Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zuraida Mulqiah, S.

Kep
NIM : 1730913320013

DOPS Fisioterapi Dada

Definisi:
Fisioterapi dada adalah tindakan tindakan yang terdiri dari penepukan pada daerah
dada, penggetaran (Vibrasi), Postural drainage dan latihan pernafasan untuk
pencegahan penupukan/mobilisasi sekresi yang mengakibatkan tersumbatnya
jalan napas dan komplikasi penyakit pernafasan lainnya.
Tujuan:
Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan kelancaran sirkulasi darah.
Indikasi:
Ada beberapa indikasi seorang pasien dilakukan fisioterapi dada yaitu:
1. Pasien tirah baring
2. Sputum retensi
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebih.
Prosedur:
TIDAK
TAHAPAN DILAKUKAN
DILAKUKAN
PERSIAPAN
Persiapan Pasien
1. Pasien diberitahu penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
Persiapan Alat
1. Handuk untuk alas
2. Bantal
3. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh yang tertekan
4. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai
5. Stetoskope
6. Benkok
7. Tisu.
Prosedur
1.Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.Melatih pernafasan (breathing exercise) dan bentuk efektif
3.Mengajarkan pasien teknik relaksasi sesuai kondisi pasien.
4.Menepuk (“perkusi/clapping”) untuk membantu agar sekresi yang
melekat pada dinding alveoli terlepas dan terdorong sehingga dapat
keluar kepercabangan bronkus dan trakea sehingga merangsang
batuk
Kontra Indikasi :

a. Patah tulang rusuk (fraktur costae)


b. Infeksi paru akut
c. Pendarahan/haemoptoe
d. Asma akut
e. Daerah penepukan ada luka
f. Myocard infark
Caranya :

a. Penepukan dilakukan secara seksama pada dinding torak pasien


b. Posisi pasien diatur pada satu sisi miring
c. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu tangan
diletakkan pada bagian posterior
d. Posisi tangan perawat terlungkup membuat rongga, sehingga
pada saat pasien ditepuk tidak merasa kesakitan.

5. Menggetarkakan/vibrasi
Untuk mendorong keluar sekresi yang tertimbun di alveoli dengan
bantuan menggetarkan dinding toraks pada saat ekspirasi.

Caranya:

a. Posisi pasien diatur pada satu sisi (miring)


b. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu tangan
diletakkan pada bagian dada anterior dan satu tangan lain pada
bagian posterior
c. Berikan tekanan pada saat pasien ekspirasi dengan
menggunakan kekuatan otot bahu sambil mendorong dan
menggetarkan dinding dada pasien.
6. Memberikan posisi drainase (“postural drainase”)
Untuk mengalirkan sekresi dari dalam paru kejalan napas agar mudah
dihisap caranya :

a. Mengatur posisi dalam sikap menungging 10 – 20 derajat/posisi


“sim”
b. Mengatur posisi lateral dalam sikap lurus
c. Mengatur posisi terlentang
d. Mengatur posisi telungkup
e. Lamanya posisi postural drainase 15 –20 menit
f. Mengembalikan posisi pasien ke posisi semula.
7. Latihan pernafasan
Latihan pernafasan diajukan untuk mengeluarkan CO2 (Purse Lip
breathing) dan untuk menguatkan otot diafragma (difragmatic
breathing)

a. Purs Lip Breathing


1) Lakukan inspirasi normal melalui hidung
2) Lakukan ekspirasi melalui mulut (post Lip) secara perlahan-
lahan
3) Lakukan latihan ini sebanyak 1, 2, sampai 4 kali sesuai
kemampuan pasien.
b. Diaphragmatic breathing (bernapas melalui diafragma):
1) Dapat dilakukan dengan tiduran atau duduk
2) Bila tidur : Usahakan tempat tidur lurus
3) Ganjal bantal pada bagian bawah kutut, dengan tangan
kanan diatas dada, dan tangan kiri menahan diafragma
4) Lakukan inspirasi perlahan-lahan sambil tangan menahan
gerakan diafragma
5) Lakukan ekspirasi secara perlahan-lahan, dengan tangan
tidak menahan selama hitungan 1,2 atau 4 sesuai
kemampuan pasien.
Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
2. Memberikan reinforcement sesuai kemampuan klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan perkembangan
Hasil

Pembimbing Lahan

Lukmanul Hakim, Ns., M.Kep


NIP. 19760116 199603 1 002

Anda mungkin juga menyukai