Disusun Oleh :
Kelompok 4
Angel Cindy Siregar P27901117045
Fransisca Windiani P27901117054
Neis Anisa P27901117069
Regiyani Septi Diana .S. P27901117073
Winda Aulia Rahma.S. P27901117086
TINGKAT 2B/SMESTER 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Kebijakan Kesehatan Nasional dengan judul “PHBS Dan POSYANDU” dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam menuntut ilmu. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini .
Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.H. Omo Sutomo,M.Kes. Dosen Mata Kuliah Kebijakan
Kesehatan Nasional
2. Teman-Taman yang telah membatu dalam penyusunan laporan ini
3. Serta Pihak-Pihak yang telah membatu dalam penyusunan laporan ini
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
i
2
2.5 Tujuan PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan...........................................
11
2.11Pengelola POSYANDU................................................................................
20
3
2.16 Jenis POSYANDU......................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta
: Jakarta.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari
penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang
lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik,
memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita
terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis digunakan
untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak enak
untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas
dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati
seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah
dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan
semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti
jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya
yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya
kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung
mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut
kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat
dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi
yang akhir-akhir ini marak.
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar
yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang
kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa.
1
A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ”Pelayanan kesehatan terpadu
(yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program
terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos
pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan
keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek
sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain
sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10).
2
13. Bagaimana Pembentukan POSYANDU ?
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi
yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing".
Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi
tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang
sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat
serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi
kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga,
4
institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena
perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga
melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal
dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat
terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU
Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-
perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui
persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera.
Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau
mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
5
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)
2. Tatanan Sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah
ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh
yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu
burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan
tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna,
pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan
atau tidak.
c. Membuang sampah pada tempatnya
6
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus,
menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan
udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit
yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa
menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot
lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan
proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke
dan hipertensi.
e. Memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk
tidak berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk
Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini
menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat
penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll ,
menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur
barang bekas yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara
lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit
jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan
efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43
senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri
dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status
gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau.
Supaya tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar.
7
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang
dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus,
cacingan dll.
8
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah
Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak
merokok di rumah makan, Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah
Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk.
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Tidak merokok di angkutan umum, Tidak meludah
Sembarangan
Manfaat:
Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat
mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan
citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum
sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat
umum
Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan
pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-
tempat umum.
9
b. Menggunakan jamban yang bersih & sehat,
c. Membuang sampah pada tempatnya,
d. Tidak merokok,
e. Tidak meludah sembarangan,
f. Memberantas jentik nyamuk.
7. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000
tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
10
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
11
2.6 Sasaran PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:
Pasien.
Keluarga Pasien.
Pengunjung.
Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
Karyawan di institusi kesehatan.
12
ketekunan dan kedisiplinan dalam penerapannya. Untuk mengoptimalkan promosi
tersebut maka para provider kesehatan yang memiliki andil terbesar untuk
menyadarkan masyarakat. Diharapkan untuk terus berkreasi mensosialisasikan
pentingnya perilaku yang tepat pada masyarakat.
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan
adalah:
Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
Tetap tenang dan tidak bingung
Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung
dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
13
Tanda bahaya persalinan :
Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan
Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
Tidak kuat mengejan
Mengalami kejang-kejang
Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
Air ketuban keruh dan berbau
Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
14
c. Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu
berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu
dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
d. Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia
6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang : sesuai dengan
perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi
berusia 2 tahun.
15
Menunda kehamilan berikutnya.
Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi
membutuhkan
2. Bagi bayi :
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
Bayi tidak sering sakit
3. Bagi Keluarga :
Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula
dan perlengkapannya.
Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya
merebus air dan pencucian peralatan.
16
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun :
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit.
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa
sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
17
g. Penerangan dan ventilasi cukup.
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Cara memelihara jamban sehat :
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
18
terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai
program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
2. Membudayakan NKKBS.
19
2.11 Pengelola Posyandu
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah.
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat.
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK.
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa.
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
20
1) Dapat membaca dan menulis.
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4) Mempunyai waktu yang cukup.
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6) Berpenampilan ramah dan simpatik.
7) Diterima masyarakat setempat.
21
Kegiatan sudah Teratur
Cakupan program atau kegiatanya baik
Jumlah kader 5 orang
Mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
kegiatan secara terahir dan mantap
cakupan program/kegiatan baik.
memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
22
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini
dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader
yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
23
Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat
menetukan sendiri pengembangan program di posyandu.
Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang
kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
24
Bagi ibu hamil dengan adanya penyuluhan dari bidan atau dokter dapat
mengetahui apakah mempunyai risiko tinggi seperti letak bayi tidak normal dalam
kandungan, tekanan darah yang rendah atau tinggi dan bila ada yang mengalami
anemia akan diberi tablet besi.Terakhir adalah meja kelima, terdapat pelayanan
imunisasi dasar yakni BCG, hepatitis B, DPT-polio, campak, dan TT (tetanus)
bagi ibu hamil, KB dan pengobatan sederhana dari petugas kesehatan bagi bayi,
balita dan ibu yang sakit. Bagi yang menderita diare akan diberi oralit.
Posyandu ini merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka
pendanaanya juga secara swadaya kalaupun ada dana bantuan dari pemerintah
jumlahnya sangat kecil.
Agar anak Indonesia terhindar dari gizi buruk dan busung lapar,
pemerintah dituntut perhatian yang lebih besar terhadap masalah kesehatan warga
negaranya. Selain itu marilah kita perbaiki rasa kesetiakawanan dan sikap peduli
terhadap sesama serta mengaktifkan kembali Posyandu sebagai garda terdepan
memonitor perkembangan kualitas kesehatan anak-anak, khususnya balita.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi
yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals.
PHBS di Pelayanan Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya
untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan
Institusi Kesehatan yang sehat. Syarat institusi sehat yaitu :
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Menggunakan jamban
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak merokok di Institusi Kesehatan
Tidak meludah sembarangan
Memberantas jentik nyamuk
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu
dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.
3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna jadi untuk kesempurnaan makalah ini
penulis meminta saran dan kritikan dari para pembaca.
26
27