Anda di halaman 1dari 19

BEBAT ELASTIS PERBAN DAN MITELLA KEPALA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat


Dosen Pengajar : Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 1


1. Feny Pratiwi (P27901116052)
2. Laila Karisa (P27901117061)
3. Miftahul Jannah (P27901117067)
4. Rosnani Dewi (P27901117076)
5. Tika Sandra Dewi (P27901117082)

TINGKAT 3B/ SEMESTER 6

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Metodologi Penelitian dengan judul “BEBAT ELASTIS
PERBAN DAN MITELLA KEPALA” dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu. Kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 30 Januari 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 3
A. Pengertian Pembalutan/Bebat Kepala ..................................................... 3
B. Tujuan Pembalutan ................................................................................. 3
C. Manfaat Bebat ........................................................................................ 3
D. Macam-macam Pembalut ....................................................................... 4
E. Bentuk anggota tubuh yang akan di Balut ............................................. 4
F. Cara menggunakan Pembalut Mitella .................................................... 5
G. Cara menggunakan Pembalut Pita Biasa ............................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

ii
DAFTAR PUSTAKA

Junaid, iskandar, (2011), pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan


saat gawat & darurat medis, penerbit : ANDI yogyakarta, Yogyakarta

Muchtarudin St, (1984), ilmu balut, penerbit : PN balai pustaka, Jakarta


Carolius, borromeus, (1961), ilmu perawatan, penerbit : N.V.OBOR
DJAKARTA, JAKARTA

Scribd.com. (2018, 29 Mei). Makalah Pembalutan Dan Pembidaian (2017).


https://id.scribd.com/document/380449717/Makalah-Pembalutan-Dan-
Pembidaian-2017
Diakses pada 30 Januari 2019

Slideshare.net. Putri Martina: Bebat dan bidai.


https://www.slideshare.net/mobile/PutriMartina/bebat-n-bidai
Diakses pada 30 Januari 2019

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus traumatologi seiring dengan kemajuan jaman akan cenderung
semakin meningkat, sehingga seorang perawat dituntut mampu memberikan
pertolongan pertama pada kasus kecelakaan yang menimpa pasien. Di antara
kasus traumatologi tersebut sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya kaki tergelincir saat menuruni tangga, seorang peragawati yang
menggunakan sepatu berhak tinggi tergelincir saat berjalan di atas cat walk
,bahkan kasus patah tulang leher akibat kecelakaan lalu-lintas yang dapat
menyebabkan kematian.
Pemberian pertolongan pertama dengan imobilisasi yang benar akan
sangat bermanfaat dan menentukan prognosis penyakit. Sebagian besar kasus
traumatologi membutuhkan pertolongan dengan pembebatan. Pembebatan
adalah keterampilan medis yang harus dikuasai oleh seorang perawat . Bebat
memiliki peranan penting dalam membantu mengurangi pembengkakan,
mengurangi kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi
ketegangan jaringan luka. Pembebatan memegang peranan penting dalam
manajemen awal dari trauma muskuloskeletal, seperti fraktur ekstremitas,
pemasangan bebat yang adekuat akan menstabilkan ekstremitas yang
mengalami trauma, mengurangi ketidak nyamanan pasien dan memfasilitasi
proses penyembuhan jaringan. Tegantung kepada tipe trauma atau kerusakan,
pembebatan dapat menjadi satu-satunya terapi atau menjadi tindakan
pertolongan awal sebelum dilakukan proses diagnostik atau intervensi bedah
lebih lanjut.
Teori dan keterampilan medis mengenai pembebatan dan pembidaian
ini sangat penting bagi mahasiswa keperawatan untuk bekal menjadi seorang
perawat agar dapat menolong pasien yang mengalami kasus-kasus
traumatologi

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulis makalah ini adalah untuk memahami teknik
pembalutan bebat elastis pada kepala untuk kegawatdaruratan.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Pembalutan/Bebat Kepala.
2. Untuk mengetahui tujuan Pembalutan.
3. Untuk mengetahui manfaat Bebat.
4. Untuk mengetahui prinsip Pembalutan.
5. Untuk mengetahui macam-macam Pembalut.
6. Untuk mengetahui bentuk anggota tubuh yang akan di Balut.
7. Untuk mengetahui cara menggunakan Pembalut Mitella.
8. Untuk mengetahui cara menggunakan Pembalut Pita Biasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bebat
Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera
dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembedahan mempunyai
peran penting dalam membantu mengurangi bengkak, kontaminasi oleh
mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka.

B. Tujuan Pembalutan
Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut :
1. Menahan sesuatu seperti :
a. Menahan penutup luka
b. Menahan pita traksi kulit
c. Menahan bidai
d. Menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran
(sebagai “splint”)
e. Menahan rambut kepala ditempat
2. Memberikan tekanan, seperti terhadap :
a. Kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom
b. Adanya ruang mati (dead space)
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan “support” terhadap bagian tubuh yang cedera

C. Manfaat Bebat
1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah
2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo
3. Memberikan tekanan, misal pada eksremitas inferior dapat meningkatkan
laju darah vena
4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas
5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai)

3
6. Memberi kehangatan, misal bandage flanel pada sendi rematik
7. Agar tidak terkena cahaya
8. Agar tidak kena abu atau kotoran
9. untuk penekanan, penarikan, penahanan atau penunjang, penguncci dan
imobilisasi ( anggota itu tidak dapat bergerak )

D. Prinsip-Prinsip Pembalutan
1. Balutan harus rapat, rapi, jangan terlalu erat karena dapat mengganggu
sirkulasi
2. Jangan terlalu kendur sehingga mudah bergeser atau lepas
3. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan
sirkulasi
4. Bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan
tetapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasi

E. Macam-Macam Pembalut
1. Kain segitiga (mitella)

4
2. Pembalut pita biasa (zwachtel )

3. Pelester ( kleefpleister )

F. Bentuk Anggota Tubuh yang Akan Dibalut


Tubuh manusia dapat dibagi atas beberapa bentuk:
1. Berbentuk bundar yaitu kepala
2. Berbentuk bulat panjang, hampir sama besar ujung dan pangkalnya yaitu
leher, badan, lengan atas dan jari tangan.
3. Berbentuk bulat panjang, tapi lonjong, artinya kecil keujung, besar ke
pangkalnya, yaitu lengan bawah dan betis
4. Bentuk persendian.
5. Persendian itu berbentuk tidak karuan, dan tidak sama pula bentuknya satu
sama dengan lainnya. Contohnya sendi bahu tidak sama bentuknya dengan
sendi siku dan sendi panggul tidak sama bentuknya dengan sendi lutut
demikian pula sendi lainnya.

5
G. Cara Menggunakan Pembalut Mitella (Kain Segitiga)
1. Penggunaan Mitella Pada Kepala Dengan Cara Capitum Parvum
Triangulare

Letakkan kain segitiga di atas kepala. Sudut puncaknya menutupi hidung.


Alas kain segitiga itu berada di belakang kepala. Pinggir alas dilipat-lipat,
sampai lipatan itu terletak rapat di belakang kepala. Sesudah itu tangan kiri
dan tangan kanan si penolong masing-masing memegang ujut sudut alas,
lalu di tarik ke muka melalui pangkal kuping sebelah atas. Kedua ujung
sudut alas tadi disimpulkan di tas dahi, menindis ujung puncak yang tadi.
Sesudah itu ujung puncak, yatu pinggir kiri dan kanannya di tarik-tarik
sedikit. Maksudnya supaya licin dan rata. Sesudah licin dan rata, ujung
sudut puncak yang menutupi hidung tadi, di tarik-tarik ke atas kepala, lalu
dipenitikan . Parvum triangulare selesai.
Guna pembalut ini: untuk membungkus kepala, bilamana ada luka-luka
kecil, kudis yang di obati, juga untuk membungkus kepala wanita jika
akan dilakukan operasi atau pembungkus kepala yang berkutu, bila
sedang diobati.

6
2. Penggunaan Mitella Pada Kepala Dengan Cara Fascia Nadosa

Kain segitiga dilipat-lipat hingga menyerupai dasi panjang. Caranya, kain


segitiga dilebarkan, lalu puncaknya dilipatkan ke sisi alas, sudah itu
dilipatkan beberapa kali, sampai menyerupai dasi panjang. Lebar kain
segtiga yang dilipat-lipat itu dapat kira-kirakan sendiri, sesuai tujuan
balutan itu.
Guna fascia nodusa ini untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(PPPK), jika di bagian tulang pelipis luka yang memancarkan darah.

3. Penggunaan Mitella Pada Mata

7
Kain segitiga dilipat-lipat sampai menyerupai dasi panjang. Bagian mata
yang sakit (luka) ditutup dengan bahan yang steril itu, lalu diatasnya
diletakkan kapas, atau mata yang sakit harus dipakaikan prieznit. Sesudah
itu baru ditutup dengan kain segitiga (mitella) . Caranya letakkan kain
segitiga itu agak miring, satu ujung menuju ke atas kepala, jalannya agak
miring sedikit ke sebelah kepala bagian mata yang sehat lalu menuju
kebelakang kepala, ujung yang satu menuju kebawah. Jalannya agak
miring melalui bawah kuping sebelah mata yang sakit, lalu kebelakang dan
disilangkan (diputarkan) sehingga masing-masing ujung kain segitiga itu
menuju ke muka (dahi).

4. Penggunaan Mitella Pada Hidung Secara Funda Nasi

Kain segitiga yang dipakai untuk funda ini kira-kira separuh besar kain
segitiga biasa. Sesudah dibikin kain segitiga itu secara funda lalu
dipergunakan untuk pembalut hidung. Caranya kalau pada hidung itu ada
luka, lebih dahulu ditutup dengan bahan yang steril, sesudah itu ditutup
dengan kapas maka ambillah funda tadi dan tutupkan ke hidung. Kedua
ujung yang ada disebelah bawah ditarik ke belakang kepala melalui
pinggir telinga sebelah atas. Dibelakang kepala kedua ujungnya
disimpulkan. Kedua ujung yang berada disebelah atas ditarik pula

8
kebelakang melalui pinggir kuping sebelah bawah, lalu disimpulkan pula
dibelakang kepala,
Gunanya untuk penutup, penekanan luka pada hidung.

5. Penggunaan Mitela Pada Dahi Secara Funda Frontis

Kain segitiga biasa, bikin secara funda. Caranya kalau ada luka besar di
dahi, lalu luka itu ditutup dengan bahan yang steril, sesudah itu ditutup
dengan kapas. Letakkan bagian tengah funda itu ditengah dahi, sehingga
menutupi kira-kira sepertiga atau setengah dari kepala. Sisi funda yang ada
di pinggir dahi kedua ujungnya ditarik kebelakang kepala yang
disimpulkan. Sisi funda yang diatas kepala, ditarik kedua ujungnya
kebawah melalui telinga lalu disimpulkan dibawah dagu.
Gunanya untuk menutup, penekanan luka dahi.

H. Cara Menggunakan Pembalut Pita Biasa (Zwachtel)


Pembalut pita bermacam-macam yaitu :
1. Berkepala Satu

9
2. Berkepala dua

3. Berkepala tiga

Masing-masing pembalut itu akan dipakai (dipergunakan) menurut maksud


atau tujuannya yang masing-masing. Kalau akan membalut, lebih dahulukan
di sediakan alat-alatnya yang lengkap, supaya bila melakukan pembalutan
jangan mencari-cari lagi, atau menuggu-nunggu alat yang dibutuhkan,
akibatnya pekerjaan akan terhenti.
Yang harus diperhatikan dalam melakukan pembalutan ialah :
a. Cara membalut
1) Biasanya jalannya pembalut dari kiri ke kanan
2) Balutan harus menutup dan pinggirnya harus rapat.
3) Balutan tidak boleh kendur karena bisa terlepas

10
4) Balutan tidak boleh terlalu kencang
b. Cara penyambungan pembalut
Pangkal pembalut yang kedua harus diletakkan dibawah ujung
pembalut yang pertama
c. Cara menyimpulkan ujung pembalut
Menyimpulkan ujung pembalut tidak boleh diatas bagian yang sakit
d. Cara membuka pembalut
Sesudah simpulan dibuka atau digunting, tangan kanan membuka
pembalutan yang dibuka itu, sesudah itu dipindahkan di tangan kiri, lalu
dibuka menurut jalannya pembalut

Macam- macam teknik dan cara penggunaan untuk membalut bagian kepala
dengan menggunakan pita biasa adalah sebagai berikut:
1. Fascia Galenica (pembalut kepala)

Pembalut fascia galenica terdiri dari kain empat segi panjang yang
mempunyai jari ( kaki ) enam buah.
Cara penggunaan :
Letakkan kain segi empat itu ditengah- tengah kepala, tiga kaki berada di
sebelah kanan, tiga di sebelah kiri kepala. Kedua kaki yang tengah ditarik
ke bawah dagu lalu dipenitikan. Fungsi fascia galenica untuk menutupi
kepala.

11
2. Fascia Uniens

Memakai pembalut berkepala satu. Ujung pembalut letakkan di atas


kepala sebelah kiri, tunjukan ke sudut dahi kiri, turun ke pipi melalui
telinga kiri lalu kebawah dagu, naik lagi keatas, ke telinga kanan, sudut
dahi kanan dan ke atas kepala, menemui jalan pembalut pertama.
Cara Membalut :
Letakkan pembalut ditengah-tengah dahi. Satu pembalut kepala menuju
keatas, jalannya dari tengah- tengah kepala terus kebelakang kepala satu
menuju kekiri dan satu lagi menuju ke kanan. Masing- masing menuju
kebelakang kepala.

3. Mitra Hyppokratis (Fascia Capitalis)

Memakai satu pembalut


Letakkan pembalut itu dipangkal hidung di tengah- tengah dahi melalui
bagian tengah kepala terus sampai di belakang kepala, lalu dilipatkan di
atas kepala seperti yang pertama, terus ke dahi, dari dahi di lipatkan ke

12
atas kepala, jalannya agak miring sedikit ke sebelah kiri dari pembalut
yang pertama, terus ke belakang kepala, dari sana di lipatkan pula
menuju ke atas kepala jalannya pembalut agak miring ke sebelah kanan
dari yang pertama tadi.

Macam- macam teknik dan cara penggunaan untuk membalut bagian mata
dengan menggunakan pita biasa adalah sebagai berikut:
1. Membalut mata satu (Monoculus)

Pembalut itu naik setengah tinggi kepala, terus menuju ke muka sampai
ke tengah dahi.

2. Membalut mata dua (Binoculus)

Diteruskan dari pembalut mata satu,gunanya untuk pelidung, penutup


atau penekan luka di mata dan di sekitarnya.

13
Teknik dan cara penggunaan untuk membalut bagian telinga dengan
menggunakan pita biasa adalah sebagai berikut:

Jalanya pembalut itu mula-mula mengitari kepala, satu atau dua kali.
Sesudah itu dibelakang kepala telinga yang sehat, pembalut itu naik kira-
kira setengah tinggi kepala terus menuju ke muka sampai ke dahi, jalannya
pembalut agak miring ke sudut dahi telinga yang sakit turun ke bawah
melalui sudut pinggir mata sebelah luar, turun lagi menutupi pinggir
bawah telinga yang sakit selanjutnya putar ke belakang kepala sampai
bertemu dengan balutan yang tadi. Gunanya untuk penekan, penutup atau
pelindung telinga yang luka dan telinga yang sakit.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembalutan merupakan penutupan suatu bagian tubuh yang cedera
dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Adapun tujuan pembalutan
yaitu untuk menahan sesuatu, memberikan tekanan, melindungi bagian tubuh
yang cidera, dan memberikan support terhadap bagian tubuh yang cidera. Ada
3 macam pembalut atau bebat yaitu kain segitiga (mitella), pembalut pita biasa
(zwachtel), pelester (kleefpleister). Bentuk anggota tubuh yang akan dibalut
yaitu bundar, bulat panjang, bulat panjang tapi lonjong, dan bentuk
persendian.

B. Saran
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukkan
bagi mahasiswa untuk menerapkam pembalutan elastis dan mitella kepala
dengan benar dan tepat.

15

Anda mungkin juga menyukai