Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DIREKTUR

RSU ANNA MEDIKA MADURA


NOMOR: /II/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

Direktur RSU Anna Medika Madura,


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi
Gawat Darurat yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan gawat darurat dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Kebijakan Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan gawat darurat di IGD;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu
ditetapkan berdasarkan Peraturan Direktur Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Kementerian Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1128/2022 tentang Standar Akreditasi
Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2022 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
8. Peraturan Direktur PT. Anna Cahaya Semesta Nomor :
840/001/35.04.14/2021 tentang Peraturan Internal RSU Anna
Medika Madura;
9. Keputusan Direktur PT. Anna Cahaya Semesta Nomor :
840/001.1/35.04.14/2021 tentang Pengangkatan dalam
Jabatan dr. Alvin Isnaini sebagai Direktur RSU Anna Medika
Madura.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSU ANNA MEDIKA MADURA TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT
Pertama : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat sebagaimana
dimaksud dalam diktum kesatu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini
Kedua : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat di RSU Anna Medika
Madura sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua wajib dijadikan
acuan dalam pemberian pelayanan pasien gawat darurat sesuai
dengan kebutuhan pasien oleh para profesional pemberi pelayanan di
RSU Anna Medika Madura.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : BANGKALAN
Pada tanggal : 1 Oktober 2022

DIREKTUR

dr. Alvin isnaini


Lampiran
Peraturan Direktur RSU Anna Medika Madura
Nomor : /II/2019
Tanggal : 1 Oktober 2022

KEBIJAKAN PELAYANAN INTENSIVE CARE UNIT

A. PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN RUANG INSTALASI RAWAT INTENSIF


1. Pelayanan Instalasi Rawat Intensif adalah pelayanan yang diberikan kepada
pasien yang dalam keadaan sakit berat dan perlu dirawat khusus, serta
memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta tindakan segera,
serta memiliki fasilitas respirator sehingga mampu memberikan tunjangan
ventilasi mekanis.
2. Ruang Instalasi Rawat Intensif terletak dekat Ruang rawat non intensif dan
kamar Operasi, ruang perawatan lainnya dan memiliki akses yang mudah ke
IGD, Radiologi dan ke laboratorium
3. Kriteria pasien masuk perawatan Instalasi Rawat Intensif :
1) Pasien prioritas 1
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti
bantuan ventilasi mekanis, infuse kontinyu tertitrasi obat-obatan
vasoaktif, inotropik atau anti-aritmia. Sebagai contoh : pasien dengan
paska bedah laparatomi, sepsis berat, syok septik, gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit darah yang mengancam jiwa,
hipoksemia berat, gagal sirkulasi
2) Pasien prioritas 2
Pasien yang memerlukan pelayanan pemantauan canggih tanda vital,
seperti pasien yang memerlukan pemantauan intensif menggunakan
kateter arteri pulmonalis, sebagai contohnya pasien dengan penyakit
dasar jantung, paru, gagal ginjal akut atau pasien paska bedah mayor
3) Pasien prioritas 3
Pasien yang dalam kondisi kritis dan tidak stabil yang mempunyai
harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat dari tindakan yang
didapat sangat kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi intensif pada
penyakit akutnya dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan
intubasi atau resusitasi kardiopulmoner.
4) Pengecualian
Pasien dapat masuk dengan pertimbangan luar biasa dan atas
persetujuan kepala IRI, dengan catatan bahwa pasien sewaktu-waktu
harus bisa dikeluarkan dari IRI untuk digunakan pasien prioritas 1,2, dan
3. Pasien yang tergolong demikian antara lain :
a. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjan-
gan hidup yang agresif dan hanya demi observasi yang intensif sa-
ja.Pasien ini mungkin mendapat manfaat dari fasilitas canggih yang
tersedia di IRI untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidupnya.
b. Pasien dalam keadaan vegetative permanen
c. Pasien yang telah dipastikan menglami mati batang otak. Pasien
seperti ini dimasukkan ke IRI untuk menunjang fungsi organ vitalnya
untuk kepentingan donor organ
4. Selain Kriteria masuk di atas, ada beberapa kasus yang tidak dapat diterima
masuk ke dalam perawatan ICU dikarenakan keterbatasan fasilitas untuk
perawatan pasien yang memerlukan ruang isolasi khusus, seperti:
a. Pasien dengan penyakit menular TB Paru yang belum menjalani Ter-
api Obat Anti TBC (OAT) kurang dari 2 bulan
b. Pasien dengan Hematemesis / Melena / Gangren / berbau
c. Pasien dengan luka diabetes yang berbau akibat gas ganggren
d. Pasien yang gaduh gelisah dan teriak – teriak
e. Pasien dengan HIV / AIDS
f. Pasien dengan penyakit SARS, Avian Influenza atau lainnya yang
memerlukan isolasi dan Alat perlindungan diri khusus
5. Indikasi pasien keluar Instalasi Rawat Intensif apabila pasien sudah tidak
ada kegawatan dan tidak ada gangguan hemodinamik
a. Pasien bisa keluar selain indikasi keluar tersebut adalah apabila
pasien/keluarga menolak untuk untuk dirawat di ruang Instalasi Rawat
Intensif
6. Pasien yang masuk Instalasi Rawat Intensif adalah dari IGD, Poliklinik,
Ruang Rawat Inap, kamar operasi, rujukan/pindahan dari rumah sakit lain
sesuai dengan kriteria masuk Instalasi Rawat Intensif
7. Apabila dr kepala Instalasi Rawat Intensif berhalangan masuk dan pada saat
itu merawat pasien di Instalasi Rawat Intensif maka dapat digantikan oleh dr
KDSAM Yang mempunyai SIP di RSU. ANNA MEDIKA MADURA
8. Yang boleh merawat di Instalasi Rawat Intensif RSU. ANNA MEDIKA
MADURA adalah dr Spesialis
9. DPJP utama berwenang dalam melaksanakan praktek kedokteran dan
dibantu sepenuhnya oleh perawatan Instalasi Rawat Intensif yang bertugas,
kewenagan tersebut tetap mempertimbangakan dan memperhatikan saran
dr spesialis lain yang merawat pasien di Instalasi Rawat Intensif
10. Semua kondisi pasien yang dirawat wajib dilaporkan kepada dr penanggung
jawab utama. .
11. Cara pengisian status Instalasi Rawat Intensif berdasarkan juknis pengisian
status Instalasi Rawat Intensif
12. Status pasien Instalasi Rawat Intensif yang meninggal disimpan dalam
rekam medis paling lambat 1x24 jam
13. Pelaporan pasien ditulis dalam form serah terima didalam rekam medis dan
dilaporkan setiap serah terima.
14. Tersedianya obat – obat emergency yang diletakkan di troly emergency dan
apabila sudah dipakai maka dibebankan ke pasien pengguna obat tersebut
dan dilaporkan ke farmasi untuk diiisi kembali.
15. Kebutuhan akan obat high alert dan elektrolit konsentrat tinggi terpusat di is-
ntalasi farmasi / depo farmasi rawat inap.pemesan bisa melaui via lisan atau
telpon
16. Pemeriksaan laboratorium Instalasi Rawat Intensif terpusat di laboratorium
dan bisa dialkukan 24 jam, untuk pemeriksaan DL,BGA tidak boleh lebih dari
30 menit dari pengiriman sampel, yaitu petugas laborat segera mengubungi
ICU bila hasil sudah ada.
17. Pemeriksaan radiolagi di lakukan terpusat diruang radiologi dan EKG maka
pemeriksaannya dilakukan di ruang Instalasi Rawat Intensif, kecuali untuk
pemeriksaan USG ada permintaan khusus juga bisa dilakukan di Instalasi
Rawat Intensif
18. Tersedianya APAR di ruang Instalasi Rawat Intensif
19. Pelaksanaan keselamatan kerja, kebakaran dan bencana dikelola oleh TIM
K3 RS RSU.ANNA MEDIKA MADURA

II. PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL


1. Untuk pasien
a. Penerapan hand hygiene 5 momen
b. Penanganan sampah infeksius
c. Penanganan linen kotor dan bersih

2. Untuk petugas kesehatan


a. Petugas Instalasi Rawat Intensif harus memakai APD yang sudah
disediakan
b. Petugas Instalasi Rawat Intensif harus mencuci tangan sesuai
prosedur
c. Pemakaian Handscoen setiap melakukan tindakan perawatan pasien.
d. Dokter yang merawat pasien di ICU memakai APD yang telah disedi-
akan, sebelum memasuki ruang perawatan pasien ICU

3. Untuk keluarga pasien


a. Kelurga pasien diijinkan masuk 1 orang apabila pasien dalam kondisi
kritis/ sesuai kondisi pasien dengan memakai APD yang sudah
disediakan dan harus melakukan cuci tangan sesuai prosedur
b. Jam besuk keluarga pasien sesuai dengan jam besuk RSU ANNA
MEDIKA MADURA
c. Pembersihan tempat tidut dan alat – alat yang dipakai pasien
dibersihkan dengan cairan desinfektan metaclean

4. Peralatan Instalasi rawat Intensif


a. Sirkuit respirator dewasa yang digunakan adalah disposible,
sedangkan untuk bayi adalah setelah dipakai dicuci dan direndam
dengan cairan klorin dan disterilkan di OK
b. Untuk prosedur suction setiap pasien mempunyai slang sucction
hanya 1 kali pemakaian dan harus dipisahkan antara sucction mulut
dan ETT, cairan yang digunakan untuk pembilas adalah aquadest steril
25 cc

Direktur
RSU Anna Medika Madura

dr. Alvin isnaini

Anda mungkin juga menyukai