Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MEMBERIKAN KIE

PENYULUHAN KEPADA PASIEN TN. S DENGAN DIAGNOSA


HIPERTENSI DI BANJAR SARI KEMONING KLUNGKUNG

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MEMBERIKAN KIE
PENYULUHAN KEPADA PASIEN TN. S DENGAN DIAGNOSA
HIPERTENSI DI BANJAR SARI KEMONING KLUNGKUNG

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah suatu kondisi tekanan darah tinggi dengan tekanan
sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Tekanan
sistolik menggambarkan kekuatan pompa otot jantung sedangkan tekanan
diastolik menggambarkan kekuatan tahanan pembuluh darah perifer. Hipertensi
merupakan faktor resiko utama bagi kardiovaskuler yang mengakibatkan
penyebab utama kematian di seluruh dunia. hipertensi bisa disebabkan oleh
obesitas, merokok, makanan, keturunan, stress, dan alkohol (Oktavia, Junaid,
& Ainurafiq, 2017).
WHO (World Health Organization) dan ISHWG (International
Society Of Hypertension Working Grup) mengkelompokkan dalam klasifikasi
optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan
hipertensi berat. Hipertensi yang tidak bisa terkontrol akan menimbulkan
berbagai komplikasi seperti, gagal jantung, ganguan penglihatan, kerusakan
ginjal, system syaraf menyebabkan perdarahan pada otak (intraserebral)
(Lestari & Isnaini, 2018).
Prevelensi menurut World Health Organization (WHO, 2011)
menjelaskan bahwa kejadian hipertensi mencapai 1 milyar penderita di Dunia.
Hipertensi terbanyak ada di Negara ekonomi berkembang mencapai 40% dan
di Negara maju hanya 35%. Menurut American Hearth Association (AHA,
2011) di Amerika 59% penderita hipertensi dan hanya 34% yang terkendali.
Berdasarkan hasil (Riskesdas, 2018), menunjukkan bahwa hipertensi di
Indonesia mencapai 34,1% banyaknya penderita hipertensi di Indonesia
diperkirkan mencapai 15 juta dan hanya 4% yang terkendali. Prevalensi yang
ada di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 634.860 (72,13%) kasus. Sedangkan
yang ada di Kabupaten Magelang 15.540 (16% ) kasus dari 97.398 jumlah
penderita hipertensi yang berkunjung ke puskesmas se-kabupaten Magelang
(Margowati, Priyanto, & Wiharyani, 2016).
Dengan banyaknya jumlah pasien penderita Hipertensi sesuai data-
data di atas, maka penulis ingin memberikan edukasi pada salah satu keluarga
yang anggota keluarganya menderita Hipertensi melalui Satuan Acara
Penyuluhan Cegah dan Atasi Hipertensi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai pencegahan dan penanganan
penyakit Hipertensiselama 15 menit diharapkan sasaran dapat mengetahui
dan memahami pencegahan dan penanganan penyakit Hipertensi serta dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi
b. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hipertensi
c. Menyebutkan penyebab Hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi Hipertensi
e. Menyebutkan cara-cara merawat klien dengan Hipertensi
f. Pencegahan covid 19.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Manfaat memberikan penyuluhan pada penderita
Hipertensi
2. Sasaran : Pasien Tn S
3. Metoda : Ceramah dan diskusi
4. Media : Leaflet
5. Waktu Tempat : Di lingkungan Rumah Tn A
6. Pengorganisasian
a. Moderator :
b. Pemateri :
c. Fasilitator. :
Uraian Tugas
1) Moderator
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c) Menjelaskan tujuan dan topik
d) Menjelaskan kontrak waktu
e) Menyerahkan jalannya pnyuluhan pada pemateri
f) Mengarahkan alur diskusi
g) Memimpin jalannya diskusi
h) Menutup acara
2) Pemateri
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
7. Setting tempat

Penyaji

Peserta Peserta Peserta Peserta

D. KEGIATAN PENYULUHAN

Langkah-
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran
Langkah
1 Pendahuluan 3 menit - Salam Pembukaan Sasaran antusias atas
- Perkenalan Diri kedatangan perawat
- Penyampaian Tujuan Sasaran menjawab
- Kontrak Waktu salam

2 Penyajian 5 menit Pemberian Materi : Sasaran mau


1. Pengertian mendengarkan
Hipertensi dengan seksama dan
2. Tanda dan gejala aktif memberikan
penyakit Hipertensi pertanyaan
3. Penyebab Hipertensi
4. Komplikasi
Hipertensi
5. Cara-cara merawat
klien dengan
Hipertensi.
6. Pencegahan covid
19

4 Evaluasi 5 menit - Memberikan Sasaran mampu


pertanyaan seputar menjawab semua
materi yang telah pertanyaan dengan
disampaikan baik dan benar
5 Penutup 2 menit - Ucapan Terima Kasih Sasaran berterima
- Salam Penutup kasih atas kedatangan
penyaji

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. 60% peserta mengikuti penyuluhan
c. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. 70% peserta aktif dan tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi
b. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hipertensi
c. Menyebutkan penyebab Hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi Hipertensi
e. Menyebutkan cara-cara merawat klien dengan Hipertensi
f. Pencegahan covid19
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi atau banyak orang menyebutnya sebagai
hipertensi merupakan suatu keadaan tubuh dari tekanan darah yang
meningkat akibat dari adanya peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam
jangka waktu yang cukup lama). Hipertensi juga dapat diartikan sebagai suatu
keadaan tekanan darah dimana sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya
diatas 90 mmHg. Tekanan darah yang selalu meningkat atau tinggi menjadi
salah satu dari timbulnya faktor risiko pada suatu penyakit seperti stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial dan merupakan
penyebab utama dari gagal jantung kronis.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit tekanan darah
tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg. Adapun klasifikasi dari tekanan darah tinggi pada orang dewasa
adalah :
Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan JNC VII
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Diastol
Sistol
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehypertension 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hypertension stage 1 140-159 90-99 mmHg
Hypertension stage 2 ≥ 160mmHg ≥ 100 mmHg

Hipertensi ringan atau sedang umumnya tiddak menimbulkan gejala


yang terlihat. Gejala hipertensi akan timbul dan terlihat apabila tekanan darah
tinggi dirasakan semakin berat atau pada suatu keadaan yang krisis dari
tekanan darah itu sendiri.
B. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Gejala penyakit hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan
hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah :
1 Sakit kepala/ rasa berat ditengkuk
2 Jantung berdebar-debar
3 Mudah lelah.
4 Penglihatan kabur
5 Telinga berdenging
6 Mumet (vertigo )
Cara terbaik memastikan gejala penyakit hipertensi adalah dengan
melakukan pengukuran tekanan darah. Tekanan darah adalah kekuatan darah
mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh
arteri) dan yang akan kembali ke jantung (pembuluh balik).
Bacaan yang pertama, berupa angka yang lebih tinggi, adalah tekanan
sistolik, tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk
mendorong darah keluar melalui arteri. Angka itu menunjukkan seberapa kuat
jantung memompa untuk mendorong darah melalui pembluh darah.
Sedangkan bacaan yang kedua, berupa angka yang lebih rendah atau diastolik,
saat otot jantung berisitirahat membiarkan darah kembali masuk ke jantung.
Angka itu menunjukkan berapa besar hambatan dari pembuluh darah terhadap
aliran darah balik ke jantung.
C. PENYEBAB HIPERTENSI
Beberapa penyebab dari banyaknya kasus hipertensi ini tidak diketahui
secara pasti dan cenderung hipertensi tersebut datang secara tiba-tiba tanpa
gejala sebelumnya. Berikut ini ada beberapa hal yang menyebabkan hipertensi
atau tekanan darah tinggi, antara lain :
1. Faktor genetik atau keturunan
Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari
timbulnya suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu
anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, maka anak
pun memiliki resiko yang sama dan bahkan resiko tersebut lebih besar
dibanding yang diturunkan oleh gen orang tua.
2. Usia
Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin bertambahnya
usia maka tekanan darah pun akan semakin meningkat. Namun usia yang
semakin tua pun tekanan darah dapat dikendalikan dengan tetap menjaga
pola asupan makan, rajin berolahraga dan melakukan pemeriksaan rutin
tekanan darah.
3. Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatan tekanan
darah secara cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya memiliki
riwayat terhadap penyakit diabetes, hipertensi ringan dan mereka yang
berusia diataas 45 tahun.
4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada
dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan
kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan
darah pun meningkat.
5. Obesitas/kegemukan
Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan merupakan
peluang besar terserang penyakit hipertensi.
6. Stress
Stress dapat memicu suatu homron dalam tubuh yang mengendalikan
pikirang seserang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan
tekanan darah semakin tinggi dan meningkat, tak hanya itu mampu
mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa.
7. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang
terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita
hipertensi terutama pada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak
hanya mengkibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke
dalam tubuh akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes mellitus,
serangan jantung dan stroke.
8. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi,teh dan minuman bersoda. Kopi dan teh
jika dikonsumsi melebihi batasan normal dalam penyajian akan
mengakibatkan hipertensi. sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik
bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam hormon seksualnya, begitu
pula dengan teh mengandung antioksidan yang sangat baik dan diperlukan
oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh minimal 1 cangkir
= 100ml.
9. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi,
tuak dsb. Minuman alkohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi.
10. Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan
pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan
tekanan darah. Dengan melakukan olahraga teratur sesuai dengan
kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
D. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada
organ-organ tubuh menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai berikut :
1. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,
otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang
dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat
laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4. Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.
E. CARA-CARA MERAWAT KLIEN DENGAN HIPERTENSI
1. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih
lanjut:
a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas
ijin dokter
b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
1) Mengurangi asupan garam dan lemak
2) Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
3) Berhenti merokok bagi yang merokok
4) Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
5) Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
6) Menghindari ketegangan
7) Istirahat cukup
8) Hidup tenang
c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
1) Kontrol teratur
2) Minum obat teratur
3) Diit rendah garam dan lemak
2. Makanan yang Dihindari
Zat terburuk dari makanan yang bisa mengakibatkan meningkatnya
tekanan darah dengan cepat adalah natrium atau sodium. Bagi penderita
tekanan darah tinggi, kuota harian natrium adalah tak boleh lebih dari 1500
miligram perhari.
Natrium atau sodium ini paling banyak adalah diperoleh dari
garam, dan kebanyakan terdapat dalam makanan kalengan dan makanan
siap saji direstoran. Berikut makanan-makanan yang harus dihindari,
terutama bagi penderita hipertensi untuk mencegah meningkatnya tekanan
darah dengan cepat.
a) Daging olahan
Daging yang diawetkan dengan cara diasap, pengasinan atau dengan
penambahan bahan pengawet kimia masuk dalam kategori daging
olahan. Hal ini termasuk ham, sosis, hot dog dan dendeng. Satu porsi
tiga ons daging diatas sebagian besar sudah memberikan 1200mg
natrium. Bagi penderita hipertensi, jumlah tersebut sudah hampir
memenuhi kuota harian.
b) Buah kalengan atau makanan kalengan lainnya
Air garam biasanya digunakan untuk mengawetkan sayuran. Jadi
pastikan untuk membilas makanan kalengan secara menyeluruh
sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan garam ekstra. Bisa juga
sayuran didihkan selama setidaknya 10 menit sebelum dikonsumsi,
untuk membantu mengurangi kadar sodium. Termasuk buah-buahan
kalengan bisa menjadi sumber sodium yang tersembunyi. Jadi
sebaiknya periksa label kemasan, dan cari tahu berapa kadar sodium
yang tertera.
c) Saus tomat
Saus tomat kalengan dan jus tomat sarat dengan natrium. Satu cangkir
jus tomat bisa mengandung 680 miligram sodium. Satu porsi spaghetti
dengan saus bisa mengandung lebih dari 1.300 miligram sodium.
d) Chinesse Food
Chinesse Food sudah dikenal diseluruh dunia menggunakan saus 
yang sarat dengan natrium. Menurut The Nutrition Twins, daging sapi
dengan brokoli bisa mengandung 3.752 mg sodium. Hal ini karena
yang digunakan dalam memasak,  seperti kecap dan saus Teriyaki
yang bisa mengandung sekitar 1.000 mg natrium dalam hanya satu
sendok makan.
e) Makanan mengandung lemak
Kelebihan mengkonsumsi lemak dapat menyebabkan obesitas,  yang
pada akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Mengkonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dalam makanan juga
harus dihindari. Semua makanan yang digoreng menggunakan
mentega, margarin, minyak kelapa harus dibatasi.
f) Kafein
Kafein bisa terdapat pada produk kakao, kopi atau minuman ringan,
yang merupakan stimulan untuk meningkatnya tekanan darah. Kafein
bertindak sebagai vasokonstriktor, yakni mempersempit arteri dan
meningkatkan tekanan aliran darah. Batasi asupan kopi maksimal dua
cangkir dalam sehari
F. Definisi terapi rendam kaki menggunakan air hangat

Rendam kaki menggunakan air hangat merupakan salah satu terapi


komplementer yang bisa menurunkan tekanan darah. Rendam kaki
menggunakan air hangat yang dilakukan secara rutin maka dapat terjadi
perubahan tekanan darah, karena efek dari rendam kaki menggunakan air
hangat menghasilkan energi kalor yang bersifat mendilatasi dan melancarkan
peredaran darah juga merangsang saraf yang ada pada kaki untuk
mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan tekanan
darah ( Umah,dkk 2012).

Pengobatan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah


gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi dengan rendam kaki
menggunakan air hangat yang bisa dilakukan setiap saat. Efek rendam kaki
menggunakan air hangat sama dengan berjalan tanpa menggunakan alas kaki
selama 30 menit. Pada hipertensi biasanya terjadi peningkatan tekanan darah
yang konstan sehingga diperlukan waktu untuk mengontrolnya dimana salah
satu usaha yang sering dilakukan pasien hipertensi dengan mengkonsumsi
obat hipertensi secara terus menerus. Oleh karena itu diberikan rendam kaki
menggunakan air hangat untuk terapi non farmakologis dalam menurukan
tekanan darah, yang mana terapi rendam kaki menggunakan air hangat ini
mudah dilakukan dan dapat diberikan pada berbagai jenis golongan lanjut
usia. Terapi ini tidak memiliki efek samping, dan efektif bila dilakukan
secara rutin, karena prinsip dari terapi ini melancarkan peredaran darah.
Pemberian terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat dimanfaatkan
sebagai tindakan kemandirian untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi disamping pengobatan farmokologi. Terapi rendam kaki
ini dianjurkan untuk pasien hipertensi atau hipertensi ringan untuk mencegah
terjadinya hipertensi berat yang berakibatkan stroke. selain dapat
menurunkan tekanan darah, meringankan nyeri sendi, menurunkan
ketegangan otot, melebarkan pembuluh darah, membunuh kuman,
menghilangkan bau kaki dan juga dapat meningkatkan kualitas tidur untuk
lansia (Santoso, 2015).

1. Alat dan bahan terapi rendam kaki menggunakan air hangat

1) Baskom besar
2) Air hangat 39 - 40⁰ C
3) Termometer air / jam tangan
4) Timer ( untuk mengukur waktu)
5) Handuk kecil
6) Pemeriksaan tekanan darah, sphygmo-manometer dan stetoskop
(Solechah, 2017).
2. Langkah-langkah melakukan terapi rendam kaki menggunakan air

hangat

1 Mengatur posisi duduk yang nyaman menurut pasien


2 Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman
3 Mengukur tekanan darah
4 Masukan air hangat 38-40⁰ C ke dalam baskom
5 Baskom dengan banyak air 15 cm atau setara dengan mata kaki
6 Hidupkan termometer air / jam tangan atur 20-30 menit
7 Posisikan pasien dengan nyaman untuk memasukan kaki ke dalam baskom
yang beri air hangat
8 Setalah selesai melakukan rendam kaki menggunakan air hangat selama
20-30 menit, lap kaki pasien dengan handuk yang sudah di sediakan.
9 Mengukur kembali tekanan darah pasien (Damayan, 2014).
3. Kontra indikasi terapi rendam kaki menggunakan air hangat
1 Penyakit jantung dengan kondisinya yang parah
2 Orang yang memiliki tekanan darah rendah, serta penderita diabetes.
Karena kulit pasien diabetes akan mudah rusak walaupun hanya dengan
menggunakan air hangat (Damayan, 2014).

Menurut penelitian Harnani, dkk (2017) yang berjudul “Terapi Rendam


Kaki Menggunakan Air Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru” . Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas rendam kaki menggunakan air hangat
terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia, penelitian ini menggunakan
teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Jumlah sampel
pada penelitian ini yaitu 20 orang. Mendapatkan hasil bahwa rendam kaki
menggunakan air hangat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

Menurut penelitian Biahimo,dkk (2020) yang berdujul “Perubahan


Tekanan Darah Lansia Hipertensi Melalui Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat di wilayah kerja puskesmas Bongomeme”. Peneliti ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap
tekanan darah pada lansia hipertensi. Desain penelitian pre eksperimen one group
pre test post test. Dilakukan 2 kali seminggu dalam 3 minggu. Sampel sebanyak
18 responden dengan teknik purposive sampling. Medapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat
terhadap tekanan darah pada lansia.
G. Pencegahan covid 19
1 Cuci tangan menggunakan sabun dengan benar di air mengalir/
handsanitezer.
2 Jaga jarak ( 1M / lebih dengan orang lain) hindari kerumunan.
3 Selalu memakai masker jika keluar rumah dan selalu memakai masker jika
merasa tidak enak badan.
4 Istirahat yang cukup.
5 Konsumsi makanan bergizi.
6 Rajin olahraga.
7 Saat batuk, pilek, tutup hidung anda dengan lengan / tisu.
8 Bila merasa batuk, pilek, demam tinggi segera lakukan pemeriksaan ke
pelayanan kesehatan terdekat rumah anda.
DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2011). Kajian Sistematis Terhadap Faktor Risiko Hipertensi. Journal Of


Health Science And Prevention, 2(1), 48–56.

Asmawati, N., Purwati, & Handayani, R. S. (2015). Evektivitas Rebusan Daun


Seledri Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Posyandu Way Tenong Lampung Barat, 130–136.

Lestari, I. G., & Isnaini, N. (2018). Pengaruh Selft Management Terhadap


Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi, 02(11), 7–18.

Margowati, S., Priyanto, S., & Wiharyani, M. (2016). Evektivitas Penggunaan


Rebusan Daun Alpukat Dengan Daun Salam Dalam Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia. Universty Research Coloquium, 234–248.

WHO. (2011). Pelatihan Kelompok Peduli Hipertensi Sebagai Upaya Peningkatan


Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Di Rajamandala Kulon Bandung Barat.
Journal Pengabdian Kepada Masyarakat- Indonesia Journal Of Community
Engagement 2018, 4(1), 65–71.

Anda mungkin juga menyukai