STANDAR KETENAGAAN
A. INTENSIVIST
Seorang intensivist ICU RSISA adalah seorang dokter yang memenuhi standar
kompetensi sebagai berikut :
1. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis intensive care medicine
(KIC, Konsultan Intensive Care) melalui program pelatihan dan pendidikan
yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait.
2. Menunjang kualitas pelayanan di icu dan menggunakan sumber daya icu
secara efisien
3. Mendarma baktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan icu.
4. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24
jam/hari, 7 hari/minggu.
5. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
a. Mempertahankan jalan napas termasuk intubasi tracheal, tracheostomy
perkutan, dan ventilasi mekanis.
b. Fungsi arteri untuk mengambil sampel arteri.
c. Memasang kateter intravaskuler untuk monitoring invasive maupun terapi
invasive (misalnya ; Continuous Renal Replacement Therapy (CRRT)) dan
peralatan
monitoring, termasuk
Kateter arteri
Kateter vena perifer
Kateter vena sentral (CVP)
Kateter arteri pulmonalis
d. Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer.
e. Melakukan diagnostic non-invasif fungsi kardiovaskuler dengan
echokardiografi.
f. Resusitasi kardiopulmoner.
MELAKSANAKAN DUA PERAN UTAMA :
1. Pengelolaan pasien Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam
memberikan pelayanan di ICU, menggabungkan dan melakukan titrasi
layanan pada pasien berpenyakit kompleks atau cidera termasuk gagal organ
multi-sistem, intensivist memberi pelayanan sendiri atau dapat berkolaborasi
dengan dokter pasien sebelumnya. Mampu mengelola pasien dalam kondisi
yang biasa terdapat pada pasien sakit kritis seperti :
a. Hemodinamik tidak stabil
b. Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan
ventilator mekanis.
c. Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial.
d. Gangguan atau gagal ginjal akut.
e. Gangguan endokrin dan / atau metabolic akut yang mengancam nyawa.
f. Kelebihan dosis obat, reaksi obat atau keracunan obat.
g. Gangguan koagulasi.
h. Infeksi serius.
i. Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
2. .Manajemen unit
Intensivist berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit yang
diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan ICU DAN PERINATOLOGI
yang efisien, tepat waktu dan konsisten pada pasien. Aktivitas-aktivitas
tersebut meliputi antara lain :
a. Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien.
b. Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit.
c. Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang
berkelanjutan termasuk supervise koleksi data.
d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin
kelanjutan jalannya ICU DAN PERINATOLOGI. Untuk keperluan ini,
intensivist harus berada di ICU DAN PERINATOLOGI atau rumah sakit
dan bebas dari tugas-tugas lainnya.
MEMPERTAHANKAN PENDIDIKAN YANG BERKELANJUTAN DI CRITICAL
CARE MEDICINE :
1. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature
kedokteran.
2. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan kedokteran berke-lanjutan
3. Menguasai standar-standar untuk unit critical care dan standard of care di
critical care.
B. TIM MEDIS DAN PERAWAT
1. Konsultan memiliki spesialis yang dapat menanggulangi setiap saat bila
diperlukan
2. Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan ALS/ACL
3. Memiliki perawat yang terlatih atau berpengalaman kerja di ICU dan
PERINATOLOGI dengan ratio perawat : pasien adalah 1 : 2 pada setiap
dibutuhkan
4. Kepala perawat ICU DAN PERINATOLOGI setara S1 dan harus memiliki
kemampuan managerial dan memiliki sertifikat perawat ICU
A. SARAN
1) Lokasi ICU RS Hapsah dekat dengan kamar bedah dan kamar pulih,
berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat.
Tetapi ruang Perinatologi terletak di lantai
2) Disain ICU DAN PERINATOLOGI RS Hapsah telah didesain dengan baik dan
pengaturan yang adekuat. Bangunan ICU
a. Terisolasi
b. Mempunyai standar tertentu terhadap :
Bahaya api
Ventilasi
AC
Pipa air
Komunikasi
Bakteriologis
Kabel monitor O2 sentral
c. Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata
1) Area pasien
- unit terbuka 12 – 16 m2 / tempat tidur
- unit tertutup 16 – 20 m2 / tempat tidur
- jarak antara tempat tidur : 1 m
- unit terbuka memiliki 1 tempat cuci tangan Harus ada sejumlah
Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu
TLdaylight 10 watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin
kenyamananpasien dan personil. Desain dari unit juga memperhatikan
privasi pasien.
2) Area kerja meliputi
- Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat
dengan pasien.
- Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan
penyimpanan obat dan alat (termasuk lemari pendingin).
- Ruang yang cukup untuk mesin X-ray mobile dan mempunyai negative
skop.
- Ruang untuk telpon dan system komunikasi lain, koleksi data, juga tempat
untuk penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang yang cukup resepsionis
dan petugas administrasi
3) Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan / AC yang dapat mengontrol suhu dan
kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22o – 25o kelembaban
50% – 70%.
4) Ruang isolasi tidak ada ruang isolasi di icu.
5) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersihUntuk menyimpan
monitor, ventilator, pompa infuse dan syringe, peralatan dialysis, alat-alat
sekali pakai, cairan, penggantung infuse, troli, penghangat darah, alat
hisap, linen, dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
6) Ruang tempat pembuangan alat / bahan kotorRuang untuk
membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan
pembersihan pispot dan botol urine. Telah disediakan ruangan khusus
yang terpisah dengan ruang perawatan.
7) Ruang perawat
terletak satu ruangan denga pasien
8) Ruang staf dan dokter
tidak ad ruang khusus
9) Ruang tunggu keluarga pasien
Telah tersedia di samping ICU rumah sakit dilengkapi dengan penyekat
untuk memindahkan.
10)Laboratorium
Harus dipertimbangkan pada unit yang tidak mengandalkan pelayanan
terpusat.
Peralatan
Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat
Peralatan yang dimiliki ICU RS Hapsah adalah
- Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas
- Defibrillator dan alat pacu jantung sejumlah 1 unit
- Alat pengatur suhu pasien
- Pompa infuse dan pompa syringe
- Peralatan portable untuk transportasi (x- ray)
- Tempat tidur khusus dengan / tanpa remote control
- Lampu untuk tindakan
Standart peralatan di PICU PERINATOLOGI
a. Kid resusitasi
b. Meja resusitasi
c. Pompa asi
d. Oximetri
e. Neonatal monitoring
f. Radian warmer
g. Incobator
h. Syring pump
i. Infus pump
j. Set vena sectie, LP
k. Sumber oksigen ( o2 nasal, head box, CPAP, ventilator)
l. Rontgen portabel
m. Pelayanan alat BGA
BAB II
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR
RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
A. PENGERTIAN
Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari
unit pelayanan di RS Hapsah Ruang lingkup pelayannya meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Diagnosis penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik problema dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik;
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung pada alat/mesin dan orang lain.
A. PENGERTIAN
Neonatal Intensive Care Unit (PERINATOLOGI) adalah fasilitas atau unit yang
terpisah, yang dirancang untuk penangan pasien neonatus yang mengalami
gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa
lainnya, yang memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat
komprehensif dan perawatan khusus.
Pasien neonatus adalah pasien yang berumur 0-28 hari
D. KRITERIA KELUAR
1. Kriteria Umum
a. Bila kondisi bayi stabil dan kebutuhan akan monitor serta perawatan
PERINATOLOGI sudah tidak diperlukan lagi
b. Bila kondisi fisiologis bayi memburuk dan tidak ada lagi rencana
intervensi aktif
2. Tanda Vital
a. Nadi > 80 atau < 180 kali/menit
b. Frekuensi napas 40-60 kali/menit
c. Diuresis > 0,5 mL/kgBB/jam
d. SpO2 > 93 % dengan nasal kanul
3. Nilai Laboratorium
a. PaO2 >60 mmHg
b. pH 7,3 – 7,5
BAB VII
PENUTUP