Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI DIDUSUN PEDES

ARGOMULYO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Andi Sudiana 200300717


Anggi Nurza’da Pebrianti M 200300759
Bety Ayu Safitri 200300725
Fatimah Wulandari 200300734
Maryono 200300747
Novy Herwanti Bugis 200300751
Renita Yopi Choiri 200300756
Zidni Mubarokah 200300774

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI DI DUSUN PEDES ARGOMULYO


SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Di Susun Oleh :

Andi Sudiana 200300717


Anggi Nurza’da Pebrianti M 200300759
Bety Ayu Safitri 200300725
Fatimah Wulandari 200300734
Maryono 200300747
Novy Herwanti Bugis 200300751
Renita Yopi Choiri 200300756
Zidni Mubarokah 200300774

Telah mendapatkan persetujuan dan pengesahan

pada tanggal ..........................

Pembimbing Akademik Perceptor

(Heru Ganjar Triyono, S.Kep., Ns.,M.Kep) (Vena Kuswandari, Amd. Kep)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Kesehatan Keluarga


Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan Hipertensi
Sasaran : Warga Dusun Pedes
Target : Penderita Hipertensi di Dusun Pedes
Hari / tanggal : Senin, 30-11-2020
Jam : 19.30
Waktu pertemuan : 20.00
Tempat : Rumah Bapak Dukuh Pedes Argomulyo Sedayu

I. LATAR BELAKANG
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang
insidensinya cenderung meningkat. Beberapa penderita tidak mengalami keluhan
sehingga penderita umumnya tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi.
Tetapi bila dibiarkan tanpa perawatan maka itu akan menimbulkan kerumitan yang
membahayakan. Orang yang berusia lima puluhan adalah masa usia penuh dengan
resiko. Oleh sebab itu perlu pengontrolan tekanan darah untuk penanggulangan lebih dini
sehingga tidak berlanjut pada komplikasi yang lebih parah.

Ini menunjukkan bahwa penyakit yang parah boleh saja tidak diketahui ditengah
tengah masyarakat, dapat pula melumpuhkan kesehatan dan dapat menimbulkan
masalah yang berat tetapi penderita tidak mengetahui samasekali mengenai apa yang
terjadi. Sering sudah terlambat dan berkomplikasi barulah diketahui penyebab utamanya.

Itulah sebabnya sekarang orang mengetahui bahwa hipertensi itu penyakit yang
mempunyai bermacam-macam tingkat sedangkan keadaan yang parah memerlukan
pengetahuan yang agak dini supaya segera mendapatkan perhatian dan perawatan.
II. TUJUAN

A. Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, keluarga mampu memahami
tentang penyakit hipertensi.
B. Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
1. Keluarga mampu menjelaskan tentang Pengertian hipertensi
2. Keluarga mampu menjelaskan tentang Penyebab hipertensi
3. Keluarga mampu menjelaskan tentang diet pada penderita hipertensi
4. Keluarga mampu mendemonstrasikan gerakan senam hipertensi
III. METODE
Metode menggunakan ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan diskusi bersama warga
Dusun Pedes, khusunya penderita hipertensi
IV. MEDIA
Media yang digunakan adalah Power point dan leaflet hipertensi
V. MATERI

Terlampir

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan 5 menit 1. Menjawab salam
1.Memberi salam 2. Mendengarkan
2.Member pertanyaan apresiasi 3. Mendengarkan
3.Mengkomunikasikan pokok 4. Mendengarkan
bahasan
4.Mengkomunikasikan tujuan

2 Kegiatan Inti 20 menit 1. Memperhatikan


1. Menjelaskan tentang pengertian 2. Bertanya
hipertensi 3. Mempraktekan
2. Menjelaskan tentang penyebab
hipertensi
3. Menjelaskan tentang tanda dan
gejala hipertensi dan diet
penderita hipertensi
4. Memberikan kesempatan peserta
untuk bertanya
5. Menjawab pertanyaan peserta

3 Penutup 5 menit
1. Menyimpulkan materi 1. Memperhatikan
penyuluhan bersama peserta 2. Menjawab
2. Memberikan evaluasi secara
lisan
3. Memberikan salam penutup

Total 30 menit

VII. PENGORGANISASIAN
Koordinator : Renita Yopi Choiri
Presentator : Bety Ayu Safitri
Notulen : Fatimah Wulandari
Fasilitator : Maryono
Observer : Novi Herwanti Bugis
Timer : Zidni Mubarokah
Moderator : Anggi Nurza’da Pebrianti M
Dokumentasi : Andi Sudiana

A. Kriteria evaluasi:
1. Peserta mampu menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Peserta mengetahui tentang penyebab hipertensi
3. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala hipertensi
4. Perserta mengetahui tentang diet pada penderita hipertensi

B. Pelaksanaan penyuluhan:
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 20.00
2. Peserta penyuluhan selesai pada pukul 21.00
3. Pada sesi tanya jawab muncul pertanyaan meliputi :
 Apakah bapak dan ibu mengerti dengan apa yang saya sampaikan? Jika iya,
tolong jelaskan apa yang saya bilang barusan?

Jawab : Paham. Menerangkan tentang hipertensi dan makanan / minuman

Apa saja yang di anjurkan dan yang dilarang.

 Apa saja yang harus dilakukan setelah mengerti jika sakit hipertensi tapi
tidak ada keluhan
Jawab : menjaga pola makan, mengurangi konsumsi garam.

4. Kegiatan penyuluhan selesai pada pukul 21.00


5. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pukul 21.15

VIII. REFERENSI

1. Elsanti S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolestrol, Stroke, Hipertensi &
Serangan Jantung. Yogjakarta : Araska
2. Simsmora H. Roymond.2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta ;
EGC
3. Kamitsuru S, Herdman T.H. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan . Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC
4. Riasmini N, et al. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di
Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : UI-Press

Pelaporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan:


N TanggaldanW Kegiatan
Kegiatan Klien
o aktu Penyuluhan
1 Pembukaan :  Menjawab salam
 Mendengarkan
 Mengucapka  Menyetujui kontrak waktu
n salam
 Memperkena
lkan diri
 Melakukan
kontrak
waktu
kedepan
 Menjelaskan
tujuan

2 Pelaksanaan :  Mendengarkan materi yang disampaikan


 Mengulangkembaliataumenjawabpertanyaanda
 Menjelaskan nmateriapa yang telahdisampaikan
tentang
pengertian
hipertensi
 Menjelaskan
tentang tanda
dan gelaja
hipertensi
 Menjelaskan
tentang
penyebab
hipertensi

3 Evaluasi :  Menjawab pertanyaan yang diajukan

 Menanyakan
kembali
tentang
materi
hipertensi

4 Mengakhiri  Mendengarkan
Pertemuan :  Menjawab salam

 Reinforceme
nt positif
kepada
keluarga
 Mengucapka
n terima
kasih kepada
keluarga
 Mengakhiri
pertemuan
dengan
salam

Lampiran Materi

HIPERTENSI

A. Defenisi Hipertensi

Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena tidak
ada batasan yang jelas yang membedakan antara hipertensi dan normotensi. Namun bukti
menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan mortalitas dan
mordibitas. Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana
komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata.

B. Klasifikasi Hipertensi

Diastolik mmHg Sistolik mmHg Klasifikasi

< 85 < 130 a. Normal


85 – 89 130 – 139 b. Perbatasan
90 – 99 140 – 159 c. Hipertensitingkat I
100 – 109 160 – 179 d. Hipertensitingkat 2
>110 >180 e. Hipertensitingkat 3

C. Etiologi
Menurut penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:

1. Hipertensi Primer atau Esensial.


Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi
Taropatik terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetic, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis, sistim rennin angiostensin,
defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca Intraseluler dan factor-faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisetemia.

2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal


Hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya dan biasnya disertai keluhan atau
gejala-gejala dari penyakit yang menyebabkan hipertensi tersebut. Penyakit yang
dapat menyebabkan hipertensi ini misalnya :

a. Kelainan Hormon

1. Pil KB: kontrasepsi oral yang mengandung estrogen menyebabkan


peningkatan angiostensinogen dan kemudian akan meningkatkan angiostensin
II. Peningkatan angiostensin II ini juga dirangsang oleh pengeluaran renin
akibat peningkatan stimulasi syaraf simpatis. Akibat peningkatan angiostensin
II ada 2 hal yaitu : aspek konstriktor arteriola perifer dan peningkatan sekresi
aldosteron yang mengakibatkan reasorbsi Na dan air.
2. Neokromositoma/Tumor Medulla Adrenal atau jaringan pensekresi ketoalamin
di bagian lain tubuh: tumor ini mensekresi epinefrin yang menyebabkan kadar
glukosa plasma dan tingkat metabolisme meningkat sehingga memungkinkan
terjadinya hipertensi.
3. Sindrom Chusing, hipertensi pada penyakit ini diakibatkan oleh peningkatan
ACSH yang kemudian merangsang peningkatan glukortikod (kortisol)
sehingga menyebabkan glukonegenesis dan perubahan dalam distribusi
jaringan adipose. Dua hal tersebut meningkatkan obesitas.
b. Penyakit Metabolic
Diabetes mellitus : pada DM terjadi netropati diabetic mikroangiopati diabetic
sehingga mengakibatkan nefropati diabetic dan disfungsi filtrasi glomerulo.
c. Penyakit Ginjal

1. Glomerulo nefritis akut : lesi pada glomerulus menyebabkan retensi air dan
garam sehingga menyebabkan hipertensi.
2. penyempitan arteri renalis

d. Faktor Lain
1. Koarktasio aorta/penyempitan congenital suatu segmen aorta torakalis hal ini
meningkatkan resistensi aliran darah aorta sehingga mengakibatkan hipertensi
berat.
2. Pre eklamsia, pada pre eklamsia terjadi retensi pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air.

D. Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat hipertensi.
Pada hipertensi esensial dapat berjalan gejala dan pada umumnya baru timbul gejala
terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung yang
sering dijumpai berupa:

1. Sakit kepala
2. Vertigo
3. Perdarahan retina
4. Gangguan penglihatan
5. Proteinuria
6. Hematuria
7. Tachicardi
8. Palpitasi
9. Pucat dan mudah lelah
Tetapi kebanyakan pula pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan. Dan ada juga beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak
nafas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kelemahan
otot atau perubahan mental.

E. Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalakasanaan hipertensi adalah merunkan resiko penyakit


kardiovaskuler dan mortabilitas serta morsibitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
diastolic dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi.

Kelompok resiko dikategorikan menjadi :


1. Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1, 2 atau 3 tanpa gejala
penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, factor resiko lainnya. Bila dengan
modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan maka harus
diberikan obat antihipertensi.
2. Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi memiliki
satu atau lebih factor resiko yang tertera diatas, namun bukan diabaetes militus.
Jika terdapat beberapa factor maka harus langsung diberikan obat antihipertensi.
3. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ jelas.
Faktor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, disiplidemia, DM, jenis
kelamin (pria atau wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam
keluarga.

Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung


(hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard, angina pectoris, gagal jantung, riwayat
revaskularisasi koroner, strok, TIA, nefropati, penyakit arteri perifer, dan
retinopati.

Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi resiko:

Tekanan Kelompok Resiko Kelompok Resiko Kelompok Resiko


Darah A B C

130-139/85- Modifikasi gaya Modifikasi gaya Dengan obat


89 hidup hidup

140-159/90- Modifikasi gaya Modifikasi gaya Dengan obat


99 hidup hidup

≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskuler


dengan biaya sedikit, dan resiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski
harus dsertai obat antihipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat.

Langkah-langkah yang dianjurkan untuk:

1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan(indeks masa tubuh ≥ 27).


2. Membatasi alcohol.
3. Meningkatkan aktifitas aerobic (30-45 menit/hari).
4. Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na/2,4g Na/6 g NaCl/hari).
5. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90mmol/hari).
6. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat.
7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jemuh dan kolesterol dalam
makanan.
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai
dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur,
kebutuhan dan usia. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan lebih
disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat
mengontrol hipertensi terus-menerus dan lancar, dan melindungi pasien terhadap
berbagai resiko dari kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat
peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang ini terdapat pula
obat yang berisi kombinasi dosis rendah obat dari golongan yang berbeda. Kombinasi
ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek samping.

Setelah diputuskan memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat


indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan deuretik atau beta bloker.
Jika respon tidak baik dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai algoritma. Diuretik
biasanya menjadi tambahan karena dapat meningkatkan efek obat lain. Jika obat
kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal 1 tahun, dapat dicoba
menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara perlahan dan progresif.

Pada beberapa pasien mungkin dapat dimulai dengan terapi dengan lebih dari
satu obat secara langsung. Pasien dengan tekanan darah ≥200/≥120 mmHg harus
diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus dirawat
di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/...hipertensi.pdf

Elsanti S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolestrol, Stroke, Hipertensi & Serangan
Jantung. Yogyakarta : Araska

Sustrani L. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai