Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan


Hari/Tanggal :Selasa, 13 April 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Bapak I
Sasaran : Keluarga Bapak I
Topik Kegiatan : Hipertensi dan Nutrisinya
Sub Topik : 1. Pengertian hipertensi
2. Tanda dan gejala hipertensi
3. Penyebab hipertensi
4. Penanganan hipertensi
5. Nutrisi untuk penderita hipertensi
6. Obat tradisional Hipertensi

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini tekanan darah tinggi begitu umum dibicarakan, sehingga kebanyakan
orang sekurang-kurangnya pernah mendengarnya dan terlalu banyak orang yang
mengalaminya sendiri. Penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi) semakin merebak dan
dikenal dengan sebutan “penyakit trend abad globalisasi”. Berdasarkan penelitian,
penduduk yang terserang hipertensi cenderung meningkat sejalan dengan perubahan
gaya hidup (Way of Life) masyarakat yang cenderung mengarah ke pola hidup negara
industri. Peningkatan kasus hipertensi diperkirakan sekitar 80%. Penderita hipertensi
yang berjumlah 639 juta kasus pada negara berkembang di tahun 2000, diperkirakan
akan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka
penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawati dalam
Halim, 2011).
WHO menyatakan hipertensi merupakan silent killer, karena banyak masyarakat
tidak menaruh perhatian terhadap penyakit yang kadang dianggap sepele oleh mereka,
tanpa meyadari jika penyakit ini menjadi berbahaya dari berbagai kelainan yang lebih
fatal misalnya kelainan pembuluh darah, jantung (kardiovaskuler) dan gangguan ginjal,
bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler di otak atau yang lebih disebut dengan nama
stroke (WHO dalam Halim, 2011).

1
Pengendalian hipertensi sangat diperlukan untuk melakukan pencegahan primer,
detaksi awal, dan penanganan yang memadai untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Hipertensi memerlukan pengawasan dan pengobatan yang terus menerus dan
berkesinambungan. Keberhasilan pengobatan tergantung sepenuhnya pada kesadaran
pasien yang harus selalu mawas diri dan memonitor tekanan darahnya secara teratur serta
memonitor dietnya sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka maka usaha pengendalian
penyakit berupa pencegahan dan pengobatan perlu dilaksanakan seintensif mungkin,
salah satunya dengan melaksanakan penyuluhan mengenai hipertensi dan nutrisinya.
Melalui penyuluhan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat
khususnya keluarga Bapak I mengenai hipertensi sehingga keluarga Bapak I mampu
melakukan tindakan preventif agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan klien dan
keluarga dapat mengerti dan memahami tentang hipertensi dan nutrisinya.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien dan keluarga dapat :
1) Mengerti tentang pengertian hipertensi
2) Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
3) Mampu menyebutkan penyebab hipertensi
4) Mampu menyebutkan penanganan hipertensi
5) Mampu menyebutkan nutrisi untuk penderita hipertensi
6) Mengetahui dan mampu menyebutkan obat tradisional Hipertensi

C. Materi
1. Mampu menyebutkan tentang pengertian hipertensi
2. Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
3. Mampu menyebutkan penyebab hipertensi
4. Mampu menyebutkan penanganan hipertensi
5. Mampu menyebutkan nutrisi untuk penderita hipertensi
6. Mengetahui dan mampu menyebutkan obat tradisional

2
D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub topik
hipertensi antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan pengertian
hipertensi dan cara perawatannya.
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang penyakit hipertensi sehingga
klien dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat
diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan klien mengemukakan hal-hal yang belum
dimengerti.

E. Media dan Alat


1. Power point tentang hipertensi
2.
F. Penataan Strategi Pengorganisasian

Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian

Materi Hipertensi Terlampir

3
H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi

No Kegiatan Kegiatan Klien Alat dan Waktu


Pembelajaran Bahan yang
digunakan
1 Pendahuluan 3 menit
a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam,
salam, mendengarkan
memperkenalkan b. Menyimak
diri, c. Menyimak
b. Tujuan
Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus.
c. Kontrak waktu
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
2 Kegiatan Inti 15 Menit
a. Pengertian Klien menyimak Power point
hipertensi
b. Penyebab
hipertensi
c. Tanda dan gejala
hipertensi
d. Komplikasi
hipertensi
e. Cara perawatan
pasien dengan
hipertensi

3 Penutupan 12 Menit

4
a. Tanya jawab a. Diharapkan
dengan peserta mau
memberikan bertanya
kesempatan tentang materi
kepada peserta yang belum
untuk bertanya dimengerti.
tentang materi b. Menjawab
yang belum pertanyaan
dimengerti. yang
b. Evaluasi dengan diberikan
mengajukan penyuluh.
pertanyaan secara
lisan.

c. Mengucapkan Menjawab salam


salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Setelah proses penyuluhan kesehatan
2. Waktu : 5 Menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 5 Buah

Kleluarga mampu menyebutkan ;


1. Apa yang anda tahu tentang pengertian hipertensi?
2. Apa yang anda tahu tentang tanda dan gejala dari hipertensi?
3. Apa yang anda tahu tentang penyebab hipertensi?
4. Apa yang anda tahu tentang tentang penanganan hipertensi?
5. Apa yang anda tahu tentang nutrisi untuk penderita hipertensi?
6. Apa yang anda tahu tentang obat tradisional untuk hipertensi?

Keluarga mampu mengontrol hipertensi.


Keluarga mampu dan mengetahui menunjukkan makananan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk hipertensi

5
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI DAN NUTRISINYA

A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan
sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai
akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki (Doengoes,
2000).

Klasifikasi
JNC VI membuat klasifikasi hipertensi sebagai berikut:
Category Systole (mmHg) Diastole (mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal < 130 dan < 85
Normal Tinggi 130 – 139 atau 85 – 89
Hipertensi Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi Derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109
Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 atau ≥ 110
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas (JNC VI).
Hipertensi sistolik terisolasi (Isolated Systolic Hypertension) didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg.
Sedangkan JNC VII mengklasifikasikan hipertensi pada orang berusia 18 tahun ke atas
sebagai berikut (tabel 2).

BP Classification Systolic BP (mmHg ) Diastolic BP (mmHg)


Normal ≤ 120 and < 80
Prehypertention 120 – 139 or 80 – 89
Stage 1 Hypertension 140 – 159 or 90 – 99
Stage 2 Hypertension ≥ 160 or ≥ 100
Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas (JNC VII).

6
B. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi ( Edward K Chung, 1995 ) :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan klien yang mencari pertolongan medis.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
 Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
 Sakit kepala
 Epistaksis
 Pusing / migrain
 Rasa berat ditengkuk
 Sukar tidur
 Mata berkunang kunang
 Lemah dan lelah
 Muka pucat
 Suhu tubuh rendah

C. PENYEBAB HIPERTENSI
Menurut Lany Gunawan (2001) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang penyebabnya diketahui, menunjukkan
gejala dan keluhan yang jelas,di sebabkan oleh penyakit lain antara lain ;
7
a. Penyakit jantung : koartasi aorta.
b. Penyakit endokrin : peokhromositoma, tumor katekolamin.
c. Penyakit ginjal : glomerulonefritis, penyempitan arteri renalis.
d. Kehamilan : toksemia gravidarum.
e. Otak : trauma, peningkatan TIK.
f. Pengaruh sekunder obat – obatan tertentu seperti kontrasepsi oral.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %


sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari
perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress
dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan
(ephedrine, prednison, epineprin)

D. PENANGANAN HIPERTENSI
Prinsip penatalaksanaan hipertensi:
 Menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah yang
masih dapat ditoleransi penderita.
 Meningkatkan kemungkinan kualitas dan harapan hidup penderita.

8
 Mencegah komplikasi yang mungkin timbul dan menormalkan kembali seoptimal
mungkin komplikasi yang sudah terjadi.
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut.
1. Pengendalian Faktor Risiko
Pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat saling berpengaruh
terhadap terjadinya hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat diubah,
dengan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada
obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-
orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya
normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%
memiliki berat badan lebih (overweight). Dengan demikian obesitas harus
dikendalikan dengan menurunkan berat badan.
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Batasi sampai
dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.
c. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak
34 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran dan
memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat mengontrol tekanan darah.
e. Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses
artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan
erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh
pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan

9
oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan
darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.
f. Melakukan teknik relaksasi progresif
Teknik relaksasi otot progresif meliputi suatu latihan peregangan otot dan olah
pernapasan yang dilakukan untuk menghasilkan respon yang dapat memerangi
respon stres dan menurunkan aktifitas saraf simpatis. Relaksasi akan mengubah
ketegangan otot menjadi relaks, sehingga tekanan darah tinggi pada penderita
hipertensi dapat diturunkan.

2. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal mungkin menurunkan
gangguan terhadap kualitas hidup penderita.
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang sekali
sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditarnbahkan selama
beberapa bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok
bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti
hipertensi.
Beberapa prinsip pemberian obat anti hipertensi sebagai berikut :
a. Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensi.
b. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
c. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti
hipertensi.
d. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan
seumur hidup.

Jenis-jenis obat antihipertensi :


1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh (Iewat
kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa

10
jantung menjadi ringan dan berefek turunnya tekanan darah. Digunakan sebagai
obat pilihan pertama pada hipertensi tanpa adanya penyakit lainnya.
2. Penghambat Simpatis
Golongan obat ini bekerja denqan menghambat aktifitas syaraf simpatis (syaraf
yang bekerja pada saat kita beraktifitas). Contoh obat yang termasuk dalam
golongan penghambat simpatetik adalah : metildopa, klonodin dan reserpin. Efek
samping yang dijumpai adalah: anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah
kerena pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi ahati dan kadang-kadang
dapat menyebabkan penyakit hati kronis. Saat ini golongan ini jarang digunakan.
3. Betabloker
Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronkhial. Contoh obat golongan
betabloker adalah metoprolol, propanolol, atenolol dan bisoprolol. Pemakaian
pada penderita diabetes harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (dimana kadar gula darah turun menjadi sangat rendah sehingga
dapat membahayakan penderitanya). Pada orang dengan penderita bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
4. Vasodilatator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah prazosin dan
hidralazin. Efek samping yang sering terjadi pada pemberian obat ini adalah
pusing dan sakit kepala.
5. Penghambat enzim konversi angiotensin
Kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat
yang dapat meningkatakan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan
ini adalah kaptopril. Efek samping yang sering timbul adalah batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas.

6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini bekerja menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat
kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :

11
nifedipin, diltizem dan verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
7. Penghambat reseptor angiotensin II
Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan
yang termasuk .golongan ini adalah valsartan. Efek samping yang mungkin
timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Tatalaksana hipertensi dengan obat anti hipertensi yang dianjurkan:


Diuretik: hidroclorotiazid dengan dosis 12,5 -50 mg/hari
Penghambat ACE/penghambat reseptor angiotensin II : Captopril 25 -100 mmHg
Penghambat kalsium yang bekerja panjang : nifedipin 30 -60 mg/hari
Penghambat reseptor beta: propanolol 40 -160 mg/hari
Agonis reseptor alpha central (penghambat simpatis): reserpin 0,05 -0,25 mg/hari
Terapi kombinasi antara lain:
i. Penghambat ACE dengan diuretik
ii. Penghambat ACE dengan penghambat kalsium
iii. Penghambat reseptor beta dengan diuretik
iv. Agonis reseptor alpha dengan diuretic

E. NUTRISI UNTUK PASIEN HIPERTENSI


Tujuan penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal. Prinsip diet pada penderita hipertensi
adalah sebagai berikut:
 Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
 Jenis dan komposisi makanan yang disukai dengan kondisi penderita
 Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam
daftar diet. Yang dimaksud garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu
sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan
konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan
garam lain diluar natrium.

12
Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi
Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:
1. Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak
menambahkan garam dapur dalam makanan.
2. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (diastole 100-114
mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok teh garam dapur.
3. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole kurang
dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.

Menurut Anie Kurniawan (2002) diet pada pasien Hipertensi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1. Mengatur menu makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke
atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, minyak kelapa, gajih.)
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biksuit, craker,
keripik, dan makanan kering yang asin)
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink)
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang)
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam.
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah memperbaiki rasa tawar dengan
menambahkan gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain
yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis
13
untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat
dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk
selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1
sendok teh per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120-175 mEq/hari) dapat
memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium
juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendahnya natrium.
Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium),
kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi : 2-3 gelas
susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan
kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

2. Suplementasi anti oksidan :


a. Vitamin dan penurunan homosistein:
Asam folat, vitamin B6, vitamin B12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim
yang esensial untuk metabolism homosistein. Peningkatan kadar homosistein
dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat
yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko
aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak
berhubungan dengan konsentrasi homosistein yang tinggi. Sedangkan vitamin
B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.
b. Kacang kedelai dan isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki
aktivitas estrogen lemah. Isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa
mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Dianjurkan mengonsumsi protein kedelai
20-50 gram/hari, dengan modifikasi diet pada penderita kadar kolesterol yang
tinggi.

c. Tempe

14
Tempe adalah hasil pengolahan kedelai melalui proses fermentasi dengan
kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Tempe mengandung protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin.
d. Serat
Walaupun berbagai studi menunjukan adanya hubungan antara beberapa jenis
serat dengan penurunan kolesterol IDDL dan kolesterol total, namun belum ada
bukti langsung yang menunjukan hubungan antara suplemen serat dengan
penurunan penyakit kardiovaskular.

3. Garam natrium
Garam natrium terdapat secara alamiah pada bahan makanan atau ditambahkan
pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan
biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Garam natrium yang ditambahkan berupa ikatan, yaitu:
a Natrium klorida atau garam dapur
b Mono-Natrium Glutamat atau vetsin
c Natrium Bikarbonat atau soda kue
d Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging
seperti Corned beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam natrium antara lain :
a Pada ikan asin direndam dan dicuci terlebuh dahulu
b Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur
margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair
dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan
memasukan panic kedalam kulkas. Margarine akan mengeras kembali dan
buang air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.

Buah yang dapat dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah


Buah terkandung banyak nutrien yang berperan aktif dalam menjaga elastisitas dan
resistensi pembuluh darah manusia. Namun tentunya tidak sembarang buah yang bisa
masuk dalam menu diet darah tinggi. Beberapa jenis buah sangat dianjurkan untuk
ditambahkan dalam menu diet darah tinggi karena kemampuannya menambah elastisitas
arteri.
 Campuran Bawang putih dan Lemon
15
Anda bisa membuat minuman perpaduan antara bawang putih dan lemon. Tak perlu
membayangkan bagaimana rasanya minuman ini jika Anda ingin bebas dari darah
tinggi. Bawang putih memproduksi hidrogen sulfida yang berinteraksi dengan sel
darah dan berfungsi menurunkan tekanan darah. Sedangkan, lemon bermanfaat untuk
menguatkan dinding arteri karena kandungan vitamin C yang tinggi. Perpaduan antara
vitamin C dan hidrogen sulfida dapat memperhalus sel otot dan sekaligus
membuatnya rileks.
 Buah Delima
Delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Jika delima dimasukkan dalam
diet Anda, beberapa penelitian menunjukkan tekanan darah dapat turun secara
signifikan.  
 Semangka
Semangka tak hanya segar di mata dan lidah. Semangka bisa menyegarkan pembuluh
darah Anda. Asam amino jenis arginin yang ada dalam semangka memproduksi
nutrisi penting yang dapat menguatkan sekaligus melebarkan dinding arteri.
 Mentimun
Kandungan mineral dari mentimun yaitu potassium, magnesium dan fospor inilah
yang dapat mengobati hipertensi. Selain itu juga mentimun yang bersifat uretic karena
kandungan airnya yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah.
 Mengkudu
Khasiat mengkudu dalam mengontrol penyakit tekanan darah tinggi ada pada
kandungan scopoletin-nya. Zat ini bermanfaat melebarkan pembuluh darah yang
menyempit, sehingga bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam jangka panjang
mengkudu dapat menjaga stabilitas tekanan darah normal pada penderita diabetes.
 Belimbing
Buah ini mengandung banyak serat yang mampu menyerap lemah tubuh lalu
berdampak penurunan tekanan darah. Selain itu karena kandungan airnya yang tinggi
dan mengandung kalium yang membuat buah ini bersifat diuretik yang dapat
menurunkan tekanan darah
 Seledri
Seledri membantu menurunkan tekanan darah karena mampu menekan konsentrasi
hormone stres sehingga pembuluh darah kembali melebar. Selain itu kemampuan
seledri membantu menurunkan tekanan darah berkat senyawa aktif apigenin yang

16
mirip calcium antagonist seperti yang terdapat pada obat hipertensi. Senyawa ini
bersifat diuretik. Bila hendak menggunakan seledri untuk membantu menurunkan
tekanan darah. Ambil seluruh bagian tanaman lalu cuci bersih dan rebus dengan air.
Minum air rebusannya beberapa kali sehari. Cara lain, buatlah seledri atau membuat
tumisan.
 Buah yang kaya akan kalium
Kadar kalium yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi natrium sehingga dapat
menurunkan volume darah dan tekanan darah.
Bahan makanan yang mengandung tinggi kalium yaitu buah dan sayur. Kandungan
kalium tinggi antara lain terdapat pada air kelapa, pisang, alpukat, tomat, nangka, dll.
Berikut kandungan kalium beberapa bahan makanan (dalam mg/ 100 gram bahan
makanan) antara lain :
Bahan makanan Kandungan kalium
(mg)
Pisang 435
Alpukat 278
Pepaya 221
Apel merah 203
Peterseli 900
Daun pepaya muda 652
Bayam 416
Kapri 370
Kembang kol 349

Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah kalium mudah hilang saat proses
pengolahan. Bahan makanan yang dipotong kecil-kecil ditambah dengan pencucian
pada air mengalir dapat meningkatkan kehilangan kalium dalam bahan tersebut.
Demikian juga pada perebusan bahan makanan, air rebusan yang mengandung kalium
tersebut sebaiknya tidak dibuang.

F. TERAPI TRADISIONAL HIPERTENSI


Daun Seledri
1. Ambillah segenggam daun seledri (± 16 batang) lalu tumbuk sampai halus

17
2. Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih / saringan
halus. Usahakan air saringan sampai satu gelas
3. Diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas.
4. Minum secara rutin setiap pagi dan sore
5. Penggunaan daun seledri tidak boleh lebih dari 1-10 gr per hari, karena dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis

Mengkudu
1. Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras airnya
2. Usahakan airnya sampai satu gelas
3. Minum setiap pagi dan sore

Belimbing wuluh
Masak 25 gr biji belimbing wuluh yang telah dihaluskan dalam 4 gelas air, tambahkan 3 buah
belimbing wuluh segar. Saring dan dinginkan lalu minum 1 gelas sehari. Atau rebus 3 buah
belimbing wuluh yang sudah dipotong-potong dengan 3 gelas air, biarkan mendidih hingga
tersisa 1 gelas. Dinginkan dan saring, minum setelah makan pagi.

Sambiloto
Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas.
Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan
sehari 3 kali.

Daun cincau hijau


Sediakan 20 helai daun cincau hijau lalu dicuci bersih. Remas-remas lalu beri 1 gelas air
minum dingin lalu saring dengan kain. Tambahkan jeruk nipis sesuai selera. Biarkan di
tempat dingin sampai menjadi agar-agar. Taruh di dalam gelas dan beri madu, atau sirup atau
gula aren cair yang sudah dimasak dengan pandan lalu diminum. 

DAFTAR PUSTAKA

18
Chung, Edward.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Edisi III, diterjemahkan
oleh Petrus Andryanto. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Halim, R. 2011. Efek Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pria Dewasa. Thesis. Universtas Kristen Maranatha Bandung.
repository.maranatha.edu/96/3/0810046_Chapter1.pdf. [Akses tanggal : 23 Agustus
2012]
Kurniawan, Anie. 2002. Gizi Serimbang untuk Mencegah Hipertensi. Diakses dari :
http://www.pdfssearch.com/Gizi-Seimbang-Utk-Hipertensi. [Akses tanggal : 23
Agustus 2012]
Smetlzer, Sussane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sudoyo, Aru W., Bambang Setiohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati.
2007. Ginjal Hipertensi. Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai