Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

OLEH
KELOMPOK 2
Hardiansyah (NS0621077) Sitti Halijah (NS0621136)
Sintya Yolastri L (NS0621134) Risnawati (NS0621128)
Ainun Annisa (NS0621052) Mayalika Sirumba (NS0621097)
Abd Wahab M (NS0621048) Jafirudin (NS0621083)
Elsi Andriani (NS0621068) Suci Anjali R (NS0621137)
Indah Mayasari R (NS0621080) Lisminarti Bunga A (NS0621089)
Nurul Khalisa (NS0621122) Irma Yanti (NS0621081)
La Ode Firlan F (NS0621087) Muh Nadir (NS0621103)
Yuli Anty M (NS0621141) Ayuni Kurnia (NS0621062)
Raodhatul Jannah R (NS0621125)

CI LAHAN CI INSTITUSI

(……………………………………….) (……………………………………….)
NIP/NIDN NIP/NIDN

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Cabang Ilmu : Keperawatan Gerontik
Topik : Penyakit Hipertensi
Hari/tanggal : Rabu, 24 Agustus 2022
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang
Sasaran : Lansia di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang
Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
Media : Leaflet, Banner, Alat Pengeras Suara
Materi : Terlampir

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan dapat mengetahui tentang
penyakit Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan Lansia dapat :
a. Mengetahui pengertian Hipertensi
b. Mengetahui penyebab Hipertensi
c. Mengetahui klasifikasi Hipertensi
d. Mengetahui Faktor resiko Hipertensi
e. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi
f. Mengetahui pencegahan Hipertensi
g. Mengetahui komplikasi Hipertensi
h. Mengetahui penatalaksanaan Hipertensi
i. Mengetahui makanan yang di ajurkan dan dihindari pada penderita
Hipertensi
j. Pengobatan tradisonal untuk Hipertensi

B. KARAKTERISTIK PESERTA PENYULUHAN


Lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang.

C. MEDIA
a. Materi Sap
b. Leaflet
c. Banner
d. Pengeras suara

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. PENGORGANISASIAN
Ci Institusi : Nur Khalid, S.Kep.,Ns.,MSN
1. Pembicara : Ayuni Kurnia
2. Moderator : Jafirudin
3. Observer : Sitti Halijah
4. Fasilitator : Ainun Annisa Yuli Anty Makaba
Nurul Khalisa Raodhatul Jannah R. S
Elsi Andriani Abd. Wahab Mustajab D
Indah Mayasari Ridwan Hardiansyah
La Ode Firlan Fadil Risnawati
Suci Anjali Ramadhany Mayalika Sirumba
Sintya Yolastri Lubuk Irma Yanti
Lisminarti Bunga Allo Muh. Nadir

F. JOB DISCRIPTION
1. Moderator
a. Membuka kegiatan dengan mengucap salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. Pembicara
a. Menggali pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
b. Menjelaskan materi mengenai definisi Hipertensi, faktor penyebab
Hipertensi, tanda gejala, penatalaksanaan dan komplikasi Hipertensi.
3. Fasilitator
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur tehnik acara sebelum dimulainya penyuluhan.
c. Membagi leaflet kepada peserta
d. Memotivasi keluarga pasien agar dapat berpartisipasi mengikuti
penyuluhan.
e. Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya.
f. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.

G. Pelaksanaan
Kegiatan Peserta
Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode Waktu
Penyuluhan
Pembukaan 1. Salam dan Menjawab Ceramah
memperkenalan diri salam dan
2. Mengadakan mendengarkan
kontrak waktu penyaji
3. Menjelaskan tujuan 3 menit
penyuluhan
4. Menjelaskan
manfaat dari
penyuluhan
Uraian Menjelaskan materi 1. Menyimak 1. Ceramah
Meliputi: penjelasan 2. Tanya
1. Definisi Hipertensi yang jawab
2. Penyebab Hipertensi diberikan
3. Klasifikasi 2. Memberikan
Hipertensi pertanyaan
4. Faktor resiko setelah
15
Hipertensi penyampaian
menit
5. Tanda dan gejala materi
Hipertensi
6. Penatalaksanaan dan
pengobatan
7. Program
pemberantasan
Hipertensi
Penutup 1. Menjelaskan 1. Menjawab 1. Tanya 5 menit
evaluasi dengan pertanyaan jawab
menanyakan 2. Menyimak 2. Ceramah
kembali materi – kesimpulan
materi yang telah
disampaikan 3. Menjawab
2. Menyimpulkan salam
materi penyuluhan
dan hasil diskusi
3. Mengucapkan salam

H. LAMPIRAN MATERI
1. DEFINISI
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi
sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Wijaya & Putri, 2018)

2. ETIOLOGI
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,
sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak
ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit
renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta ras
menjadi penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress,
intake alcohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya hidup (Nuratif,
2018)
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelain
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik dibagi menjadi enam klasifikasi
kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Pra hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi ringan 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Sangat berat >210 mmHg >120 mmHg

4. FAKTOR RESIKO
a. Faktor resiko yang bisa diubah : stress, obesitas, rokok,kopi
b. Faktor resiko yang tidak bisa dirubah : usia, genetic,ras

5. MANIFESTASI KLINIS
Manisfestasi klinik menurut (Nuratif, 2018) muncul setelah
penderita mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara
lain :
a. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan
langkah tidak mantap.
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena
peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
c. Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.
d. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi
darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
e. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak
hipertensi.
f. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari
peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh
glomerulus.
Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun
tanda-tanda klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada
dua kali pengukuran tekanan darah secara berturutan dan bruits (bising
pembuluh darah yang terdengar di daerah aorta abdominalis atau arteri
karotis, arteri renalis dan femoralis disebabkan oleh stenosis atau
aneurisma) dapat terjadi. Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun
gejalanya dapat berhubungan dengan keadaan yang menyebabkannya.
Salah satu contoh penyebab adalah sindrom cushing yang menyebabkan
obesitas batang tubuh dan striae berwarna kebiruan, sedangkan pasien
feokromositoma mengalami sakit kepala, mual, muntah, palpitasi, pucat
dan perspirasi yang sangat banyak

6. PENCEGAHAN
a. Pemeriksaan darah teratur
b. Konsumsi obat anti hipertensi secara teratur
c. Diet hipertensi
d. Menjaga keseimbangan berat badan
e. Hindari minuman keras (alcohol), dan merokok
f. Hindari stress
g. Olah raga teratur
h. Istirahat yang cukup

7. KOMPLIKASI
a. Stroke
b. Perdarahan otak
c. Gagal ginjal
d. Gagal jantung
e. Penyakit mata seperti pendarahan retina, penebalan retina, dan oedema
pupil.

8. PENATALAKSAAN
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat
penting untuk mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
nonfarmakologis pada penderita hipertensi bertujuan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor
resiko yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass Index
dengan rentang 18,5 – 24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan
rumus membagi berat badan dengan tinggi badan yang telah
dikuadratkan dalam satuan meter. Obesitas yang terjadi dapat
diatasi dengan melakukan diet rendah kolesterol kaya protein dan
serat. Penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg dapat menurunkan
tekanan darah diastolik sebesar 5 mmHg.
2) Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet
rendah garam yaitu tidak lebih dari 6 gr NaCl atau 2,4 gr
garam/hari , atau dengan mengurangi konsumsi garam sampai
dengan 2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap harinya.
Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan
darah diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat dilakukan dengan cara
mengurangi asupan garam menjadi 1⁄2 sendok teh/hari.
3) Batasi konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau
lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan
tekanan darah, sehingga membatasi atau menghentikan konsumsi
alkohol dapat membantu dalam penurunan tekanan darah.
4) Mengkonsumsi makanan yang mengandung Vitamin K dan Ca
yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan
jumlah natrium yang terbuang bersamaan dengan urin. Konsumsi
buah-buahan setidaknya sebanyak 3-5 kali dalam sehari dapat
membuat asupan potassium menjadi cukup. Cara mempertahankan
asupan diet potasium (>90 mmol setara 3500 mg/hari) adalah
dengan konsumsi diet tinggi buah dan sayur.
5) Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan utama
rokok adalah tembakau, didalam tembakau terdapat nikotin yang
membuat jantung bekerja lebih keras karena mempersempit
pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta
tekanan darah
6) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan
darah sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi
dapat dilakukan dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga
atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga
menurunkan tekanan darah yang tinggi .
7) Aromaterapi (relaksasi)
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan alternatif yang
menggunakan minyak esensial untuk memberikan kesehatan dan
kenyamanan emosional, setelah aromaterapi digunakan akan
membantu kita untuk rileks sehingga menurunkan aktifitas
vasokonstriksi pembuluh darah, aliran darah menjadi lancar dan
menurunkan tekanan darah.
8) Terapi masase (pijat)
Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran energi
dalam tubuh sehingga meminimalisir gangguan hipertensi beserta
komplikasinya, saat semua jalur energi terbuka dan aliran energi
tidak terhalang oleh tegangnya otot maka resiko hipertensi dapat
diminimalisir .
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013)
merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam
tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya
pompa jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan seperti asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan
menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.

9. DIET
Diet merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa.
Tujuannya yaitu membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan
tekanan darah menuju normal,penurunan faktor resiko BB yang berlebih,
menurunkan kadar lemak kolesterol. Diet untuk penderita Hipertensi
(Muttaqin, 2017) :
a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
1) Sumber kalori
Beras, tales, kentang, macaroni, bihun, tepung-tepungan, gula.
2) Sumber protein hewani
Daging, ayam, ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari,
telur ayam, telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa
lemak
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong,
wortel.
6) Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
7) Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
8) Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.

b. Makanan yang dibatasi


1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya
biscuit, craker
3) Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.
4) Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
5) Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging
sapi, daging kambing.
6) Garam dapur
7) Makan tinggi lemak dan kolesterol
8) Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll

10. Pengobatan tradisonal untuk Hipertensi


a. buah ketimun
b. Buah belimbing.
c. Daun seledri
Cara membuat obat tradisional:
1) 1/2 kg buah ketmun/belimbing cuci hingga bersih.
2) Kupas kulit dan kemudian diparut.
3) Saring airnya dengan penyaring.
4) Setelah disaring kemudian diminum.
5) Lakukan setiap hari kurang lebih 1/2kg untuk 2 kali minum.

DAFTAR PUSTAKA

Nuratif, A. H. (2018). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis. Jogjakarta: Medi Action.
Wijaya, A. S., & Putri, N. R. (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Mutaqqin, A. (2017). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kardiovaskuler.


Jakarta : Salemba Medica.

Anda mungkin juga menyukai