PANCASILA
Apakah maksud kita begitu ? Sudah tentu ! Baik saudara –saudara yang
bernama kaum kebangsaan yang disini, maupun saudara-saudara yang
dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang
demikian itulah kita punya tujuan. Kita hendak mendidikan suatu negara “semua
buat semua”
Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan
bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi “semau buat semua”. Inilah
salah satu dasar pikiran yang akan saya kupas lagi. Maka, yang selalu
mendengung di salam saya punya jiwa, bukan saja didalam beberapa hari
didalam sidang Dokuritsu zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sejak tahun 1981, 25
tahun lebih, ialah : dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara
Indonesia, ialah dasar kebangsaan”. (Sekretariat Negara, 1995 : 71)”
Oleh karena itu pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang
sangat asasi bagi kekokohan dan kelestarian suatu bangsa. Negara Republik
Indonesia memang tergolong muda dalam barisan Negara-negara lain di dunia.
Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui
gemilangnya Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Kemudian mengalami
penderitaan penjajahan sepanjang tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali
kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri.
Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang
merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan
cita-cita hidup di masa yang akan datang, yang secara keseluruhan membentuk
kepribadianya sendiri. Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir dengan
kepribadianya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu,
kepribadian itu ditekankan sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila.
Bangsa Indonesia lahir dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri
juga merupakan salah satu ciri kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah,
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui
proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri,
dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita
dan gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena pancasila sudah
merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia
diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini
tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak
berbeda, namun dalam tiga buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam
pembukaan UUD 1945, Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan
UUD sementara Republik Indonesia Tahun 1950, Pancasila itu tetap tercantum di
dalamnya.
Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita,
Pancasila selalu menjadi pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan
ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa
Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar
kerohanian bangsa, dikehendaki sebagai Dasar Negara.
2. Hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan
hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan
yang dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki
pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang – ambing dalam
menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun
persoalan dunia.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life,
pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup.
Walaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada
dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari
masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai
oleh nilai – nilai luhur pancasila. Hal ini sangat penting karena dengan
menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari – hari maka tata
kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk
dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri,
mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain. Dengan
begitu masing – masing pandangan hidup dapat beradaptasi artinya pandangan
hidup perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok
karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun
kehidupan kelompok.
Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti
konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi
dasar itu terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik
dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan
perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini
kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang
sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karna itu,
Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah
bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai
pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang
diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami
sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang
diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan
nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan secara
sistematis kedalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam upaya mewujudkan
cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan hidup suatu bangsa
yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap bangsa yang ingin berdiri
kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya
sangat membutuhkan pandangan hidup.
Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki
pegangan dan pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik,
ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin
maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah
bangsa akan membangun diri dan negerinya.
C. PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA
1. Kepribadian Bangsa
Yang dimaksud dengan kepribadian ialah setiap sifat yang terlihat dalam
perilaku seseorang atau sebuah bangsa yang membuatnya berbeda dari seseorang
atau bangsa lainnya. Setiap orang memiliki orientasi berbeda dalam menghadapi
sebuah kondisi tertentu, sehingga tercipta sebuah pola perilaku yang baku dan
konsisten. Dengan begitu hal ini menjadi karakteristik pribadinya. Sedangkan
bangsa merupakan sebuah perhimpunan yang terdiri dari masyarakat yang saling
memiliki keterkaitan dan saling berhubungan untuk mencapai sebuah harapan
yang dijadikan sebagi tujuan bersama di sebuah wilayah tertentu. Disebuah
kehidupan bermasyarakat tercipta dari kelompok mayoritas dan juga minoritas
yang membentuk suatu harmoni kehidupan. Bila ditilik dari sisi sosiologis
antropologis, bangsa merupakan sesuatu yang diikat oleh suatu ikatan, dapat
berupa ras, suku, sejarah, adat budaya dan juga agama atau sebuah keyakinan,
bahasa juga daerah. Dan ikatn tersebut dinamakan ikatan primordial. Kepribadian
bangsa merupakan ciri-ciri perilaku maupun karakteristik yang terlihat dalam
kehidupan suatu masyarakat dalam sebuah kesatuan nasional. Dewan Perancang
Nasional menyatakan bahwa kepribadian Indonesia adalah karakteristik yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berbeda secara menyeluruh dengan keribadian
bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut merupakan refleksi dari perubahan dan
perkembangan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Perubahan yang dialami
bangsa Indonesia dipengaruhi dengan segala hal yang terjadi didalam mayarakat,
adat budaya serta lingkungan didalam masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila
sebagai Ideologi Terbuka memiliki peranan penting dalam membentuk
kepribadian bangsa Indonesia. Membuat karakteristik bangsa menjadi terbuka
terhadap segala perubahan yang terjadi baik didalam maupun diluar negeri.
Terbuka dengan kebudayaan maupun warga asing yang masuk ke Indonesia,
dengan tidak meninggalkan kebudayaan asli milik bangsa Indonesia sendiri.
Terutama dalam hal berdemokrasi, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa sangat
penting untuk menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah tanpa adanya
kekerasan.
Dari hal tersebut terlihat manfaat musyawarah yang merupakan dasar
dalam berpendapat tanpa melakukan pelanggaran hak warga negara. Pancasila
sendiri merupakan dasar negara yang berasal dari cerminan kehidupan
masyarakatnya jadi merupakan milik bangsa Indonesia seluruhnya dan bukan
merupakan milik seseorang maupun golongan tertentu.
BAB III
JENIS IDEOLOGI
BAB IV
HUBUNGAN SILA-SILA PANCASILA
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2011. Dasar-dasar Politik Hukum. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Kokom Komalasari. 2007. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Lentera Cendikia.
Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra. 2012. Pancasila Demokrasi, HAM,
dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana.
Moh. Mahfud M.D. 2012. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Oetojo Oesman. 1993. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Surabaya: Karya
Anda.
R. Warsito. 2012. Pendidikan Pancasila Era Reformasi. Banten: Ombak.
Salam. 1996. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Subandi Al Marsudi. 2003. Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma
Reformasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Syahrial Syarbani. 2004. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
https://www.zonareferensi.com/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan/
https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/
https://www.artikelsiana.com/2019/09/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa-
adalah-ini-penjelasannya.html
https://guruppkn.com/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa