebanyak 46 orang (92 %), dan lanjut usia tua yang berumur 75 – 90 tahun
(Old) sebanyak 4 orang (8 %). Lanjut usia dengan umur 60 – 74 tahun
(Elderly) yang mengalami hipertensi sebanyak 32 orang (91,4 %) dan di
dominasi berjenis kelamin perempuan sebanyak 39 orang (78 %), dan hasil
untuk lanjut usia yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan
mengalami hipertensi sebanyak 29 orang (82,8 %).
Pada relaksasi autogenik klien tidak lagi bergantung kepada terapisnya
tetapi melalui teknik sugesti diri (auto suggestive), seseorang dapat
melakukan sendiri perubahan dalam dirinya sendiri, juga dapat mengatur
pemunculan emosinya (Saunders, 2007). Widyastuti (2004) menambahkan
bahwa relaksasi autogenik membantu individu untuk dapat mengendalikan
beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, frekuensi jantung, dan alirah
darah.
Menurut penelitian Anita Shinta Kusuma dan Evin Kristiani (2021)
tentang Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi. Relaksasi autogenic memberikan rasa nyaman dan
rileks pada responden, mengurangi kecemasan dan stress sehingga tubuh
mengalami relaksasi, sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan denyut
jantung menjadi normal. Dengan demikian relaksasi autogenic merupakan
terapi pendamping yang dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi, dan membantu pasien untuk relaksasi, mengurangi kecemasan
serta stress dan dapat dilaksanakan secara rutin kapan saja saat pasien
bersantai.
Menurut penelitian Erika Untari Dewi dan Ni Putu Widari pada tahun
2017 tentang Teknik relaksasi autogenik dan relaksasi otot progresif
terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Populasi pada
penelitian ini seluruh anggota Posyandu Lansia Pelangi Pradah Kali Kendal
RT. 4 Surabaya yang menderita hipertensi sebanyak 30 responden dan
jumlah sampel 28 responden dengan menggunakan Simple Random
Sampling. Pengumpulan data menggunakan observasi tekanan darah
menurut JNC VII sebelum maupun setelah tindakan kemudian diuji statistik
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil tekanan darah setelah diberi relaksasi
autogenik sebagian besar prehipertensi sebanyak 11 orang (79 %) dan
setelah diberi relaksasi otot progresif sebagian besar prehipertensi sebanyak
9 orang (64 %).

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


Keluhan yang dirasakan pada saat kunjungan dan observasi tekanan darah.
3. Masalah keperawatan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload (D.0008).

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis keperawatan Gerontik
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload (D.0008).
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, klien mampu memahami dan
mempraktekkan teknik relaksasi atot autogenik.
3. Tujuan khusus
a. Menjelaskan pengertian teknik relaksasi autogenik.
b. Menjelaskan tujuan dilakukan teknik relaksasi autogenik.
c. Menjelaskan manfaat dari teknik relaksasi autogenik.
d. Menjelaskan langkah-langkah teknik relaksasi autogenik.

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik
Teknik relaksasi autogenik untuk menurunkan tekanan darah.
2. Metode
Demonstrasi dan redemonstrasi.
3. Media
a. Laptop
b. Tensimeter digital
c. Alat tulis
4. Waktu
Hari kamis, tanggal 30 Maret 2023 jam 16.00 wib.
5. Tempat
Rumah Ny. R di Jln. Raden Patih Gumentar RT. 010 / RW. 003 Dusun Pasir
Tengah Desa Pasir Kec. Mempawah Hilir Kab. Mempawah
D. Tahapan Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Fase persiapan 2 menit
a. Ners mempersiapkan alat dan bahan
b. Ners mempersiapkan lingkungan dan tempat yang digunakan
untuk kegiatan
2. Fase Orientasi 3 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan dosen pembimbing yang hadir
c. Membuat kontrak (waktu dan topik)
d. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
3. Fase Kerja 20 menit
a. Mengkaji kesiapan Ibu R dan keluarga dalam pertemuan
b. Mengukur tekanan darah sebelum tindakan
c. Demonstrasi teknik relaksasi autogenik
d. Redemonstrasi teknik relaksasi autogenik
e. Mengukur tekanan darah setelah tindakan
f. Memberikan reinforcement positif
4. Fase Terminasi 3 menit
a. Menanyakan pada peserta tentang perasaan setelah
melaksanakan kegiatan
b. Melakukan evaluasi kegiatan
c. Menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan bersama
d. Menjelaskan rencana tindak lanjut
e. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini dan membuat kontrak
untuk pertemuan selanjutnya
f. Mengucapkan salam
5. Penutup 2 menit

E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Mahasiswa telah mengkonsultasikan laporan pendahuluan kegiatan
kepada pembimbing sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Alat dan bahan telah disiapkan 1 hari sebelum kegiatan.
c. Waktu dan tempat kegiatan telah disepakati 1 hari sebelum kegiatan.
d. Klien telah menyetujui waktu dan tempat kegiatan dilaksanakan.
e. Klien bersedia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
2. Proses
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Mahasiswa melakukan tahapan kegiatan sesuai dengan rencana.
3. Hasil
a. Klien menunjukkan partisipasi aktif.
b. Didapatkan hasil tekanan darah sebelum dan setelah tindakan.

Anda mungkin juga menyukai