Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI KEPERAWATAN SENAM HIPERTENSI


DI DUSUN SIDOREJO RT 06

Dosen Pembimbing: Ns. Sulastri, M.Kep., Sp.Jiwa

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Irma Noviyanti 2014301062
Linda Ria Ananta 2014301068
Najwa Nabilla 2014301075
Natasya Evi Andriani 2014301077
Nuria Uspika 2014301078
Oca Yulianda 2014301079
Puspa Pancalista 2014301080
Putri Oktarina A 2014301081
Rahma Dwi Santika 2014301082
Ranu Dwi Sam Aditya 2014301084
Restu Gentari 2014301085
Riska Oktafiana 2014301086

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
TERAPI KEPERAWATAN SENAM HIPERTENSI
A. Latar Belakang
Hipertensi atau darah tinggi sering dikatakan sebagai Sillent killer karena
termasuk penyakit mematikan yang tidak disertai dengan gejala awal. Menurut
beberapa sumber jumlah kematian karena hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,
sehingga menjadi sebuah ancaman terhadap kesehatan. (Nurjanah, N. 2018).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat
berbahaya. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah adanya
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung cukup lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak terdeteksi secara dini dan
mendapat pengobatan (Yulanda & Lisiswanti, 2019).
Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan
tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi adalah
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik. Faktor risiko hipertensi yang dapat
dimodifikasi adalah kebiasaan merokok, konsumsi garam, minuman beralkohol,
konsumsi lemak jenuh, obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi kopi, stres
(Kemenkes RI, 2019)
Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai hampir lebih dari 1,3 milyar
orang dimana 31% menggambarkan jumlah penduduk dewasa di dunia yang
mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding prevalensi global pada
tahun 2000-2010 (Arum, 2019). Kasus hipertensi global sebesar 22% dari total
populasi dunia. Prevalensi kejadian hipertensi tertinggi berada di benua Afrika 27%
dan terendah di benua amerika 18%, sedangkan di asia tenggara berada diposisi ke-3
tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% (Cheng, et al 2020).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%. Wilayah tertinggi yang
mengalami hipertensi yaitu Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di
wilayah Papua sebesar (22,2%). Hipertensi yang terjadi pada kelompok umur 3144
tahun sebesar (31,6%) dan umur 45-54 tahun sebesar (45,3%), umur 55-64 tahun
sebesar (55,2%) (Riskesdas, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2019, prevalensi
hipertensi pada penduduk dengan usia >50 tahun di Provinsi Lampung sebesar
15,10% dengan capaian pelayanan kesehatan bagi pasien hipertensi sebesar 49,10%;
sedangkan Kota Bandar Lampung memiliki prevalensi penyakit hipertensi pada
penduduk dengan usia >15 tahun sebesar 16,71% dengan capaian pelayanan
kesehatan bagi pasien hipertensi sebesar 71,40% .
Dari data yang dikumpulkan di Dusun Sidorejo khususnya RT 06 memiliki
mayoritas warga dengan usia dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40
tahun, saat perubahan- perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif ini akan terjadi proses penuaan yang akan mengakibatkan
perubahan fisik, mental, sosial dan kesehatan serta memunculkan penyakit
degenerative seperti hipertensi. Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas Hajimena
dan Dusun Sidorejo RT 06, bahwa kasus penyakit tidak menular dengan kasus
tertinggi adalah hipertensi dengan total jumlah 25 klien.
Menurut Kemenkes, kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu penyebab
tingginya PTM (Penyakit Tidak Menular) salah satunya yaitu penyakit hipertensi.
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan
meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi 3 (Kemenkes, 2019). Jenis aktivitas
fisik dibagi menjadi 2 yaitu: kegiatan sehari- hari dan olahraga. Contoh kegiatan
sehari-hari yaitu berkebun, mencuci pakaian sedangkan olahraga yaitu contohnya
senam, berlari kecil, dan berjalan kaki.
Senam hipertensi adalah salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani atau
latihan fisik untuk mengurangi berat badan dan mengelola stress sehingga dapat
meningkatan aktivitas metabolisme tubuh serta dapat merangsang ativitas kerja
jantung dan dapat menguatkan jantung (Sianipar, 2018).
Menurut penelitian Triyani, E (2018) menunjukan senam hipertensi lebih
efektif terhadap penurunan tekanan darah dibandingkan berjalan kaki. Menurut
Sherwood (2005) dalam Anwari, M. (2018) senam hipertensi mampu mendorong
jantung bekerja secara optimal, sehingga meningkatkan kebutuhan energi oleh sel,
jaringan dan organ tubuh. Akibatnya meingkatkan aliran balik vena kemudian volume
sekuncup akan meningkatkan curah jantung sehingga tekanan pada arteri meningkat.
Dampak fase ini mampu menurunkan aktivitas 3 pernafasan dan otot rangka yang
mengakibatkan aktivitas syaraf simpatis menurun, kemudian kecepatan denyut
jantung menurun, terjadi vasodilatasi pada arteriol vena sehingga mengakibatkan
penurunan curah jantung dan penurunan resistensi perifer total maka terjadilah
penurunan tekanan darah.
Mekanisme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena
olahraga dapat merileksasikan pembuluh darah sehingga tekanan darah akan turun.
Hubungan senam hipertensi terhadap pengendalian tekanan darah dapat disimpulkan
dalam penelitian Nugraheni, A (2019) menunjukkan ada pengaruh secara signifikan
senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah terhadap penderita hipertensi.
Berdasarkan latar belakang diatas mendasari kelompok untuk menerapkan
senam hipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi pada
masyarakat di RT 06 Dusun Sidorejo, Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lampung Selatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Terapi Keperawatan Senam Hipertensi diharapkan
Masyarakat di Dusun Sidorejo, Desa Hajimena RT 06 mampu melakukan senam
dengan baik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Terapi Keperawatan Senam Hipertensi di RT 06 Dusun
Sidorejo, Desa Hajimena, diharapkan masyarakat dan mahasiswa mampu :
a) Melakukan senam hipertensi secara mandiri di rumah masing-masing.
b) Mengetahui efektifitas senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
masyarakat di RT 06 Dusun Sidorejo, Desa Hajimena.

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan : Terapi Keperawatan Senam Hipertensi
2. Sasaran / Target
 Masyarakat
 Ketua Dusun
 Ketua RT
 Kader Kesehatan
 Pembimbing Akademik/CI
3. Metode : Mendemonstrasikan
4. Media dan Alat
 Mikrophone / TOA
 Sound System
5. Susunan Kepanitiaan
 Ketua kelompok : Ranu Dwi Sam Aditya
 Ketua pelaksana : Natasya Evi Andriani
 MC : Oca Yulianda
 Demonstrator/Instruktur : Restu Gentari dan Najwa Nabilla Salma
 Observer : Putri Oktarina Audya
 Fasilitator : Linda Ria Ananta dan Nuria Uspika
 Dokumentasi : Rahma Dwi Santika
 Konsumsi : Irma Novianti S. dan Puspa Pancalista
 Perlengkapan : Riska Oktafiana dan Ranu Dwi Sam Aditya
6. Waktu dan Tempat
Kegiatan Terapi Keperawatan Senam Hipertensi akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal: , 04 November 2023
Pukul: 09.00 WIB
Tempat: Belakang Posko Mahasiswa RT 06 Dusun Sidorejo (Kediaman Bapak
Amri)
7. Susunan Acara
NO ACARA WAKTU Penanggung Jawab
1. Pembukaan 5 menit Panitia
1. Penyampaian salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan waktu
pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan 20 menit Panitia dan Warga
3. Penutup 5 menit Panitia
1. Mengevaluasi perasaan
klien
2. Mengakhiri dengan
salam

Uraian Tugas
1. Ketua Pelaksana :
Bertanggungjawab dalam mengatur seluruh kegiatan
2. Pembawa acara (MC) :
 Memperkenalkan pelaksanaan kegiatan
 Membuat kontrak waktu
 Menjelaskan tujuan kegiatan
 Mengarahkan jalannya kegiatan
 Menutup acara
3. Demonstrator/Instruktur :
 Memandu dan mengajak masyarakat dalam kelangsungan kegiatan

4. Observer :
 Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan
5. Humas/Fasilitator :
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
 Memfasilitasi peserta untuk berpartisipasi aktif selama kegiatan
6. Dokumentasi :
Mendokumentasikan selama kegiatan senam berlangsung

7. Konsumsi :
 Membagikan makanan (snack) setelah kegiatan
 Bertanggungjawab atas konsumsi
8. Perlengkapan :

Menyiapkan peralatan sebelum kegiatan berlangsung

9. Kriteria Keberhasilan

a) Evaluasi Struktur
b) Proses
c) Hasil

Anda mungkin juga menyukai