Anda di halaman 1dari 22

DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA Lamp. Kep. Ka. RSAU dr. M.

Salamun
RSAU dr. M. SALAMUN Nomor Kep / 656 / XII / 2017
Tanggal 29 Desember 2017

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI


RSAU dr. M. SALAMUN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

N
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

MU
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia
dan keluarga miskin. Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan ditandai dengan

LA
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia untuk
wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun. Badan Perencanaan Pembangunan
SA
Nasional memproyeksikan umur harapan hidup di Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai
73,6 tahun.

Upaya peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk memperpanjang usia
M.

harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian dan kesejahteraan. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit.
dr.

Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit yang berkualitas,
merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan secara terpadu melalui
pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim
terpadu geriatri. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di
AU

rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pelayanan geriatri, perlu disusun penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit.
RS

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan kesehatan geriatri merupakan pelayanan yang diberikan dengan melakukan


pemeriksaan,pengobatan, tindakan dan edukasi di bidang geriatri pada pasien dan atau
keluarganyadengan tujuan memulihkan, meminimalkan kecacatan, memperkecil angka kematian
serta mencegah berulangnya penyakit yang sama. Upaya peningkatan kesehatan geriatri di RSAU
dr. M. Salamun dilaksanakan melalui pelayanan spesialistik di bidang geriatri secara paripurna,
sesuai fungsinyasebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi bagi TNI dan keluarganya di wilayah timur.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka terjadi pula peningkatan jumlah
penderita yang membutuhkan pelayanan spesialistik ,sehingga diperlukan peningkatan pelayanan
kesehatan geriatri yang diselenggarakan di rumah sakit.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan geriatri, baik pelayanan
poliklinik geriatr imaupun ruang rawat inap geriatri, perlu dibuat rambu-rambu terhadap tata cara
2

pelayanan yang diberikan sebagaiacuan bagi semua pihak dalam pelaksanaan pelayanan yang
diberikan terhadap pasien poli geriatri serta ruang rawat inap geriatri RSAU dr. M. Salamun.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, pelaksanaan pelayanan kesehatan geriatri di
klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun harus berdasarkan pedoman pelayanan Geriatri RSAU dr. M.
Salamun.

2. Pengertian. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari
aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan
kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi,
pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi.

3. Tujuan Pedoman.

N
MU
a. Umum. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien geriatri melalui pedoman
penyelenggaraan pelayanan geriatri yang berorientasi pada keselamatan dan
keamanan pasien.

b. Khusus

1)
: LA
Memberi acuan regulasi pelayanan geriatri.
SA
2) Memberi acuan manajemen pelayanan geriatri.
M.

3) Memberi acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-


masing tenaga yang terlibat dalam pelayanan geriatri.
dr.

4) Memberi acuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam


pelayanan geriatri.
AU

5) Memberikan acuan sistem/pola pembiayaan yang berkaitan dengan


pelayanan geriatri.
RS

4. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pedoman penyelenggaraan Pelayanan Geriatri


ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. BAB I Pendahuluan.
b. BAB II Standar Ketenagaan.
c. BAB III Standar Fasilitas.
d. BAB IV Tata Laksana Pelayanan.
e. BAB V Logistik.
f. BAB VI Keselamatan Pasien.
g. BAB VII Keselamatan Kerja.
h. BAB VIII Pengendalian Mutu.
i. BAB IX Penutup.

5. Batasan Operasional. Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien Lanjut Usia


dengan usia 60 tahun dengan kriteria: memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau
3

psikis; atau memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Selain pasien Lanjut Usia,, pelayanan Geriatri juga diberikan kepada pasien
dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik dan/atau
psikis.

Pelayanan Geriatri dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin


yang bekerja secara Interdisiplin. Jenis Pelayanan Geriatri di RSAU dr. M. Salamun meliputi
:Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut,
dan kunjungan rumah (home care).

Psikogeriatri adalah cabang dari ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah
kesehatan jiwa yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta
masalah psikososial yang menyertai Lanjut Usia.

Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau

N
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang

MU
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin
yang bekerja secara Interdisiplin.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


LA
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
SA
Hendaya (Handicap) adalah kondisi kemunduran seseorang akibat adanya
ketunaan/kelainan dan/atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam memenuhi
peran sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial, ekonomi
M.

dan budaya.

Rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan


dr.

fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit ataupun cedera melalui
paduan intervensi medik, keterapian fisik, rehabilitatif, bio-psiko sosial dan edukasional
untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal.
AU

Status Fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankan kemandirian dan


untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
RS

Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-sama
menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing. Interdisiplin
adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai disiplin/bidang ilmu yang
saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan pasien yang berorientasi pada
kepentingan pasien.

Klinik Asuhan Siang (day care) adalah klinik rawat jalan yang memberikan
pelayanan rehabilitasi, kuratif, dan asuhan psikososial.

Hospice adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal dalam bentuk
meringankan penderitaan pasien akibat penyakit (paliatif), pendampingan psikis dan
spiritual sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan terhormat.
4

Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja secara
Interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan Lanjut Usia dengan prinsip tata kelola
pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada pasien Lanjut
Usia.

Rawat Jalan Adalah pelayanan medis yang diberikan kepada seorang pasien
dengan tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi tanpa mengharuskan
pasien tersebut dirawat inap.

Rawat Inap Adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional
akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit.

6. Landasan Hukum

N
a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tanggal

MU
25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff
Bylaws) di Rumah Sakit.

b.
LA
Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/172/XII/2011
tanggal 28 Desember 2011, tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur RSAU
dr. M. Salamun.
SA
c. Keputusan Kepala RSAU dr. M. Salamun Nomor Kep/48/XII/2013 tanggal 23
Desember 2013 tentang Perubahan Struktur Organisasi, Status Jabatan dan
Uraian Tugas di tingkat pelaksana teknis.
M.

d. Undang – undang No. 36 Tahun 2004 tentang Kesehatan.


dr.

e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII/


1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.

Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.


AU

f.

g. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.


RS

h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

7. Kualifikasi dan Persyaratan Sumber Daya Manusia. Kualifikasi dan


Persyaratan Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun sebagai berikut :
5

No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan

Spesialis Penyakit Dalam


Bersertifikat
1 Ka. Klinik Geriatri konsultan geriatri atau
Spesialis Penyakit Dalam
spesialis Penyakit Dalam

Bersertifikat
❖ Spesialis Penyakit
❖ Spesialis Penyakit Dalam
Dalam.
❖ Spesialis Rehabilitasi
❖ Spesialis Rehabilitasi
Medik
Medik.
❖ Spesialis Saraf
❖ Spesialis Saraf.
2 Dokter Konsulen ❖ Spesialis Kedokteran
❖ Spesialis Kedokteran
Jiwa
Jiwa
❖ Spesialis Jantung
❖ Spesialis Jantung
❖ Spesialis lain yang
❖ Spesialis lain yang

N
berhubungan dengan
berhubungan dengan
penyakit geriatri
penyakit geriatri

MU
3 Perawat Perawat D3/S1 Keperawatan

4. Okupasi Terapi Okupasi Terapi LA D3 Okupasi Terapi


SA
5. Fisioterapi Fisioterapi D3/S1 Fisioterapi
M.

6. Pekerja Sosial Pekerja Sosial D3/S1 Pekerja Sosial

7. Apoteker Apoteker, Asisten Apoteker Profesi Apoteker, S1 Farmasi


dr.

Spesialis Patologi Klinik dan Spesialis Patologi Klinik dan


8. Laboratorium
analis laboratorium analis laboratorium
AU

Spesialis Gizi medik/gizi klinik,


9. Gizi Gizi klinik/ Gizi medis
D3/S1 Gizi
RS

10. Psikolog Psikolog S1/Profesi Psikologi

8. Distribusi Ketenagaan. Sebagai dasar Pedoman dasar pola pengaturan


ketenagaan Klinik Geriatri RSAU dr M. Salamun didasari dari Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Pelayanan geriatri di
rumah sakit. Tentang Persyaratan dan ketenagaan diatur sebagai berikut :

Ketenagaan poli geriatri :


a. Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di Rumah Sakit terdiri atas tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama sebagai Tim
Terpadu Geriatri.
b. Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang
merangkap sebagai anggota, dan anggota.
6

c. Tim Terpadu Geriatri) dibentuk oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit.

d. Ketua Tim Terpadu Geriatri dokter spesialis penyakit dalam konsultan


Geriatri, untuk pelayanan Geriatri tingkat paripurna; atau dokter spesialis penyakit
dalam untuk pelayanan Geriatri tingkat sederhana, lengkap, dan sempurna.

e. Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan


pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana, lengkap, sempurna, dan paripurna.

Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas:

a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam;


b. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi;
c. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa/Psikiater ;
d. Dokter Spesialis Lainnya Sesuai Dengan Jenis Penyakit Pasien Geriatri;

N
e. Dokter;
f. Apoteker;

MU
g. Tenaga Gizi;
h. Fisioterapis;
i. Okupasi Terapis
j.
k.
l.
Psikolog
Pekerja Sosial. LA
Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
SA
keterampilan intiligensia;

Pola pengaturan ketenagaan Klinik Geriatri yaitu :


M.

a. Jumlah dokter di poli geriatri selama jam dinas satu orang dengan standar minimal
bersertifikat Spesialis atau dokter umum.
dr.

b. Jumlah perawat di poli geriatri selama jam dinas 1 (satu) orang dengan standar minimal
bersertifikat Akper, telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia.
AU

Kebutuhan tenaga tim Geriatri ini disusun sesuai dengan kebutuhan rasio pelayanan klinik
Geriatri tingkat lengkap berdasarkan Undang-undang No 79 tahun 2014 adalah sebagai berikut :
RS

Permenkes No 79 RSAU
Tenaga
2014 dr.M.Salamun
dr. Spesialis Penyakit Dalam 1 1
dr. Spesialis rehab medik 1 1
dr. Spesialis Jiwa/psikiater 1 1
dr. Spesialis Saraf 1 1
dr. Spesialis Jantung 1 1
dr. Spesialis Bedah 1 1
dr. Spesialis Urologi, THT,
Mata
1 1
Perawat yg telah pelatihan
1 0
gerontologi
7

Tenaga gizi 1 1
Dokter Umum 1 3
Fisioterapi 1 3
Okupasi Terapi 1 0
Apoteker 1 1
Psikolog 1 1
Pekerja Sosial 1 0

Untuk memenuhi pola ketenagaan dalam pelayanan Geriatri tingkat lengkap tahun 2018 ini
sedang diupayakan mencari tenaga okupasi terapi, pekerja sosial, perawat yang telah
mendapatkan pelatihan gerontologi dan tenaga administrasi.

N
9. Pengaturan Tenaga.

MU
a. Pola Pengaturan jaga
Pola pengaturan tenaga di Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun diatur distribusi

b. Pengaturan Perawat Pelaksana.


LA
sebagai berikut Dinas Pagi mulai jam 06.00 s/d 14.00
SA
1) Pengaturan Jaga Perawat Pelaksana Klinik Geriatri dibagi dalam satu
shift.
M.

2) Pengaturan Jaga Perawat Klinik Geriatri dibuat dan


dipertanggungjawabkan oleh Kepala Sub. Unit Perawatan dan disetujui oleh
dr.

Kepala Klinik Geriatri.

3) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan dilaksanakan
oleh perawat pelaksana Klinik Geriatri setiap satu bulan.
AU

4) Apabila terjadi pertukaran jaga maka perawat pelaksana yang


bersangkutan melaporkan kepada Ka. Sub Unit Perawatan, selanjutnya
RS

dilaporkan kepada Kepala Klinik Geriatri untuk mendapat persetujuan


(dilakukan secara tertulis H-7).

5) Apabila melaksanakan cuti maka pengajuan tertulis dilaksanakan


satu bulan sebelumnya.

6) Setiap tugas jaga / tim harus ada perawat penanggung jawab shift
(PJ Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan
Bersertifikat geriatri.

c. Dokter poliklinik geriatri.

1) Pengaturan jadwal dokter jaga geriatri menjadi tanggung jawab Ka.


Klinik geriatri.
8

2) Setiap hari Klinik geriatri harus ada dokter jaga yang bertanggung
jawab (dalam hal ini dokter penanggung jawab harian).

3) Apabila dokter jaga geriatri karena sesuatu hal tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka mengajukan izin secara
tertulis kepada Ka Klinik geriatri H-7.

4) Ka Klinik Geriatri harus menugaskan pengganti dokter yang memiliki


kualifikasi setara.

5) Untuk hal yang khusus/ mendadak dokter yang bersangkutan harus


menginformasikan kepada Ka. Klinik Geriatri dan dokter tersebut sudah
menunjuk dokter jaga pengganti untuk mendapatkan persetujuan Ka Klinik
Geriatri.

N
d. Dokter Konsulen.

MU
1) Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Ka.
Klinik Geriatri.

2)
LA
Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta
sudah diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1
minggu sebelum jaga di mulai.Setiap pasien yang akan konsul kepada
SA
konsulen tertentu dijadwalkan sesuai perjanjian.
M.
dr.
AU
RS
9

BAB III

STANDAR FASILITAS

10. DENAH RUANG geriatri

N
MU
GERI

LA
SA
M.
dr.
AU
RS
10

R.TINDAKAN/FISIOTE
RAPI R.PERIKSA
TOILET DOKTER

R.ADMIN/PERA

N
R.TIM GERIATRI
WAT

MU
11.
LA
Standar Fasilitas. Fasilitas yang dimiliki Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun
SA
sebagai berikut :

a. Ruang tunggu pasien dilengkapi dengan dua set kazenering dilengkapi


televisi berwarna,hand scrub, rak sepatu, pencahayaan yang cukup, mampu
M.

menampung kurang lebih 20 (sepuluh) orang.

b. Ruang admin/perawat dilengkapi dengan kazenering perlengkapan bekerja,


dr.

lemari penyimpanan status/ arsip, komputer 1(satu) set, ATK dan lemari alkes satu
buah dan telepon, jam dinding.
AU

c. Kamar Tindakan Fisioterapi saat ini dilengkapi dengan 1 (satu) set tempat
tidur, dan alat fisioterapi.
RS

d. Ruang dokter dilengkapi meja kursi kerja satu set, bed pemeriksaan pasien
pencahayaan yang cukup.

Bangunan pelayanan Geriatri tingkat lengkap sesuai dengan persyaratan rumah


sakit saat ini paling sedikit terdiri atas:

a. Ruang pendaftaran/administrasi : bertempat di bagian Front Office RS.

b. Ruang tunggu: bertempat di ruang tunggu pasien depan klinik geriatri.

c. Ruang periksa : bertempat di klinik geriatri.

d. Ruang bangsal Geriatri akut bertempat di ruang rawat inap.


11

e. Ruang Tim Terpadu Geriatri : bertempat di klinik geriatri.

Persyaratan bangunan sesuai dengan standar minimal Instalasi Perawatan Umum.


Peralatan yang tersedia di Klinik Geriatri mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Geriatri untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien geriatri. Alat yang harus
tersedia adalah harus sesuai dengan kebutuhan Klinik Geriatri.Peralatan pada pelayanan
Geriatri meliputi peralatan untuk pemeriksaan, terapi, dan latihan.

N
MU
LA
SA
M.
dr.
AU
RS
12

N
MU
LA
SA
M.
dr.

BAB VI

TATA LAKSANA PELAYANAN


AU

12. Poli Geriatri


RS

a. Tata Laksana Pendaftaran Pasien.


1) Petugas Penanggung Jawab
a) Perawat Poli Geriatri
b) Petugas pendaftaran.

2) Perangkat Kerja: Status Medis.


Tata Laksana Pendaftaran Pasien Poli Geriatri.

a) Pendaftaran pasien yang datang ke Poli Geriatri dilakukan oleh pasien/


keluarga dibagian pendaftaran administrasi klinik geriatri.

b) Bila keluarga tidak ada,petugas Poli Geriatri bekerja sama dengan


bagian rekam medisuntuk mencari identitas pasien
13

c) Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian pendaftaran klinik


geriatri akan diberikan status yang akan diisi oleh dokter Poli Geriatri yang
bertugas.

d) Bila pasien dalam keadaan sakit berat, maka akan langsung diberikan
pertolongan di Poli Geriatri, sementara keluarga / penanggung jawab
melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran klinik geriatri.

13. Tata Laksana Pelayanan Di Poli Geriatri

Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD akan dilakukan triase
apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan
ke dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri
(misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif-

N
demensia, jatuh–osteoporosis dan inkontinensia) akan dilakukan asesmen geriatri
komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.

MU
Perencanaan tatalaksana pasien geriatri disesuaikan dengan jenis pelayanan yang
ada di rumah sakit menurut tingkatan pelayanan geriatri di rumah sakit. Terdapat 4

LA
(empat) model alur pelayanan pasien geriatri mulai dari pelayanan tingkat sederhana,
lengkap, sempurna dan paripurna yang memiliki perbedaan dalam jenis pelayanan yang
diberikan.
SA
Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap
namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka
dapat dirawat di ruang rawat biasa.
M.

Dalam penyelenggaraan pelayanan, peran Tim Terpadu Geriatri adalah memberikan


pelayanan kesehatan secara paripurna/ komprehensif terhadap pasien geriatri, berupa
dr.

penegakkan diagnosis medik dan fungsional (melalui suatu asesmen/pengkajian


paripurna pasien geriatri), pelayanan non-medikamentosa dan medikamentosa serta
rehabilitasi, termasuk pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik. Pelayanan
AU

medikamentosa pada pasien geriatri bersifat menyeluruh, dengan memerhatikan aspek


fisiologi dan nutrisi pasien.
RS

Saat pasien masih dirawat, selain diberikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif,
upaya promotif dan preventif yang sesuai tetap diberikan. Setelah upaya pelayanan terapi
medikamentosa dan rehabilitasi di ruang rawat inap dilaksanakan, pelayanan dilanjutkan
dengan upaya pelayanan di klinik asuhan siang dan/atau poliklinik rawat jalan.

Pada pemulangan pasien, dibuatkan perencanaan pemulangan yang berisi kegiatan


yang dapat dilakukan di rumah seperti terlihat dalam Formulir. Perencanaan pulang
dievaluasi dan akhirnya pasien dapat dipulangkan sepenuhnya ke masyarakat dan
mendapatkan pelayanan geriatri oleh masyarakat melalui pelayanan rujukan.

a. Petugas Penanggung Jawab: Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

b. Perangkat Kerja
1) Stetoscope
2) Tensimeter
3) Loop
14

4) Senter
5) Status medis

c. Tata Laksana Pelayanan Triase Poli Geriatri.


a. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission ( SPO – Poli
Geriatri).
b. Dokter Spesialis melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap.

N
MU
LA
SA
M.
dr.
AU
RS
15

14. Tata Laksana Pengisian Informed Consent

a. Petugas Penangung Jawab. Dokter Spesialis Penyakit Dalam.


b. Perangkat Kerja. Formulir Persetujuan Tindakan.
c. Tata Laksana Informed Consent.
1) Dokter Spesialis di poliklinik Geriatri yang sedang bertugas menjelaskan
tujuan dari pengisian informed consent pada pasien / keluarga pasien (SPO–
Poli Geriatri) disaksikan oleh perawat.
2) Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat.
3) Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

15. Tata Laksana Transportasi Pasien

a. Petugas Penanggung Jawab. Perawat Poli Geriatri.

N
b. Perangkat Kerja
1) Brandcart

MU
2) Kursi roda
c. Tata Laksana Transportasi Pasien Poli Geriatri
1) Bagi pasien yang memerlukan penggunaan alat transport RSAU dr. M.

Geriatri ( SPO- Poli Geriatri ). LA


Salamun sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi Poli

2) Perawat Poli Geriatri menuliskan data-data (nama pasien ruang rawat inap,
SA
waktu penggunaan & tujuan penggunaan).
3) Perawat Poli Geriatri menghubungi petugas transport.
4) Perawat Poli Geriatri menyiapkan alat medis yang dibutuhkan sesuai dengan
kondisi pasien.
M.
dr.

17. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit

a. Petugas Penanggung Jawab: Perawat Poli Geriatri.


AU

b. Perangkat Kerja:
1) Komputer
2) Telepon
RS

c. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit.


1) Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat Poli Geriatri RSAU dr. M.
Salamun.
2) Isi informasi mencakup :
a) Keadaan umum (kesadaran dan tanda – tanda vital)
b) Peralatan yang diperlukan di Poli Geriatri
c) Kemungkinan untuk dirawat inap.
d) Perawat Poli Geriatri melaporkan pada dokter spesialis Poli Geriatri
serta menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang
diterima.
16

18. Tata Laksana Sistim Rujukan

a. Petugas Penanggung Jawab


1) Dokter Spesialis Poli Penyakit Dalam
2) Perawat Poli Geriatri.
b. Perangkat Kerja
1) Komputer
2) Telepon
3) Alat Tulis
4) Formulir persetujuan tindakan dan rujukan.
c. Tata Laksana Sistim Rujukan Poli Geriatri.
1) Alih Rawat
a) Perawat Poli Geriatri menghubungi poli yang akan dituju sebagai
rujukan.
b) Dokter Spesialis Poli Geriatri memberikan informasi pada dokter

N
konsulan poli yang dituju sebagai rujukan mengenai keadaan umum
pasein ( SPO - Poli Geriatri)

MU
c) Bila tempat telah tersedia di ruangan, perawat Poli Geriatri membawa
pasien ke ruangan yang dituju.
2) Pemeriksaan Diagnostik
a)
LA
Pasien dan keluarga pasien dijelaskan oleh dokter spesialis geriatri
mengenai tujuan pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien
harus mengisi informed consent.
SA
b) Perawat Poli Geriatri menghubungi poli yang dituju sebagai rujukan.
3) Spesimen
a) Pasien dan keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan
spesimen
M.

b) Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent


c) Dokter spesialis geriatri mengisi formulir pemeriksan, dan oleh
perawat selanjutnya diserahkan ke petugas laboratorium.
dr.
AU

BAB V
RS

LOGISTIK

19. Logistik.

Dalam melaksanakan pelayanan poli geriatri mendapatkan dukungan logistik dari


bagian farmasi sesuai dengan permintaan yang dibuat setiap bulan, bentuk logistik yang
dibutuhkan berupa :

a. Obat-obat injeksi
b. Kapas, verban
c. Sarung tangan karet steril
d. Disposable spuit
e. Linen
f. Alkohol
g. Betadine
h. Masker
17

i. Hibiscrub
j. Plester Leukofix

Alat-alat yang mendukung pelayanan geriatri terdapat pada tabel di bawah ini :

N
MU
LA
SA
M.
dr.
AU
RS
18

BAB VI

N
KESELAMATAN PASIEN

MU
20. Pengertian. Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah

a. Asesmen resiko.
LA
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi :
SA
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien.

c. Pelaporan dan analisis insiden.


M.

d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.


dr.

e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


AU

a. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

b. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil


RS

21. Tujuan

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.

b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.

c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit.

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan


Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ).

22. Standar Keselamatan Pasien

a. Hak pasien.

b. Mendidik pasien dan keluarga.


19

c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan


program peningkatan keselamatan pasien.

e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.

f. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.

g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

23. Indikator Mutu. Indikator mutu keamanan pasien meliputi :

a. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) / Adverse Event : Adalah suatu kejadian

N
yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan

MU
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

b.
LA
KTD Yang Tidak Dapat Dicegah/Unpreventable Adverse Event : Suatu KTD
yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir
SA
c. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )/Near Miss : Adalah suatu kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera
M.

serius tidak terjadi karena keberuntungan, pencegahan dan peringanan.

d. Kesalahan Medis / Medical Errors : Adalah kesalahan yang terjadi dalam


dr.

proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera


pada pasien
AU

e. Kejadian Sentinel / Sentinel Event : Adalah suatu KTD yang mengakibatkan


kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat
tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh
RS

yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi (seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.

24. Tata Laksana

a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada


pasien.

b. Melaporkan pada dokter jagaklinik geriatri.

c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga.

d. Mengobservasi keadaan umum pasien.


20

e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden


Keselamatan.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

25. Tindakan yang beresiko terpajan

a. Cuci tangan yang tidak sesuai prosedur


b. Pemakaian Alat Pelindung Diri yang tidak sesuai prosedur

N
c. Identifikasi pasien yang tidak sesuai sebelum tindakan hemodialisa

MU
d. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
e. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
f.
g.
LA
Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
Tehnik sterilisasi peralatan yang kurang tepat.
SA
h. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
i. Melaksanakan tindakan medis dan non medis yang tidak sesuai SPO.
j. Tidak melaksananakan kerjasama dengan fendor teknisi mesin dialisis
M.

k. Tidak melaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga


l. Pemeliharaan mesin, listrik dan air tidak sesuai prosedur
dr.

26. Prinsip Keselamatan Kerja. Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam
AU

kaitan keselamatan kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi
ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi kegiatan –
kegiatan yaitu :
RS

a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang (five moment).

b. Pemakaian alat pelindung diri guna mencegah kontak dengan darah serta
cairan infeksi yang lain.

c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.

d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.

e. Pengelolaan limbah dan sampah sesuai dengan tempatnya.

f. Bekerja sesuai SPO yang berlaku.

g. Teori usap tim PPI RSAU dr. M. Salamun.


21

h. Dilaksanakan Ultraviolet/desinfektan klorin secara rutin.

i. Rikkes secara berkala bagi petugas Klinik Geriatri.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna


mewujudkan keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri.
Pemantauan dan evaluasi harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang
potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Pemantauan
dan Evaluasi mutu dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan dan pelaporan. Indikator

N
yang dibutuhkan dalam pencatatan dan pelaporan antara lain sebagai berikut:

MU
1. Lama Rawat
Lama rawat pasien geriatri rawat inap dengan menerapkan pengkajian paripurna
pasien geriatri adalah 12 jam.

2. Status Fungsional
LA
SA
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk RS sampai saat pemulangan
dengan menggunakan ADL Barthel (Terlampir)

3. Kualitas Hidup
M.

Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrumen yang mampu menilai kualitas
hidup terkait kesehatan dengan menggunakan EQ5D (terlampir)
dr.

4. Rawat inap ulang (rehospitalisasi)


Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pasien ulang dari RS. Perawatan
yang terjadi kembali dalam 30 hari pasca rawat menggambarkan adanya
AU

permasalahan kesehatan yang sesungguhnya yang belum optimal di RS.

5. Kepuasan Pasien
RS

Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang secara sah dapat
mengukur kepuasan pasien yaitu Patients Satisfaction Questioner (PSQ) (terlampir)

Setiap melakukan asuhan awal medis, DPJP harus mendokumentasikan dalam


catatan medis pasien berupa SOAP secara jelas dan menuliskan nama jelas serta tanda
tangan, tanggal dan jam dilakukannya assesmen geriatri.
Setiap melakukan asuhan medis, DPJP harus mendokumentasikan dalam catatan
medis pasien berupa SOAP secara jelas, serta menuliskan nama jelas serta tanda
tangan, tanggal dan jam dilakukannya asesmen geriatri.

Dalam hal rawat bersama, nama DPJP utama tertulis dalam berkas rekam medis
pasien dan label identitas pasien. Apabila ada peralihan DPJP utama, maka label
identitas pasien harus diganti sesuai dengan DPJP utama oleh perawat dengan
melaporkan ke bagian rekam medis dan didokumentasikan di formulir DPJP.
22

BAB IX

PENUTUP

27. Kesimpulan

1. Pedoman pelayanan di Klinik Geriatri merupakan pedoman bagi seluruh


staf di Unit geriatri RSAU dr. M. Salamun dalam memberikan pelayanan dialisis
bagi pasien geriatri.

2. Seluruh anggota Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun harus bekerja sesuai
visi, misi, falsafah, nilai dan tujuan serta SPO di RSAU dr. M. Salamun.

3. Pola ketenagaan dan kualifikasi personel merupakan modal utama


organisasi Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun untuk bekerja secara optimal dan

N
memberikan pelayanan dialisis yang profesional dan memuaskan.

MU
4. Pentingnya diadakannya rapat koordinasi secara berkala sebagai sarana
memecahkan permasalahan di Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun.

5. LA
Pelaporan yang rutin secara berkala merupakan sarana evaluasi pelayanan
kesehatan yang telah diberikan kepada pasien.
SA
28. Saran
M.

Pengembangan jumlah anggota yang bersertifikat secara rutin dan berkala sesuai
kebutuhan serta pengembangan sarana dan prasarana di Klinik Geriatri RSAU dr. M.
Salamun.
dr.

Demikian Pedoman Pelayanan Klinik Geriatri RSAU dr. M. Salamun untuk dapat
digunakan dalam rangka memberikan pelayanan dan keselamatan pasien pada Klinik
AU

Geriatri.

Kepala RSAU dr. M. Salamun,


RS

dr. Asnominanda, SpTHT-KL


Kolonel Kes NRP 513102

Anda mungkin juga menyukai