Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN HIPERTENSI
Untuk memenuhi tugas clinical practice di UPT Puskesmas Puter

Disusun Oleh :
Adila Hardiani R 4002190017
Asep Gunawan 4002190412
Canti Rismawati 4002190129
Elisa Salsyabila L 4002190061
Eneng Egga Martiantiny 4002190014
Iis Ismawati 4002190029
Nukholis Mughny 4002190075
Nur Izzati Amalia 4002190095
Putri Fitria A 4002190026
Rani 4002190101
Rodum Al Ashar 4002190004
Sheila Rizka puspita 4002190032
Siti Robaeah 4002190131

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Hipertensi
Materi : Pencegahan Hipertensi
Sasaran : Mayarakat RW 03 Kelurahan Sadang Serang
Kecamatan Coblong
Target : Masyarakat di rentang usia 15-59 tahun
Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Maret 2023
Waktu : 30 Menit
Tempat : Masjid RW 03 Kelurahan Sadang Serang
Kecamatan Coblong
Penyuluh : Kel.1A

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah
pada pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada
pembuluh darah menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015)
menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu
mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di
Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika
di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.

B. Tujuan Instruksionl Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Tentang Hipertensi,
masyarakat memahami tentang penyakit hipertensi serta cara
pencegahannya.
C. Tujuan Instrukdional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut selama 30 menit,
diharapkan peserta penyuluhan mampu :
a. Mejelaskan pengertian Hipertensi
b. Menyebutkan Klasifikasi Hipertensi
c. Menyebutkan Penyebab Hipertensi
d. Menyebutkan Faktor Risiko Hipertensi
e. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
f. Menyebutkan cara pencegahan atau pengendalian hipertensi
g. Mengetahui Komplikasi Hipertensi
h. Mengetahui Pengobatan Hipertensi

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab atau diskusi

F. Media Penyuluhan
Lembar penyuluhan yang digunakan, yaitu:
1. Leafleat
2. Stand Banner

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1. Pendahuluan 5 Menit Pembukaan :
(Introduction) 1. Memberi salam pembukaan 1. Menjawab salam
2. Menyampaikan tujuan 2. Menyimak
3. Membuat kontrak waktu 3. Mendengarkan
4. Menyepakati kontrak
2. Penyajian 20 Kegiatan inti :
(Presentation) Menit 1. Menjelaskan materi 1. Menyimak dan
Memberikan penjelaskan memperhatikan
tentang penyakit penjelasan yang
Hipertensi: disampaikan
a. Pengertian Hipertensi 2. Bertanya
b. Kalsifikasi Hipertensi 3. Mengajukan
c. Penyebab Hipertensi pertanyaan
d. Faktor Risiko
Hipertensi
e. Tanda dan Gejala
Hipertensi
f. Cara Pencegahan /
pengendalian
Hipertensi
g. Komplikasi Hipertensi
h. Pengobatan Hipertensi
2. Memberikan kesempatan
keluarga pasien untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan

3. Penutup 5 Menit Penutup :


1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan
penyuluhan 2. Mendengarkan
2. Memberikan motivasi 3. Menjawab salam
3. Mengakhiri dengan salam

H. Setting Tempat

Keterangan :
Peserta =
Penyaji =
Tempat Pemeriksaan =
Tempat Masuk =
Absensi =
I. Evaluasi
 Prosedur = Post Test
 Jenis Test = Pertanyaan Lisan
 Butir Soal =
1. Apa Penyakit Hipertensi?
2. Apa Klasifikasi dari Hipertensi?
3. Apa Penyebab dari Hipertensi?
4. Apa Faktor Risiko dari Hipertensi?
5. Apa saja tanda dan gejala Hipertensi ?
6. Bagaimana cara pencegahan/pengendalian hipertensi?
7. Komplikasi Apa Saja Yang terjadi bila mengalami Hipertensi?
8. Bagaimana Cara Pengobatan dari Hipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, M; Nuralamsyah, M; Susaldi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah:


Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.
Kemenkes RI Nomor HK.01.07/Menkes/4634/2021 tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hipertensi Dewasa.
Rahajeng, Ekowati, et.al. 2013 . Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana
Hipertensi. Jakarta : Kemenkes RI
Sumarna, U., Rosidin, U., & Nugraha, B. A. (2019). Hubungan Kualitas Tidur
dengan Tekanan Darah Pada Pasien Prehipertensi Puskesmas Tarogong
Garut. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1, 1-8.
Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan dan Edukasi Tentang
Penyakit Hipertensi. Jurnal Abdimas Saintika, 119-124.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi sering disebut “The silent Killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi,
dan kemudian mendapati komplikasi berupa serangan mendadak.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg minimal pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014).
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam Arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri
menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal (Triyanto,2014)
sedangkan Menurut American Heart Association atau AHA dalam
Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya
sangat bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan
penyakit lain. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah abnormal
yang dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit kardiovaskuler
(Telaumbanua & Rahayu, 2021).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan
darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung
yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke
jantung (Anies, 2006).
B. Klasifikasi Hipertensi
Untuk Menegakkan Hipertensi dilakukan minimal 3 kali
pemeriksaan dengan jeda 5 menit dalam posisi santai (tidak cemas, Tidak
Menahan Sakit, Tidak sesudah aktivitas fisik berat). Ini ada Klasifikasi

Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Normal 120 80
Pre hipertensi 120 – 139 80 - 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 - 99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi Emergensi > 180 dgn keluhan > 110
Hipertensi Urgensi > 180 ( tanpa keluhan) > 110
Sumber: The joint National comiite (JNC) VIII

C. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan Smeltzer (2013) dalam (Telaumbanua & Rahayu, 2021)
penyebab terjadinya hipertensi terbagi atas dua bagian, yaitu:
a) Hipertensi primer (Esensial=tidak diketahui penyebabnya)
Hipertensi primer seringkali terjadi pada populasi dewasa
antara 90%- 95%. Hipertensi utama, tidak memiliki penyebab klinis
yang dapat diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat
multi faktor. Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi
bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik
mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan
bentuk tekanan darah tinggi cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
b) Hipertensi Sekunder (diketahui penyebabnya)
Hipertensi sekunder mempunyai ciri dengan peningkatan
tekanan darah dan disertai penyebab yang spesifik, seperti
penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi tertentu, dan
penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi
akut, yang mengindikasikan bahwa adanya perubahan pada curah
jantung (Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
D. Faktor Risiko Hipertensi
Hipertensi memiliki faktor risiko yang dapat diubah serta faktor risiko
yang tidak dapat diubah dalam (Sumarna, Rosidin, & Nugraha, 2019).
a) Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
(1) Umur.
Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya
umur terutama sesudah umur 40 tahun
(2) Jenis kelamin.
Pada pria cenderung mengalami tekanan darah yang tinggi
dibandingkan dengan wanita.
(3) Keturunan.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
risiko terjadinya hipertensi primer 2x lipat
b) Faktor risiko yang bisa diubah :
(1) Obesitas
Kondisi obesitas berhubungan dengan peningkatan volime
intravaskuler dan curah jantung.
(2) Stres
Dalam keadaan stres, terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis
sehingga akhirnya menaikkan tekanan darah secara intermitten.
(3) Merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung.
(4) Kurang olahraga
Olahraga teratur dapat mengurangi kekakuan pembuluh darah serta
meningkatkan daya tahan jantung serta paru-paru. Kurang olahraga
dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh
meningkat. Olahraga teratur sesuai kemampuan dan anjuran dari
ahlinya mampu menurunkan tekanan darah tinggi
(5) Alkohol
Penggunaan alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cara meningkatkan katekolamin plasma.
(6) Konsumsi garam berlebih
Garam membantu menahan air dalam tubuh, dengan begitu akan
meningkatkan volume darah tanpa adanya penambahan ruang
darah (Widyanto dan Triwibowo, 2013).
(7) Hiperlipidemia
Kadar kolesterol darah yg tinggi pada hiperlipidemia menyebabkan
terjadinya endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah
(Widyanto dan Triwibowo, 2013).
(8) Kualitas Tidur
Kualitas tidur yang buruk dapat berpengaruh terhadap peningkatan
tekanan darah (Hasnawati, 2021)

E. Tanda dan Gejala Hipertensi


Menurut Asikin, dkk (2016) tanda gejala hipertensi, yaitu:
a) Nyeri kepala,
b) Pusing/migrain,
c) Rasa berat di tengkuk,
d) Sulit untuk tidur,
e) Lemah dan lelah

F. Pencegahan/Pengendalian Hipertensi
a. Makan Gizi Seimbang
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang:
membatasi gula,garam, cukup buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-
bijian, makanan rendah lemak jenuh, menggantinya dengan unggas
dan ikan yang berminyak.
- Dianjurkan untuk makan buah dan sayur 5 porsi per-hari, karena
cukup mengandung kalium yang dapat menurunkan tekanan
darah. Kalium klorida 60-100 mmol/hari akan menurunkan
tekanan darah sistolik (TDS) 4,4 mmHg dan tekanan darah
diastolik (TDD) 2,5 mmHg.
- Asupan natrium hendaknya dibatasi <100 mmol (2 g)/hari setara
dengan 5 g (satu sendok teh kecil) garam dapur, cara ini berhasil
menurunkan TDS 3,7 mmHg dan TDD 2 mmHg. Bagi pasien
hipertensi, asupan natrium dibatasi lebih rendah lagi, menjadi 1,5
g/hari atau 3,5-4 g garam/hari. Walaupun tidak semua pasien
hipertensi sensitif terhadap natrium, namun pembatasan asupan
natrium dapat membantu terapi farmakologi menurunkan tekanan
darah dan menurunkan risiko penyakit kardioserebrovaskuler.
Asupan natrium didapat dari berbagai sumber, antara lain: garam
yang ditambahkan pada produk olahan/ industri (diasinkan,
diasap, diawetkan), berbagai bahan makanan sehari-hari, dan
penambahan garam pada waktu memasak atau saat makan.

b. Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.


Hubungan erat antara obesitas dengan hipertensi telah banyak
dilaporkan. Upayakan untuk menurunkan berat badan sehingga
mencapai IMT normal 18,5-22.9 kg/m³, lingkar pinggang < 90 cm
untuk laki-laki atau < 80 cm untuk perempuan.
c. Melakukan olah raga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit (sejauh 3 kilometer) lima kali per-minggu, dapat menurunkan
TDS 4 mmHg dan TDD 2,5 mmHg. Berbagai cara relaksasi seperti
meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem syaraf, sehingga
menurunkan tekanan darah.
d. Berhenti merokok
Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan
kebiasaan merokok. Pendidikan atau konseling berhenti merokok
bertujuan untuk:
- Mendorong semua bukan perokok untuk tidak mulai merokok
- Menganjurkan keras semua perokok untuk berhenti merokok dan
membantu upaya mereka untuk berhenti merokok.
- Individu yang menggunakan bentuk lain dari tembakau sarankan
berhenti
Jaga berat badan
e. Mengurangi konsumsi alkohol.
Satu studi meta-analisis menunjukkan bahwa kadar alkohol
seberapapun, akan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi alkohol
pada penderita hipertensi yang biasa minum alkohol, akan menurunkan
TDS rerata 3.8 mmHg. Dalam memberikan edukasi kepada pasien
tentang alkohol, hendaknya dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
- Pantang alkohol harus dipertahankan (jangan mulai minum
alkohol)
- Jangan menganjurkan untuk mulai mengkonsumsi alkohol demi
alasan kesehatan
- Batasi konsumsi alkohol untuk laki-laki maksimal 2 unit per hari
dan perempuan yang 1 unit per hari, jangan lebih dari 5 hari
minum per minggu.
Satu unit setengah gelas bir (5% alkohol), 100 ml anggur (10%
alkohol), 25 ml minuman 40% alkohol.
- Sarankan pasien untuk tidak mengkonsumsi alkohol bila ada
risiko tambahan antara lain:
mengemudi atau mengoperasikan mesin, hamil atau menyusui,
minum obat yang berinteraksi dengan alcohol, menderita
gangguan medis yang dapat diperburuk oleh,alkohol kesulitan
dalam mengendalikan kebiasaan minum
f. Kontrol teratur minimal 1 bulan sekali
g. Mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter
h. Kurangi atau tidak minum kopi
i. Cukup istirahat dan tidur
j. Hindari stress
k. Mempertahankan berat badan ideal

G. Bahaya hipertensi/komplikasi
Hipertensi harus dicegah karena :
a. Dapat menyebabkan gangguan penglihatan
b. Stroke atau kelumpuhan
c. Serangan jantung
d. Gagal ginjal.

H. Pengobatan Hipertensi
a. Medis
Pengobatan dilakukan di Fasilitas kesehatan dan minum obat sesuai
dengan dosis yang diberikan oleh dokter.
a. Dengan obat tradisional
Contoh obat tradisional yang sudah diteliti oleh beberapa ahli, yaitu:
 Mentimun dicuci sampai bersih lalu blender . Peras dan saring
airnya lalu diminum pagi sore.
 Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air
sampai airnya tinggal satu gelas, diminum pagi dan sore.
 Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air
sampai airnya tinggal satu gelas, diminum pagi dan sore.
 Wortel yang diambil sarinya dan diminum sehari 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai