Anda di halaman 1dari 33

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSUD Labuang Baji

Nomor :
Tanggal :
Tentang : Pemberlakuan Panduan Pelayanan Geriatri Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Provinsi
Sulawesi Selatan

BAB I
DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang
dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di
masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan.
Penghormatan tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus
dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana
diatur dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu wujudnya adalah
tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi roda, lift
khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain dan
layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan
maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah
lansia perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta.
Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan lebih tinggi jika dibanding
dengan angka harapan hidup laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan,
kesehatan, dan program-program terkait, berdampak pada menurunnya angka
kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering
disertai dengan meningkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan
(disability), sehingga diperlukan perawatan dan pengobatan dengan waktu yang
cukup lama, sedangkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah
sakit masih sangat kurang.

B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar ada standar pelayanan kesehatan
bagi lansia yang populasinya sudah semakin meningkat, yaitu :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan;

1
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal
dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita
penyakit atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan
kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini mengajarkan untuk tetap
memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian,
(dalam akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian yang
maksimal, sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang);
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah
disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini tidak sekedar
multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin
dan lintas pelayanan kesehatan.

C. PENGERTIAN
1. Gerontologi: cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan / masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri: orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit
lebih dari 2 (dua) / majemuk / multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani
dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep / pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia
yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan, baik
psikologik, fisiologik, maupun struktur atau fungsi anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan
untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang
normal;
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment /
disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan peranan hidup
secara normal (berhubungan erat dengan usia, jenis kelamin dan faktor-
faktor sosial budaya).

2
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai
aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut
dalam rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
yang rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara
multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.
Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatri atau internis / dokter umum yang
dilatih juga dokter spesialis psikologis, perawat yang telah mendapatkan
pelatihan geriatri, fisioterapi, nutrisionis dan farmasi.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi :
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis Penyakit Mata
4. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf
5. Dokter Spesialis Penyakit THT
6. Dokter Spesialis Penyakit Mata
7. Dokter Spesialis Penyakit Kulit
8. Dokter Spesialis Obgyn
9. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
10. Ruang Rawat Inap
11. Instalasi Rawat Jalan
12. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
13. Unit Pendaftaran/Admisi
14. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
15. Fisioterapi

4
BAB III
KEBIJAKAN

A. Pelayanan pasien Geriatri dirawat di ruang rawat inap I


B. Ketenagaan Tim Pelayanan Geriatri tingkat lengkap terdiri atas:
a. Dokter spesialis penyakit dalam
b. Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
c. Dokter spesialis kesehatan jiwa / psikiater
d. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri
e. Dokter umum
f. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan ketrampilan intelegensia
g. Apoteker
h. Tenaga gizi
i. Fiisioterapis
j. Okupasi terapis
k. Psikolog
l. Pekerja social
C. Pelayanan Geriatri diberikan pada pasien dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pasien dengan usia ≥ 70 tahun
b. Dengan multipatologi (adanya sindroma geriatri)
1. Imobilisasi
2. Infeksi
3. Inanition
4. Incontinensia urine
5. Incontinensia alvi
6. Impairment of hearing, vision, taste
7. Impaction
8. Impecunity
9. Imun deficiency
10. Insomnia
11. Isolation/depresi
12. Instability
13. Intelektual imparment
14. Iatrogenesis
5
15. Impotence

6
BAB III
TATALAKSANA

A. PELAYANAN GERIATRI
Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan pendekatan
interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.
a. Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana adalah Jenis pelayanan Geriatri
paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home care).
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling
sedikit terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam;
b. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
c. dokter;
d. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia;
e. apoteker
f. tenaga gizi;
g. fisioterapis; dan
h. okupasi terapis.
b. Pelayanan Geriatri Tingkat Lengkap adalah Jenis pelayanan Geriatri
paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan kunjungan rumah
(home care).
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling
sedikit terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam;
b. dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi;
c. dokter spesialis kedokteran jiwa / psikiater;
d. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
i. dokter;
j. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia;
k. apoteker
l. tenaga gizi;
7
m.fisioterapis;
n. okupasi terapis;
o. psikolog; dan
p. pekerja sosial
c. Pelayanan Geriatri Tingkat Sempurna adalah Jenis pelayanan Geriatri
paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah
(home care) dan Klinik Asuhan Siang.
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling
sedikit terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam;
b. dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi;
c. dokter spesialis kedokteran jiwa / psikiater;
d. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
e. dokter;
f. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia;
g. apoteker;
h. tenaga gizi;
i. fisioterapis;
j. okupasi terapis;
k. terapis wicara;
l. perekam medis;
m.psikolog; dan
n. pekerja sosial
d. Pelayanan Geriatri Tingkat Paripurna adalah Jenis pelayanan Geriatri
terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan Siang, rawat inap akut, rawat inap
kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri (respite care),
kunjungan rumah (home care) dan Hospice.
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling
sedikit terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam konsultan Geriatri;
b. dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi;
c. dokter spesialis kedokteran jiwa / psikiater;
d. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
e. dokter;
8
f. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia;
g. apoteker;
h. tenaga gizi;
i. fisioterapis;
j. okupasi terapis;
k. terapis wicara;
l. perekam medis;
m.psikolog; dan
n. pekerja sosial

B. Alur Pelayanan Geriatri Tingkat Lengkap

Pasien lanjut usia Rawat Jalan (Poliklnik)


- Asessment dan
konsultasi
- Kuratif
- Intervensi psikososial
Triase di setiap poliklinik /
- Rehabilitasi
IGD

Rawat Inap Akut


- Asessment dan
Asessment geriatri konsultasi
komprehensif oleh tim - Kuratif
terpadu geriatri - Intervensi psikososial:
terapi kelompok
- Psikoedukasi keluarga
- Rehabilitasi
Masalah Geriatri:
- Kondisi medis umum
- Status fungsional Rencana Tatalaksana
Komprehensif oleh Home care / asuhan rumah
- Psikiatri : Status mental,
fungsi kognitif tim terpadu geriatri
- Sosial dan lingkungan

9
C. Prosedur Pelayanan Pasien Geriatri
a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk pasien hanya
didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan
DPJP nya.
b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien
dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan permasalahan
(diagnosanya) dan dilakukan pengisian asessment geriatri oleh salah satu dari
Tim Geriatri sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP
Utama.
c. Pasien dengan usia ≥ 70 tahun dan didapatkan penyakit degeneratif dan
sindrom geriatri, seperti : insomnia, malnutrisi, bedridden / imobilisasi,
inkontinensia urine/alvi, depresi, dellirium, dimensia.

D. Jenis Pelayanan Geriatri


a. Poliklinik Geriatri;
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asessment,tindakan kuratif
sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan,baik dari
masyarakat,puskesmas,maupunantar poliklinik. Tenaga minimal yang
dibutuhkan adalah dokter umum/internis yang telah mendapat kursus
geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism, seorang perawat, dan
seorang petugas sosial medik.
b. Bangsal Geriatri Akut;
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit akut
atau semi akut, antara lain : stroke akut, pneumonia, asidosis, penyakit
jantung kongestif dan lain-lain. Pasien lansia dilakukan asessment,
tindakan kuratif dan rehabilitasi oleh Tim Geriatri.
Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah tempat tidur dan
kompleknya pelayanan yang diberikan,minimal ada tenaga geriatris atau
internis yang mendapat kursus geristri,perawat1 (satu) TT minimal 1
(satu) perawat, tenaga rehabilitasi (FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke
dalam tim tersebut psikolog, nutrision, tenaga farmasi dan tenaga lain
sesuai kebutuhan rumah sakit. Tenaga di bangsal akut ini melayani
konsultasi dari bangsal lain yang membutuhkan.

10
c. Rehabilitasi Medik;
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan medik,
psikososial, edukasional dan vokasional untuk mencapai kemampun
fungsional semaksimal mungkin.
Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan,
sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia
lanjut dalam aspek impairment, disabilitas dan handikap, sehingga
rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan
harus dilaksanakan secepat mungkin sejak pasien masuk sampai pulang
sesuai kebutuhannya.
Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia, tenaga profesional
harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga, baik penyakit yang
menyertai maupun kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.
Banyak instrument untuk menilai kemampuan seorang lansia, salah satu
diantaranya adalah Index Katz yang cukup sederhana dan mudah
diterapkan untuk menilai kemampuan fungsional AKS (Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan prognosis dari
berbagai macam penyakit pada golongan lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah :
1) Bathing
- Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau
dapat melakukan sendiri secara menyeluruh.
- Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh atau tidak dapat mandi sendiri.
2) Dressing
- Mandiri:menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan pakaian
sendiri serta menalikan sepatu sendiri.
- Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
3) Toiletting
- Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai pakaian
dalam,membersihkan kotoran.
- Tergantung : mendapat bantuan orang lain.
4) Transfering
- Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ke tempat
duduk (memakai/tidak memakai alat bantu).
11
- Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.
5) Continence
- Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
- Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya
dengan bantuan manual atau kateter.
6) Feeding
- Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan
memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan
memotong daging daging dan menyiapkan makanan seperti
mengoleskan mentega pada roti).
- Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat
makan sendiri secara parenteral.
Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di atas,
kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yang disebut sesuai
dengan aktivitas yang dikerjakan sendiri, atau disebut juga Index Katz
yang secara berurutan adalah sebagai berikut :
1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;
2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;
3) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi lain;
4) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1 (satu) fungsi
lain;
5) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting” dan 1 (satu)
fungsi lain;
6) Index Katz F : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting,transfering”,
dan 1 (satu) fungsi lain;
7) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam) aktivitas.
d. Bangsal Geriatri Kronis;
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan penyakit
kronis yang memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama dan
memerlukan biaya sangat tinggi mengingat turn over ratenya yang sangat
rendah (sementara ini rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).
e. Pendidikan dan Riset.
Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian pelayanan
geriatri, antara lain : dilaksanakan untuk pendidikan tenaga paramedis,

12
medis, terapis rehabilitasi dan berbagai riset yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan dan pengembangan ilmu geriatri.

E. Assesment Geriatri
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai
aspek medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam
rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang
rasional. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin
dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.

F. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri


- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau
tanpadisertai penyakit akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau
imobilisasi (bedridden);
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care), seperti kesulitan
makan atau berpakaian;
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku
(behavior) dini;
- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis,
gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.

G. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut


- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi);
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

H. Kriteria Pelayanan Lansia


- Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan sehari-
hari, pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan, perawatan
keluarga, kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportas;
- Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;
- Mudah dijangkau;
13
- Memperhatikan kualitas pelayanan.

I. Tata Laksana Assesment Lansia


Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:
- Ditujukan kepada usia lanjut;
- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual;
- Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan;
- Membuat perencanaan;
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

J. Tujuan Assesment Usia Lanjut


a. Menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik;
- Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment), ketidakmampuan
(disabilitas) dan ketidakmampuan sosial (handicap) untuk dapat dilakukan
terapi dan/atau rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang dapat
digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.

K. Proses Assesment Usia Lanjut


a. Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Umur :              th
Status : (1)Menikah (2)Tidak menikah (3)Janda (4)Duda
Agama : (1)Islam (2)Protentas (3)Hindu (4)Katolik (5)Budha
Suku : (1)Jawa (2)Madura (3)lain-lain, sebutkan....
Tingkat pendidikan : (1)Tidak tamat SD (2)Tamat SD (3)SMP (4)SMU
(5)PT (6)Buta huruf
Sumber pendapatan : (1)PNS (2)Wiraswasta (3)Lain-lain.............

14
Keluarga yang dapat dihubungi :
Jumlah Anak Pekerjaan Tempat Tinggal
1.
2.

Kondisi Lingkungan/Rumah :
 Lantai licin/tidak;
 Penerangan cukup/tidak;
 Jarak kamar mandi dengan kamar pasien.
Riwayat Pekerjaan  : ……………………………………………
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1)Nyeri dada (2)Pusing (3)Batuk (4)Panas (5)Sesak (6)Gatal (7)Diare 
(8)Jantung berdebar (9)Nyeri sendi (10)Penglihatan kabur (11) Lain-
lain....................................................
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :
(1)Nyeri dada   (2)Pusin  (3)Batuk (4)Panas   (5)Sesak (6)Gatal (7)Diare 
(8)Jantung berdebar  (9)Nyeri sendi   (10)Penglihatan kabur
Penyakit saat ini :
(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3)Diare
(4)Penyakit kulit (5) Jantung   (6) Mata   (7) DM  (8) Hipertensi
(9)Lain-lain......................................
Kejadian Penyakit 3 bulan terakhir :
(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3) Diare
(4) Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9) Lain-lain ..................................
Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....

15
c. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang Lansia :
(1) Tegap  (2) Membungkuk  (3) Kifosis (4) Skoliosis (5) Lordosis
Tanda-tanda vital
(1) Suhu (2) Tekanan darah (3) Nadi (4) Respirasi (5) Berat badan
(6) Tinggi badan (7) IMT
Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....
d. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala                
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
2) Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………
Penggunaan kacamata : ya/tidak
3) Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
4) Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
16
Gigi geligi : karies/tidak,ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak
5) Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ……………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7) Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon
chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : …………………
8) Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekwensi: ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9) Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak

17
10) Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………
No. Aspek Penilaian Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan postur
normal
2. Berdiri dengan postur
normal (mata tertutup)
3. Berdiri dengan saru kaki Kanan :
Kiri :
4. Berdiri, fleksi trunk, dan
berdiri ke posisi netral
5. Berdiri, lateral dan fleksi
trunk
6. Berjalan, tempatkan salah
satu tumit didepanjari kaki
yang lain
7. Berjalan sepanjang garis
lurus
8. Berjalan mengikuti tanda
gambar pada lantai
9. Berjalan mundur
10. Berjalan mengikuti lingkaran
11. Berjalan dengan tumit

18
No. Aspek Penilaian Keterangan Nilai
12. Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah

Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11) Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan ……………………….
12) Test Koordinasi / Keseimbangan
Intepretasi : ……………
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas dengan a 42-54 : Melakukan aktifitas
lengkap dengan lengkap
3 : Sedikit bantuan (untuk a 28-41 : Sedikit bantuan (untuk
keseimbangan) keseimbangan)
2 : Dengan bantuan sedang a 14-27 : Dengan bantuan sedang
s/d maksimal s/d maksimal
1 : Tidak mampu melakukan a < 14 : Tidak mampu melakukan
aktifitas aktifitas

13) FrekwensiKunjungan Keluarga :


1 kali/bulan;2 kali/bulan; Tidak pernah
14) Pengkajian Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I : - Apakah klien mengalami susah tidur ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Apakah klien murung atau menangis sendiri ?
- Apakah klien sering was-was ?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap IIjika jawaban “ya” 1 atau lebih;
Pertanyaan Tahap II : - Keluhan lebih dari 3 bulan ?
- Lebih dari 1 bulan ?
- 1 kali dalam satu bulan ?

19
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Ada gangguan/masalah dengan orang lain?
- Menggunakan obat tidur atau penenang atas
anjuran dokter ?
- Cenderung mengurung diri ?
Jika jawaban ”ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka masalah
emosional ada atau ada gangguan emosional.
Kesimpulan : ……………………………………………………....
15) Identifikasi Aspek Kognitif
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : ……………………………………………………....
16) Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
Kebiasaan Merokok : >3 batang sehari
< 3 batang sehari
Tidak merokok
Kebiasaan Minum Alkohol :(1) Tidak pernah(2) Sering
Minum Kopi : (1) Tidak (2) Ya :1 gelas/hari
2 gelas/ hari
lebih 3 gelas/hari
17) Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut
Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat  :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
- Sudah tahu dan jelas
- Tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada
usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
20
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia lanjut:
- Sudah tahu dan jelas                             
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Tidak tahu
18) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari :
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekwensi makan : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan
Makanan tambahan : - Dihabiskan
- Tidak dihabiskan
- Kadang-kadang dihabiskan
Pola Pemenuhan Cairan
Frekwensi minum : < 3 gelas sehari
> 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
-Takut kencing malang hari
-Tidak haus
-Persediaan air minum terbatas
-Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman : - Air putih
- Teh
- Kopi
- Susu
- Lainnya, ……………..
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah Waktu Tidur : < 4 jam
4-6 jam
> 6 jam
21
Gangguan Tidur berupa : - Insomnia
- Sering terbangun
- Sulit mengawali
- Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :
- Santai
- Diam Saja    
- Ketrampilan
- Kegiatan Keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
2 kali sehari
Lainnya, ………………….
Konsisitensi : - Encer
- Keras
- Lembek
Gangguan BAB : - Inkontinensia alvi
- Konstipasi
- Diare
- Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK : 1-3 kali sehari
4-6 kali sehari
> 6 kali sehari
Warna Urine : - Kuning
- Jernih
- Putih Jernih
- Kuning Keruh
Gangguan BAK : - Inkontinensia Urine
- Retensi Urine
Pola Aktifitas
Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan :
- Membantu kegiatan dapur
- Berkebun
- Pekerjaan rumah tangga
22
- Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
< 1 kali sehari
Memakai Sabun:(1) ya(2) tidak
Sikat Gigi : 1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah, alasan …………………………
Menggunakan pasta gigi:(1) ya(2) tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari
> 1 kali sehari
Tidak ganti
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari(Indeks Barthel)
Skor
Dengan
No. Kriteria Mandiri yang Keterangan
Bantuan
Didapat
1. Makan 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
2. Minum 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
3. Berpindah dari kursi 5-10 15
roda ke tempat tidur,
atau sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 0 5 Frekuensi
muka, menyisir rambut,
gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)

23
Skor
Dengan
No. Kriteria Mandiri yang Keterangan
Bantuan
Didapat
6. Mandi 5 15 Frekuensi
7. Jalan di permukaan 0 5
datar
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:
Konsistensi:
11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :
Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Jenis :
Frekuensi :
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Jenis :
waktu luang Frekuensi :
Jumlah :
Interpretasi :
: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
130 : Mandiri
Kesimpulan : ……………………………………………………

L. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda.
Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan
bertambahnya usia atau memang ada suatu proses patologi sebagai
penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit pada lansia yang sering
dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS”, yang terdiri dari :
1. Sindroma Serebral;
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut,
dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap
perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain,
misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi jantung,

24
bahkan fungsi otak yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem
otonom).
2. Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang
ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan
kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya
disorientasi.
Gambaran klasik penderita konfusio yaitu :
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun saat
diperiksa;
b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis intrepretasi;
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia, tetapi
siang hari tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.
Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari.
Secara garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4
(empat) golongan,yaitu :
a. Dementia degeneratif primer 50-60%;
b. Dementia multi-infark 10-20%;
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%;
d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.
Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM=MMSE= Mini Mental
State Examination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? intelek sedang
(bila tidak ada telepon, jalan apakah 8 – 10 kesalahan = gangguan
rumah Bapak/Ibu?)
25
Daftar Pertanyaan Penilaian
5. Berapa umur Bapak/Ibu? intelektual berat
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal,
bulan tahun)
7. Siapakah nama gubernur kita?
(walikota/lurah/camat) Bila penderita tidak pernah
8. Siapakah nama gubernur sebelum sekolah, nilai kesalahan
ini? (walikota/lurah/camat) diperbolehkan + 1 dari nilai di
9. Siapakah nama gadis Ibu anda? atas.
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari 20 Bila penderita sekolah lebih dari
SMA kesalahan yang
diperbolehkan -1 dari atas.
Dari : Folstein,1990
3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf
otonom pada usia lanjut adalah :
- Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada
neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin
terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin
asetilase.Hal ini cenderung menurunkan fungsi otonom.
4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita
lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari,
dalam jumlah dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah
gangguan kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi;
I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;
P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri.
5. Jatuh (The True Geriatric Giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia :
26
a. Faktor Intrinsik;
- Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;
- Penurunan visus dan pendengaran;
- Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek postural karena
proses menua.
b. Faktor Ekstrinsik
- Obat-obatan yang diminum;
- Alat-alat bantu berjalan;
- Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama;
b. Nyeri kepala dan atau vertigo;
c. Hipotensi orthostatic;
d. Obat-obatan;
e. Proses penyakit yang spesifik;
f. Idiopatik;
g. Sinkope.
Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada
lansia :
a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidak stabil,
atau tergeletak di bawah;
b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;
c. Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang;
- Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;
- Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal / menekuk
pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah
tergeser;
- Lantai yang licin atau basah;
- Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan);
- Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara
penggunaannya.
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain :
a. Aktivitas;
Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas
biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga, dan mengganti posisi.
27
b. Lingkungan;
Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik
tangga.
c. Penyakit Akut.

Pencegahan Jatuh :
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain :
a. Identifikasi Faktor Risiko;
Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik,neurologik,muskuloskeletal
dan penyakit sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga
keadaan lingkungan,obat-obatan dan alat bantu jalan.
b. Penilaian keseimbangan gaya berjalan;
Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam melakukan
gerakan pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan dan kekuatan
otot ekremitas bawah lansia.
c. Mengatur/mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan
pemeriksaan rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan dapat dicegah
dengan perbaikan lingkungan. Aaktivitas fisik dapat dibatasi sesuai
kondisi kesehatan lansia.
6. Kelainan pada Tulang Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma
geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.
7. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya penekanan
pada suatu area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan
sirkulasi darah setempat.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan
tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya : daerah sakrum,

28
daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit
dan siku.
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:
 Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada
epidermis,kemerahan/eritema indurasi atau lecet;
 Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan
lemak subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal,dengan tepi yang
jelas dan perubahan warna pigmen kulit;
 Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan
dan menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-otot.Sudah mulai
didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
 Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak tulang di
daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
Faktor-faktor penyebab dekubitus :
a. Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);
- Status gizi;
- Anemia;
- Hipoalbuminemia;
- Penyakit-penyakit neurologik;
- Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor Ekstrinsik.
- Kebersihan tempat tidur;
- Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;
- Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu
sikap tertentu.
Pengelolaan Dekubitus :
a. Dekubitus Derajat I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi
lotion, kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan syarat-
syarat aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek dengan es
dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang
sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga merangsang
29
tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini jangan
terlalu sering karena malah dapat merusakkan pertumbuhan jaringan
yang diharapkan.
c. Dekubitus Derajat III;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir
keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga
permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
d. Dekubitus Derajat IV.
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik
yang ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi.Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha
ini,dengan tujuan mengurangi perdarahan.Setelah jaringan nekrotik
dibuang dan luka bersih,penyembuhan luka secara alami dapat
diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan
oksigenasi pada daerah luka,tindakan dengan ultrasono untuk membuka
sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai transplantasi kulit
setempat.
Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus
Sko Tanggal
Nama Penderita
r
Kondisi Fisik Umum : Aaaaaaa Aaaaaa Aaaaaaa
- Baik 4 a
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran :
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktivitas :
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3

30
Sko Tanggal
Nama Penderita
r
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas :
- Bergerak Bebas 4
- Sedikit Terbatas 3
- Sangat Terbatas 2
- Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia :
- Tidak 4
- Kadang-kadang 3
- Sering Inkontinensia Urine 2
- Inkontinensia Alvi dan 1
Urine
Skor Total
Skor Total ≤ 14

31
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Assesment Medis Geriatri


2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri

Makassar, 23 September 2021


Direktur RSUD Labuang Baji

Drg. Abdul Haris Nawawi, M.Kes.


Nip. 19630624 199402 1 001

32

Anda mungkin juga menyukai