Anda di halaman 1dari 31

Panduan Pelayanan Geriatri

No.SK :
09
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati,
bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat,
tetapi juga karena lansia tergolongdalamkelompokyang rentan. Penghormatan
tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka
perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8
UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu wujudnyaadalah tersedianya fasilitas
danpelayanan khusus di rumah sakitberupa kursi roda, lift khusus, toilet,
jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan layanan khusus
berupa “Pelayanan Geriatri”.

Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan maupun di


perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah lansia
perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta.
Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan lebih tinggi jika dibanding
dengan angka harapan hidup laki-laki.

Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan


program-program terkait, berdampak pada menurunnya angka kelahiran dan
meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertaidengan
meningkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan (disability), sehingga
diperlukan perawatan dan pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan
fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.

B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar ada standar pelayanan kesehatan bagi
lansia yang populasinya sudah semakin meningkat, yaitu :

1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang


setinggitingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan;

2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;


3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat
mengenadan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai suatu
kelainan;

1|RSMS
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita penyakit
atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal);

5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan


kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini mengajarkan untuk tetap
memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian,
(dalam akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian yang
maksimal, sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang);

6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah


disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini tidak sekedar
multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin
dan lintas pelayanan kesehatan.

C. PENGERTIAN
1. Gerontologi:cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.

2. Pasien Geriatri:orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih
dari 2 (dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani dan
rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah.

3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu


:
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan,baik
psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi anatomik;

b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan


untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang
normal.

c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat


impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan
peranan hidup secara normal (berhubungan erat dengan usia,jenis
kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya);

4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai


aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut dalam
rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang
rasional.
2

Panduan Pelayanan Geriatri


No.SK :

5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara


multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.
Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatris atau internis/dokter umum yang
dilatih juga dokter spesialis psikologis, perawat yang telah mendapatkan
pelatihan geriatri, fisioterapi, nutrisionis dan farmasi.

3|RSMS
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :
0
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di Rumah RSU Adella meliputi :


1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis Penyakit Bedah Tulang
4. Dokter Spesialis Penyakit Paru
5. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis
6. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
7. Dokter Spesialis Penyakit Bedah Urologi
8. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf
9. Dokter Spesialis Penyakit THT
10. Dokter Spesialis Penyakit Kulit
11. Dokter Spesialis Obsgyn
12. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
13. Ruang Rawat Inap
14. Instalasi Rawat Jalan
15. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
16. Unit Pendaftaran/Admisi
17. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
18. Fisioterapi
19. Instalasi Gizi
20. Instalasi Farmasi
21. Instalasi Rekam medis
22. Instalasi Radiologi
23. Instalasi Laboratorium
24. Fisioterapi

4|
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :
09
BAB III
TATALAKSANA
A. PELAYANAN GERIATRI
1. Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan pendekatan
interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.

a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk pelayanan geriatri


yang mempunyai kegiatan hanya berupa pelayanan poliklinik. Pelayanan
tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari :

- Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri;


- Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri; - Tim Rehabilitasi
Medik, minimal fisioterapis.

b. Pelayanan Geriatri Sedang adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang


mempunyai kegiatan poliklinik, day hospital sesuai dengan kemampuan
rumah sakit. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal
terdiri dari :

- Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang telah mendapat pelatihan


geriatri;

- Tim Rehabilitasi Medik yang ada.


c. Pelayanan Geriatri Lengkap adalah suatu bentuk pelayanan geriatri
yang mempunyai kegiatan pelayanan poliklinik, day hospital, ruang
geriatri akut dan pelatihan-pelatihan. Pelayanan tersebut diberikan oleh :

- Konsultan geriatri/dokter spesialis kesehatan usia lanjut;


- Tim Rehabilitasi Medik, yaitu dokter spesialis rehabilitasi
medik/dokter umum yang dilatih rehabilitasi medik, fisoterapis,
okupasi terapis, ortotisprostetis, terapi wicara, psikologi dan pekerja
sosial;

- Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;

- Nutrisionis;
- Asisten farmasi;
- Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik
yang lengkap di rumah sakit yang sama;

5|RSMS
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

d. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkap atau Paripurna adalah suatu


bentuk pelayanan geriatri yang memberikan pelayanan poliklinik, day
hospital, ruang geriatri akut dan kronis, pendidikan, serta penelitian dan
pengembangan;

Tenaga Tim Geriatri Paripurna sama dengan Tim Geriatri Lengkap, akan
tetapi ditambah tenaga untuk penelitan, pengembangan, dan konsultasi
hukum.

Seperti pada Pelayanan Geriatri Lengkap, pada Pelayanan Geriatri


Paripurna disyaratkan pula untuk mempunyai akses ke Instalasi
Rehabilitasi Medik yang lengkap.

Yang diwajibkan untuk melakukan penelitian adalah tingkat pelayanan


sangat lengkap saja, sedangkan tujuan penelitian adalah untuik
pengembangan ilmu geriatri. Tingkat pelayanan dibawahnya boleh
dilaksanakan penelitian yang lebih sederhana.

2. Alur Pelayanan Geriatri


Bagan Alur Pelayanan Geriatri di RSU ADELLA SLAWI

Pasien Datang

Ruang Pendaftaran Skrining prioritas


(Registrasi ) geriatri

Apotik Poli Geriatri Rawat Inap


(Anamnese, (bila ada indikasi)
pemeriksaan vital sign,
Kasir Rawat pemeriksaan Dokter)
Jalan

Pasien Pulang Konsul Ke Pemeriksaan


poli lain penunjang bila
diperlukan

3. Pelayanan Pasien Geriatri di RSU Adella Slawi

7|RSMS
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk pasien
hanya didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai
dengan DPJP nya.
b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien
dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan
permasalahan (diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri
oleh salah satu dari Tim Geriatri sesuai dengan jadwal atau sesuai yang
ditunjuk oleh DPJP Utama.

4. Jenis Pelayanan Geriatri


a. Poliklinik Geriatri;
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen, tindakan kuratif
sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan, baik dari
masyarakat, puskesmas, maupun antar poliklinik. Tenaga minimal yang
dibutuhkan adalah dokter umum/internis yang telah mendapat kursus
geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism, seorang perawat.

b. Bangsal Geriatri;
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit akut
atau semi akut, antara lain : stroke akut, pneumonia, asidosis, penyakit
jantung kongestif, dan lain-lain. Pasien lansia dilakukan asesment,
tindakan kuratif dan rehabilitasi oleh Tim Geriatri.

Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah tempat tidur dan


kompleknya pelayanan yang diberikan, minimal ada tenaga geriatris atau
internis yang mendapat kursus geriatri, perawat1 (satu) TT minimal 1
(satu) perawat,tenaga fisioterapi. Bisa ditambahkan ke dalam tim tersebut
psikolog, nutrision, tenaga farmasi, dan tenaga lain sesuai kebutuhan
rumah sakit.

Tenaga di bangsal ini melayani konsultasi dari bangsal lain yang


membutuhkan.

c. Rehabilitasi Medik;
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan medik,
psikososial, edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampun
fungsional semaksimal mungkin.

8|RSMS
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan,


sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia
lanjut dalam aspek impairment, disabilitas dan handikap, sehingga
rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan
harus dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien masuk sampai pulang
sesuai kebutuhannya.

Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,tenaga profesional


harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga,baik penyakit yang
menyertai maupun kemampuan fungsional yang mampu
dilakukan.Banyak instrument untuk menilai kemampuan seorang
lansia,salah satu diantaranya adalah Index Katz yang cukup sederhana
dan mudah diterapkan untuk menilai kemampuan fungsional AKS
(Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan prognosis
dari berbagai macam penyakit pada golongan lansia.

Adapun aktivitas yang dinilai adalah :


1) Bathing

- Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau


dapat melakukan sendiri secara menyeluruh.

- Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian


tubuh atau tidak dapat mandi sendiri. 2) Dressing

- Mandiri:menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan


pakaian sendiri serta menalikan sepatu sendiri.

- Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian. 3) Toiletting

- Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai pakaian


dalam,membersihkan kotoran.

- Tergantung : mendapat bantuan orang lain. 4) Transfering

- Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ke tempat


duduk (memakai/tidak memakai alat bantu).

- Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.


5) Continence
- Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
- Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya
dengan bantuan manual atau kateter.

9|RSMS
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

6) Feeding
- Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan
memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan
memotong daging daging dan menyiapkan makanan seperti
mengoleskan mentega pada roti).

- Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat


makan sendiri secara parenteral.

Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di


atas,kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yangdisebut
sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan sendiri,atau disebut juga Index
Katzyang secara berurutan adalah sebagai berikut :

1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;


2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;
3) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi lain;
4) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1 (satu) fungsi
lain;

5) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting” dan 1


(satu) fungsi lain;

6) Index Katz F : mandiri,kecuali “bathing, dressing, toileting,


transfering”, dan 1 (satu) fungsi lain;

7) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam) aktivitas.


d. Pendidikan dan Riset.
Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian pelayanan
geriatri, antara lain : dilaksanakan untuk pendidikan tenaga paramedis,
medis, terapis rehabilitasi, dan berbagai riset yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan dan pengembangan ilmu geriatri.

5. Assesment Geriatri;
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk
menilai aspek medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia
lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin
tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas
pelayanan kesehatan.

10 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

6. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :


- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau
tanpadisertai penyakit akut;

- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh


(falls), atau imobilisasi (bedridden);
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). seperti
kesulitan makan atau berpakaian;

- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah


laku (behavior) dini;

- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis,


gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.

7. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :


- Pendekatan menyeluruh (biopsikososial spiritual);
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi);
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
8. Kriteria Pelayanan Lansia;
- Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan
sehari-hari, pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan,
perawatan keluarga, kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan
transportas;

- Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;


- Mudah dijangkau;
- Memperhatikan kualitas pelayanan.
9. Tata Laksana Assesment Lansia;
Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:
- Ditujukan kepada usia lanjut;
- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual;

- Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan;


- Membuat perencanaan;
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.
10. Tujuan Assesment Usia Lanjut;

11 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

a. Menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik; -
Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment),
ketidakmampuan (disabilitas) dan ketidakmampuan sosial (handicap)
untuk dapat dilakukan terapi dan/atau rehabilitasi.

c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang


dapat digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.

11. Proses Assesment Usia Lanjut;


a. Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Umur : th
Status : (1) Menikah(2)Tidak menikah(3)Janda
(4) Duda
Agama : (1) Islam(2) Protentas(3) Hindu(4) Katolik
(5) Budha
Suku : (1)Jawa(2)Madura(3)lain-lain,sebutkan....

Tingkat pendidikan : (1) Tidak tamat SD(2) Tamat SD(3) SMP


(4)SMU(5) PT(6)Buta huruf
Sumber pendapatan : (1) PNS(2) Wiraswasta(3)Lain-lain.............

Keluarga yang dapat dihubungi :


Jumlah Anak Pekerjaan Tempat Tinggal
1.
2.

Kondisi Lingkungan/Rumah :
 Lantai licin/tidak;
 Penerangan cukup/tidak;
 Jarak kamar mandi dengan kamar pasien.
Riwayat Pekerjaan : ……………………………………………

12 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1) Nyeri dada(2) Pusing(3) Batuk(4) Panas(5) Sesak(6) Gatal(7) Diare
(8) Jantung berdebar(9) Nyeri sendi(10)Penglihatan kabur(11)
Lainlain....................................................

Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :


(1) Nyeri dada (2) Pusin (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6) Gatal(7)
Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur
Penyakit saat ini :

(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3)Diare


(4)Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi

(9)Lain-lain......................................
Kejadian Penyakit 3 bulan terakhir :
(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3) Diare (4)
Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi

(9) Lain-lain ..................................


Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....

c. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang Lansia :
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis(4) Skoliosis(5) Lordosis
Tanda-tanda vital
(1) Suhu(2) Tekanan darah(3) Nadi(4) Respirasi(5) Berat badan
(6) Tinggi badan (7) IMT
Status Gizi :

- Sehari makan berapa kali.....


- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....
d. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala
Kebersihan : kotor/bersih

13 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

Kerontokan rambut : ya/tidak


Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
2) Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………
Penggunaan kacamata : ya/tidak
3) Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
4) Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak,ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak
5) Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ……………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak

14 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7) Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon
chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : …………………
8) Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekwensi : ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9) Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10) Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………

No. Aspek Penilaian Keterangan Nilai

15 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

1. Berdiri dengan postur normal


2. Berdiri dengan postur normal
(mata tertutup)
3. Berdiri dengan saru kaki Kanan : Kiri
:

4. Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri


ke posisi netral

5. Berdiri, lateral dan fleksi trunk

6. Berjalan, tempatkan salah satu


tumit didepanjari kaki yang lain

7. Berjalan sepanjang
garis lurus

8. Berjalan mengikuti tanda


gambar pada lantai

9. Berjalan mundur
10. Berjalan mengikuti lingkaran
11. Berjalan dengan tumit
12. Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah

Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11) Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan ……………………….
12) Test Koordinasi / Keseimbangan
Intepretasi : ……………

Kriteria Penilaian : Keterangan :

16 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

4 : Melakukan aktifitas dengan a 42-54 : Melakukan aktifitas dengan


lengkap lengkap

3 : Sedikit bantuan (untuk a 28-41 : Sedikit bantuan


keseimbangan) (untuk keseimbangan)

2 : Dengan bantuan sedang s/d a 14-27 : Dengan bantuan sedang s/d


maksimal maksimal
1 : Tidak mampu melakukan a < 14 : Tidak mampu melakukan
aktifitas aktifitas

13) FrekwensiKunjungan Keluarga :


1 kali/bulan;2 kali/bulan; Tidak pernah
14) Pengkajian Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I : - Apakah klien mengalami susah tidur ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Apakah klien murung atau menangis sendiri ?
- Apakah klien sering was-was ?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap IIjika jawaban “ya” 1 atau lebih;
Pertanyaan Tahap II : - Keluhan lebih dari 3 bulan ?
- Lebih dari 1 bulan ?
- 1 kali dalam satu bulan ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Ada gangguan/masalah dengan orang lain?
- Menggunakan obat tidur atau penenang atas
anjuran dokter ?
- Cenderung mengurung diri ?
Jika jawaban ”ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka masalah
emosional ada atau ada gangguan emosional.
Kesimpulan : ……………………………………………………....
15) Identifikasi Aspek Kognitif
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang 0-17 :
gangguan kognitif berat
Kesimpulan : ……………………………………………………....
16) Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan Kebiasaan Merokok : >3
batang sehari
< 3 batang sehari
Tidak merokok
Kebiasaan Minum Alkohol :(1) Tidak pernah(2) Sering
Minum Kopi : (1) Tidak(2) Ya : 1 gelas/hari
2 gelas/ hari
lebih 3 gelas/hari

17 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

17) Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut Apakah anda sudah


mengerti tentang makanan yang sehat :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
- Sudah tahu dan jelas
- Tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit
pada usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia
lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Tidak tahu
18) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari :
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekwensi makan : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan
Makanan tambahan : - Dihabiskan
- Tidak dihabiskan
- Kadang-kadang dihabiskan
Pola Pemenuhan Cairan
Frekwensi minum : < 3 gelas sehari
> 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
-Takut kencing malang hari
-Tidak haus
-Persediaan air minum terbatas
-Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman : - Air putih
- Teh
- Kopi
- Susu
- Lainnya, ……………..
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah Waktu Tidur : < 4 jam

18 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

4-6 jam > 6 jam


Gangguan Tidur berupa : - Insomnia
- Sering terbangun
- Sulit mengawali
- Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :
- Santai
- Diam Saja
- Ketrampilan
- Kegiatan Keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
2 kali sehari
Lainnya, ………………….
Konsisitensi: - Encer
- Keras
- Lembek
Gangguan BAB : - Inkontinensia alvi
- Konstipasi
- Diare
- Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK : 1-3 kali sehari
4-6 kali sehari > 6
kali sehari
Warna Urine : - Kuning
- Jernih
- Putih Jernih
- Kuning Keruh
Gangguan BAK : - Inkontinensia Urine
- Retensi Urine
Pola Aktifitas
Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan :
- Membantu kegiatan dapur
- Berkebun
- Pekerjaan rumah tangga
- Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
< 1 kali sehari
Memakai Sabun:(1) ya(2) tidak
Sikat Gigi : 1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah, alasan …………………………

19 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

Menggunakan pasta gigi:(1) ya(2) tidak


Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari
> 1 kali sehari
Tidak ganti

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari(Indeks


Barthel)

No. Kriteria Dengan Mandiri Skor yang Keterangan


Bantuan Didapat
1. Makan 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
2. Minum 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
3. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, 5-10 15
atau sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, 0 5 Frekuensi
gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10
menyeka tubuh, menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:
Konsistensi:
11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :
Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Jenis :
Frekuensi :
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu luang 5 10 Jenis :
Frekuensi :
Jumlah :

Interpretasi :
: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
130 : Mandiri
Kesimpulan : ……………………………………………………

B. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda.
Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan
bertambahnya usia atau memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya.
Beberapa problema klinik dari penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut
“GERIATRIC GIANTS”, yang terdiri dari :
1. Sindroma Serebral;
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut,
dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap
perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain,

20 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan
fungsi otak yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem
otonom).
2. Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang
ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan
kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya
disorientasi.
Gambaran klasik penderita konfusio yaitu :
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun saat
diperiksa;
b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis intrepretasi;
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia, tetapi
siang hari tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.
Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari.
Secara garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4
(empat) golongan,yaitu :
a. Dementia degeneratif primer 50-60%;
b. Dementia multi-infark 10-20%;
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%;
d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.
Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM=MMSE= Mini
Mental State Examination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? (bila intelek sedang
tidak ada telepon, jalan apakah rumah 8 – 10 kesalahan = gangguan
Bapak/Ibu?) intelektual berat
5. Berapa umur Bapak/Ibu?
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, bulan
tahun)
Bila penderita tidak pernah sekolah,
7. Siapakah nama gubernur kita?
nilai kesalahan diperbolehkan + 1
(walikota/lurah/camat)
dari nilai di atas.
8. Siapakah nama gubernur sebelum ini?
Bila penderita sekolah lebih dari
(walikota/lurah/camat)
SMA kesalahan yang
9. Siapakah nama gadis Ibu anda? diperbolehkan -1 dari atas.
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari 20

Dari : Folstein,1990

21 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf
otonom pada usia lanjut adalah :
Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi
pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin terutama disebabkan
oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin asetilase.Hal ini cenderung
menurunkan fungsi otonom.

4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita
lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari,
dalam jumlah dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah
gangguan kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi; I =
Infeksi, inflamasi, impaks feses; P =
Pharmasi (obat-obatan), poliuri.

5. Jatuh (The True Geriatric Giant)


Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia :
a. Faktor Intrinsik;
- Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;
- Penurunan visus dan pendengaran;
- Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek postural karena
proses menua.
b. Faktor Ekstrinsik
- Obat-obatan yang diminum;
- Alat-alat bantu berjalan;
- Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama;
b. Nyeri kepala dan atau vertigo;
c. Hipotensi orthostatic;
d. Obat-obatan;
e. Proses penyakit yang spesifik;
f. Idiopatik;
g. Sinkope.

Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada


lansia :
a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidak stabil,
atau tergeletak di bawah;

22 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;


c. Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang;
- Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;
- Karpet yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk
pinggirnya,dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser;
- Lantai yang licin atau basah;
- Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan);
- Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara
penggunaannya.
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain :
a. Aktivitas;
- Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga, dan mengganti posisi.
b. Lingkungan;
- Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik
tangga.
c. Penyakit Akut.
Pencegahan Jatuh :
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain : a.
Identifikasi Faktor Risiko;
Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik, neurologik, muskuloskeletal
dan penyakit sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga
keadaan lingkungan, obat-obatan dan alat bantu jalan.
b. Penilaian keseimbangan gaya berjalan;
Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam melakukan
gerakan pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan dan kekuatan otot
ekremitas bawah lansia.
c. Mengatur/mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan
pemeriksaan rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan dapat dicegah
dengan perbaikan lingkungan. Aktivitas fisik dapat dibatasi sesuai
kondisi kesehatan lansia.

6. Kelainan pada Tulang Belakang


Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma
geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.

7. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya penekanan
pada suatu area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan
sirkulasi darah setempat.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan
tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya : daerah sakrum,
daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit
dan siku.

23 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:


• Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada
epidermis,kemerahan/eritema indurasi atau lecet;
• Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan
lemak subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal,dengan tepi yang
jelas dan perubahan warna pigmen kulit;
• Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan
dan menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-otot.Sudah mulai
didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
• Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak tulang di
daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
Faktor-faktor penyebab dekubitus :
a. Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);
- Status gizi;
- Anemia;
- Hipoalbuminemia;
- Penyakit-penyakit neurologik;
- Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor Ekstrinsik.
- Kebersihan tempat tidur;
- Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;
- Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada
suatu sikap tertentu. Pengelolaan Dekubitus : a. Dekubitus Derajat
I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi
lotion, kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan
syaratsyarat aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek dengan
es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang
sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga merangsang
tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini
jangan terlalu sering karena malah dapat merusakkan pertumbuhan
jaringan yang diharapkan.
c. Dekubitus Derajat III;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir
keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga
permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
d. Dekubitus Derajat IV.
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik
yang ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi.Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha
ini,dengan tujuan mengurangi perdarahan.Setelah jaringan nekrotik
dibuang dan luka bersih,penyembuhan luka secara alami dapat
diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi
pada daerah luka,tindakan dengan ultrasono untuk membuka

24 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

sumbatansumbatan pembuluh darah dan sampai transplantasi kulit


setempat.
Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus

Nama Penderita Skor Tanggal

Kondisi Fisik Umum : Aaaaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa


- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran :
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktivitas :
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas :
- Bergerak Bebas 4
- Sedikit Terbatas 3
- Sangat Terbatas 2
- Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia :
- Tidak 4
- Kadang-kadang 3
- Sering Inkontinensia Urine 2
- Inkontinensia Alvi dan Urine 1
Skor Total
Skor Total ≤ 14

25 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :
09

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Asesmen Medis Geriatri


2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri

26 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

BAB V
PENUTUP

Panduan Pelayanan Geriatri di RSU Adella disusun untuk menjadi acuan


dalam pelaksanaan proses pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal ,
sehingga semua staf di RSU Adella mengetahui dan bisa menerapkan Panduan
Pelayanan Geriatri.

Panduan ini merupakan panduan bagi seluruh staf rumah sakit, dan panduan standar
yang bersifat mutlak oleh karena itu untuk pelaksanaan dilapangan dapat diterapkan
oleh unit terkait.

Ditetapkan di : Tegal
Pada Tanggal : 28 April 2018
RUMAH SAKIT UMUM ADELLA

Direktur,

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

27 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :

28 | R S M S
29 | R S M S
Panduan Pelayanan Geriatri
No.SK :
09

Anda mungkin juga menyukai