Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN

PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT UMUM ANANDA PURWOREJO

RSU ANANDA PURWOREJO

Jl. Ring Road Barat / Utara Gor, Sucen Juru Tengah,

Bayan, Purworejo, Telp (0275) 3128876

Jawa Tengah

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Buku Pedoman Pelayanan Rawat Inap
di Rumah Sakit Umum Ananda Purworejo.

Buku Pedoman Pelayanan Rwat Inap ini merupakan pedoman bagi tenaga
Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan pada pasien.

Diharapkan dengan adanya buku ini dapat meningkatkan mutu pelayanan di


Rumah Sakit dan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pelayanan.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas


bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Buku Pedoman Pelayanan Rawat Inap
Rumah Sakit.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam buku


ini. Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan
tuntunan dalam pengembangan rumah sakit ini.

Purworejo, 2021

Ka. Instalasi Rawat Inap


BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi
pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang
mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan
dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja
memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan
standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya
evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi Namun keberhasilan
dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha
bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan , pengobatan, perawatan ,
ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat
seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya Standar selalu berhubungan dengan
mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan
yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.

Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan –harapan singkat


ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk menjamin
mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan parameter untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam
penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan yang akan terjadi
dalam upaya meningkatkan mutu layanan.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap . Standar
sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar digunakan
terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi.

II. TUJUAN PEDOMAN

Tujuan dari di susun nya buku pedoman pelayanan Instalasi rawat inap Rumah Sakit
Umum Ananda Purworejo ini adalah untuk menata Instalasi rawat inap agar dapat
meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, perubahan peraturan perundang-undangan yang di
berlakukan, dan harapan masyarakat.

III. RUANG LINGKUP


1. Pasien rawat inap

IV. BATASAN OPERASIONAL


1. Pelayanan rawat inap adalah semua keterangan tentang pelayanan yang tersedia di
Instalasi rawat inap
2. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
3. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman.

V. LANDASAN HUKUM
Instalasi rawat inap di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal
rumah sakit.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

I. STRUKTUR ORGANISASI

Manajer Pelayanan Medis


Kepala Instasi Rawat Inap
Kepala Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
Penanggungjawab Ruangan
Pelaksana

II. HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN


III. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

KUALIFIKASI JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN PENGALAMAN


KERJA
Kepala Instalasi Dokter Min 2 Tahun
Kepala Pelayanan Ners/D3 Keperawatan Min 2 Tahun
Keperawatan Rawat Inap
Perawat Penanggung Ners/D3/Keperawatan/Kebidanan Min 2 Tahun
Jawab Ruangan
Perawat Pelaksana Ners/D3/Keperawatan/Kebidanan

1. Penetapan jam kerja

Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam
kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah Sakit Ananda
Purworejo merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk
melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar
yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang
berkerja melebihi jam kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan
dalam kebijakan lembur perusahaan.

Pengaturan tenaga kerja di Rumah Sakit Ananda Purworejo berdasarkan shift


dibawah ini :

1. Karyawan shift

Senin- Minggu
Shift I : 07.15-14.00
Shift II : 14.00-20.00
Shift III: 20.00-07.15

2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Ananda Purworejo
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang
tanggung jawab sebagai :

1. Kepala InstalasiRawat Inap : 1 orang


2. Kepala Pelayanan Keperawatan : 1 orang
3. Perawat PJ Ruangan : 3 orang
4. Perawat pelaksana : 31 orang

Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :

Kepala instalasi : Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00

Sabtu dimulai pukul 08.00 – 13.00

Ka Pelayanan Keperawatan :Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00

Sabtu dimulai pukul 08.00 – 13.00

Perawat PJ Ruangan : Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00

Sabtu dimulai pukul 08.00 – 13.00

Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan


BAB III

STANDAR FASILITAS

I. Standar Fasilitas
1. Standar Pelayanan Minimal Instalasi Rawat Inap
2. Pemberian pelayanan di rawat inap
3. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
4. Ketersediaan pelayanan rawat inap
5. Jam praktek dokter spesialis
6. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat kecacatan/
kematian
7. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien >48 jam setelah masuk rawat inap
8. Pelaporan pasien TBC di rawat inap yang di tangani dengan strategi DOTS
9. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap
10. Standar Minimal Sarana dan Prasarana Instalasi Rawat Inap
11. Tempat tidur
12. Over bed table
13. Bed side
14. Ac
15. Televisi
16. Penggantian linen setiap pagi
17. Standar Minimal Peralatan Instalasi Rawat Inap
18. Oksigen
19. Kursi roda
20. Infuse pump
21. Syringe pump
22. Spigmomanometer
23. Stetoskop
24. Timbangan badan
25. Emergency Kit
26. Trolley tindakan
27. Trolley obat
28. Set ganti balutan
29. Sarana Kerja Inventaris
30. Meja kerja
31. Kursi
32. Komputer
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

I. Penerimaan Pasien Rawat Inap


1. Pasien datang bersama perawat pengantar
2. Perawat rawat inap cuci tangan, sambut pasien, ucapkan salam, perkenalan diri, antar
dan bantu hingga pasien menempati tempat tidurnya dengan nyaman.
3. Lakukan Identifikasi pasien dan cocokkan dengan gelang identitas pasien dan nomor
tempat tidur dengan tempat tidur/ kamar yang dipesan
4. Perhatikan kondisi pasien secara keseluruhan
5. Bila pasien menggunakan infus, letakkan infus pada tiang infus atur tetesannya sesuai
program dokter yang merawat.
6. Pastikan pasien sudah merasa nyaman dan beritahu saat perawat akan meninggalkan
pasien untuk melakukan serah terima
7. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat yang mengantar dengan perawat
yang menerima pasien
8. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter ,
tanyakan ke perawat pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah dilakukan
sebelumnya dan yang direncanakan.
9. Tulis terapi yang sudah diberikan di UGD/ Poli pada daftar obat pasien rawat inap dan
diparaf oleh perawat yang memberikan/ mengantar
10. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat sesuai dengan
instruksi dokter.
11. Hubungi bagian gizi untuk memesan makan pasien sesuai dengan dietnya dan buatkan
form pemesanan diet, berikan ke petugas gizi
12. Lakukan pengkajian rawat inap, observasi tanda-tanda vital dan orientasi pasien baru
13. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya sebelum perawat
meninggalkan pasien.
14. Apabila semua sudah selesai tinggalkan ruangan dengan mengucap salam kepada
pasien
15. Perawat cuci tangan, hubungi dokter jaga ruangan atau DPJP memberitahu ada pasien
baru bila perlu
16. Lakukan dokumentasi
17. Apabila biaya pasien ada penjamin, bubuhkan stempel ( BPJS/ SKTM ) pada formulir
Catatan Perawat, Catatan terintegrasi,Daftar Obat,Resep, Formulir Pemeriksaan
penunjang,Surat Persetujuan tindakan, Surat Ijin Pulang, Formulir ceklis Pre dan Post
Operasi

II. Perawatan pasien Rawat Inap

1. Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 2 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat
2. Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga Rawat inap
3. Pada hari ke tiga perawatan pasien sudah harus ditegakkan diagnosa pasti. Pada
hari kelima perawatan sudah harus ada perkembangan dan tindak lanjut apakah
pasien sudah layak dipulangkan/ rujuk/ tetap dirawat. apabila target yang
diharapkan tidak sesuai, maka kapelwat koordinasi dengan kepala Instalasi Rawat
Inap untuk berkomunikasi denga DPJP
4. Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga
ruangan
5. Jam kunjung pasien pukul :
10.00 – 12.00
16.00 – 18.00
6. Pengunjung Anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang perawatan

III. Pemulangan Pasien Rawat Inap

1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang nota layanan, pengisian assuransi bila ada,
dan tanyakan waktu kontrol pasien kembali
2. Bila pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan , pasien / keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter
4. Pastikan ke pasien atau keluarga tentang kesiapan pasien / keluarga untak
perawatan dirumah
5. Bila pasien / keluarga sudah menyatakan siap, perawat melakukan persiapan : resep
pulang, obat/cairan infus yang di retur, laporan pemakaian alkes, sisa obat pasien,
nota layanan dan surat ijin pulang dari DPJP atau dokter jaga yang memberikan
wewenang dan antarkan masing - masing berkas tersebut ke unit yang bersangkutan
6. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah , pastikan
juga keluarga sudah mempersiapkan yang baik seperti peralatan dan berikan
edukasi sesuai kebutuhan
7. Lakukan skreening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance
8. Setelah persiapan pasien selesai, tanyakan ke bagian administrasi keuangan apakah
pasien sudah bisa menyelesaikan administrasi
9. Tuliskan semua persiapan pulang pada formulir pesanan pulang dengan lengkap dan
jelas : obat yang dilanjutkan, diet perawatan dirumah , hasil, pemeriksaan bila ada
dan lain – lain
10. Bila dari bagian administrasi keuangan sudah siap anjurkan kelurga pasien untuk
menyelesaikan administrasi di bagian administrasi keuangan
11. Setelah ada bukti pelunasan, lakukan identifikasi pasien kemudian serah terima
obat pulang dll sesuai dengan persiapan yang sudah dituliskan di formulir
persiapan pulang. Beritahu pasien / keluarga untuk menelepon ke Rumah Sakit
Umum Ananda Purworejo sebelum kontrol;
12. Lakukan tanda tangan dan tulisakan nama jelas perawat yang melakukan serah
terima dengan pasien / keluarga yang menerima
13. Berikan survey kepuasan kepada pasien / keluarga untuk di isi
14. Lakukan penguntingan gelang identitas pasien sebelum pasien pulang
15. Tanyakan apakah pasien ada keluhan, kemudian antar pasien sampai ke kendaraan
yang di gunakan bila diperlukan
16. Beritahu ke bagian pendaftaran kapan pasien kontrol kembali untuk di daftarkan
17. Lakukan dokumentasi

IV. Rujukan Pasien Rawat Inap


1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau terlebih dahulu konsultasi ke dokter konsulen jaga
2. Perawat rawat inap melaporkan ke PJ Shift bahwa ada pasien rencana rujuk
3. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah dilakukan
4. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
5. Hubungi RS yang akan dituju beritahukan diagnosa medis pasien, keadaan umum,
kesadaran, ruangan / alat yang dibutuhkan
6. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan
7. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance
8. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi
9. Laporkan perubahan / perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses
rujukan
10. Kepala ruangan / PJ shift menunjukan minimal satu orang perawat sebagai
pendamping pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien pasien bisa
seorang dokter
11. yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang diperlukan
selama dalam perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter jaga
12. Perawat melakukan ceklis format rujuk untuk cek kelengkapan
13. Hubungi RS rujukan apakah kamar dan dokter yang di butuhkan pasien sudah ada,
dan apakah keluarga pasien sudah melakukan persetujuan di Rumah Sakit rujukan
14. Bila sudah, tanyakan apakah pasien sudah bisa diantar dan diberitahukan kondisi
terakhir saat pasien akan berangkat
15. Perawat memastikan penanggung jawab pasien telah menyampaikan administrasi
di Rumah sakit Umum Ananda Purworejo.
16. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk
17. Apabila pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak untuk
dirujuk
18. Membuat laporan berkala pasien yang dirujuk setiap bulan dan dievaluasi
19. Besok harinya hubungi rumah sakit rujukan untuk menanyakan kondisi pasien

V. Transportasi pasien rawat Inap


1. Pasien yang dirujuk ke RS lain harus sesuai dengan SPO pasien rujuk
2. Pasien yang akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang karena fasilitas pemeriksaan
yang tidak ada
3. Pemindahan pasien antar ruangan sesuai SPO pemindahan pasien
4. Pasien yang diantar dari UGD ke rawat inap harus sudah dapat dipastikan bahwa
kondisi pasien/ hemodinamik sudah stabil

BAB V

KESELAMATAN PASIEN

I. PENGERTIAN

Keselamatan pasien ( pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah


sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

II. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

III. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dlam pelayanan Instalasi Rawat
Inap
2. Terdapat petugas Instalasi Rawat Inap yang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidka diharapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi Rawat Inap harus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan pasien,
harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Rawat Inap.
6. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas
7. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi
harus sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga
saat itu.
8. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
9. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
1. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien
2. Insidens pasien jatuh.
3. Insidens kejadian infus blong.
4. Insiden infeksi nosokomial/ phlebitis
5. Insidens kesalahan pemberian obat.
6. Insidens kesalahan cara pemberian obat.
7. Insidens kesalahan persiapan operasi.
8. Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

I. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja
/ aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

1. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamtan kerja di Rumah Sakit Ananda Purworejo
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

II. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN

1. Setiap petugas medis maupun nonmedis menjalankan prinsip pencegahan


infeksi,yaitu:
1. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/ alaskaki
tertutup, celemk, dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien,
yaitu: darah, urin, dll.
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, mis : memasang kateter, menyuntik menjahit luka, memasang infus, dll
4. Mencuci tangan enam langkah dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
1. Dekontaminasi dengan larutan klorin
2. Pencucian dengan sabun
3. Pengeringan
4. Menggunakan baju kerja yang bersih
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator mutu dalam pelayanan Ruang Rawat Inap sebagai berikut :

• Angka kejadian infeksi pemasangan infuse tidak boleh lebih dari 2 %

• Angka kejadian infeksi pemakaian kateter urine 0%

• Angka kejadian infeksi luka operasi 0%

• Angka kejadian pasien jatuh 0%

• Angka kejadian dekubitus 0%

• Angka kejadian kesalahan identifikasi 0%


BAB IX

PENUTUP

Demikian buku pedoman pelayanan Rawat Inap ini disusun. Kami mengajak semua
pihak yang bekerja di Rumah Sakit Ananda Purworejo untuk dapat bersama-sama membina
dan mengembangkan sistem pelayanan di Instalasi Rawat Inap . Semua petugas baik tenaga
medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan penyelanggaraan pelayanan
gawat darurat hendaknya selalu menaati kententuan yang telah digariskan di dalam buku
pedoman ini.

Anda mungkin juga menyukai