I. Tujuan Umum
Setelah melakukan latihan mahasiswa diharapkan memahami dan
mempraktekkan tentang pengukuran suhu badan secara oral, rectal, dan
axilla serta telinga dengan benar.
II. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pelatihan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian pengukuran suhu badan
b. Menjelaskan tentang prosedur pengukuran suhu badan pada oral
c. Menjelaskan tentang prosedur pengukuran suhu badan pada rectal
d. Menjelaskan tentang prosedur pengukuran suhu badan pada axilla
e. Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian pengukuran suhu
badan pada oral, rectal, dan axilla
III. Materi
Materi pelatihan terlampir
IV. Media
LCD
Power Point
Leaflet
Manikin
V. Metode
Pengantar dan simulasi
Praktek pemeriksaan suhu
Diskusi
VI. Setting tempat
Keterangan :
Moderator :
Tutor :
Meja :
Mahasiswa:
Fasilitator :
Obsever :
1. PENGERTIAN
Nilai hasil pemeriksaan suhu badan merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan
menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian
bisa dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-
lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu
tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan
kontraksi otot. Pengukuran suhu badan dapat dilakukan secara oral, rectal, dan
axilla.
2. TUJUAN TINDAKAN
Pengukuran suhu badan dilakukan untuk mengetahui rentang suhu badan
Prosedur kerja
Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Atur posisi pasien
Tentukan letak bawah lidah
Turunkan suhu termometer di bawah 340 350 C
Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gisi
Anjurkan mulut pasien dikatupkan selama 3-5 menit
Angkat termometer dan baca hasilnya
Catat hasil
Bersihkan termometer dengan tisu
Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Catatan : Hindari minuman panas atau dingin dalam 15 menit pengukuran suhu
oral untuk memastikan pembacaan yang benar.
Prosedur kerja
Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Atur posisi pasien dengan posisi miring
Pakaian diturunkan sampai ke bawah glutea
Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan jelly pada ujung
termometer
Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer
ke dalam rectal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu
Setelah 3-5 menit angkat termometer
Catat hasil
Bersihkan termometer dengan tisu
Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
C. Pemeriksaan Suhu pada Axilla
Alat dan bahan
Termometer rectal
3 buah botol
Botol pertama berisi larutan sabun
Botol kedua berisi larutan desinfektan
Botol kedua berisi air bersih
Bengkok
Tisu
Buku catatan suhu
Sarung tangan
Prosedur Kerja
Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Atur posisi pasien
Tentukan letak axilla dan bersihkan daerah axilla dengan menggunakan
tisu
Turunkan termometer dibawah suhu 340-350 C
Letakkan termometer pada daerah axilla dengan lengan pasien fleksi diatas
dada
Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya
Catat hasil
Bersihkan termometer dengan tisu
Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Prosedur Kerja
Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Atur posisi pasien
Inspeksi liang telinga dan bersihkan bila perlu
Turunkan termometer dibawah suhu 340-350 C
Letakkan termometer pada canalis auricularis
Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya
Catat hasil
Bersihkan termometer dengan tisu
Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Per rectal
Keuntungan
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
Menunjukkan suhu inti
Kerugian
Pengukuran suhu inti lebih lambat selama perubahan suhu yang cepat
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah rectal, kelainan
rectal, nyeri pada area rectal, atau cenderung perdarahan
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan
ansietas pasien
Risiko terpajan cairan tubuh
Memerlukan lubrikasi
Dikontradiksikan pada bayi baru lahir
Per axilla
Keuntungan
Aman dan non-invasif
Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dan pasien yang tidak
kooperatif
Kerugian
Waktu pengukuran lama
Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi pasien