Anda di halaman 1dari 64

Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 pada garis besarnya adalah:

Alinea I : terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan


adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan).
Alinea II : mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur).
Alinea III : memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa
kemerdekaan atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa).
Alinea IV : memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk
susunan negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila.

 10 Fungsi Pancasila Lengkap

 1. Pancasila sebagai dasar negara

 2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

 3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

 4. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

 5. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

 6. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia

 7. Pancasila sebagai perjanjian luhur Bangsa Indonesia

 8. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

 9. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia

 10. Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa

 Kesimpulan

10 Fungsi Pancasila Lengkap


1. Pancasila sebagai dasar negara

Dasar negara merupakan alas yang menjadi pijakan dimana memberikan kekuatan
suatu negara untuk berdiri. Pancasila, yang dikenal sebagai pijakan negara
Indonesia ini berperan sangat penting bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Fungsi pokok dari Pancasila tentunya sebagai Dasar Negara yang menjadi sumber
dari segala sumber hukum yang mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia,
termasuk seluruh unsur di dalam NKRI seperti pemerintah, wilayah dan rakyat.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai keterlibatan


bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur
kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum
yang menguasai dasar negara

Jadi, pancasila dalam kedudukannya itu sebagai dasar pijakan penyelenggaraan


negara dan menjadi segala aspek dari kehidupan bangsa. Kemudian dengan
dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, maka Pancasila adalah
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pandangan hidup atau cara pandang bangsa Indonesia itu harus berpedoman,
pedomannya dari mana? Tentu dari Pancasila yang sebagai petunjuk kehidupan
kita sehari-hari.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila ini berasal dari budaya
masyarat bangsa kita sendiri. Karena sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia,
maka Pancasila bisa disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia.

Nah kemudian si cita-cita moral ini yang memberikan pedoman atau kekuatan
rohaniah kepada bangsa Indonesia supaya tercapainya kesejahteraan lahir dan
batin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup


adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk
mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya.

4. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia


Setiap bangsa tentu punya jiwanya masing-masing atau bahasa kerennya
Volkgeish, yang artinya Jiwa Bangsa atau Jiwa Rakyat. Menurut Prof. Mr. A.G.
Pringgodigdo, Pancasila itu sudah ada sejak Bangsa Indonesia lahir. Inti dari funsi
pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia ialah agar Indonesia tetap hidup dalam
jiwa Pancasila dimana terdapat lima sila yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

5. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti Pancasila lahir bersama


dengan lahirnya Bangsa Indonesia dimana Pancasila ini memiliki ciri khas yang
hanya dimiliki oleh Indonesia.

Pancasila ini digunakan sebagai pedoman dan pegangan dalam pembangunan


bangsa dan Negara supaya dapat berdiri kokoh. Jadi pancasila ini sebagai identitas
diri bangsa kita yang akan terus melekat dalam jiwa Bangsa Indonesia hingga
sepanjang masa.

6. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia

Pertama ketahui dulu apa itu ideologi, Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita – cita dan logos yang berarti
“ilmu”. Jadi Ideologi dapat diartikan sebagai Ilmu pengertian – pengertian dasar.

Kemudian tinggal pengertian pancasila sebagai ideologi bangsa, Pancasila ini


hakekatnya suatu pemikiran Bangsa Indonesia diambil dari nilai-nilai adat-istiadat
yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat kita.

7. Pancasila sebagai perjanjian luhur Bangsa Indonesia

Kamu tahu kan kalau saat Bangsa Indonesia pada saat melakukan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dulu belum punya UUD Negara yang tertulis, nah untuk
mengatasi hal itu PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sebagai badan
tempat perwakilan rakyat Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 mengesahkan
pembukaan dan batang tubuh UUD1945 yang berdasar pada Pancasila. Jadi,
Pancasila ini merupakan hasil perjanjian bersama rakyat untuk selamanya
(kesepakatan nasional).

8. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum


Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti Pancasila mengatur
semua hukum yang berlaku di Indonesia. Segala peraturan perundangan yang ada
di Indonesai harus bersumber dan tidak bertentangan dengan Pancasila.

Pancasila itu tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu dalam Pembukaan UUD
1945 yang dijabarkan lebih lanjut dari UUD 1945 dan hukum positif lainnya. Jadi
setiap sila-sila yang ada di Pancasila adalah nilai dasarnya, terus hukum sebagai
instrumental atau penjabaran dari sila Pancasilanya.

9. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pancasila telah jelas termuat di pembukaan
UUD 1945. Jadi Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia yaitu
masyarakat adil dan makmur yang merata secara materil dan spiritual yang
berdasarkan Pancasila.

10. Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa


Indonesia. Karena Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa
Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa
Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi Bangsa Indonesia
untuk mempersatukan Rakyat Indonesia.

MATERI 1 IDEOLOGI NEGARA


A. HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan dalam
menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara atau ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan
negara. Hal tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang
berbunyi : “Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
UUD negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara”
. Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub secara
yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita – cita
hukum dan norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan
dalam pasal – pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata
negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah
sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan
secara material harus berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada
peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai –
nilai luhur pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Berdasarkan uraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat
imperatif atau memaksa, artinya mengikat dan memaksa setiap warga negara
untuk tunduk kepada pancasila dan bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran
harus ditindak sesuai hukum yang berlaku di Indonesia serta bagi pelanggar
dikenakan sanksi – sanksi hukum.
Nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif –
subyektif. Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan
pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila
sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa –
bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif – universal dan diyakini
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka pancasila selalu dipertahankan
sebagai dasar negara.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila
sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita – cita para pendiri bangsa
Indonesi dapat terwujud.
Bagi bangsa indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut
sudah selayaknya kita pahami akan hakikatnya.
Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda,
seperti :
1. Pancasila sebagai jiwa negara,
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa,
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum,dll.
Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk pancasila bukanlah merupakan suatu
kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat di jadikan sebagai suatu kekayaan
akan makna dari pancasila bagi bangsa indonesia. Karena hal yang terpenting
adalah perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang
sesungguhnya yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat
di tafsirkan oleh sembarangan orang karena akan dapat mengaturkan maknanya
dan pada akhirnya merongrong dasar negara.

B. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar
falsafah negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi negara atau
Statsidee, dalam pengertian ini pancasila merupakan dasar nilai serta untuk
mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain perkataan.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggara Negara terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang
dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber
kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik
Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta Negara.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik
yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam
kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengingat
secara hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka
pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945,
kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran,
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongritiskan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang
meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongritiskan
atau dijabarkan dari UUD 1945 serta hukum positif lainya, kedudukan pancasila
sebagai dasar negara tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian
tertib hukum Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih
lanjut ke dalam empat pokok pikiran. Meliputi suasana kebatinan
(Geistlichenhintergrud) dari UUD 1945.
Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum yang tertulis
maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan undang-undang
dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara (termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional). Memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelenggara negara, karena masyarakat dan negara indonesia senantiasa tumbuh
dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat
dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerohanian negara. Dasar formal
kedudukan pancasila dasar Negara Republik Indonesia tersimpul dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi sebagai berikut:” maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial seluruh rakyat indonesia”.
Pengertian kata” Dengan Berdasarkan Kepada” Hal ini secara yuridis memiliki
makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir pembukaan UUD
1945 tidak tercantum kata ‘pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “
dengan berdasar kepada” ini memiliki makna dasar negara adalah pancasila.
Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI
bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istila pancasila. Sebagaimana
telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya
pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi
pokok pancasila adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, ketetapan No. XX/MPRS/1966. (Jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973
dan ketetapan No. IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum indonesia yang ada pada
hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta dari bangsa
indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-
cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai
kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawatan dari budi nurani
manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melaui sidang istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
yang tertuang dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda
dalam proses reformasi, meliputi berbagai bidang lain mendasarkan pada
kenyataan aspirasi rakyat (Sila 1V) juga harus mendasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
a. Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah pancasila sebagai cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa Indonesia
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR
tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengertian ideologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti
melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan
kata logi yang berarti ajaran, dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu
tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (Marsudi, 2001).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat di rumuskan sebagai
kompleks pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang
atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan
sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya
seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar serta apa yang
dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari ideologi adalah suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik
ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang
sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan
masyarakat.

1. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :


a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan
b. Mewujudkan suatu asaz kerohanian, pandangan-pandangan hidup, pegangan
hidup yang dipelihara diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

2. Fungsi ideologi menurut pakar dibidangnya :


a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia
secara individual (cahyono,1986).
b. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua dengan
generasi muda, (setiardja,2001).
c. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu,
masyarakat,dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan.
(hidayat,2001).

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DAN TERTUTUP


Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah:
a. Ideologi Terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformasi.

b. Ideologi Tertutup
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat,
2. Bukan berupa nilai dan cita-cita
3. Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku
4. Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan secara mutlak

Nilai - nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka:
1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila
2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta
lembaga pelaksanaannya
3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi pengalaman yang bersipat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat,berbangsa dan bernegara.

MATERI 2 DASAR NEGARA

A. Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu untuk
mencapai Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan badan/Dilarang berjinah
4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.
5. Jangan mjnum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.
Diadaptasi oleh orang jawa menjadi 5 M = Madat/Mabok, Maling/Nyuri,
Madon/Awewe, Maen/Judi, Mateni/Bunuh.

Pengertian Pancasila Secara Etimologis


Perkataan Pancasil mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha
yaitu dalam Kitab Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu
ajaran moral untuk mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 J.
Pengertian Secara Historis
Pada tanggal 01 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai
rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan,
kemudian keesokanharinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk
Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar
Negara yang duberi nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa
Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak
termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut
istilah Pancasila hal ini didaarkan interprestasi (penjabaran) historis terutama
dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara.

Pengertian Pancasila Secara Termitologis


Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI untuk
melengkapai alat2 Perlengkapan Negara PPKI mengadakan sidang pada tanggal
18 Agustus 1945 dan berhasil mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian
Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea didalamnya tercantum rumusan Pancasila.
Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional sah dan benar sebagai dasar
negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila Berbentuk:
1. Hirarkis (berjenjang);
2. Piramid.
A. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang
BPUPKI
pada tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai berikut:
1. Prikebangsaan;
2. Prikemanusiaan;
3. Priketuhanan;
4. Prikerakyatan;
5. Kesejahteraan Rakyat

B. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di
depan sidang
BPUPKI, sebagai berikut:
1. Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme/Prikemanusiaan;
3. Mufakat/Demokrasi;
4. Kesejahteraan Sosial;
5. Ketuhanan yang berkebudayaan;
Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila
yaitu:
1. Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme;
2. Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat;
3. Ketuhanan YME.
Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila
atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong.

C. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945
rumusannya
sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia;
Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang
sah dan benar secara Konstitusional adalah pancasila yang tercantum dalam
Pembukaan Uud 45, hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS
NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan
bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah
dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan Uud 1945.

B. Asas-Asas Pancasila
Asas Ketuhanan
Tuhan Yang Maha Esa adalah konsep Tuhan yang universal, Tuhan yang sama
dimiliki oleh semua agama dan kepercayaan. Tuhan yang sama yang disembah
Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Konsep Tuhan universal inilah yang dipakai di
negara kita.
Sila Katuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manuasia
percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME. Sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab

Asas Kemanusiaan
Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab Kemanusiaan yang adil dan
beradab menunjang tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan –
kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa
manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja
sama dengan bangsa–bangsa lain.

Asas Kenegaraan
Sila Persatuan Indonesia Dengan sila persatuan Indonesia, manusia
Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan
dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan
demi kesatuan dan persatuan bangsa.
Asas Kerakyatan
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung
tinggi setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang
bersangkutan harus menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan
penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di
atas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan dalam musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan-
keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan,
kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang dipercayanya.
Asas Persatuan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur
yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk
itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak
dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
C. Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Ideologi dan dasar negara kita adalah pancasila. Pancasila terdiri dari lima
sila kelima sila itu adalah
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Sebelum tanggal 17 agustus 1945 Indonesia belum merdeka. Bangsa
Indonesia dijajah oleh bangsa lain seperti portugis, Inggris, Belanda, Jepang.
Paling lama menjajah adalah Belanda. Sebelum kedatangan bangsa asing,
indonesia terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka misalnya Sriwijaya,
Majapahit, Demak, Mataram, Ternate dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut
bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan
bersenjata maupun politik.
Pejuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam
hal ini belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami
kegagalan. Penjajah Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatbya tanggal 8 Maret.
Sejak saat itu Indonesia di duduki oleh tentara Jepang.
Mulai tahun 1945 , tentara jepang kalah oleh sekutu. Untuk menarik
simpati, jepang memberikan janji kemerdekaan janji ini diucapkan oleh perdana
menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Karena keadaan jepang terus
menerus mendesak, maka pada tanggal 39 april 1945 jepang memberikan janji
kemerdekaan bangsa indonesia yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
dituangkan dalam maklumat Gunseikan (pembesar tertinggin sipil dari pemerintah
militer jaepang di jawa dan madura) no 23. Dalam maklumat itu sekaligus dimuat
dasar pembentkan BPUPKI. Tugas badan ini adalh menyelidiki dan
mengumpulkan usul-uslu untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintahan
jepang untuk dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. Anggota BPUPKI
dilantik pada tanggal 28 Mei 1945-1 Juni 1945.
Pada sidang pertama banyak orang yang berbicara dua diantarany
Muhammad yamin dan Bung kiarno yang masing-masin g mengusulkan caloin
dasr negara. Muhammad yamin mengajukan usul secara lisan dan tertulis. Contoh
srcara lisan:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan
Contoh secara tertulis:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Persatuan indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
4. Kerakyatn yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bung karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima
hal yaitu:
1. Nasionalisme
2. Internasionalisme
3. Mufakat/demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima hal ini oleh bung Karno diberi nama pancasila. Kelima sila
tersebut dapt dipers menjadi Trisila yaitu:
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan
Selesai sidang pertama pada 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat
untuk membentuk panitai kecil tugasnya adlah menampung usul-usul yang masuk
dan memriksa serta melaporkan kepadasidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota
diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan
tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil terdiri dari 8 orng yaitu:
1. Ir. Sukarno
2. Ki bagus Hadi Kusumo
3. KH Wahid Hasyim
4. Mr. Muh Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadi Kusumo
6. Mr. A.A Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara panitia kecil,
dengan para panitia kecil dengan para anggota BPUPKI yang berdomisil di
jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujinya dibentuk sebuah panitia kecil
penyelidik usul-usul perumus dasar negara, yang terdiri atas sembilan orang.
Panitia kecil yang beranggotakan sembilan orang itu pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon mukadimah hukum dasar atau
dikenal “piagam Jakarta”
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1946, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan hukum dasar. Pada tanggal 9 agustus dibentuk
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, dan sejak itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para
pemimpin bangsa Indonesia yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, pada tanggal 17 Agustus. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan
mengadakan sidang.
Bung hatta mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus sore hari ada
utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya rakyat Indonesia
bagian Timur mengusulkan agar pada alinea ke empat preambul, dibelakang kata
“ketuhanan” yang berbunyi “dengan menjalankan syariat-syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur
lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasiakan. Usul
ini oleh Muh Hatta disampaikan kepada tokoh-tokoh islam, demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan
kesatuan mrngingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh Islam
merelazkan dicoretnya kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat
islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “ketuhanan yang maha esa”.

D. Kelebihan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi
nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk
mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah
ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan
membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan
pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan
membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya

Pandangan Soekarno yang demikian ini merupakan pengulangan dari apa yang
pernah ia ucapkan pada Pidato 1 Juni, Hari Lahirnya Pancasila.

Bukti bahwa ideologi pancasila lebih baik dari dua ideologi itu karena;
Pancasila memuat pokok-pokok pikiran sedemikian rupa :
Pertama, sila Ketuhanan memuat pokok-pokok pikiran bahwa manusia
Indonesia menganut berbagai agama, dengan kata lain ada kebebasan untuk
beragama dan tidak beragama, serta ada kebebasan untuk berpindah agama
(keyakinan)nya. Bahkan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan-pun, karena
toleransinya yang sudah menjadi sifat bangsa Indonesia, mengakui bahwa
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan karakteristik dari
bangsanya, sehingga mereka menerima sila Pertama ini.
Kedua, Nasionalisme Indonesia (maksudnya sila ke-3 dari Pancasila)
bukanlah chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak menganggap diri lebih unggul dari
bangsa lain. Ia tidak pula berusaha untuk memaksakan kehendaknya kepada
bangsa-bangsa lain (bandingkan dengan ideologi imperialisme dan kapitalisme).
Di Barat, Nasionalisme berkembang sebagai kekuatan agresif yang mencari
daerah jajahan demi keuntungan ekonomi nasionalnya. Di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin nasionalisme adalah gerakan pembebasan, gerakan protes terhadap
penjajah akibat penindasan Barat.
Ketiga, Internasionalisme (maksudnya sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab) menghendaki setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat,
setiap bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa.
Keempat, demokrasi (maksudnya sila ke-4 dari Pancasila) telah ada sejak
dahulu di bumi Indonesia meskipun bentuknya beda dengan demokrasi yang ada
di Barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip: mufakat, perwakilan, dan
musyawarah.
Kelima, Keadilan Sosial. Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan
kemakmuran sosial, jadi bukan keadilan dan kemakmuran individu. Hanya dalam
suatu masyarakat yang makmur berlangsung keadilan sosial.
Sebagai bukti bahwa (ideologi) Pancasila mendapat dukungan dari seluruh rakyat
Indonesia, Soekarno mengajak semua unsur (golongan) yang ada di Indonesia
dalam pidatonya itu.

Mereka yang ikut di belakang Soekarno pada waktu itu adalah: para pejabat tinggi
dan para politisi. Mereka terdiri atas para panglima militer, ulama besar dari
berbagai agama yang ada di Indonesia. Ada pimpinan Partai Komunis Indonesia,
ada perwakilan dari golongan Katolik dan Protestan, dan ada pula sejumlah
pimpinan dari golongan nasionalis (PNI dan lain-lain). Diikutsertakan dalam
delegasi ke SU PBB itu adalah wakil buruh, tani, wakil golongan perempuan, dan
wakil golongan cendekiawan.
Mengingat Pancasila, terutama demokrasi yang menitikberatkan
musyawarah-mufakat, yang tidak ada dalam demokrasi Barat, maka Soekarno
mengajak supaya bangsa-bangsa di dunia mengikuti ideologi Pancasila.
Demikianlah kata Soekarno dalam sidang itu, ‘Cara musyawarah ini dapat
dijalankan, karena wakil-wakil bangsa kami berkeinginan agar cara-cara itu dapat
berjalan….. semua menginginkannya, karena semuanya menginginkannya
tercapainya tujuan jelas dari Pancasila, dan tujuannya yang jelas itu ialah
masyarakat adil dan makmur.’
Dewasa ini, alih-alih Pancasila bisa diterima bangsa-bangsa di dunia, nasib
ideologi Pancasila pun di dalam negeri masih dalam pertaruhan. Penyelewengan
terhadap Pancasila mulai kentara di era Orde Baru. Pancasila telah dijadikan
instrumen politik untuk menjaga status quo. Pancasila telah dijadikan asas
tunggal. Yaitu satu-satunya asas yang menjadi dasar untuk hidup berbangsa,
bernegara, bermasyarakat, termasuk dalam asas Politik.

Pancasila kemudian dijadikan tafsir yang bersifat monolitik, direktif, kaku,


dan berorientasi ‘menghukum’ lawan-lawan politik pemerintah. Ada usaha,
memang, untuk mengembalikan Pancasila berikut tafsirnya, sesuai dengan
semangat para pejuang kemerdekaan, Pancasila yang dikehendaki Soekarno,
Pancasila yang ditawarkan ke Sidang Umum PBB 30 September 1960. Tetapi,
kondisi sekarang sudah berbeda dengan kondisi ketika Soekarno masih berkuasa.
Indonesia sekarang, bahkan mulai Orba berkuasa, sudah dicengkram oleh
kekuatan Neoliberalisme (penjajah baru yang lebih masif dan canggih
dibandingkan dengan nenek moyangnya, Imperialisme dan Kapitalisme).

MATERI 3 STRUKTUR NILAI PANCASILA

1. C. PENGERTIAN PANCASILA

Sebagai bangsa Indonesia, kita patut mengerti dan memahami apa Pancasila itu.
Pancasila berasal dari dua kata yakni [1]Panca dan [2]Sila menurut bahasa
Sanskerta. Sehingga pancasila mengandung artilima buah prinsip atau asas. Asas-
asas atau prinsip-prinsip tersebut antara lain:

a) Ketuhanan Yang Maha Esa

b) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

c) PersatuanIndonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.

Dalam setiap Sila yang terkandung di dalam Pancasila memiliki butir-butir


penting di mana setiap butir menekankan atau mengharuskan rakyat
Indonesiauntuk melakukan pengamalan[3] Pancasila di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

a) BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.[4]

b) BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad[5], persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
c) BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA

(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.[6]
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.[7]
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d) BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH


HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN

(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia


Indonesiamempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

e) BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH


RAKYAT INDONESIA

(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.[8]
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

MATERI 4 NORMA2 PANCASILA

Norma yang terdapat dalam masyarakat terdiri dari 4 macam, yaitu:

1. Norma Agama bersumber dari Tuhan melalui utusannya yang berisikan


peraturan hidup yang diterima sebagai perintah–perintah, larangan-
larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan. Sebagian besar
norma agama bersifat umum, jadi berlaku bagi seluruh golongan manusia
di dunia terlepas dari agama yang dianut. Contoh, semua agama
mengajarkan agar umatnya tidak berdusta; sanksinya adalah “rasa berdosa
“.

2. Norma Kesusilaan yang dianggap sebagai aturan yang datang dari suara
hati sanubari manusia; dari bisikan kalbu atau suara batin yang diakui dan
diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam sikap dan
perbuatannya. Misalnya, suara batin kita memerintahkan “Hendaknya
engkau berlaku jujur“. Penyimpangan dari norma kesusilaan dianggap
salah atau jahat sehingga pelanggarnya akan diejek atau disindir. Bila
penyimpangan kesusilaan dianggap keterlaluan maka pelakunya akan
dikucilkan.

3. Norma Kesopanan merupakan peraturan hidup yang timbul dari


pergaulan segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan
sehari-hari sekelompok masyarakat. Misalnya menegaskan agar orang
muda menghormati orang yang lebih tua. Bila dilanggarnya sanksinya
adalah dikucilkan dari pergaulan hidup bermasyarakat.

4. Norma Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisikan
perintah atau larangan yang memaksa dan yang akan menimbulkan sanksi
yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya.
Keempat Norma ini berlaku dan terdapat pada masyarakat Indonesia yang
masinng-masing norma mempunyai perbedaan satu sama lain. Khusus Norma
Hukum yang dibuat oleh lembaga yang berwenang, untuk membuatnya (negara)
dan dari segi sanksinya lebih tegas dan jelas serta dapat dipaksakan dalam
pelaksanaannya.

MATERI 5 SUMBER HUKUM DAN TATA PERATURAN2 PERUNDANGN


UNDANGAN

TATA URUTAN PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN DI
INDONESIA
 On 3 Jun, 2014

 By hukum

 With 15 Comments

Tata perundang-undangan diatur dalam :

1. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR


mengenai sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan
perundang-undangan Republik Indonesia.

Urutannya yaitu :
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Keputusan Presiden;
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi
Menteri.
Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.

2. Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata


Urutan Peraturan Undang-Undang.

Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan


RI yaitu :
1) UUD 1945;
2) Tap MPR;
3) UU;
4) Peraturan pemerintah pengganti UU;
5) PP;
6) Keppres;
7) Peraturan Daerah;
Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan


Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) UU/Perppu;
3) Peraturan Pemerintah;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah.
Ketentuan dalam Undang-Undang ini sudah tidak berlaku.

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini, jenis dan hierarki peraturan


perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perppu;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah Provinsi;
6) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Definisi :

1. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat


norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

2. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar


(konstitusi) yang tertulis yang merupakan peraturan negara tertinggi dalam
tata urutan Peraturan Perundang-undangan nasional.

3. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang


MPR, yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : Ketetapan yaitu putusan
MPR yang mengikat baik ke dalam atau keluar majelis, Keputusan yaitu
putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
4. Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama
Presiden.

5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah


Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan : Perppu diajukan ke
DPR dalam persidangan berikut; DPR dapat menerima/menolak Perppu
tanpa melakukan perubahan; Bila disetujui oleh DPR, Perrpu ditetapkan
menjadi Undang-Undang; Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

6. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang


ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.

7. Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang


ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan.

8. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan


yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan
persetujuan Gubernur.

9. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-


undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.

MATERI 6 MODEL PENDEKATAN PENDIDIKAN PARADIGMA BARU


DALAM PROSES PENDIDIKAN PARADIGMA DEMOKRASI DI
INDONESIA
A. Pengertian Paradigma Baru PKn SD
Paradigma merupakan sebuah kerangka berpikir yang digunakan dalam proses
pendidikan kewarganegaraan di indonesia. Pkn dengan paradigma baru
mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-komponen
pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang
fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara
melainkan juga dalam masyarakat di era global.
Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ditandai oleh semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin ketat,
maka bangsa indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju
kehidupan masyarakat yang lebih demokratis. Dalam masa transisi atau proses
perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civilsociety), pendidikan
kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di persekolahan perlu
menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang
sedang berubah.
Tugas PKN dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi
mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara
(civic intelligence), membina tanggung jawab warga negara (civic participation).
Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara
yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dalam dimensi
spiritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan
multidimensional.

B. Karakteristik Warga Negara yang Demokratis


Kebutuhan akan adanya paradgima baru PKn saat ini sudah mendesak bangsa
Indonesia yang saat ini telah mengalami suatu perubahan diharapkan bergerak ke
arah pendewasaan hingga terbentuknya masyarakat yang betul-betul demokratis,
religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial sesuai dengan konsep nilai,
norma dan moralitas yang tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945.
Namun demikian pengembangan masyarakat yang demokratis, religius, beradap,
bersatu, dan berkeadilan sosial tidaklah mudah, terutama bagi masyarakat
Indonesia yang secara historis belum memiliki pengalaman utuh berkehidupan
yang betul-betul demokratis, perkembangan ekonomi yang masih terbatas,
identitas rasional yang masih rapuh, dan budaya kewarganegaraan yang belum
terbentuk. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat Indonesia demokratis yang
religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial itu perlu waktu, upaya gigih
yang konsisten dan komitmen kebangsaan, serta pendidikan demokrasi yang
sinambung. Perlu digaris bawahi bahwa masyarakat tidak dapat hidup
berdemokrasi dengan baik apabila mereka dalam keadaan tidak berpendidikan,
bodoh, apatis, dan miskin. Masyarakat demokrasi hanya dapat tercipta apabila
masyarakatnya berpendidikan memadai dan secara ekonomis kebutuhan dasar
hidupnya sudah terpenuhi. Dengan demikian masyarakat demokratis yang
religius, beradab, bersatu dan berkeadilan sosial baru dapat terwujud apabila
masyarakat terdidik baik dan sejahtera, shg mereka mau dan mampu berpartisipasi
aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Secara etimologi, demokrasi berasal dari kata dalam bahasa latin demos yang
berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan. Shg demokrasi dapat diartikan
sebagai pemerintahan dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak
langsung (melalui perwakilan). Setelah adanya proses pemilihan umum secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.
Dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Demokrasi sesungguhnya bukan hanya seperangkat gagasan dan prisnip
tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat prak tek dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku shg demokrasi sering
disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.
Suryadi dan Somardi mengemukakakn bahwa untuk mengkonsepsikan kembali
pendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep negara
dapat didekati dari sudut pandang sistem. Dalam masyarakat demokrasi terdapat
lima sistem tata kehidupan bernegara sebagai berikut :
1. Sistem personal adalah suatu sistem yang merujuk pada orang-orang yang
menjadi subyek dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas
pemerintah dan yang diperintah.
2. Sistem kelembagaan menunjuk kepada lembaga-lembaga negara dan
lembaga-lembaga pemerintahan menurut konstitusi dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Sistem normatif adalah sistem hukum dan perundang-undangan yang
mengatur tata hubungan negara dan warga negara.
4. Sistem kewilayahan menunjuk kepada seluruh wilayah teritorial yang
termasuk ke dalam yuridiksi negara Indonesia.
5. Sistem ideologis menunjuk kepada ide-ide dasar penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Tinjauan sistem ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang utuh dan
menyeluruh tentang eksistensi kehidupan bernegara. Kehidupan bernegara secara
sehat merupakan fungsi dari seluruh komponen sistemnya. Dengan kata lain,
kerusakan dalam salah satu komponen sistem akan mengganggu berfungsinya
sistem kenegaraan secara keseluruhan.
Dengan memperhatikan atribut-atribut kewarganegaraan di atas, dan struktur
pengorganisasian yang berorientasi pada sistem kehidupan bernegara maka PKn
dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat
komponen-komponen pengetahuan, keterampilan, dan disposisi kepribadian
warga negara yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa
dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era globalisasi.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga
negara (1) merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang
berpemerintahan sendiri dan (2) diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung
jawab. Warga negara hendaknya mengerti bahwa dengan keterlibatannnya dalam
kehidupan politik dan dalam masyarakat demokratis, mereka dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup di lingk tetangga, masyarakat, dan bangsa.
Bidang studi pkn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan
sekolah dan diterima sebagai wahana utama dalam esensi pendidikan demokrasi
di indonesia. Dalam paradigma baru bidang studi pkn terdapat beberapa
karakteristik, yaitu:
1) Civic intellegency, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara yang baik
dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
2) Civic responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggung jawab.
3) Civic participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari
depan.
Karakteristik-karakteristik tersebut diwujudkan dalam tiga kelompok
kompetensi dalam bidang studi pkn, yaitu:
a) Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan;
• Memahami tujuan pemerintah dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintah
republik indonesia.
• Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional serta
bagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan publik.
• Mengetahui hubungan negara dan bangsa indonesia dengan negara-negara dan
bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional.
b) Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan;
• Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan
masalah dan inkuiri.
• Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu.
• Menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu.
• Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang
kritis, logis dan rasional.
• Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum.
• Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus (demokrasi).

c) Kompetansi untuk menguasai karakter kewarganegaraan;


• Memberdayakan dirinya sebagai warga negara yang aktif, kritis, dan
bertanggung jawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai
aktivitas masyarakat, politik, dan pemerintahan pada semua tingkat (daerah dan
nasional).
• Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan, hak, dan
tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada
semua tingkatan (daerah dan nasional).
• Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi,
hak asasi manusia dan nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
• Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
kehidupan sehari-hari.

C. Model Pembelajaran PKn untuk Pengembangan Warga Negara yang


Demokratis.

Untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui pendidikan


kewarganegaraan diperlukan suatu strategi dan pendekatan pembelajaran khusus
yang sesuai dengan paradigma baru pkn. Keunggulan dari paradigma baru pkn
dengan model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif
(active students learning) dan pendekatan inkuiri (inquiry approach). Model
pembelajaran pkn dengan paradigma baru memiliki karakteristik:
a. Membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis
b. Membawa siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah
c. Melatih siswa dalam berpikir sesuai dengankjo metode ilmiah
d. Melatih siswa untuk berpikir dengan ketrampilan sosial lain yang sejalan
dengan pendekatan inkuiri.
Dengan adanya paradigma baru dalam pembelajaran pkn ini, maka muncullah
suatu proses pembelajaran baru. Karena masalah utama dalam pembelajaran pkn
ialah penggunaan metode pembelajaran yang terkesan kaku, kurang flkesibel,
kurang demokratis, dan cenderung lebih dominan one way method. Guru pkn
mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir,
disamping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru
lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses
pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan.
Sehingga, untuk mencapai tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun
materi dan model pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn,
yakni mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual,
rasional, emosional dan sosial, mengembangakn tanggung jawab warga negara,
serta mengembangkan peserta didik berpartisipasi sebagai warga negara guna
menopang tumbuh dan berkembangnya warga negara yang baik. Dari pemaparan
diatas dapat dikemukakan bahwa paradigma baru PKn merupakan paradigma
demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah yang bersifat
multidimensional atau berisi jamak.
Bila ditampilkan dalam wujud program pendidikan, paradigma baru ini
menuntut hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada
pengembangan pengertian tentang hakikat dan karakteristik aneka ragam
demokrasi, bukan hanya yang berkembang di Indonesia.
b. Mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk
memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi bagaimana cita-cita demokrasi
telah diterjemahkan kedalam kelembagaan dan praktek diberbagai belahan bumi
dan dalam berbagai kurun waktu.
c. Tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami
penerapan demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas
tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki
kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Maka untuk mengatasi masalah
tersebut dari paradigma baru itu muncul suatu model pembelajaran yang efektif
dan efisien sebagai alternatif pendekatan, yaitu model pembelajaran berbasis
portofolio (portfolio based learning) atau Proyek Belajar Kewarganegaraan Kami
Bangsa Indonesia (PKKBI). Porotofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan
yang ditentukan. Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan
informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas siswa
berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji
mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan. Hal-hal
yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang mereka pilih.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa
dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang
digunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina
komitmen aktif peserta didik terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya,
serta mendidik para siswa agar mampu untuk menganalisis berbagai dimensi
kebijakan publik dan dengan kapasitasnya sebagai warga negara muda, mencoba
memberi masukan terhadap kebijakan publik di lingkungannya, sehingga hasil
yang diharapkan adalah kualitas warga negara yang “cerdas, kreatif, partisipatif,
prospektif, dan bertanggung jawab.
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini, pada dasarnya bertolak
dari strategi “inquiry learninnnnjjjjnjng, discovery learning, problem solving
learning, reseach oriented learning” yang dikemas dalam model “Project” ala John
Deway. Dalam hal ini diterapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji
2. Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan
dengan masalah yang dikaji
3. Mengkaji pemecahan masalah
4. Membuat kebijakan public
5. membuat rencana tindakan

D. Tujuan Dari Paradigma Baru Pembelajaran PKn


Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan
tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-
nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Oleh karena itu
perlu mengenal sejumlah dimensi PKN untuk mempermudah mangkaji dan
menganalisis tujuan. Berikut ini dimensi PKn:
• PKn sebagai program kulikuler;
• PKn sebagai program akademik;
• PKn sebagai program social kultural.
Adapun tujuan dari paradigma baru pembelajaran PKn hendaklah dapat
mengakomodasi/membantu untuk mencapai tujuan dari pendidikan
kewarganegaraan. Pembelajaran PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan
dan ketrampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki
kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi.

MATERI 6 BENTUK PENGAMALAN PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini
berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat pertama pada Tuhannya. Berikut
contoh sikap yang mencerminkan di sila Pertama :

 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan


ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

 Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing.

 Tidak melakukan penistaan dari suatu agama seperti melakukan


pembakaran rumah rumah ibadah.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Menjalani perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut masing-


masing. Kita tidak boleh membeda-bedakan cara bergaul hanya karena ras,
suku dan agama

 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang


Maha Esa kepada orang lain.

 Membina kerjasama dan tolong menolong antar umat beragama.

 Bersikap toleran kepada umat beragama yang lainya.

 Mengembankan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah


sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada
hakikatnya semua sama di Dunia ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di
sila Kedua :

 Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia


tanpa membedakan.

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

 Tidak semena-mena terhadap orang lain.

 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti acara acara bakti sosial,


memberikan bantuan kepada panti panti asuhan sebagai bentuk
kemanusiaan peduli akan sesama.

 Senang membantu teman yang sedang mengalami kesusahan.

 Memberikan bantuan kepada korban bencana alam.

 Mengembangkan sikap tenggang rasa.

 Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.


 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

 Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

3. Persatuan Indonesia

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warna Negara Indonesia untuk
bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila
Ketiga :

 Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.

 Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

 Mengembangkan sikap saling menghargai.

 Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa

 Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.

 Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.

 Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi arau


golongan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam
menyelesesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila
Keempat :

 Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam


menyelesaikan permasalahan.

 Menghindari aksi “Walk Out” dalam suatu musyawarah.

 Menghargai hasil musyawarah.

 Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.

 Memberikan kepercayaan wakil-wakil rakyat yang telah terpilih.


 Yang menjadi wakil rakyat juga harus mampu membawa aspirasi rakyat.

 Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain.

 Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.

 Berhati besar untuk menerima keputusan apapun yang dihasilkan oleh


musyawarah.

 Bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan keputusan tersebut.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua
orang. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima :

 Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.

 Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain.

 Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum.

 Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan


keadilan sosial.

 Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan


sikap dan suasana kekluargaan dan kegotongroyongan.

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Menghormati hak-hak orang lain.

 Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

 Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras

 Tidak bergaya hidup mewah.

 Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan


berkeadilan sosial.

MATERI 8 DEFINISI NEGARA, TEORI TERJADINYA NEGARA, FUNGSI


LEMBAGA NEGARA
Definisi Negara
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang
memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan
dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban
untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Pengertian Negara menurut Ahli

 John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan


atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat.

 Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang


memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah dalam wilayah tertentu.

 Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko,


yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan.

 Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain


wewenang yang mengendalikan dan mengatur persoalan-
persoalan yang bersifat bersama atas nama masyarakat.

 Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat


yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan
negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan,
sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian
Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan
tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Jadi Negara
adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah
tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang
sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar dan ke
dalam).

Pengertian negara dapat ditinjau dari empat sudut yaitu:

1. Negara sebagai organisasi kekuasaan


Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan
oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah
organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan
kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya
merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat
atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.
2. Negara sebagai organisasi politik
Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang
diberi kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan
politik. Sebagai organisasi politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai
alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar
manusia dan sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan
yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat
Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”,
Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan manusia (asosiasi)
yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi
kekuasaan memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan
persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan
untuk membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri
khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan
memaksa.
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan
Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut Friedrich
Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa
antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah
organisme dimana setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan
penjelmaan seluruh individu maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga
tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya,
Hegel tidak menyetujui adanya : Pemisahan kekuasaan karena pemisahan
kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara. Pemilihan umum karena negara
bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara perseorangan
melainkan kehendak kesusilaan. Dengan memperhatikan pendapat Hegel tersebut,
maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara dipandang sebagai organisasi
yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
sementara manusia sebagai penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat
Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara
yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara. Menurut Prof.
Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara:
1) Teori Perseorangan (Individualistik)
Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan
perjanjian antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara
diarahkan untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori
ini antara lain : Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert
Spencer, Harold J Laski.
2) Teori Golongan (Kelas)
Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai
kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang
kedudukan ekonominya lebih lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx,
Frederich Engels, Lenin
3) Teori Intergralistik (Persatuan)
Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua
golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan
masyarakat yang organis. Negara integralistik merupakan negara yang hendak
mengatasi paham perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan
kepentingan umum sebagai satu kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh :
Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller

Unsur-unsur Negara
1. Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat
tinggal dan juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. Warga
negara adalah pribumi atau penduduk asli Indonesia dan
penduduk negara lain yang sedang berada di Indonesia untuk
tujuan tertentu.
2. Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi
teritorial dari sebuah kedaulatan. Wilayah adalah salah satu
unsur pembentuk negara yang paling utama. Wilaya terdiri dari
darat, udara dan juga laut*.
3. Pemerintah
Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk
menjalankan roda pemerintahan.
4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara.

Disamping ketiga unsur pokok (konstitutif) tersebut masih ada


unsur tambahan (disebut unsur deklaratif) yaitu berupa
Pengakuan dari negara lain. Unsur negara tersebut diatas
merupakan unsur negara dari segi hukum tata negara atau
organisasi negara

Fungsi Negara

 Fungsi Pertahanan dan Keamanan


Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan
pemerintahan) dari segala ancaman, hambatan, dan gangguan,
serta tantangan lain yang berasal dari internal atau eksternal.
Contoh: TNI menjaga perbatasan negara

 Fungsi Keadilan

Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi


atau kepentingan tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan
tinfakan kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan dan jabatan.

 Fungsi Pengaturan dan Keadilan

Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk


melaksanakan kebijakan dengan ada landasan yang kuat untuk
membentuk tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsan dan
juga bernegara.

 Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki


untuk meningkatkan kehidupan masyarakat agar lebih makmur
dan sejahtera.

Sifat Negara
1. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau
kekuasaan. Negara memiliki kekuasaan memaksa agar
masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada
pemaksaan fisik
Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di
masyarakat dan tidak ada tindakan anarki. Paksaan fisik dapat
dilakukan terhadap hak milik
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara
dapat menguasai hal-hal seperti sumberdaya penting untuk
kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham individu
dan kelompok.
3. Sifat totalitas
Semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang negara.

Tujuan Negara
Miriam Budiharjo(2010) menyatakan bahwa Negara dapat dipandang sebagai
asosiasi manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar beberapa tujuan
bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir setiap negara adalah menciptaka
kebahagiaan bagi rakyatnya.

Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam


pembukaan UUD 1945 alinea ke empat;

 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah


Indonesia

 Memajukan kesejahteraan umum

 Mencerdaskan kehidupan bangsa

 Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Asal Mula Terjadinya Negara


Berdasarkan kenyataan, negara terjadi karena sebab-sebab :

 Ocupatie - Pendudukan yaitu suatu wilayah yang diduduki


oleh sekelompok manusia

 Separatie - Pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual


menjadi wilayah daerah tertentu kemudaia melepaskan
diri

 Peleburan, yaitu bebrapa negara meleburkan diri menjadi


satu

 Pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya


negara baru

Berdasarkan teori, negara terjadi karena

 Teori Ketuhanan, yaitu negara ada karena adanya


kehendak Tuhan

 Teori Perjanjian masyarakat, yaitu negara ada karena


adanya perjanjian individu-individu (contrac social)

 Teori Kekuasaan, yaitu negara terbentuk karena adanya


kekuasaan / kekuatan

 Teori Hukum Alam, yaitu negara ada karena adanya


keinginan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
bermacam-macam.
Bentuk Negara
Berikut adalah bentuk negara yang ada di dunia

 Negara Kesatuan

 Negara Serikat

 Perserikatan Negara (Konfederasi)

 Uni, dibagi menjadi 2 yaitu Uni Riil dan Uni Personil

 Dominion

 Koloni

 Protektorat

 Mandat

 Trust

Pengertian Negara,Unsur-Unsur
Terbentuknya Negara,Bentuk-Bentuk
Negara,Fungsi Negara,Tujuan
Negara,dan Penjelasan Terlengkap
Mengenai Negara
Pengertian Negara,Unsur-Unsur Terbentuknya
Negara,Bentuk-Bentuk Negara,Fungsi Negara,Tujuan
Negara,dan Penjelasan Terlengkap Mengenai Negara

1.Pengertian Negara
Apa Itu Negara? Istilah negara merupakan terjemahan dari
istilah-istilah state (Inggris),staat (Belanda),etat (Prancis),dan lo stato
(Italia).Istilah itu sebenarnya telah dikenal sejak abad ke-15 yang dianggap
sebagai terjemahan dari istilah Latin klasik “status” yang mengandung arti
keadaan tetap dan tegak atau sesuatu yang memiliki sifat tetap dan
tegak.Negara adalah sekumpulan masyarakat dengan berbagai
keragamannya yang hidup dalam suatu wilayah yang diatur secara
konstitusional oleh pemerintahan yang berdaulat untuk mewujudkan
kepentingan dan tujuan negara.
Beberapa para ahli memberikan pendapat tentang definisi negara antara
lain,adalah sebagai berikut:

Pengertian atau Definisi Negara Menurut Para Ahli

1. 1) Prof.R. Djokosoetono, S.H. : Negara adalah suatu organisasi


manusia atau manusia-manusia yang berada di bawah suatu
pemerintahan.

2. 2) Prof. Dr.J.H.A. Logemann : Negara adalah suatu organisasi


kekuasaan atau kewibawaan.

3. 3) G. Pringgodigdo, S.H. : Negara adalah suatu organisasi


kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus memenuhi
persyaratan atau unsur-unsur,yaitu harus ada pemerintahan yang
berdaulat,wilayah tertentu,dan rakyat yang hidup dengan teratur
sehingga merupakan suatu bangsa.

Menurut Prof. Mr. L. J. van Apeldorn,istilah negara mengandung berbagai


arti sebagai berikut:
a. Istilah negara dalam arti “persekutuan rakyat”,yakni untuk menyatakan
sesuatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah,di bawah kekuasaan
tertinggi,menurut kaidah-kaidah hukum yang sama.
b. Istilah negara dipakai dalam arti “Penguasa”,yakni untuk menyatakan orang
atau orang-orang yang melakukan kekuasaan tertinggi atas persekutuan
rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu daerah.
c. Negara mengandung arti “suatu wilayah tertentu”,dalam hal ini istilah
negara dipakai untuk menyatakan suatu daerah yang di dalamnya berdiam
suatu bangsa di bawah kekuasaan tertinggi.
d. Negara berarti “kas negara atau fiscuss”,yakni untuk menyatakan harta yang
dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum,seperti dalam istilah
pendapatan negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,negara diartikan sebagai organisasi


dalam suatu wilayah tertentu yang diatur oleh kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati rakyat.
Pengertian negara dapat juga dilihat dari segi organisasi
kekuasaan,organisasi politik,organisasi kesusilaan,dan integrasi antara
pemerintah dan rakyat.
a. Negara Sebagai Organisasi Kekuasaan
Menurut seorang ahli yang bernama Logemann,negara adalah suatu
organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang kemudian
disebut bangsa.Sebagai organisasi kekuasaan,negara memiliki kewibawaan
untuk memaksakan kehendaknya.Adapun unsur terpenting (primer) dari
negara adalah organisasi kekuasaan negara,sedangkan bangsa merupakan
unsur yang kedua (sekunder).

b. Negara Sebagai Organisasi Politik


a) Menurut Robert Mac. Iver, negara adalah asosiasi yang berfungsi
memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa.
b) Menurut Max Webber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu
wilayah. Hal yang terpenting dari sebuah negara ialah kewenangannya untuk
memonopoli penggunaan kekuatan fisik.Untuk membatasi kewenangan
negara dalam penggunaan kekuatan fisik,biasanya ditetapkan batas-batasnya
dalam sebuah konstitusi.
c) Menurut Roger H. Soltau, negara adalah alat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persolan-persoalan bersama
atas nama masyarakat.Negara merupakan sarana untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama,khususnya dalam hal menyelesaikan konflik yang
muncul dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Negara sebagai organisasi kesusilaan
a) Menurut J.J. Rousseau, kewajiban negara adalah untuk memelihara
kemerdekaan individu dan menjaga ketertiban kehidupan manusia.Manusia
pada hakikatnya merdeka dan sama.Negara didirikan untuk menjamin hak-
hak manusia.Oleh karena itu,negara harus didasarkan kepada
hukum.Dengan kata lain,negara dibentuk atas dasar nilai-nilai yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat.Oleh karena itu,negara berkewajiban
memelihara nilai-nilai tersebut.
b) Menurut Hegel, negara merupakan organisasi kesusilaan yang timbul
karena terjadinya perpaduan individual.Negara merupakan penjelmaan
keseluruhan individu sehingga kemerdekaan individu yang satu tidak
bertentangan dengan individu lainnya.
d. Negara Sebagai Integrasi Antara Pemerintah dan Rakyat
Negara merupakan sarana integrasi antara pemerintah dengan
rakyatnya.Hal ini sering disebut dengan istilah paham
“integralistik”.Menurut paham integralistik,negara sebagai kesatuan
bangsa,tidak mempertentangkan antara negara dan individu.Individu
dianggap sebagai bagian integral negara yang memiliki kedudukan dan
fungsi untuk menjalankan negara.Perpaduan antara individu dan negara
bertambah kuat karena negara dianggap bukan sebagai organisasi kekuatan
politik yang didirikan di luar kepentingan manusia.Namun
sebaliknya,negara berkewajiban untuk memelihara kemerdekaan dan
ketertiban sosial.

2.Unsur-Unsur Terbentuknya Negara


Sebagai sebuah organisasi,negara memiliki unsur-unsur yang tidak
dimiliki oleh organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat.Secara
umum,unsur-unsur terbentuknya negara bersifat konstitutif dan
deklaratif.Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus
ada rakyat,wilayah tertentu,dan pemerintah yang berdaulat.Ketiga unsur
tersebutlah yang bersifat konstitutif,karena merupakan suatu syarat yang
multak bagi terbentuknya negara.Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada
maka tidak dapat disebut dengan negara.Disamping itu,terdapat pula unsur
deklaratif,yakni harus ada pengakuan dari negara lain.Unsur deklaratif ini
hanya menerangkan adanya negara.Namun dewasa ini,unsur deklaratif
mutlak sangat penting,karena pengakuan negara lain adalah sebagai wujud
kepercayaan negara lain untuk mengadakan suatu hubungan/kerja sama,baik
hubungan bilateral maupun hubungan multilateral.
1) Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara.Rakyat
merupakan orang-orang tinggal mendiami wilayah suatu negara.Rakyat
dalam konteks ini terdri dari penduduk dan bukan penduduk.Penduduk
adalah semua orang yang bertujuan untuk menetap dalam wilayah suatu
negara tertentu.Mereka yang adal dalam wilayah suatu negara tetapi tidak
bertujuan menetap,tidak dapat disebut penduduk.Penduduk suatu negara
dapat dibedakan menjadi dua,yakni warga negara dan bukan warga
negara.Warga negara dalam hal ini adalah mereka yang menurut hukum
menjadi warga dari suatu negara,sedangkan yang dinamakan dengan bukan
warga negara adalah orang asing atau warga negara asing menetap di suatu
wilayah negara tersebut.

2) Wilayah

Peta Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Setiap negara mempunyai wilayah.Wilayah merupakan salah satu syarat


mutlak yang harus dimiliki oleh suatu negara.Wilayah negara adalah batas
wilayah dimana kekuasaan negara itu berlaku.Wilayah suatu negara meliputi
sebagai beriktu:
a) Wilayah Daratan
Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah daratan atau dataran kering
dengan batas-batas tertentu dengan negara lain.

b) Wilayah Lautan
Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-
batas yang ditentukan menurut hukum internasional.Batas-batas wilayah laut
adalah sebagai berikut:
 Batas laut teritorial,ditentukan sejauh 12 (dua belas) mil laut,diukur dari
garis lurus yang ditarik dari pantai titik terluar.
 Batas zona bersebelahan,ditentukan sejauh 12 (dua belas) mil laut di luar
batas laut teritorial,atau 24 (dua puluh empat) mil laut jika diukur dari garis
lurus yang ditarik dari pantai titik terluar.
 Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE),adalah laut yang diukur dari garis
lurus yang ditarik dari pantai titik terluar sejauh 200 (dua ratus) mil laut.Di
dalam wilayah ini,negara yang bersangkutan memiliki hak untuk mengelola
dan memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya.Namun wilayah laut ini
bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.
 Batas Landas Benua,adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih
dari 200 (dua ratus) mil laut.Dalam wilayah laut ini negara yang
bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut tersebut
tetapi wajib membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
c) Wilayah Udara atau Dirgantara
Wilayah udara atau dirgantara adalah suatu wilayah yang berada di
atas daratan dan lautan negara yang bersangkutan.

3) Pemerintah Yang Berdaulat


Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai
kekuasaan baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan
wewenangnya mengatur kehidupan sosial,ekonomi,dan politik suatu negara
atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.

4) Pengakuan Dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain terdir atas 2 (dua) macam,yakni pengakuan
secara de facto dan secara de jure.

a) Pengakuan secara de facto adalah pengakuan bahwa secara fisik (nyata) di


suatu wilayah telah berdiri suatu negara.
b) Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi menurut hukum
tentang berdirinya sebuah negara.

3.Bentuk-Bentuk Negara dan Kenegaraan


a.Bentuk-Bentuk Negara
1) Negara Kesatuan
Dalam negara kesatuan,pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk
mengatur seluruh wilayahnya melalui pembentukan daerah-daerah
(provinsi,kabupaten,kota,kecamatan,dan seterusnya).Sistem pelaksanaan
pemerintah negara dapat dilaksanakan dengan baik dengan cara
desentralisasi maupun sentralisasi.
Bentuk negara kesatuan mempunyai sifat-sifat berikut.
a) Kedaulatan negara yang mencakup ke dalam dan ke luar
ditangani&dipertanggungjawabkan oleh pemerintah pusat.
b) Negara hanya mempunyai satu undang-undang dasar,satu kepala negara,satu
dewan menteri,dan satu dewan rakyat.
c) Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan
politik,ekonomi,sosial,budaya,serta pertahanan dan keamanan.
2) Negara Serikat
Amerika Serikat merupakan salah satu contoh negara yang berbentuk Serikat
(Federasi)

Pada negara federasi kekuasaan asli tetap ada pada negara bagian,karena
negara bagian berhubungan luas dengan rakyatnya.Misalnya,Amerika
Serikat,Australia,India,Jerman,Swiss,dan Malaysia.Adapun bentuk Negara
Serikat mempunyai ciri-ciri berikut ini.
a) Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat,namun kekuasaan asli tetap
pada negara bagian.
b) Kepala negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat.
c) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian untuk
urusan ke dalam negeri maupun ke luar negeri.
d) Setiap negara berhak membuat undang-undang dasar sendiri selama tidak
bertentangan dengan pemerintah pusat.
e) Kepala negara mempunyai hak veto (pembatalan keputusan) yang
ditunjukkan oleh parlemen (baik senat maupun kongres).
B.Bentuk-Bentuk Kenegaraan
1) Koloni
Koloni adalah suatu negara yang menjadi jajahan dari negara lain.Dalam
negara koloni,urusan politik,hukum,dan pemerintahan masih tergantung
pada negara yang menjajahnya.Misalnya,sebelum merdeka Indonesia pernah
menjadi koloni Belanda selama 3,5 abad (tiga setengah abad).

2) Trustee (Perwalian)
Trustee adalah wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah dalam Perang
Dunia kedua dan berada di bawah naungan Dewan Perwalian PBB serta
negara-negara yang menang penang.Misalnya,Papua New Guinea bekas
jajahan Inggris berada di bawah naungan PBB sampai dengan tahun 1975.
3) Mandat
Mandat adalah suatu negara yang tadinya adalah sebuah negara jajahan dari
negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia pertama dan diletakkan di
bawah perlindungan suatu negara yang menang dengan pengawasan Dewan
Mandat Liga Bangsa-Bangsa.Misalnya,Kamerun bekas jajahan Jerman
menjadi mandat Prancis.

4) Protektorat
Protektorat adalah sebuah negara yang berada di bawah lindungan negara
lain yang kuat.Biasanya negara yang dilindungi tidak dianggap merdeka dan
tidak berdaulat.Hal-hal yang berhubungan dengan luar negeri dan
pertahanan negara diserahkan pada negara pelindungnya
(suzeran).Misalnya,Tunisia,Maroko,Uni Indo-Cina
(Kamboja,Laos,Vietnam) sebelum merdeka merupakan Protektorat
Prancis,Mesir semasa Protektorat Turki tahun 1917,Zanzibar semasa
Protektorat Inggris tahun 1890,dan Albania semasa Protektorat Italia tahun
1936.
Menurut Samidjo, S.H. Protektorat dapat dibedakan menjadi dua
macam,sebagai berikut:
a) Protektorat Internasional,yaitu protektorat yang masih tetap memperhatikan
ketentuan-ketentuan hukum internasional.Dalam hal ini,negara yang
dilindungi dalam beberapa urusan luar dan dalam negeri serta pertahanan
dan keamanan tidak banyak tergantung pada negara yang
melindungi.Negara tersebut merupakan subjek hukum internasional.
b) Protektorat Kolonial,yaitu bentuk protektorat yang menyerahkan urusan
hubungan luar negeri,pertahana,keamanan,serta urusan dalam negeri kepada
pemerintah pelindungnya (Union-Francaise).
5) Dominion
Dominion merupakan bentuk negara khusus dalam lingkungan kerajaan
Inggris.Negara dominion adalah suatu negara yang tadinya merupakan
jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat,serta mengakui raja
Inggris sebagai rajanya (lambang persatuan).Negara-negara dominion
tergabung dalam The British Commonwealth of Nations (Negara-negara
persemakmuran Inggris).Negara-negara dominion mempunyai kemerdekaan
dan kedaulatan penuh dalam mengurus praktek-praktek ke dalam maupun ke
luar.Misalnya,Kanada,Australia,Selandia Baru,dan Afrika Selatan.

6) Uni
Uni adalah gabungan dua atau lebih tiga negara merdeka dan berdaulat
dengan satu negara yang sama.Uni dapat dibedakan menjadi tiga
macam,yakni sebagai berikut:
a) Uni Personil
Uni Personil yaitu dua negara yang kebetulan mempunyai raja yang sama
sebagai kepala negara.Sementara itu,segala urusan ke dalam dan ke luar
negeri diurus masing-masing negara.Misalnya,Benelux
(Belgia,Nederland,Luxemburg) yang tergabung dalam Uni Personil tahun
1839-1890,Inggris-Scotland (1603-1707).

b) Uni Riil
Uni Riil yaitu dua negara yang berdasarkan suatu traktat mengadakan ikatan
yang dikepalai oleh seorang raja dan membentuk alat perlengkapan uni guna
mengatur kepentingan bersama.Kepentingan bersama itu umumnya berupa
persoalan-persoalan yang menyangkut politik luar negeri.Misalnya,Uni
Austria-Hongaria tahun 1867-1919,Swedia dan Norwegia tahun 1815-1905.

c) Uni Zui Generalis


Uni Zui Generalis yaitu gabungan negara yang mempunyai alat kelengkapan
bersama untuk mengurus kepentingan hubungan luar negeri,setelah ada
kesepakatan melalui perjanjian.Misalnya,Uni Indonesia-Belanda tahun
1949-1956.

4.Fungsi Negara
Di bawah ini ada beberapa perumusan mengenai fungsi negara.
Charles E. Meriam : berpendapat bahwa ada 5 (lima) fungsi negara.Yaitu
keamanan ekstern,ketertiban intern,keadilan,kesejahteraan umum,dan
kebebasan.
Moh. Kusnandi : berpendapat bahwa ada 2 (dua) fungsi negara,yaitu sebagai
berikut:
1) Melaksanakan Ketertiban (Law and Order)
Dalam hal ini,negara bertindak sebagai stabilisator.Negara harus
melaksanakan ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan-bentrokan dalam masyarakat.

2) Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran


Rakyat
Fungsi ini dianggap sangat penting terutama bagi negara-negara baru.Setiap
negara harus mencoba meningkatkan taraf kehidupan ekonomi rakyatnya.

Disamping itu juga terdapat beberapa Teori mengenai fungsi negara,yaitu


antara lain adalah sebagai berikut:

Macam-Macam Teori Mengenai Fungsi


Negara
a. Teori Sosialisme
Sosialisme diartikan sebagai semua gerakan sosial yang menghendaki
campur tangan Pemerintah yang seluas mungkin dalam bidang
perekonomian.Negara harus turut campur tangan dalam bidang
perekonomian untuk mensejahterakan warga negara.Menurut paham teori
sosialisme,fungsi negara bukan hanya sebagai pemelihara ketertiban dan
keamanan,tetapi harus diperluas sedemikian rupa sehingga tiada lagi
aktivitas sosial yang tidak diselenggarakan oleh negara.

b. Teori Individualisme
Teori individualisme ini lebih menekankan kepada kebebasan
perseorangan,baik dalam bidang politik,bidang ekonomi,maupun bidang-
bidang yang lainnya.Menurut paham teori individualisme,fungsi negara
hanyalah sebagai pemelihara dan penjaga ketertiban dan keamanan individu
dan masyarakat.Negara tidak perlu turut campur tangan dalam urusan di luar
hal-hal yang berkaitan dengan ketertiban dan keamanan.Dalam hal
ini,negara bersifat pasif,dan baru aktif atau bertindak apabila ada
pelanggaran terhadap keamanan dan ketertiban individu atau masyarakat.

c. Teori Komunisme
Dalam masyarakat atau negara komunis,semua alat produksi dan kapital
dimiliki oleh negara.Namun demikian,benda lainnya yang tidak termasuk
alat-alat produksi pun dijadikan milik bersama atau milik negara.Menurut
ajaran komunis,dalam masyarakat selalu terdapat dua kelas,yaitu kelas
pemilik alat produksi dan kelas bukan pemilik alat produksi.Menurut teori
komunisme,fungsi negara adalah sebagai alat pemaksa oleh kelas pemilik
alat produksi terhadap kelas lainnya sebagai upaya untuk mempertahankan
alat produksi yang dimilikinya.
d. Teori Anarkisme
Anarkisme adalah suatu paham yang menolak adanya
pemerintahan.Mereka menginginkan terwujudnya masyarakat yang bebas
tanpa organisasi-organisasi paksaan.Paham ini didasarkan pada anggapan
bahwa secara kodrat,manusia adalah baik dan bijaksana.Menurut Teori
anarkisme,fungsi negara dapat dilaksanakan oleh kelompok atau
perhimpunan yang dibentuk secara sukarela,tanpa alat-alat paksaan,tanpa
polisi,dan terutama tanpa hukum serta pengadilan.

Terlepas dari ideologi yang dianut,setiap negara di dunia ini termasuk


Negara Kesatuan Republik Indonesia,pada hakikatnya menyelenggarakan
beberapa fungsi penting sebagai sebuah negara.yaitu adalah sebagai berikut:

a. Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran


Rakyatnya
Fungsi ini merupakan salah satu fungsi yang sangat penting untuk
dijalankan oleh suatu negara.Karena tanpa terciptanya kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat,maka mustahil negara tersebut akan tertib dan aman.

b. Pertahanan
Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan adanya gangguan
ataupun serangan dari luar yang mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.Untuk melaksanakan fungsi ini,setiap negara memliki
militer.Negara Indonesia mempunyai Tentara Nasional Indonesia (TNI)
yang tugas pokoknya adalah menjaga kedaulatan Republik Indonesia.
c. Menegakkan Keadilan
Fungsi ini biasanya dilaksanakan oleh badan-badan peradilan.Di Indonesia
contohnya,ada beberapa tingkatan peradilan,antara lain Pengadilan
Negeri,Pengadilan Tinggi,dan Mahkamah Agung.Disamping itu,ada juga
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.
Keseluruhan fungsi tersebut diselenggarakan oleh pemerintah untuk
mencapai yang telah ditetapkan bersama-sama.

d. Melaksanakan Penertiban
Setiap negara pasti berusaha menciptakan ketertiban dalam masyarakat
agar tujuan-tujuan negara dapat tercapai.Di Indonesia,fungsi tersebut juga
dapat dilihat secara konkret,misalnya pemerintah mengupayakan
perdamaian di Aceh,dan menyatukan kelompok-kelompok yang bertikai
dalam Konflik Poso,Maluku dan Papua.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, negara dapat menggunakan cara damai
dan cara paksa.Cara damai bisanya dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
musyawarah atau diskusi.Sedangkan cara paksa biasanya dilakukan melalui
cara-cara operasi militer.

5.Tujuan Negara
Setiap bangsa yang membentuk negara atau mendirikan negara pasti
mempunyai maksud yang mulia di dalamnya,sesuai dengan falsafah dan
pandangan hidup setiap negara.Karena falsafah dan pandangan hidup
masing-masing negara pasti berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lainnya,maka karena itulah pasti setiap negara mempunyai tujuan negara
yang berbeda dengan negara lainnya.Tujuan negara Singapura tidak sama
dengan tujuan negara Flipina.Demikian juga tujuan negara Filipina tidak
sama dengan tujuan negara Indonesia.Tujuan negara Indonesia sebagaimana
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan
kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian
abadi,dan keadilan sosial.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
tujuan negara.Berikut ini adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli mengenai tujuan negara:
Tujuan Negara Menurut Pendapat Para Ahli
1) Tujuan Negara Menurut Nicolo Machiavelli
Menurut seorang ahli yang bernama Nicolo Machiavelli,tujuan negara
adalah untuk menghimpun dan memperbesar kekuasaan negara agar
mencapai kehormatan,kebesaran,dan kesejahteraan bangsa.
Untuk mencapai tujuan negara,seorang raja dalam menjalankan
pemerintahannya harus tampil cerdik,ganas,keras,dan berani.Seorang raja
tidak perlu menghiraukan ajaran kesusilaan dan agama.Dewasa ini,tujuan
negara yang dikemukakan oleh Nicolo sudah tidak sesuai bahkan
bertentangan dengan tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dan juga,tujuan tersebut juga tidak sesuai dengan tujuan negara kita yang
tertera dalam Pembukaan UUD 1945.

2) Tujuan Negara Menurut Dante Allighieri


Menurut seorang ahli yang bernama Dante,tujuan negara adalah untuk
menciptakan perdamaian dunia.Dante Allighieri berpendapat bahwa
perdamaian dan kebahagiaan di dunia ini tidak akan tercapai,selama masih
ada raja-raja atau presiden yang mempunyai kekuasaan sendiri-sendiri dan
berperang satu dengan yang lainnya.Untuk mewujudkan
perdamaian,ketenteraman,dan kebahagiaan ini diperlukan adanya persatuan
di bawah satu kepemimpinan dunia,yakni imperium atau kerajaan dunia.

3) Tujuan Negara Menurut Immanuel Kant


Menurut seorang ahli yang bernama Immanuel Kant,tujuan negara adalah
untuk membentuk dan memelihara hak dan kemerdekaan warga
negara.Dalam upaya mewujudkan tujuan negara,yakni membentuk dan
memlihara hak dan kemerdekaan warga negara diperlukan suatu norma dan
kaidah.Norma atau kaidah itu berupa peraturan yang berisi perintah-perintah
yang harus dilaksanakan dan larangan-larangan sebagai sesuatu yang harus
dijauhi atau ditinggalkan.Bagi yang melanggarnya akan dikenakan sebuah
sanksi atau hukuman.Ketentuan peraturan ini dibuat sedemikian rupa
hendaklah atas kehendak bersama.Sehingga dengan diberlakukannya norma
tersebut berarti hak dan kemerdekaan warga negara terjamin.

4) Tujuan Negara Menurut Shang Yang


Menurut seorang ahli yang bernama Shang Yang,satu-satunya tujuan negara
adalah mengumpulkan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya.Tujuan
negara dapat dicapai dengan beberapa cara,seperti menyiapkan tentara yang
kuat,memiliki tentara yang patuh dan disiplin,serta bersedia menghadapi
berbagai macam resiko atau berbagai kemungkinan.

Selain itu,ada beberapa teori tentang tujuan negara yang dianut oleh
negara-negara di dunia yang dipengaruhi oleh ideologi dan pandangan-
pandangan masing-masing negara yang menganutnya.Macam-macam teori
tersebut adalah sebagai berikut:

Macam-Macam Teori Tentang Tujuan


Negara
1) Teori Individualisme
Teori individualisme berpendapat bahwa negara tidak boleh campur tangan
dalam urusan pribadi,ekonomi,dan agama warga negaranya.Tujuan
dibentuknya negara hanyalah berfungsi untuk menjaga keamanan dan
ketertiban individu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam
memperjuangkan kehidupannya.

2) Teori Sosialisme
Teori sosialisme bersifat kebalikan dari teori individualisme.Teori
sosialisme berpendapat bahwa negara mempunyai hak campur tangan dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat.Hal ini dilakukan agar tujuan negara
dapat tercapai.Tujuan negara sosialis adalah memberikan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya bagi setiap anggota masyarakat secara merata dan
menyeluruh.

3) Teori Integralistik
Teori integralistik berpendapat bahwa tujuan negara itu merupakan
gabungan dari paham individualisme dan sosialisme.Paham integralistik
ingin menggabungkan kemauan rakyat dengan penguasa (negara).Paham ini
beranggapan bahwa negara didirikan bukan hanya untuk kepentingan
perorangan atau golongan tertentu saja,tetapi juga untuk kepentingan seluruh
masyarakat negara yang bersangkutan.Paham integralistik melihat negara
sebagai susunan masyarakat yang integral,dan anggota-anggotanya saling
terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis.Paham integralistik
diperkenalkan oleh Prof. Dr. Soepomo pada sidang Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),pada tanggal 30
Mei 1945.Paham ini merupakan aliran pemikiran yang sesuai dengan watak
bangsa Indonesia yang bersifat kekeluargaan dan tolong-menolong.

4) Teori Fasisme
Tujuan negara menurut teori fasisme adalah imperium dunia.Pemimpin
bercita-cita untuk mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi suatu
tenaga atau kekuatan bersama.Beberapa negara yang pernah menganut
fasisme antara lain adalah Jerman ketika dipimpin oleh Adolf Hitler,Jepang
ketika dipimpin oleh Tenno Heika,dan Italia ketika dipimpin oleh Benito
Mussolini.Dalam undang-undang dasar negara fasis,diciptakan suatu
kesatuan kehendak di lapangan kesusilaan,politik,dan ekonomi.Rakyat harus
memiliki ideologi negara yang kuat,sehingga menjadi kekuatan bangsa
fasis.Pemimpin negara yang menentukan tujuan negara,dan mengendalikan
cita-cita atau tujuan negara secara sentralistik.
LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA, FUNGSI DAN TUGASNYA
Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias
politika. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga
bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu :

1. Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif


adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
2. Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang.
Bidang eksekutif adalah presiden dan wakil presiden beserta menteri-
menteri yang membantunya.

3. Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang. Adapun


unsur yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung(MA) dan Mahkamah
Konstitusi (MK).

Lembaga-lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan ketiga unsur di


depan. Selain lembaga tersebut masih ada lembaga yang lain. Lembaga tersebut
antara lain Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi Yudisial (KY), dan
Mahkamah Konstitusi (MK).
Lembaga-lembaga negara seperti Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah
Konstitusi merupakan lembaga baru. Selain itu amandemen UUD 1945 juga
menghapuskan Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sebagai penggantinya,
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat
dan pertimbangan pada Presiden.
Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD'45, fungsi,
tugas dan wewenangnya.

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum untuk masa jabatan selama lima tahun dan berakhir bersamaan
pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh
Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR. Sebelum UUD 1945
diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara. Namun,
setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada yang ada hanya
lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945 yang telah
diamandemen maka MPR termasuk lembaga negara.
Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :

1. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;

2. melantik presiden dan wakil presiden;

3. memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya


menurut undang-undang dasar.

MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak


berikut ini:

1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;


2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;

3. memilih dan dipilih;

4. membela diri;

5. imunitas;

6. protokoler;

7. keuangan dan administratif.

Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:


a. mengamalkan Pancasila;
b. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
c. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan
nasional;
d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan;
e. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang
dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan
yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di
kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.

Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:


a. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
b. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak-
banyak 100 orang;
c. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-
banyaknya 50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR
berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan
berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang
dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.

Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini :

1. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-


undang.
2. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak
untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

3. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan


pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.

DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.

1. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada


pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis
serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.

2. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

3. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat


terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang
terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya
atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.
Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi
yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.

3. Dewan Perwakilan Daerah


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang
sebelumnya tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyak-
banyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah
anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota
DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat
tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima
tahun.

Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai
berikut.
Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran,
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
b. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
perimbangan keuangan pusat dan daerah.

c. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan


undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
d. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-
undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah,
pajak, pendidikan, dan agama.

4. Presiden dan Wakil Presiden


Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu
presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala
negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden
dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden
dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden
sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik
oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden
menjalankan pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri.
Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh
bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945.
Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan


Perwakilan Rakyat.

2. mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di


negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu
kota negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili
negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.

3. menerima duta dari negara lain

4. memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga
negara Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa
mengharumkan nama baik Indonesia.
Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi
untukmenyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan
kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:

1. memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar

2. berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR

3. menetapkan peraturan pemerintah

4. memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala


Undang- Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa

5. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan


Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala
negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi
adalah pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah
dituduh secara tidak sah atau dilanggar kehormatannya.

6. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.


Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan
oleh negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan
abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden
juga merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti
ini, presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara


lain dengan persetujuan DPR

2. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR

3. menyatakan keadaan bahaya

5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah
Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan
di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer,
dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang,
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;

2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;

3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan


rehabilitasi.

6. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat
final untuk:
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga:

7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:

1. mengusulkan pengangkatan hakim agung;

2. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku


hakim.

Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di


bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan
persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap
anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa
jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.

8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih
oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh
presiden. BPK
berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
MATERI 9 ASAS PENENTU WARGA NEGARA DAN WARGA NEGARA

warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang


berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu.
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia pasal 1 angka (1) pengertian warga negara adalah
warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundangundangan.
Pada asasnya ada tiga kriteria umum untuk menentukan kewarganegaraan
didalam suatu negara, yaitu berdasarkan kriteria kelahiran perkawinan dan
Pewarganegaraan (naturalisasi). Hal inilah yang menjadi asas kewarganegaraan.
Dalam Praktik, Mungkin salah satu dari syarat tersebut digunakan atau dengan
kombinasi dari keduanya
(1). kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
Penentuan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran di kenal dengan dua asas
yaitu asas Ius Sanguinis dan asas Ius soli :
a. Asas Ius Sanguinis
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan
kewarganegaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang
berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara Indonesia
.Asas Ius sanguinis atau Hukum Darah (law of the blood) atau asas genealogis
(keturunan) atau asas keibubapakan, adalah asas yang menetapkan seseorang
mempunyai kewarganegaraan menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa
melihat di mana ia dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara yang tidak dibatasi oleh
lautan, seperti Eropa Kontinental dan China. Asas ius sanguinis memiliki
keuntungan, antara lain
1. Akan memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga negara;
2. Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga negara yang lahir;
3. Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme;
4. Bagi negara daratan seperti China dan lain-lain, yang tidak menetap pada suatu
negara tertentu tetapi keturunan tetap sebagai warga negaranya meskipun lahir di
tempat lain (negara tetangga).
2. Asas Ius Soli
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di suatu
wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut.
Asas ius soli atau asas tempat kelahiran atau hukum tempat kelahiran (law
of the soil) atau asas teritorial adalah asas yang menetapkan seseorang
mempunyai kewarganegaraan menurut tempat di mana ia dilahirkan. Asas ini
dianut oleh negara-negara imigrasi seprti USA, Australia, dan Kanada. Tidak
semua daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan.
Misalnya, kalau orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan
sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota-anggota korps
diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas. Di samping
dan bersama-sama dengan prinsip ius sanguinis, prinsip ius soli ini juga berlaku
di Amerika, Inggris, Perancis, dan juga Indonesia.

MATERI 10 PENGERTIAN HUKUM POSITIF, DASAR, KONVENSI


1. Hukum dasar adalah ketentuan yang menjadi dasar bagi
pembentukan peraturan perundang-undangan lainnya. Dasar
hukum dan hukum dasar merupakan sesuatu yang memiliki
pengertian yang berbeda satu sama lain.
Penentuan suatu dasar hukum dapat dilakukan dengan mengambil ketentuan dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang isinya kurang lebih
menyuratkan perintah atau larangan untuk melakukan sesuatu tindakan hukum.
Sementara yang dimaksud dengan hukum dasar hanya ada satu peraturan, yang
biasanya disebut sebagai konstitusi negara.
Hukum dasar negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945,
2. Pengertian Hukum Positif
Hukum positif dalam hilisan ini adalah Hukum Positif Indonesia.
Dan yang diartikan sebagai hukum positif adalah: "kumpulan asas
dan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis yang pada saat ini
sedang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan
ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam
negara Indonesia."
Konvensi adalah hukum kebiasaan dalam konteks
ketatanegaraan yang hidup di lembaga-lembaga kenegaraan
atau eksekutif . Konvensi merupakan hukum tidak tertulis dalam
ketatanegaraan sedangkan hukum tertulisnya adalah
konstitusi/UUD 1945.Hukum tidak tertulis mengisi kekosongan
hukum yg tidak diatur dalam hukum tertulis.

Contoh konvensi-konvensi yang ada di Indonesia :

1. Praktik di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),


mengenai pengambilan keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat

MATERI ATURAN DASAR YANG MENGONTROL PERATURAN


ATAU HUKUM BERTENTANGAN DENGAN PANCASILA
TRILOGI PENDIDIKAN

Prinsip dasar dalam pendidikan Taman Siswa yang sudah tidak asing di telinga kita
adalah:

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan kita memberi contoh)

2. Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun prakarsa dan bekerja sama)

3. Tut Wuri Handayani (di belakang memberi daya-semangat dan dorongan).

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Ketiga prinsip pendidikan ini sampai sekarang masih terus menjadi pand

TEORI HUKUM ALAM DI CIPTAKAN OLEH SIAPA

TEORI HUKUM ALAM

Teori John Locke

Sebagai penganut hukum alam abad ke-18, locke berpegang pada prinsip hukum
alam zaman itu yaitu kebebasan individu dan keutamaan rasio. Ia juga
mengajarkan kontrak sosial, serupa dengan Hobbes, perbedaannya dengan
Hobbes, Locke menyatakan bahwa yang melakukan kontrak sosial bukanlah
orang yang takut dan pasrah melainkan adalah orang-orang yang tertib, elan, dan
menghargai kebebasan, hak hidup, dan kepemilikan harta sebagai hak bawaan
setiap manusia.

Menurut Locke, hak-hak tersebut tidak ikut diserahkan kepada penguasa ketika
kontrak sosial dilakukan. Oleh karena itu, kekuasaan penguasa yang diberikan
lewat kontrak sosial dengan sendirinya tidak mungkin bersifat mutlak. Rakyat
sendirilah yang harus menjadi pembuat hukum. Locke menempatkan kekuasaan
legislasi sebagai inti bagi kehidupan politik, sehingga hukum yang dibuat negara
pun bertugas untuk melindungi hak-hak dasar tersebut.

Hukum Itu Produk Akal Praktis

Teori Rousseau

Rousseau melihat keberadaan sejati manusia sebagai oknum yang memiliki


otonomi etis. Menurut Rousseau suatu norma hukum memiliki nilai kewajiban
dan absah mengikat, bukan melulu karena diciptakan dengan partisipasi bebas dari
manusia yang tunduk padanya. Lebih dari itu ia harus benar-benar mencerminkan
kemauan bersama dari orang-orang bebas tersebut. Rakyatlah yang berdaulat,
bukan badan legislasi itu sendiri. Jelaslah bahwa hukum merupakan “pribadi
moral” dan “pribadi publik” yang berasal dari kontrak sosial dan melindungi
kekuasaan bersama disampin kekuasaan dan milik pribadi.

Hukum Itu Kaidah Menggapai Simpati

Teori Lon Fuller menekankan pada isi hukum positif, oleh karena harus dipenuhi
delapan persyaratan moral tertentu antara lain:

Harus ada aturan-aturan sebagai pedoman dalam pembuatan keputusan.


Perlunya sifat tentang persyaratan sifat keumuman,. Artinya, memberikan bentuk
hukum kepada otoritas berarti bahwa keputusan-keputusan otoritatif tidak dibuat
atas suatu dasar ad hoc dan atas dasar kebijakan yang bebas, melainkan atas dasar
aturan-aturan yang umum;
Aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi otoritas tidak boleh dirahasiakan
melainkan harus diumumkan. Sseringkali otoritas-otoritas cenderung untuk tidak
mengumumkan aturan-aturan dengan tujuan mencegah orang mendasarkakn
klaim-klaimnya atas aturan-aturan tersebut, sehingga aturan aturan tadi mengikat
otoritas-otoritasnya sendiri;
Aturan-aturan harus dibuat untuk menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan
dikemudian hari, artinya, hukum tidak boleh berlaku surut;
Hukum harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh rakyat;
Aturan-aturan tidak boleh bertentangan satu sama lain;
Aturan-aturan tidak boleh mensyaratkan perilaku yang di luar kemampuan
pihak-pihak yang terkena, artinya hukum tidak boleh memerintahkan sesuatu yang
tidak mungkin dilakukan;
Dalam hukum harus ada ketegasan. Hukum tidak boleh diubah sewaktu-waktu;
Harus ada konsistensi antara aturan-aturan sebagaimana yang diumumkan
dengan pelaksanaan kenyataannya.

Anda mungkin juga menyukai