Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTEN TENGAH

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HANAU


2023

PANDUAN
PELAYANAN GERIATRI
EDISI 2

UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HANAU


Sampit-Pangkalan Bun KM.142 Telp/Fax. (0532)2033002/2033125
PEMBUANG HULU 74271
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan anugerah yang telah diberikan dalam menyusun,
sehingga Buku Panduan Pelayanan Geriatri Upt RSUD Hanau Kabupaten
Seruyan ini dapat selesai disusun.

Buku Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf


Rumah Sakit dalam menjalankan program Pelayanan Geriatri di Upt Rumah
Sakit Umum Daerah Hanau Kabupaten Seruyan.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-


dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Panduan Pelayanan Geriatri Upt RSUD Hanau Kabupaten
Seruyan.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………1

BAB II DEFINISI……………………………………………….3

BAB III RUANG LINGKUP…………………………………….6

BAB IV TATA LAKSANA……………………………………….7

BAB V DOKUMENTASI………………………………………12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para Lanjut Usia (Lansia) pada posisi
yang dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam
kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka
perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur
dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. Salah satu
wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di
rumah sakit berupa kursi roda, toilet, jalan/akses bagi lansia
yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan layanan khusus berupa
“Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di
pedesaan maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis
kelaminnya, jumlah lansia perempuan kurang lebih 9,5 juta lebih
banyak dibandingkan jumlah lansia laki-laki kurang lebih 8,2 juta.
Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan lebih tinggi,
jika dibandingkan dengan harapan hidup lansia laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan,
pendidikan, kesehatan, dan program terkait, berdampak pada
menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup.
Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai
penyakit dan ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan
perawatan dan pengobatan dengan waktu yang cukup lama,
sedangkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah
sakit masih sangat kurang.

B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar ada standar pelayanan
kesehatan bagi lansia yang populasinya sudah semakin meningkat,
yaitu:

1
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang
setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
Kesehatan;
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila
dijumpai suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang
menderita penyakit atau gangguan kesehatan, dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu
pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau
gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini
mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan
perawatan dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal,
sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang dan
bermartabat);
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan
mencegah disabilitas diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini
tidak sekedar multi disiplin tetapi juga interdisiplin dengan
koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan
secara bersama-sama.

2
BAB II

DEFINISI

Pelayanan Geriatri diselenggarakan secara berjenjang, mulai dari


pelayanan berbasis masyarakat, puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan
Geriatri berbasis Rumah sakit (Hospital Based Geriatric Services) yaitu
pelayanan Kesehatan Geriatri yang dilakukan dirumah sakit. Pada dasarnya
Rumah sakit merupakan pusat atau tempat rujukan dari pelayanan
Kesehatan dasar Geriatri.
Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien usia lanjut dengan
kriteria:
1. Memiliki lebih dari satu penyakit fisik atau psikis;
2. Memiliki satu penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologis, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan Kesehatan;
3. Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun keatas yang memiliki
penyakit fisik atau psikis;
Pelayanan Geriatri dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan
multidisiplin yang berkerja secara interdisiplin.
Berikut adalah beberapa definisi yang berkaitan dengan pelayanan Geriatri,
diantaranya:
1. Lanjut Usia, adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun atau lebih;
2. Geriatri, adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari
aspek Kesehatan warga lanjut usia, termasuk mengkaji semua aspek
kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
rehabilitasi.
3. Pasien Geriatri, adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologis, sosial, ekonomi,
dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara
terpadu dengan pendekatan multidisiplin yang berkerja secara
interdisiplin.
4. Tim terpadu Geriatri, adalah suatu tim multidisiplin yang bekerja
secara interdisiplin untuk menangani masalah Kesehatan lanjut usia
dengan prinsip tata kelola pelayan terpadu dan paripurna dengan
mendekatkan pelayanan kepada pasien Lanjut Usia.

3
5. Unit layanan terpadu Geriatri, Unit layanan pasien geriatri, terdiri dari
tim multidisiplin, melaksanakan pengelolaan sumber daya dan
penyediaan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan
yang bermutu, efisien dan efektif.
6. Konsultan, adalah dokter spesialis yang dimintakan bantuan,
pendataan atau Tindakan medis guna peningkatan kesehatan dan
kualitas hidup pasien Usia Lanjut.
7. Rehabilitasi Medik, adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan
fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan kondisi sakit, penyakit,
ataupun cedera melalui panduan intervensi medik, keterapian fisik,
rehabilitatif, bio-psiko-sosial eduksional untuk mencapai kemampuan
fungsional yang optimal.
8. Impairment adalah kondisi hilang, atau abnormalitas dari atau kelainan
dari struktur fungsi atau sistem organ yang bersifat psikologis,
fisiologis, anatomis, dan bersifat sementara atau menetap, disebabkan
oleh penyakit, kondisi sakit maupun cedera.
9. Hendaya (Handicap), adalah kondisi kemunduran seseorang akibat
adanya ketunaan atau kelainan dan ketidakmampuan yang
membatasinya dalam memenuhi peran sosialnya yang normal menurut
umur, jenis kelamin, serta faktor sosial ekonomi dan budaya.
10. Multidisiplin, adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu secara
bersama-sama menangani pasien dengan berorientasi pada ilmunya
masing-masing.
11. Interdisiplin, adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
berbagai disiplin atau bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama
alam penanganan pasien yang berorientasi pada kepentingan pasien.
12. Paliatif care adalah pelayan kepada pasien yang sudah tidak mungkin
dipulihkan kembali melalui tidakan medis aktif dengan tujuan untuk
mengurangi penderitaan pasien agar hidupnya tetap berkualitas dan
meninggal dalam iman.
13. Discharge Planning, adalah rencana pemulangan pasien termasuk
persiapan kondisi tempat tinggal pasien dan lingkungannya agar pasien
dapat berfungsi secara optimal.
14. Hospice, adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal,
dalam bentuk meringankan penderitaan pasien akibat penyakit,
pendampingan psikis dan spiritual sehingga pasien dapat meninggal
dengan tenang dan terhormat.
4
15. Respite care, adalah ruang tempat penitipan pasien geriatri yang
bertujuan untuk memberikan privasi kepada pasien lanjut usia dengan
fasilitas seperti, perpustakaan, ruang bersosialisasi, dan taman untuk
Latihan berjalan.

5
BAB III
RUANG LINGKUP
Dalam menyelenggarakan pelayanannya dirumah sakit, pelayanan
kesehatan geriatri dibagi dalam beberapa klasifikasi pelayanan. Jenis tenaga
dan kelengkapan pelayanan menentukan klasifikasi pelayanan dirumah
sakit tersebut atau sebaliknya seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.

Klasifikasi pelayanan geriatri dirumah sakit

No Jenis Klasifikasi Pelayanan


layanan Sederhana Lengkap Sempurna Paripurna
1 Layanan √ √ √ √
Rawat Inap
2 Layanan √ √ √ √
Rawat
Jalan
3 Layanan - √ √ √
4 Layanan - - √ √
klinik
Asuhan
siang
5 Layanan - - - √
Rawat inap
kronik
6 Layanan - - - √
respite care

Klasifikasi Jenis Pelayanan Geriatri di Upt Rumah Sakit Umum Daerah


Hanau adalah pelayanan dengan klasifikasi SEDERHANA.

Ruang lingkup dan jenis pelayanan geriatri sederhana di Upt Rumah Sakit
Umum Daerah HANAU meliputi:
1. Layanan Rawat jalan
2. Layanan Rawat Inap

6
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Kriteria Pasien Geriatri


Penyakit dan status kesehatan pada pasien geriatrik tidak sama
dengan penyakit dan kesehatan pada populasi golongan usia lainnya,
yaitu dalam hal:
1. Penyakit pada pasien geriatri cendrung bersifat multiple,
merupakan gabungan antara penurunan fisiologik dan berbagai
proses patologik.
2. Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan
secara lambat laun akan menyebabkan kematian.
3. Pasien geriatri sering di temukan gangguan status fungsional.
4. Pasien geriatri sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut,
serta di perberat dengan kondisi malnutrisi.
5. Pada seragam akut, tampilan klinis pasien geriatri sering kali
tidak khas sehingga sering menyulitkan diagnosis.
6. Kesehatan pasien geriatri sangat di pengaruhi oleh faktor psikis,
sosial dan ekonomi.
7. Pasien geriatri seringkali di dapatkan sindrom geriatrik
(misalnya: imobilitas, instabilitas postura, inkontinensia urin
dan alvi, gangguan fungsi intelektual dan kognitif seperti
demensia, dll yang juga lazim di kenal sebagai geriatric giants).
8. Perawatan paliatif pasien geriatrik di berikan baik pada kasus
keganasan maupun non keganasan.
Seperti di ungkapkan di atas, masalah kecacatan baik berupa
disabilitas ataupun handicap m e r u p a k a n k e a d a a n y a n g s e r i n g
dihadapi oleh pasien geriatri, sehing ga WHO mebuat
reomendasi agar diagnosis yang dibuat pada pasien geriatri bukan
hanya bersifat disease atau impairment saja, akan tetapi mencakup
pula segi disabilitas dan handicap-nya. Mengingat sifat penyakit
pada usia lanjut yang sangat khusus tersebut, maka dal am
ilmu geriatri terdapat beberapa tatacara khusus yang
merupakan keharusan untuk dilakukan agar upaya kesehatan
bagi usia lanjut tersebut dapat dilaksankan secara optimal. Tatacara
khusus tersebut adalah apa yang disebut sebagai
Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
7
Comprehensive Geriatric Assessment (CGA), d e n g a n cara
k e r j a t i m g e r i a t r i y a n g interdisiplin.
Asesmen geriatri adalah proses diagnostik yang dilaksankan
secara interdisiplin oleh tim geriatri untuk menentukan
kapabilitas medis, kemampuan fungsional dan kondisi
psikososial pasien agar dapat direncanakan terapi menyeluruh serta
pemantauan jangka Panjang.

B. S i s t e m P e l a y a n a n
Pelayanan geriatri di Upt Rumah Sakit Umum Daerah Hanau
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang
bekerja bersam-sama sebagi Tim Terpadu Geriatri. Tim Terpadu
Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang
merangkap sebagai anggota, dan anggota Tim Terpadu Geriatri
dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit dan disahkan dengan adanya
surat keputusan direktur. Ketua Tim Terpadu Geriatri adalah
dokter spesialis Penyakit Dalam. Koordinator pelayanan dibentuk
sesuai dengan masing-masing pelayanan. Tim Terpadu Geriatri pada
pelayan geriatri terdiri atas:
1. Dokter spesialis Penyakit Dalam.
2. Do k t e r spesialis kedokteran fisik dan
rehabilitasi.
3. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien
geriatrik.
4. Do k t e r U m u m .
5. P e r a w a t .
6. F a r m a s i .
7. T e n a g a g i z i .
8. Fi s i o t e r a p i s .
9. P e r e k a m m e d i s .
10. Tenaga laboratorium.

8
C. A l u r P e l a y a n a n

IGD POLIKLINIK DOKTER


UMUM PRAKTEK

REHABILITASI
POLIKLINIK PENYAKIT DALAM MEDIK

DINAS SOSIAL/PANTI JOMPO PUSKESMAS

Semua pasien Usia Lanjut yang datang ke RS melalui Poliklinik


/ Triase / IGD dan tergolong dalam kriteria pasien geriatri (misalnya
memiliki penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri,
ganguan kognitif, demensia, jatuh, osteoporosis dan
inkontinesia) akan dilakukan asesmen geriatri
komprehensif oleh Ti m Te r p a d u Geriatri ( TTG ) di
Poliklinik Geriatri Terpadu / Ruang Rawat Inap, dalam
penyelenggaraan pelayanan, peran Ti m Terpadu
Geriatri adalah m e m b e r i k a n pelayanan kesehatan secara
paripurna/ komprehensif terhadap pasien geriatri,
berupa penegakkan diagnosis medis dan fungsional (melalui suatu
asesmen / pengkajian paripurna pasien geriatri), pelayanan non-
medika mentosa dan medika mentosa serta rehabilitasi, termasuk
pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik. Pelayanan medika
mentosa pada pasien geriatri bersifat menyeluruh, dengan
memperhatikan aspek fisiologi dan nurtisi pasien. S a a t p a s i e n
masih dirawat, selain diberikan pendekatan kuratif dan
r e h a b i l i t a t i f , u p a y a promotif dan preventif yang sesuai tetap
diberikan, setelah upaya pelayanan terapi medika mentosa dan
rehabilitasi di ruang rawat inap dilaksanakan, pelayanan dilanjutkan
dan upaya pelayanan di klinik asuhan siang /poliklinik rawat jalan.
9
Pada pemulangan pasien, dibuatkan perencanaan pemulangan
yang berisi kegiatan yang dapat dilakukan di rumah.
Perencanaan pulang d i e v a l u a s i d a n a k h i r n y a p a s i e n
dapat dipulangkan sepenuhnya, dan mendapatkan
pelayanan geriatri oleh masyarakat melalui pelayanan rujukan.
Rujukan balik ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk
sebaiknya dilakukan segera setelah selesainya penanganan kasus
rujukan, guna mendapatkan perawatan/tindakan lanjutan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk. Dalam
r u j u k a n b a l i k , j u g a d i l a k u k a n pertukaran data dan informasi,
perkembangan dan kebutuhan pelayanan lanjutan yang dibutuhkan
oleh pasien.

D. P e n c a t a t a n d a n P e l a p o r a n
Pencatatan diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter geriatris
yang melakukan pelayanan geriatri dan bertanggung jawab atas
semua yang dicatat tersebut. Pencatatan menggunak an status
terpadu yang terdiri dari penilaian permasalahan masalah medik
termasuk penilaian status fungsional, status kognitif,
status afektif, dan stat us nutrisi. Pelaporan dilakukan
secara berkala paling lambat 1(satu) tahun sekali kepada
D i r e k t u r Rumah Sakit.

E. P e m a n t a u a n d a n E v a l u a s i
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara
berkesinambungan guna mewujudkan keberhasilan
program pelayanan kesehatan bagi pasien Geriatri.
Pemantauan dan evaluasi yang dimaksud harus ditindaklanjuti
untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar
dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Diperlukan
indikator untuk memantau pelaksanaan program pelayanan
kesehatan terhadap pasien geriatri.Indikator tersebut adalah :
1. L a m a r a w a t
Lama rawat pasien geriatri diruang rawat inap akut
tergantung dari kemampuan Tim Terpadu Geriatri serta
dukungan sarana dan pra sarana. Semakin terampil dan semakin
lengkap tentu lama rawat akan semakin singkat. Rata-rata lama
10
pasien geriatri yang masuk karena m e n g a l a m i geriatric giants dan
dirawat inap dengan menerapkan Pengkajian Paripurna Pasien
Geriatri adalah 12 hari.
2. S t a t u s F u n g s i o n a l
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit
sampai saat pemulangan. Status fungsional diukur dengan
menggunakan instumen ADL Barthel.
3. K u a l i t a s H i d u p
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrumen yang
mampu menilai kualitas hidup terkait kesehatan. Salah satu
instrumen yang sering dipakai adalah EQ5D (Euro-Quality of Five
Dimension) yang mengukur lima dimensi atau aspek yang
mempengaruhi kesehatan.
4. R e h o s p i t a l i s a s i
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah
pulang kerumah dari rumah sakit. Perawatan yang
terjadi kembali dalam 30 hari pertama pasca rawat
m e n g g a m b a r k a n adanya masalah kesehatan yang sesungguhnya
belum optimal ditatalaksana di rumah sakit. Persentase maksimal
rehospitalisasi pasien geritri pasca rawat inap adalah 15 % .
Rehospitalisasi ini dapat dipengaruhi oleh kesiapan Tim Terpadu
Geriatri serta dukungan yang ada dirumah sakit. Tim Terpadu
Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu
pelayanan geriatri secara berkesinambungan untuk
mewujudkan keberhasilan pelayanan geriatri. Pemantauan dan
evaluasi mutu dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan dan
pelaporan dari indikator pemantauan dan evaluasi.

11
BAB V
DOKUMENTASI

1. SK Tim Terepadu Geriatri UPT Rumah Sakit Umum Daerah Hanau


2. Contoh Discharge Planning
3. Status Geriatri

12

Anda mungkin juga menyukai