Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi pasien geriatri berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no 79 tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, adalah pasien lanjut
usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi,
sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu
dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin. Sedangkan lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Pasien geriatri memiliki karakteristik khusus yaitu multipatologi (pada satu pasien
terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif),
menurunnya daya cadangan faali, berubahnya gejala dan tanda penyakit dari yang klasik,
terganggunya status fungsional (kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari), sering terdapat gangguan nutrisi, berupa gizi kurang atau gizi buruk Rumah
sakit menjadi tempat pemeliharaan kesehatan yang memuaskan bagi orang yang sakit
dan orang yang sehat baik bagi orang yang usia muda maupun usia tua. Indonesia
menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati, bukan saja karena
nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia
tergolong dalam kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat erupa pemberian
fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak
mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu
wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan
layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan maupun di
perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah lansiaperempuan ±
9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta. Penyebabnya adalah angka
harapan hidup perempuan lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup
lakilaki Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan
program-program terkait, berdampakn pada menurunnya angka kelahiran dan

1
PRONAS RSIA Permata Hati
meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertaidengan
meningkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan
perawatan dan pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan
pelayanan kesehatanbagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat secara optimal
memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan menggunakan sumber daya,
obat-obatan dan peralatan sesuai standar dan pedoman yang berlaku. Panduan ini
disusun dalam rangka penyelenggaraaan pelayanan pasien berisiko tinggi yang
berkualitas dan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit
2. Tujuan Khusus
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar adastandar pelayanan kesehatan bagi lansia
yang populasinya sudah semakin meningkat, yaitu:
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan
b. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental
c. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal
dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila di jumpai suatu kelainan
d. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita penyakit
atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)
e. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan
kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini mengajarkan untuk tetap
memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian,
(dalam akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal,
sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang)
f. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah
disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini tidak sekedar

2
PRONAS RSIA Permata Hati
multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan
lintas pelayanan kesehatan.
C. Pengertian / Definisi
1. Gerontologi: cabang ilmu yang membahas / menangani tentang proses penuaan
/ masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri: orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih
dari 2 (dua) / majemuk /multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani,
dan atau kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu:
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan, baik
psikologik, fisiologik, maupun struktur atau fungsi anatomik
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk
melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment /
disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan peranan hidup secara
normal (berhubungan erat dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial
budaya)
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai
aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut dalam
rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang
rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner,
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.Tim ini minimal
terdiri atas dokter geriatris atau internis/dokter umum yang dilatih juga dokter
spesialis psikologis, perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri,
fisioterapi, nutrisionis dan farmasi.

3
PRONAS RSIA Permata Hati
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Linkup Pelayanan Geriatri di RSIA PERMATA HATI
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis Penyakit THT
4. Dokter Spesialis Obgyn
5. Ruang Rawat Inap
6. Instalasi Rawat Jalan
7. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
8. Unit Pendaftaran
9. Instalasi Bedah (IB)
10. Fisioterapi
B. Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi antara lain:
1. Penanganan kasus emergensi
2. Penanganan Resusitasi
3. Pasien dengan life support atau dalam kondisi koma
4. Restraint
5. Pasien lansia, cacat atau yang berisiko untuk diperlakukan dengan baik

4
PRONAS RSIA Permata Hati
BAB III
TATA LAKSANA
A. Pelayanan Geriatri
1. Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan pendekatan
interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.
a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan hanya berupa pelayanan poliklinik. Pelayanan tersebut
diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari:
 Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri
 Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri
 Tim Rehabilitasi Medik, minimal fisioterapis
b. Pelayanan Geriatri Sedangadalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan poliklinik, day hospital sesuai dengan kemampuan rumah
sakit. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari:
 Dokter Spsesialis Penyakit Dalam yang telah mendapat pelatihan geriatri
 Tim Rehabilitasi Medik yang ada
c. Pelayanan Geriatri Lengkap adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan pelayanan poliklinik, day hospital, ruang geriatri akut dan
pelatihan-pelatihan. Pelayanan tersebut diberikan oleh:
 Konsultan geriatri/dokter spesialis kesehatan usia lanjut
 Tim Rehabilitasi Medik, yaitu dokter spesialis rehabilitasi medik/dokter umum
yang dilatih rehabilitasi medik, fisoterapis, okupasi terapis, ortotisprostetis,
terapi wicara, psikologi dan pekerja sosial
 Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri
 Nutrisionis
 Asisten farmasi
 Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang
lengkap di rumah sakit yang sama

5
PRONAS RSIA Permata Hati
d. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkapatau Paripurnaadalah suatu bentuk pelayanan
geriatri yang memberikan pelayanan poliklinik, day hospital , ruang geriatri akut
dan kronis, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan; Tenaga Tim Geriatri
Paripurna sama dengan Tim Geriatri Lengkap, akan tetapi ditambah tenaga untuk
penelitan, pengembangan, dan konsultasi hukum. Seperti pada Pelayanan Geriatri
Lengkap, pada Pelayanan Geriatri Paripurna disyaratkan pula untuk mempunyai
akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang lengkap. Yang diwajibkan untuk
melakukan penelitian adalah tingkat pelayanan sangat lengkap saja, sedangkan
tujuan penelitian adalah untuik pengembangan ilmu geriatri. Tingkat pelayanan
dibawahnya boleh dilaksanakan penelitian yang lebih sederhana.
2. Alur Pelayanan Geriatri

a. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di RSIA Permata Hati

IGD POLIKKLINIK DOKTER PRAKTEK


3.

IRJ POLI GERIARTI


4. PUSKESEMAS

POPULASI USILA PANTI

6
PRONAS RSIA Permata Hati
b. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di RSIA Permata Hati

IGD POLIKLINIK UMUM DOKTER PRAKTEK

PSIKIATRI/ POLIKKLINIK REHABILIATSI


PSIKOLOG PENYAKIT DALAM MEDIK

DINAS
PUSKESEMAS
SOSIAL/PANTI
JOMPO

3. Pelayanan Pasien Geriatri


a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk pasien hanya
didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP
nya.
b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien
dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan permasalahan
(diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri oleh salah satu dari Tim
Geriatri sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP Utama.
4. Jenis Pelayanan Geriatri
a. Poliklinik Geriatri
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen, tindakan kuratif sederhana dan
konsultasi bagi penderita rawat jalan, baik dari masyarakat, puskesmas, maupun
antar poliklinik. Tenaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum/internis
yang telah mendapat kursus geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism,
seorang perawat, dan seorang petugas sosial medik.

7
PRONAS RSIA Permata Hati
b. Bangsal Geriatri Akut
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit akut atau
semi akut antara lain : stroke akut, pneumonia, asidosis, penyakit jantung
kongestif, dan lain-lain. Pasien lansia dilakukan asesment, tindakan kuratif dan
rehabilitasi oleh Tim Geriatri. Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah
tempat tidur dan kompleknya pelayanan yang diberikan, minimal ada tenaga
geriatris atau internis yang mendapat kursus geristri, perawat 1 (satu) TT minimal 1
(satu) perawat, tenaga rehabilitasi (FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam
tim tersebut psikolog, nutrision, tenaga farmasi, dan tenaga lain sesuai kebutuhan
rumah sakit. Tenaga di bangsal akut ini melayani konsultasi dari bangsal lain yang
membutuhkan.
c. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan medik,
psikososial, edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampun fungsional
semaksimal mungkin. Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan
terjadi kecacatan,sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis
pasien usia lanjut dalam aspek impairment,disabilitas dan handikap,sehingga
rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan harus
dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien masuk sampai pulang sesuai
kebutuhannya. Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia, tenaga
profesional harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga, baik penyakit yang
menyertai maupun kemampuan fungsional yang mampu dilakukan. Banyak
instrument untuk menilai kemampuan seorang lansia, salah satu diantaranya
adalah Index Katz yang cukup sederhana dan mudah diterapkan untuk menilai
kemampuan fungsional AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk
meramalkan prognosis dari berbagai macam penyakit pada golongan lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah
 Bathing
o Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau dapat
melakukan sendiri secara menyeluruh.

8
PRONAS RSIA Permata Hati
o Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh
atau tidak dapat mandi sendiri.
 Dressing
o Mandiri: menaruh, mengambil, memakai dan menanggalkan pakaian
sendiri serta menalikan sepatu sendiri.
o Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
 Toiletting
o Mandiri : pergi ke toilet, duduk sendiri di kloset, memakai pakaian dalam,
membersihkan kotoran.
o Tergantung : mendapat bantuan orang lain.
 Transfering
o Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur, dari dan ke tempat duduk
(memakai/tidak memakai alat bantu).
o Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.
 Continence
o Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil
o Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan
bantuan manual atau kateter
 Feeding
o Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan
memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan memotong
daging daging dan menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega
pada roti).
o Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan
sendiri secara parenteral.

9
PRONAS RSIA Permata Hati
Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di atas,
kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yang disebut sesuai dengan
aktivitas yang dikerjakan sendiri, atau disebut juga Index Katz yang secara
berurutan adalah sebagai berikut:
 Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas
 Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas
 Index Katz C: mandiri, kecuali “bathing ” dan 1 (satu) fungsi lain
 Index Katz D : mandiri, kecuali “bathing, dressing ” dan 1 (satu) fungsi lain
 Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing, dressing,toileting ” dan 1 (satu) fungsi
lain
 Index Katz F : mandiri, kecuali “bathing, dressing, toileting, transfering ”, dan
1 (satu) fungsi lain
 Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam) aktivitas.
d. Bangsal Geriatri Kronis
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan penyakit kronis
yang memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama dan memerlukan biaya
sangat tinggi mengingat turn over ratenya yang sangat rendah (sementara ini
rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).
e. Pendidikan dan Riset
f. Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian pelayanan geriatri,
antara lain : dilaksanakan untuk pendidikan tenaga paramedis,medis,terapis
rehabilitasi, dan berbagai riset yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan
dan pengembangan ilmu geriatri.
B. Assesment Geriatri
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun
program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat
tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar
disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.

10
PRONAS RSIA Permata Hati
1. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri
a. Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau
tanpadisertai penyakit akut
b. Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau
imobilisasi (bedridden)
c. Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). Seperti kesulitan
makan atau berpakaian
d. Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan
e. tingkah laku (behavior) dini
f. Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis,
gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.
2. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual)
b. Orientasi terhadap kebutuhan klien
c. Diagnosis secara terpadu
d. Team work (koordinasi)
e. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
3. Kriteria Pelayanan Lansia
a. Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan, perawatan keluarga,
kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportasI
b. Adanya kerjasama/ terkoordinasi lintas program/sektoral
c. Mudah dijangkau
d. Memperhatikan kualitas pelayanan.
4. Tata Laksana Assesment Lansia
Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:
a. Ditujukan kepada usia lanjut
b. Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan
c. fisik, psikologis, sosial dan spiritual
d. Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan

11
PRONAS RSIA Permata Hati
e. Membuat perencanaan
f. Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.
5. Tujuan Assesment Usia Lanjut
a. Menegakkan:
 Diagnosis kelainan fisik/ psikis yang bersifat fisiologik
 Diagnosis kelainan fisik/ psikis yang bersifat patologik
 Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment), ketidakmampuan
(disabilitas) dan ketidakmampuan sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi
dan/atau rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang dapat
digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.
6. Proses Assesment Usia Lanjut
a. Pengkajian
Nama : ………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………….
Jenis kelamin : ………………………………………………………….
Umur : ………………………………………………………….
Status : (1) Menikah (2)Tidak menikah (3)Janda (4) Duda
Agama : (1) Islam(2) Protentas(3) Hindu(4) Katolik (5) Budha
Suku : (1)Jawa(2)Madura(3)lain-lain,sebutkan...
Tingkat pendidikan : (1) Tidak tamat SD(2) Tamat SD(3) SMP (4)SMU
(5) PT (6)Buta huruf
Sumber pendapatan : (1) PNS (2) Wiraswasta (3)Lain-lain.............
Keluarga yang dapat dihubungi :
Jumlah Anak Pekerjaan Tempat tinggal
1.
2.

12
PRONAS RSIA Permata Hati
Kondisi Lingkungan/Rumah : (1) Lantai licin/tidak (2) Penerangan
cukup/tidak (3)Jarak kamar mandi dengan
kamar pasien.
Riwayat Pekerjaan : …………………………………………………………………
Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini : (1) Nyeri dada(2) Pusing(3) Batuk
(4) Panas(5) Sesak(6) Gatal(7) Diare
(8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi
(10) Penglihatan kabur
(11) Lain-lain.................................
Apa keluhan yang anda rasakan
tiga bulan terakhir : (1) Nyeri dada (2) Pusin (3) Batuk (4) Panas (5) SesaK
(6) Gatal (7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi
(10) Penglihatan kabur
Penyakit saat ini : (1) Sesak nafas / PPOM (2) Nyeri Sendi / Rematik (3)Diare
(4) Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9)Lain-lain......................................
Kejadian Penyakit 3 bulan terakhir: (1) Sesak nafas / PPOM (2) Nyeri Sendi
(3) Diare (4) Penyakit kulit(5) Jantung
(6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9) Lain-lain ..................................
Status Gizi: Sehari makan berapa kali :
Habis berapa porsi :
Makan sendiri/dengan bantuan :
b. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang Lansia: (1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis
(4) Skoliosis(5) Lordosis
Tanda-tanda vital : (1) Suhu :
(2) TD :
(3) Nadi :

13
PRONAS RSIA Permata Hati
(4) Respirasi :
(5) BB :
(6) TB :
(7) IMT :
Status Gizi : Sehari makan berapa kali :
Habis berapa porsi :
Makan sendiri/dengan bantuan:
c. Pengkajian Head To Toe
Kepala : Kebersihan : kotor / bersih
Kerontokan rambut : ya / tidak
Keluhan : ya /tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
Mata : Konjungtiva : anemis / tidak
Sklera : ikterik / tidak
Strabismus : ya / tidak
Penglihatan : Kabur / tidak
Peradangan : Ya / tidak
Riwayat katarak : ya / tidak
Keluhan : ya / tidak
Penggunaan kacamata : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………
Hidung : Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
Mulut dan Tenggorokan : Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak,ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak

14
PRONAS RSIA Permata Hati
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak
Telinga : Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan :……………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
Leher : Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
Dada : Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon

chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : …………………
Abdomen : Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekwensi : ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
Genetalia : Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
Ekstremitas : Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
15
PRONAS RSIA Permata Hati
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………

NO Aspek Penilian Keterangan Nilai


1 Berdiri dengan fosstur normal
Berdiri dengan postur normal(mata
2
Tertutup)
Kanan :
3 Berdiri dengan satu kaki
Kiri :
Berdiri,fleksi trum, dan berdiri ke posisi
4
netral
5 Berdiri, bergerak, dan flekstil trun
Berjalan, tempatkan salah satu tumit di
6
depan jari kaki yang lain
7 Berjalan sepanjang garis lurus
Berjalan mengikuti tanda gambar pada
8
lantai
9 Berjalan mundur
10 Berjalan mengikuti lingkrana
11 Berjalan dengan tumit
12 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah.

16
PRONAS RSIA Permata Hati
Keterangan : Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
Integumen : Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan …………………
Test Koordinasi / Keseimbangan Intepretasi : ……………
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas dengan lengkap
a 42-54 : Melakukan aktifitas
dengan lengkap
3 : Sedikit bantuan (untuk keseimbangan)
a 28-41 : Sedikit bantuan (untuk keseimbangan)
2 : Dengan bantuan sedang s/d maksimal
a 14-27 : Dengan bantuan sedang s/d maksimal
1 : Tidak mampu melakukanNaktifitas
a < 14 : Tidak mampu melakukan aktifitas
Frekwensi Kunjungan Keluarga : 1 kali/bulan; 2 kali/bulan; Tidak pernah
Pengkajian Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I : Apakah klien mengalami susah tidur?
Ada masalah atau banyak pikiran?
Apakah klien murung atau menangis sendiri?
Apakah klien sering was-was ?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap II jika jawaban “ya” 1 atau
lebih;
Pertanyaan Tahap II: Keluhan lebih dari 3 bulan ?
Lebih dari 1 bulan ?
1 kali dalam satu bulan?
Ada masalah atau banyak pikiran?
Ada gangguan/masalah dengan orang lain?

17
PRONAS RSIA Permata Hati
Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran
dokter ?
Cenderung mengurung diri ?
Jika jawaban ”ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1,
maka masalah emosional ada atau ada gangguan
emosional.
Kesimpulan : …………………………………………………

Identifikasi Aspek Kognitif Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status


Exam) Interpretasi hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesim pulan : …………………………………………………
Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
Kebiasaan Merokok : >3 batang sehari < 3 batang sehari
Tidak merokok
Kebiasaan Minum Alkohol :(1) Tidak pernah(2) Sering
Minum Kopi : (1) Tidak (2) Ya :
1 gelas/hari
2 gelas/ hari
lebih 3 gelas/hari
Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut
Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
- Sudah tahu dan jelas
- Tahu tapi kurang jelas

18
PRONAS RSIA Permata Hati
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan
penyakitpenyakit pada usia lanjut
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik
untuk usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Tidak tahu
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari : Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekwensi makan : 1 kali sehari, 2 kali sehari, 3 kali sehari, Tidak teratur

Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan, ½ porsi yang dihabiskan,


<½ porsi yang dihabiskans

Makanan tambahan :
Dihabiskan
Tidak dihabiskan
Kadang-kadang dihabiskan
Pola Pemenuhan Cairan
Frekwensi minum :< 3 gelas sehari, > 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
Takut kencing malang hari
Tidak haus
Persediaan air minum terbatas
Kebiasaan minum sedikit

19
PRONAS RSIA Permata Hati
Jenis Minuman :
Air putih
Teh
Kopi
Susu
Lainnya, ……………..
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah Waktu Tidur :< 4 jam, 4-6 jam, > 6 jam
Gangguan Tidur berupa :
Insomnia
Sering terbangun
Sulit mengawali
Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :
Santai
Diam Saja
Ketrampilan
Kegiatan Keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
2 kali sehari
Lainnya, ………………….
Konsisitensi: Encer
Keras
Lembek
Gangguan BAB : Inkontinensia alvi
Konstipasi
Diare
Tidak ada

20
PRONAS RSIA Permata Hati
Pola BAK
Frekwensi BAK : 1-3 kali sehari, 4-6 kali sehari, > 6 kali sehari
Warna Urine : Kuning
Jernih
Putih Jernih
Kuning Keruh
Gangguan BAK : Inkontinensia Urine
Retensi Urine
Pola Aktifitas
Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan : Membantu kegiatan dapur
Berkebun
Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri:
Mandi : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
< 1 kali sehari
Memakai Sabun:(1) ya(2) tidak
Sikat Gigi : 1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah, alasan …………………………
Menggunakan pasta gigi:(1) ya(2) tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari
> 1 kali sehari
Tidak ganti

21
PRONAS RSIA Permata Hati
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari(Indeks Barthel)
Dengan Skor Yang di
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Dapat
Frekuensi
1 Makan 5 10
Jumlah Jenis
Frekuensi
2 Minum 5 10
Jumlah Jenis
Berpindah dari kursi
3 roda ke tempat tidur, 5-10 15
atau sebaliknya
Personal toilet (cuci
4 muka, menyisir rambut, 0 5 Frekuensi
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5 5 10
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
Jalan di permukaan
7 0 5
datar
8 Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
Frekuensi
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10
Konsistensi
Frekuensi
11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10
Warna
Jenis
12 Olah raga/latihan 5 10
frekunesi
Rekreasi/pemanfaatan Jenis
13 5 10
waktu luang Frekuensi

22
PRONAS RSIA Permata Hati
<65 : Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
130 : Mandiri
    Kesimpulan : ……………………………………………………
C. Geriatric Giants
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda. Harus
dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan bertambahnya usia
atau memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik
dari penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS”, yang terdiri
dari:
1. Sindroma Serebral
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut, dapat
dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-
perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan
dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yang berkaitan
dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).
2. Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang ditandai
oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan kewaspadaan dan
terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya disorientasi. Gambaran klasik
penderita konfusio yaitu:
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun saat diperiksa
b. Gangguan persepsi, antara lain ilusi, delusi, halusinasi, dan misintrepretasi
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia, tetapi siang harI
tertidur
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang
f. Gangguan memori.
Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-

23
PRONAS RSIA Permata Hati
hari. Secara garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4
(empat) golongan,yaitu:
a. Dementia degeneratif primer 50-60%
b. Dementia multi-infark 10-20%
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%
d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.

Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM = MMSE = Mini Mental State E
xamination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? intelek sedang
(bila tidak ada telepon, jalan apakah 8 – 10 kesalahan = gangguan
rumah Bapak/Ibu?) intelektual berat
5. Berapa umur Bapak/Ibu? Bila penderita tidak pernah
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, sekolah, nilai kesalahan
bulan tahun) diperbolehkan + 1 dari nilai di
7. Siapakah nama gubernur kita? atas.
(walikota/lurah/camat) Bila penderita sekolah lebih
8. Siapakah nama gubernur sebelum dari SMA kesalahan yang
ini? (walikota/lurah/camat) diperbolehkan -1 dari atas.
9. Siapakah nama gadis Ibu anda?
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari 20
Dari : Folstein,1990
3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf otonom
pada usia lanjut adalah: Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan

24
PRONAS RSIA Permata Hati
pada neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin terutama
disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin asetilase.Hal ini cenderung
menurunkan fungsi otonom.
4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita
lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari, dalam
jumlah dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi;
I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;
P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri
5. Jatuh (The True Geriatric Giant )
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat
kejadian seseorang mendadak terbaring / terduduk di lantai / tempat yang lebih
rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jatuh Pada Lansia
1. Faktor Intrinsik
a. Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
b. penurunan visus dan pendengaran
c. Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek postural karena proses
menua.
2. Faktor Ekstrinsik
a. Obat-obatan yang diminum
b. Alat-alat bantu berjalan
c. Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya)
E. Penyebab-Penyebab Jatuh Pada Lansia
1. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama
2. Nyeri kepala dan atau vertigo

25
PRONAS RSIA Permata Hati
3. Hipotensi orthostatic
4. Obat-obatan
5. Proses penyakit yang spesifik
6. Idiopatik
7. Sinkope

Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia:


1. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau
tergeletak di bawah
2. Tempat tidur atau WC yang rendah / jongkok
3. Tempat berpegangan yang tidak kuat / tidak mudah dipegang
4. Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun
5. Karpet yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk pinggirnya,dan
benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser
6. Lantai yang licin atau basah
7. Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan)
8. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara penggunaannya

Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain:


1. Aktivitas : Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga, dan mengganti posisi.
2. Lingkungan : Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik tangga.
3. Penyakit Akut

Pencegahan Jatuh:
1. Identifikasi Faktor Risiko; Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik, neurologik,
muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering mendasari / menyebabkan jatuh,
juga keadaan lingkungan, obat-obatan dan alat bantu jalan.

26
PRONAS RSIA Permata Hati
2. Penilaian keseimbangan gaya berjalan: Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan
badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan
dan kekuatan otot ekremitas bawah lansia.
3. Mengatur/mengatasi faktor situasional: Faktor situasional yang bersifat serangan
akut dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan
dapat dicegah dengan perbaikan lingkungan. Aktivitas fisik dapat dibatasi sesuai
kondisi kesehatan lansia.
 Kelainan pada Tulang Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma geriatrik.
Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear.
Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.
 Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan / kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan
tulang dan tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya: daerah
sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah
tumit dan siku. Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi
sebagai berikut:
o Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, kemerahan /
eritema indurasi atau lecet
o Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
subkutan. Tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jelas dan
perubahan warna pigmen kulit
o Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung,berbatasan dengan fascia dari otootot. Sudah mulai didapat
infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
o Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot, sehingga tampak tulang di
daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
27
PRONAS RSIA Permata Hati
Faktor-Faktor Penyebab Dekubitus:
o Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri)
- Status gizi
- Anemia
- Hipoalbuminemia
- Penyakit-penyakit neurologik
- Keadaan hidrasi / cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
o Faktor Ekstrinsik
- Kebersihan tempat tidur
- Alat-alat tenun yang kusut dan kotor
- Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap
tertentu
Pengelolaan Dekubitus:
o Dekubitus Derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis: kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion,
kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
o Dekubitus Derajat II
Terjadi ulkus yang dangkal: perawatan luka harus memperhatikan syarat-
syarat aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek dengan es dan
dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat
diberikan salep topikal, mungkin juga merangsang tumbuhnya jaringan
muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena
malah dapat merusakkan pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
o Dekubitus Derajat III
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir keluar.
Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga permeabel
untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.

28
PRONAS RSIA Permata Hati
o Dekubitus Derajat IV
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang
ada harus dibersihkan, sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan /
epitelisasi. Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini, dengan
tujuan mengurangi perdarahan. Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka
bersih, penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan. Beberapa usaha
mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi pada daerah luka,
tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh
darah dan sampai transplantasi kulit setempat.

Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus


Tanggal
Nama Penderita Skor

Kondisi Fisik Umum :


Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
Kesadaran :
Komposmentis 4
Apatis 3
Konfus/soporus 2
Stupor/koma 1
Aktivitas :
Ambulan 4
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
Mobilitas :
Bergerak Bebas 4

29
PRONAS RSIA Permata Hati
Sedikit Terbatas 3
Sangat Terbatas 2
Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia :
Tidak 4
Kadang-Kadang 3
Sering Inkontinensia 2
Urine 1
Inkontinensia Alvi dan
Urine
Skor Total

30
PRONAS RSIA Permata Hati
BAB IV
PENUTUP

Demikian Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini disusun untuk dapat
digunakan sebagai pedoman dan pegangan seluruh Karyawan RSIA PERMATA HATI.
Penyusunan Buku Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini adalah langkah awal
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai
pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.

31
PRONAS RSIA Permata Hati

Anda mungkin juga menyukai