Anda di halaman 1dari 4

1. Pelayanan di instalasi ICU harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.

2. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3


(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

3. Peralatan di instalasi ICU harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

4. Pelayanan instalasi ICU dilaksanakan dalam 24 jam dan diberikan kepada pasien yang dalam
keadaan sakit berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan ketat secara terus
menerus serta tindakan segera.

5. Penyediaan tenaga mengacu kepada pola ketenagaan

6. Pasien yang masuk ke ICU boleh dari IGD, Poliklinik, Ruang HCU, Kamar Operasi,
Rujukan / pindahan dari RS lain dan dari dokter praktek, asalkan sesuai dengan kriteria pasien
masuk ICU berdasar prioritas 1,2,3.

7. Setiap pasien yang akan meninggalkan ICU harus mempunyai izin tertulis dari dr DPJPnya

8. Tersedianya obat – obat emergency yang memadai untuk menunjang life saving, seperti
Sulfas Atropin, Adrenalin, Cordaron, lidokain. Obat – obat tersebut diletakkan di troley
Emergency untuk memudahkan dalam penggunaan saat tindakan Emergency ke pasien.

9. Pemeriksaan laboratorium ICU terpusat di laboratorium dan bisa dilakukan 24 jam on site.

10. Pemeriksaan Radiologi terpusat di radiologi dan bisa dilakukan 24 jam on site.
KEBIJAKAN PELAYANAN INTENSIVE CARE UNIT

1. Ruang ICU terletak dekat dengan kamar operasi, ruang perawatan lainnya, dan memiliki
akses yang mudah ke IGD, Radiologi dan ke Laboratorium.
2. Area pasien :
a. Unit terbuka 12-16 m2/ tempat tidur.
b. Jarak antara tempat tidur 2 meter.
c. Mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
d. Outlet oksigen 1-2 / tempat tidur.
e. Stop kontak 4-8 / tempat tidur.
f. Suhu ruangan 22-250C dengan kelembaban 50-70%.
g. Pencahayaan cukup untuk observasi klinis dengan lampuTL day light 10 watt/m2.
3. Jadwal jaga ICU dibuat oleh Kepala ICU

A.  

B. KERJASAMA DENGAN UNIT PELAYANAN RUJUKAN


1. ICU melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai tingkat pelayanan yang lebih
tinggi kemampuannya.
4. Hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit tersebut diatur dalam MOU antar rumah sakit
rujukan.
5. Pasien rujuk / pindah rumah sakit berdasarkan :
a. Saran dokter  yang merawat dengan pertimbangan akan mendapatkan terapi lebih
lanjut dan terapi serta alat yang lebih tinggi tingkat kemampuannya.
h. Permintaan dari keluarga pasien tersebut.
i. ICU RS  menerima rujukan dari Rumah sakit atau klinik yang tingkat pelayanannya
lebih rendah.
j. Kriteria pasien rujukan yang masuk ICU sesuai dengan kebijakan pasien masuk ICU.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


dr. Dradjat Prawiranegara
dr. H. Agus Gusmara, DHSM, MARS

Anda mungkin juga menyukai