Anda di halaman 1dari 5

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR


Jl. Rumah Sakit No. 5, Telp. (0265) 741032 Fax (0265) 744730Kode Pos 46322 – Kota Banjar
WEBSITE : rsud.banjarkota.go.id
E-mail :rsubanjarjabar@gmail.com/ online : rsu_ kotabanjar@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

NOMOR : 445/ /BLUD RSU/2020

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INTENSIF CARE UNIT (ICU)
DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan BLUD RSU


Kota Banjar, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan ICU
yang bermutu tinggi
b. bahwa agar pelayanan ICU di BLUD Rumah Sakit Umum Kota
Banjar dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar sebagai landasan
bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi Rawat Intensif ICU di
BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar.
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif ICU Rumah Sakit
Umum Kota Banjar dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Kota Banjar.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Permenkes RI Nomor 02.02/148/Menkes/SK/2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di RS
5. Permenkes RI No.1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
RS.
6. Keputusan Dirjen Bina Upaya Nomor HK.0 1 .O4/ 1/ 1966/2011
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah
Sakit;
7. Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor 33 Tahun 2011 tentang
Tata Kelola Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Kota Banjar
8. Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor 445/Kpts.146-RSU/2011
tentang Rumah Sakit Umum Banjar dengan status penuh Badan
Layanan Umum.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM

KOTA BANJAR TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN


INTENSIF CARE UNIT (ICU)

KEDUA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kota Banjar tentang


Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif ( ICU ) Rumah Sakit
Umum Kota Banjar.

KETIGA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif (ICU) Rumah Sakit


Umum Kota Banjar sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini harus
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan Instalasi Rawat
Intensif (ICU) Rumah Sakit Umum Kota Banjar.

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INTENSIF

NOMOR :445/ /BLUD RSU/2020

KEBIJAKAN PELAYANAN RAWAT INTENSIF ( ICU )

BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

A. Pelayanan ICU
1. Pelayanan di ICU harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
2. Semua petugas ICU wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Setiap petugas atau staf Instalasi Rawat Intensif ( ICU ) wajib meningkatkan
kompetensinya melalui pelatihan yang sudah diprogramkan.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD)
serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi.
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etiket, menghormati hak pasien, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
6. Pelayanan Instalasi Rawat Intensif ( ICU ) didukung dengan pelayanan farmasi, radiologi
dan laboratorium 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Instalasi Rawat Intensif ( ICU ) dipimpin oleh Dokter Spesialis Anestesi
10. Pelayanan Rawat Intensif ( ICU ) di Rumah Sakit Umum Kota Banjar merupakan
pelayanan Rawat Intensif ( ICU ) level Sekunder.
11. Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU adalah Diagnosis dan penatalaksanaan
spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan
kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
12. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan tindakan
yang segera diperlukan berdaya guna dan berhasil guna untuk kelangsungan hidup.
13. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit.
14. Memberikan bantuan psikologis pada pasien dan keluarga yang kehidupannya sangat
tergantung pada obat, alat dan mesin.
B. KRITERIA PASIEN MASUK

a. Pasien prioritas 1 (satu)


Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti:
dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-
obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi,
misalnyapasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat,gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat berisiko bila
tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan
pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita
penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami
pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi
mediknya senantiasa berubah.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau
kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini
sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai
penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit
jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada
pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi
mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Rawat Intensif,
indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa
pasien-pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar
fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu,
dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang
agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien
dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien ini
mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk
meningkatkan kemungkinan survivalnya.
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti itu
dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan
donor organ.

C. KRITERIA PASIEN KELUAR


Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP pasien dan Dokter
Penanggung jawab ruang ICU .
Dengan kriteria:
1. Prioritas pasien dipindahkan berdasarkan pertimbangan dokter DPJP pasien dan dokter
penanggung jawab ICU yang merawat pasien yang secara klinis :
a. Haemodinamik stabil ( tekanan darah dan nadi normal ) tanpa obat vasoaktif.
b. Tidak memerlukan bantuan nafas/ventilasi mekanis.
c. Temperatur normal.
2. Indikasi lain :
a. Permintaan pasien / keluarga
b. Pindah ke rumah sakit lain
c. Dinyatakan meninggal.

Anda mungkin juga menyukai