Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR

RUANG RAWAT HIGH CARE UNIT


RSU ANANDA PURWOREJO

Jl Lingkar Barat Utara GOR Purworejo, Sucenjuru Tengah


Kec. Bayan, Kab. Purworejo, 54224
Telp. (0275) 3128876, WA. 0821 3670 4935
RUMAH SAKIT UMUM "ANANDA" PURWOREJO
Jl. Lingkar Utara / Utara GOR, Sucenjuru Tengah, Bayan, Purworejo 54171
Telp : (0275) 3128876,WA: 082136704925, Email : anandarsu70@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU ANANDA PURWOREJO


NOMOR:
TENTANG
PEDOMAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR
RUANG RAWAT HIGH CARE UNIT
RSU ANANDA PURWOREJO

Menimbang :
a. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan peayanan
pengobatan,perawatan dan observasi secara ketat terhadap
penyakit menular maupun tidak menular diselenggarakan
pelayanan High Care Unit (HCU) di RSU Ananda
Purworejo.
b. Bahwa dalam rangka menyelenggerakan pelayanan HCU
yang berkualitas dan mengedepankan keselamatan pasien di
rumah sakit.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf B Perlu Menetapkan Keputusan
Direktur RSU Ananda Purworejo Tentang Pedoman
Kriteria Pasien Masuk Dan Keluar Ruang Rawat High
Care Unit di Rumah Sakit Ananda Purworejo
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Pengaturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.
5. Pengaturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
7. Surat Keputusan Direktur RSU Ananda Purworejo
Nomor:011/PER/DIR/RSU.AND/X/2019 tentang akses ke
rumah sakit dan kontinuitas pelayanan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Keputusan Direktur RSU Ananda Purworejo
Tentang Pedoman Kriteria Pasien Masuk Dan Keluar Ruang
Rawat High Care Unit di Rumah Sakit Ananda Purworejo RSU
Ananda Purworejo.

KEDUA : Pedoman penyelenggaraan pelayanan High Care Unit di Rumah


Sakit Ananda Purworejo RSU Ananda Purworejo sebagaimana
dimaksud Diktum Kesatu tercantum daam Lapiran Keputusan
ini.

KETIGA : Pedoman sebagaimana dimaksud Diktum Kedua agar


digunakan sebagai acuan bagi Rumah Sakit dan tenaga
kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan HCU.

KEEMPAT : Apabila dari hasil evaluasi menyarankan adanya perubahan,


maka akan dilakukan perubahan dan perbaikam sebagimana
mesinya

Ditetapkan di: Purworejo


Pada tanggal:

Direktur
RSU Ananda
Purworejo

dr. ARUM DINA KUSUMA ASIH


NIK. 19870608 2018 03 059
BAB I
DEFENISI

A. Definisi
Ruang rawat intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan
untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa. Ruang- ruang tersebut menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana
serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan- keadaan tersebut.
Pada unit perawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan
melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang
bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat
penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana,
prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan.
Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan
bagian dari unit pelayanan di RSUD Pariaman.
Pelayanan HCU adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan
memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat dengan tingkat
pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap (tidak perlu perawatan
ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena memerlukan
observasi yang ketat).
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pelayanan HCU
Pelayanan HCU adalah tindakan yang dilaksanakan melalui pendekatan TIM
multidisiplin yang terdiri dari Dokter Spesialis dan Dokter serta dibantu oleh
perawat yang berkerja secara interdisiplin dengan fokus pelayanannya
mengutamakan pada pasien yang dengan fokus pelayanan pengutamaan pada
pasien yang membutuhkan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat
sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku di Rumah Sakit.
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain:
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien
3. Oksigenasi dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien
Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah:
1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life Support (BHD/BLS) dan Bantuan
Hidup Lanjut/ Advenced Life Support (BHL/ALS)
a) Jalan nafas (Airway)
Membrikan jalan nafas sampai dengan melakukan intubasi
endotrakeal
b) Pernapasan (Breathing)
Mampu melakukan banuan nafas (Breathing Support)
c) Sirkulasi ( Circullation)
1) Mampu melakukan resusitasi cairan
2) Mampu melakukan defibritasi
3) Mampu melakukan kompresi jantung luar
2. Terapi oksigen
3. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaa/stabilisasi (obat inatropik,
obat anti nyeri, obat aritmia jantung,obat-obat yang bersifat vasoaktif dan
lain-lain)
4. Nutrisi parenteral atau enteral
5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan ang telah diberikan
B. Sasaran

1. Instalasi Rawat Intensif

2. Instalasi Rawat Inap A

3. Instalasi Rawat Inap B

4. Instalasi Gawat Darurat

5. Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah

6. Instalasi Geriatri

7. Instalasi Bedah Sentral

C. Sarana Prasarana dan Peralatan


Penagadaan sarana prasarana dan peralatan HCU mengikuti pedoman seperti
berikut:
1. Lokasi : bergantung dari model yang dipilih
a. Integrated : bergabung dengan ICU
b. Pararel : bersebelahan dengan ICU
c. Separated : terpisah dengan ICU( dapat dibuat di setiap bagian:
bedah, neurologi, penyakit dalam, anak, kebidanan dan lain-lain)
2. Desian :
a. Luas daerah untuk satu tempat tidur adalah 3x3
b. Mempunyai alat pendingin ruangan (AC)
c. Ventilsi baik, memiliki exhaust fan
d. Pencahayaan cukup
e. Lantai bersih
f. Memiliki sumber energi listrik cadangan
g. Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan
h. Jumlah tempat tidur diseuaikan dengan kebutuhan
i. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung)
j. Memiliki tempat cuci tangan yang disesuaikan dengan jumlah
temat tidur
3. Peralatan
a. Bedsude mobitor yang bisa memonitor tekanan darah,nadi, secara
berkala,EKG, dan Oksimetri
b. Defibilator
c. Alat penghisap lendir sentral atau manual
d. Alat pembersih jalan nafas (laringoskop, pipa endotraceal dan
lain-lain)
e. Alat akses pembuluh darah
f. Pompa infus
g. Alat transportasi pasien
D. Penjamin Mutu
Kualitas pelayanan HCU dapat dinilai dengan beberapa penilaian objektif
seperti:
1. Penurunan skoring drajat keparahan pasien seperti SOFA (Sequential
Organ Failure Assesment), SAPS (simphified Acute Physicology Score),
dan sebagainya.
2. Jumlah pasien yang pindah ke ICU
3. Angka kejadian infeksi nosokomial
4. Angka kejadian stress ulcer
5. Angka kejadian phlebitis
6. Angka kejadian dekubitus
BAB III
TATA LAKSANA

A. Definisi
HCU adalah singkatan dari High Care Unit merupakan unit perawatan
rawat inap bagi para pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik, dan
kesadaran yang stabil yang masih memerlukan pengobatan, perawatan, dan
observasi secara ketat tapi masih memerlukan pengobatan dan perawatan
secara ketat. HCU adalah ruangan perawatan pasien ICU yang diangap sudah
menunjukan perbaikan tetapi masih dalam pengawasan ketat. Perbedaan
utama HCU dan ICU adalah penggunaan ventilator. Pasien HCU tidak
membutuhkan ventilator
B. Alur Pelayanan
Pasien yang mendapatkan pelayanan HCU dapat berasal dari:
1. Pasien dapat berasal dari ICU
2. Pasien dapat berasal dari IGD
3. Pasien dapat berasal dari Kamar Operasi
4. Pasien dapat berasal dari bangsal (ruang rawat inap)
C. Kriteria Pasien
Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta
pasien yang tidak dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:

1. Indikasi Masuk
a. Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai risiko tinggi
untuk terjadi komplikasi.
b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif.

2. Indikasi Keluar
a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan
yang ketat
b. Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU
3. Pasien yang tidak perlu masuk HCU
a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya kanker
stadium akhir)
b. Pasien/keluarga menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar
informed consent)
Beberapa keadaan yang memerlukan perawatan HCU antara lain:

1. Sistem Kardiovaskuler

a. Miokard Infark dengan Hemodinamik stabil

b. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil

c. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung


sementara / menetap dengan hemodinamik stabil
d. Gagal jantung kongesif NYHA kelas I atau II

e. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target

2. Sistem Pernapasan

Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan


agresif
3. Sistem Saraf

a. Cedera kepala sedang samapai berat yang stabil dan memerlukan


tirah baring dan memerlukan pemeliharaan jalan napas secara
khusus, seperti hisap lendir
b. Cedera sumsum tulang belakang leher yang stabil
4. Sistem Saluran Pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi dan respon
dengan pemberian cairan
5. Sistem Endokrin
Diabetik Ketoasidosis dengan infuse insulin kontinyu
6. Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil, tetapi masih
memerlukan resusitasi cairan dan pengawasan.
7. Kebidanan dan Kandungan
Preeklamsia pada kehamilan atau pasca persalinan
D. Pencatatan Dan Pelaporan
Pencaatan dan pelaporan dipelayanan HCU meliputi pencatatan rekam
medis paasien dan pelaporan kegiatan pelayanan Rumah Sakit yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undnagan.
Pencatatan rekam medis pada pelayanan HCU sangat dibutuhkan oleh
TIM untuk pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagai
dasar penimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
medis serta untuk kepentingan perlindungan hukum bagi dokter atau dokter
spesialis.
BAB IV
PENUTUP

Pedoman High Care Unit ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi
Rumah Sakit yang teah maupun akan menyelenggarakan pelayanan HCU yang bermutu,
aman, efektif danefisien dnegan mengutamakan keselamatan pasien. Oleh karena itu,
setiap Rumah Sakit diharapkan dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang terdapat
dalam buku pedoman ini dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dan
kemapuan Rumah Sakit.
Rumah Sakit yang belum memiliki ICU dan telah memiliki HCU diharapkan
dapat mengembangkan sumber daya tenaga dan sarana sehingga kelak dapat membentuk
ICU yang merupakan pelayanan lanjutan dari HCU. Rumah Sakit yang telah memiliki
ICU dan HCU diharapkan tetap menjaga HCU sehingga berfungsi mana diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai