Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HANAU


TAHUN 2023

PEDOMAN
PELAYANAN INSTALASI PERINATOLOGI

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HANAU


Sampit - Pangkalanbun KM. 142 Telp./Fax. (0532) 2033002/2033125
PEMBUANG HULU 74271

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan Pedoman 4
C. Ruang Lingkup Pelayanan 4
D. Landasan Hukum 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 5
B. Struktur Organisasi 5
C. Pengaturan Jaga 5
D. Hubungan Kerja dengan Unit Lain 6
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang 7
B. Standar Fasilitas 7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 9
BAB V KESELAMATAN PASIEN 12
BAB VI KESELAMATAN KERJA 14
BAB VII PENGENDALIAN MUTU 16
BAB VIII PENUTUP 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di
seluruh dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional
kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial
mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang
berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi
harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan
persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan
standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Perinatologi, standar sangat membantu
perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis
tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang
berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat
tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi
dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Perinatologi di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan,
pengobatan, perawatan, ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak
menular. Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran
kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar
selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat
untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin
dicapai.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan –
harapan singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil
tertentu. Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan
landasan normatif dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam
memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan
untuk memperhatikan proses dan harapan yang akan terjadi dalam upaya
3
meningkatkan mutu layanan. Standar praktik sangat diperlukan dalam
pelayanan keperawatan di perinatologi. Standar sangat membantu keperawatan
untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar digunakan terutama pada tiga
proses evaluasi   yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi perinatologi ini adalah
untuk menata Instalasi perinatologi agar dapat meningkatkan kemampuan dan mutu
pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan, perubahan peraturan perundang-undangan yang di berlakukan, dan
harapan masyarakat.
C. RUANG LINGKUP
1. Pasien rawat jalan
2. Pasien rawat inap
3. Pasien umum
4. Pasien jaminan asuransi
5. Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
D. LANDASAN HUKUM
Instalasi perinatologi di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan
minimal rumah sakit.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Kepala Instalasi Perinatologi: 1 orang
2. Kepala Ruang: 1 orang
3. Perawat Pelaksana: 9 orang
B. STRUKTUR ORGANISASI

C. PENGATURAN JAGA
Hari Kerja: Senin – Minggu
Shift Pagi : 08.00 WIB – 14.00 WIB
Shift Siang : 14.00 WIB – 20.00 WIB
Shift Malam : 20.00 WIB – 08.00 WIB

5
D. HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN

GIZI
RADIOLOGI
IT

PERINATOLOGI
REKAM IGD
MEDIS

FARMASI LAB

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

B. STANDAR FASILITAS
Standar Pelayanan Minimal Instalasi Perinatologi
1. Pemberian pelayanan di perinatologi
2. Dokter penangung jawab pasien perinatologi
3. Ketersediaan pelayanan perinatologi bagi bayi baru lahir yang perlu penanganan
khusus, pelayanan diberikan pada usia 0 – 28 hari
4. Pelaporan tentang kemampuan menangani bayi BBLR
5. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien >48 jam setelah masuk rawat inap
Standar Minimal Sarana dan Prasarana Instalasi Perinatologi
1. Inkubator
2. Box bayi
3. Infant warmer
4. AC
5. Oksigen
6. Infuse pump
7. Syringe pump

7
8. Stetoskop
9. Timbangan bayi
10. Bak mandi bayi
11. Emergency Kit
12. Trolley tindakan
13. Trolley obat
14. Box penyimpanan susu formula
15. Kulkas
Sarana Kerja Inventaris
1. Meja kerja
2. Kursi
3. Komputer
4. Printer

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENERIMAAN PASIEN PERINATOLOGI


1. Pasien datang bersama perawat pengantar.
2. Perawat perinatologi mencuci tangan, sambut bayi, ucapkan salam, perkenalan diri,
antar dan bantu hingga bayi di tempatkan di inkubator/box bayi.
3. Lakukan Identifikasi bayi dan cocokkan dengan gelang identitas bayi.
4. Perhatikan kondisi bayi secara keseluruhan.
5. Bila bayi menggunakan infus, setting infus di infus pump pasang pada tiang infus atur
tetesannya sesuai program dokter yang merawat.
6. Pastikan bayi sudah merasa nyaman dan tidak rewel.
7. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat/bidan yang mengantar dengan
perawat yang menerima pasien.
8. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter,
tanyakan ke perawat/bidan pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah
dilakukan sebelumnya dan yang direncanakan.Tulis terapi yang sudah diberikan di
UGD/ Poli pada daftar obat pasien rawat inap dan diparaf oleh perawat yang
memberikan/  mengantar.
9. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat sesuai dengan
instruksi dokter.
10. Lakukan pengkajian awal pada bayi dan observasi tanda-tanda vital.
11. Edukasi keluarga tentang penyakit, terapi yang akan di berikan, dan siapa saja yang
boleh menjenguk bayi.
12. Beri kesempatan kepada keluarganya untuk bertanya.
13. Lakukan dokumentasi pada rekam medis pasien.

9
B. PERAWATAN PASIEN PERINATOLOGI
1. Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 2 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat.
2. Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga.
3. Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga.
4. Jam kunjung pasien (hanya orang tua bayi yang di perbolehkan menjenguk).
C. PEMULANGAN PASIEN
1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang, pengisian assuransi bila ada, dan tanyakan
waktu kontrol pasien kembali.
2. Bila keluarga pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan, keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri.
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter.
4. Pastikan ke keluarga tentang kesiapan keluarga untuk perawatan dirumah.
5. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah, pastikan juga
keluarga sudah mempersiapkan peralatan dan berikan edukasi sesuai kebutuhan.
6. Lakukan screening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance.
7. Berikan survey kepuasan kepada kelurga untuk di isi.
8. Lakukan pelepasan infus dan penguntingan gelang identitas bayi sebelum pasien
pulang.
9. Dokumentasi dalam rekam medis pasien.
D. RUJUKAN
1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau tidak.
2. DPJP membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah
dilakukan.
3. DPJP menjelaskan kepada keluarga jika akan dirujuk.

10
4. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien.
5. Perawat perinatologi melaporkan ke Dokter jaga bahwa ada pasien rencana rujuk.
6. Dokter jaga menghubungi RS yang akan dituju beritahukan diagnosa medis pasien,
keadaan umum, kesadaran, ruangan / alat yang dibutuhkan.
7. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan.
8. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance.
9. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi.
10. Laporkan perubahan / perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses
rujukan.
11. Kepala ruangan / PJ shift menunjukan minimal satu orang perawat sebagai
pendamping pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien pasien bisa seorang
dokter.
12. Perawat yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang
diperlukan selama dalam perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter jaga.
13. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk.
14. Apabila keluarga pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak
untuk dirujuk

11
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B.  TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang utama dalam pelayanan Instalasi
Perinatologi.
2. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
3. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi perinatologi harus mendapat
penilaian langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
4. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan
pasien, harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Perinatologi.
5. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas.

12
6. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi
harus sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga
saat itu.
7. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien: sterilitas alat,
tabung oksigen, incubator, box bayi, dll.
8. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
9. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu:
a. Insidens kesalahan identifikasi pasien
b. Insiden infeksi nosokomial/ phlebitis
c. Insidens kesalahan pemberian obat.
d. Insidens kesalahan cara pemberian obat.
e. Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.

13
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja/
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSUD Hanau.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN
1. Setiap petugas medis maupun nonmedis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi,yaitu:
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/ alas
kaki tertutup, celemek, dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien, yaitu: darah, urin, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, misal: menyambut bayi SC, menyuntik vaksin HB0, memasang infus,
dll.
d. Mencuci tangan enam langkah dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin.
14
b. Pencucian dengan sabun.
c. Pengeringan.
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Hepatitis B ( sesuai prinsip pencegahan infeksi)

15
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator mutu dalam pelayanan Ruang Perinatologi sebagai berikut :

PELAYANAN PERINATOLOGI

1 Pemberi Pelayanan Di Perinatologi a. dr. Sp


b. Perawat D3
c. Perawat S1
2 Ketersediaan pelayanan perinatologi Bayi 0-28 hari
3 Dokter Penanggung Jawab Pasien Perinatologi 100%

4 Kemampuan menangani bayi BBLR 100%

5 Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis 08.00 - 14.00 wib

6 Kejadian infeksi nosokomial ≤1,5 %

7 Kematian pasien > 48 jam ≤0,24 %

8 Kejadian pulang paksa ≤5 %

9 Kepuasan pelanggan ≥90%

16
BAB VIII
PENUTUP

Demikian buku pedoman pelayanan Perinatologi ini disusun. Kami mengajak semua pihak
yang bekerja di UPT RSUD Hanau untuk dapat bersama-sama membina dan
mengembangkan sistem pelayanan di Instalasi Perinatologi. Semua petugas baik tenaga
medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan penyelanggaraan pelayanan
rawat inap hendaknya selalu menaati kententuan yang telah ditetapkan di dalam buku
pedoman ini.

Pembuang Hulu, 02 Januari 2023


DIREKTUR UPT. RSUD HANAU

dr. Atet Kurniadi, Sp. KFR


NIP. 19770626 200604 1 018

17

Anda mungkin juga menyukai